KARAKTERISTIK POMPA
56
57
keluar dari jalinan di pusat, terbentuklah suatu vakum parsial yang menarik fluida ke
dalam ruang Inlet. Fluida terjebak antara gigi luar dan rumah pompa sehingga terjadi
transfer fluida yang kontinu dari ruang Inlet ke ruang Outlet dimana fluida dibuang
ke sistem. Secara khusus, pompa gir digunakan pada tekanan sampai kurang lebih
150 bar dan kapasitas sekitar 150 gpm (6751 menit -1). Efisiensi volumetric pompa gir
sebesar 90%. Ada beberapa variasi pompa gir dasar, gir telah diganti dengan cuping
(Lobes) yang menghasilkan pompa yang dinamakan pompa cuping. Gambar 2.9a
adalah variasi lain yang dinamakan pompa gir internal, dimana sebuah roda gir yang
digerakkan dari luar dihubungkan dengan gir internal yang lebih kecil, dengan
pemisahan fluida ketika gir saling melepas kulit, yang dilakukan oleh sebuah cetakan
berbentuk bulan sabit. Variasi lain dari pompa itu adalah pompa gerotor yang
ditunjukkan pada Gambar 2.9b, dimana cetakan bulan sabit dikeluarkan dengan
menggunakan sebuah gir internal dengan satu gigi kurang dibandingkan roda gir
luar. Pompa gir internal beroperasi pada kapasitas dan tekanan yang lebih rendah
(biasanya 70 bar) dibandingkan jenis pompa lain.
lebih sederhana, lebih terandalkan, dan lebih murah. Kapasitas pompa dikontrol
dengan mengubah sudut pelat Swash semakin besar sudutnya, semakin besar pula
kapasitasnya. Dengan pelat Swash vertikal, kapsitasnya adalah nol dan aliran bahkan
dapat dibalik. Sudut pelat Swash (dan kapasitas pompa) dengan mudah dapat
dikontrol dari jauh dengan penambahan silinder hidrolik terpisah. Kapasitas pompa
dapat diatur dengan mengubah sudut poros penggerak. Pompa piston mempunyai
efisiensi Volumetric yang sangat tinggi (lebih dari 98%) dan dapat digunakan pada
tekanan hidrolik yang paling tinggi.
kapasitas pada titik efisiensi puncak. Efisiensi mencapai puncaknya pada sekitar 50
gal/menit laju aliran. Sebagai tingkat debit di gal/menit meningkat, head drop
dikembangkan. Brake hp meningkat, seperti yang diharapkan dengan laju aliran
(Geankoplis, 1993).
Fitting adalah salah satu komponen pemipaan yang memiliki fungsi untuk
merubah, meyebarkan, membesar atau mengecilkan aliran. Adapun jenis-jenis fitting
antara lain:
1. Elbow
Siku dalam sistem perpipaan digunakan untuk mengubah arah aliran Fluida dengan
menyambungkan sebuah pipa dengan pipa yang lain. Siku adalah pipa Fitting
dipasang antara dua batang pipa atau tabung untuk memungkinkan perubahan
arah,biasanya 90 ° atau 45
5. Dop Cap
Digunakan untuk menutup saluran pada ujung pipa dalam suatu rangkaian instalasi
pipa.
6. Socket
Digunakan untuk memperpanjang pipa atau bisa juga digunakan untuk menyambung
pipa lurus
63
(Karwan, 2013).
Pada fluida real terjadi kehilangan energi dan juga koefisien distribusi kecepatan,
karena distribusi kecepatan pada fluida sesungguhnya tidak seragam. Head losses
dibedakan menjadi dua macam, yaitu Major losses dan Minor losses. Belokan pipa
menyebabkan hilangnya energi pada aliran yang cukup besar, hal ini dikarenakan pada
belokan terjadi pemisahan aliran dab turbulensi. Kerugian pada belokan semakin
meningkat dengan bertambah besarnya sudut belokan. Sudut belokan adalah sudut
antara saluran arah masuk aliran terhadap negatif saluran arah keluar aliran. Losses yang
terjadi pada belokan disebabkan oleh adanya aliran sekunder (pusaran ganda). Ketika
fluida bergerak pada belokan pipa, muncul gaya sentrifugal yang bekerja pada partikel-
partikel fluida. Gaya sentrifugal yang terjadi sebanding dengan kecepatan fluida. Karena
kecepatan fluida yang tidak seragam, semakin besar mendekati pusat dan semakin
mengecil mendekati dinding, maka gaya sentrifugal yang bekerja pada tengah arus jauh
lebih besar daripada gaya sentrifugal pada lapisan batas (Ubaedillah, 2009).
- Head Loss Mayor
Kerugian aliran yang disebabkan oleh adanya gesekan antara fluida dengan dinding
saluran pipa lurus. Besarnya Head loss mayor dapat dihitung menggunakan persamaan
Darcy-Weysbah sebagai berikut:
2
L V
H l=f⋅ ⋅
D 2⋅g ……………………………
(4.1)
Dimana:
f = koefisien kerugian gesek
L= panjang pipa (m)
64
ν
=kecepatan aliran fluida
( ms )
m
g=percepatan gravitasi
(s )2
Dimana:
f=koefisien kerugian gesek
ν
=kecepatan aliran fluida
( ms )
m
g=percepatan gravitasi
(s )2
(Pratikno, 2010).
Energi mekanik yang ada pada suatu sistem melibatkan energi kinetik, energi
potensial gravitasi, dan energi potensial elastis. Oleh karena itu energi mekanik sebuah
sistem dapat diubah oleh gaya luar (eksternal) yang bekerja pada sistem, maka
persamaan energi mekanik dapat dituliskan
(Geankoplis,
1993).
Untuk menentukan efisiensi dari alat tertenu dapat digunakan rumus:
w
w s
p η …………………………………...(4.5)
Dimana:
wp = kerja yang diberikan dari listrik ke pompa
2
V
hf Kf x 1
2 ……..…........…………………….(4.11)
Fh c h v h f h ex
………………...……….(4.12)
66
- Pada saat yang bersamaan, membuka Valve tangki Supply (Valve Ke Vessel
dalam keadaan tertutup) dan mencatat waktu yang diperlukan KWH-meter
selama 3 kali putaran
- Pada saat pompa dalam keadaan berjalan, mencatat tekanan dan ketinggian air
raksa pada manometer pipa U dan Pressure Gauge (manometer)
- Mencatat ketinggian air yang dipindahkan ke tangka Supply
- Mengulangi langkah-langkah di atas sebanyak 2 kali Run dengan bukaan
Valve sesuai variabel (berbeda-beda).
71
Keterangan gambar:
1. tangki Supply 6. saklar pompa
2. pompa 7. Gate Valve
B. Karakteristik pompa
Tabel 4.2. Data pengamatan karakteristik pompa
Pressure ∆H pipa
Bukaan Valve t air h air V air
gauge U
(putaran) (detik) (m) (m3)
(psig) (m)
45,58 14,080 0,06 0,015 0,008
1
45,90 14,080 0,063 0,016 0,001
50,85 23,468 0,055 0,014 0,014
1,5
51,61 23,468 0,061 0,015 0,015
65,34 23,468 0,088 0,022 0,013
2
68,84 23,468 0,087 0,002 0,014
68,98 23,468 0,087 0,022 0,020
2,5
71,28 23,468 0,082 0,020 0,022
75
h air t V air
Q rata-rata 2850 Q rata-rata 1750
rata-rata rata-rata rata-rata
3
(m3/s) (m3/s)
(m) (s) (m )
4.9. Grafik
77
980,000
960,000 f(x) = 183.69 x
940,000 R² = 1
920,000
Daya Poma (Wp)
900,000
880,000
860,000
840,000
820,000
800,000
780,000
4,400 4,500 4,600 4,700 4,800 4,900 5,000 5,100 5,200 5,300 5,400
Laju Alir (gal/menit)
9.5
9.4
R² = 0.13
9.2
9.1
8.9
5 505 1,005 1,505 2,005 2,505 3,005 3,505
Laju Alir (gal/menit)
Grafik 4.4. Hubungan laju alir dengan beda tekan pada pompa
120,000,000
100,000,000
Beda Tekanan P (N/m2)
60,000,000
40,000,000
20,000,000
0
1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6
Laju Alir (gal/menit)
Grafik 4.3. Hubungan laju alir dengan beda tekan pada pompa
79
160,000
140,000 f(x) = − 40312.6 x + 183514.3
R² = 0.86
120,000
Wp/ s (Hp/ s)
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
0
0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6
Bukaan Valve
4.10. Pembahasan
- Adapun hubungan antara laju alir dengan efisiensi yaitu semakin tinggi
laju alir (Q) maka semakin tinggi pula efisiensinya. Pada percobaan diperoleh
bahwa pada keadaan puncaknya atau keadaan tertentu efisiensinya menurun.
Padaηo =¿ 9,1 % diperoleh hasil Qo sebesar 3,191 gal/menit, dan Padaηt = 9,4 %
diperoleh hasil Qt sebesar 2,191 gal/menit. Hal ini disebabkan karena
kemampuan pompa telah mencapai puncaknya, atau ketika pompa diberikan
laju yang lebih besar maka energi yang dibutuhkan semakin besar karena
kinerja pompa yang hanya sampai batas tertentu maka efisiensinya menurun.
- Hubungan antara daya pompa dan laju alir secara teori yaitu makin besar
laju alir (Q) maka daya pompa akan semakin besar pula. Pada percobaan data
yang diperoleh adalah sebagai berikut, Qo sebesar 3,191 gal/menit dan daya
pompa sebesar 682,754 hp dan Qt 2,913 gal/menit dan daya pompa sebesar
650,909 hp. Dengan demikian berdasarkan data yang diperoleh semakin besar
laju alir maka daya pompa yang didapat akan semakin besar hal ini sesuai
dengan teori.
- Hubungan antara tinggi tekan terhadap laju alir secara teori disebutkan
bahwa makin besar laju alir (Q) maka tinggi tekan (H) akan semakin kecil.
Pada percobaan diperoleh Qo sebesar 3,191 gal/menit dan tinggi tekan sebesar
9,928 m dan Qt sebesar 2,913 gal/menit dan tinggi tekan sebesar 16,549 m.
Pada keadaan puncaknya atau keadaan tertentu efisiensinya menurun. Hal ini
dikarenakan masuknya udara membentuk gelembung udara pada perpipaan
sehingga mengurangi akurasi pembacaan saat akan mencatat perbedaan.
- Hubungan antara besar bukaan dan daya pompa persatuan waktu secara teori
yaitu semakin semakin besar bukaan maka daya pompa persatuan waktu
(Wp/s) akan semakin kecil, pada percobaan ini garis trend pada grafik
mengalami kenaikan pada bukaan ke 1 diperoleh 149,924 hp/s, pada bukaan
1,5 diperoleh 119,682 hp/s, pada bukaan 2 diperoleh 89,449 hp/s, pada bukaan
2,5 diperoleh 92,814 hp/s. Berbanding lurus pada grafik daya pompa hal ini
sesuai dengan teori.
81
4.11. Kesimpulan
- Hubungan antara laju alir terhadap efisiensi adalah terbalik
- Hubungan antara laju alir terhadap daya pompa adalah berbanding lurus.
- Hubungan antara laju alir dengan tinggi tekan adalah berbanding lurus.