Anda di halaman 1dari 26

BAB IV

KARAKTERISTIK POMPA

4.1. Tujuan Percobaan


- Menentukan hubungan antara efisiensi kerja pompa terhadap laju alir
- Menentukan hubungan antara daya pompa terhadap laju alir
- Menentukan hubungan antara tinggi tekan terhadap laju alir.
4.2. Tinjauan Pustaka
Secara umum, pompa atau yang sering disebut mesin fluida dalam kehidupan
sehari-hari digunakan untuk menambah atau memberikan energi pada fluida. Pada
pompa terdapat dua kategori pemindahan fluida yaitu dengan perpindahan statik
(perpindahan positif) dan dinamik. Perpindahan statik yaitu mendorong fluida ke dalam
atau ke luar ruang (Chamber) dengan mengubah volume ruang. Terjadi kenaikan
tekanan dan terjadi suatu kerja yang merupakan hasil utama gaya statik jika
dibandingkan dengan efek yang dihasilkan oleh gaya dinamik. Sedangkan utnuk
perpindahan dinamik memiliki sejumlah sudu, ember (Buckets), saluran aliran, atau
laluan (Passage) yang terpasang di sekeliling sumbu perputarannya membentuk suatu
rotor. Putaran rotor menghasilkan efek dinamik yang memberikan energi pada fluida
atau mengambil energi dari fluida (Burce, 2006).
Pompa digunakan dalam berbagai aplikasi industri dan perumahan. Peralatan
pemompaan sangat beragam, bervariasi dalam jenis, ukuran dan bahan konstruksi. Ada
perkembangan baru yang signifikan di bidang peralatan pompa yang digunakan untuk
mentransfer cairan dari tekanan rendah ke tekanan tinggi dalam sistem ini, cairan akan
bergerak ke arah yang berlawanan karena perbedaan tekanan (Manjunatha, 2015).
Pada dasarnya terdapat jenis-jenis pompa perpindahan positif, yaitu:
1. Pompa Gir (Roda gigi)
Pompa yang hanya mempunyai dua bagian yang bergerak adalah pompa gir. Pompa
ini terdiri dari bagian-bagian yang tidak bergerak bolak balik, bergerak dengan
kecepatan konstan, dan menghasilkan gaya Uniform. Konstruksi internalnya hanya
terdiri dari dua roda gir berdekatan yang saling mengunci dan berputar. Ketika gigi

56
57

keluar dari jalinan di pusat, terbentuklah suatu vakum parsial yang menarik fluida ke
dalam ruang Inlet. Fluida terjebak antara gigi luar dan rumah pompa sehingga terjadi
transfer fluida yang kontinu dari ruang Inlet ke ruang Outlet dimana fluida dibuang
ke sistem. Secara khusus, pompa gir digunakan pada tekanan sampai kurang lebih
150 bar dan kapasitas sekitar 150 gpm (6751 menit -1). Efisiensi volumetric pompa gir
sebesar 90%. Ada beberapa variasi pompa gir dasar, gir telah diganti dengan cuping
(Lobes) yang menghasilkan pompa yang dinamakan pompa cuping. Gambar 2.9a
adalah variasi lain yang dinamakan pompa gir internal, dimana sebuah roda gir yang
digerakkan dari luar dihubungkan dengan gir internal yang lebih kecil, dengan
pemisahan fluida ketika gir saling melepas kulit, yang dilakukan oleh sebuah cetakan
berbentuk bulan sabit. Variasi lain dari pompa itu adalah pompa gerotor yang
ditunjukkan pada Gambar 2.9b, dimana cetakan bulan sabit dikeluarkan dengan
menggunakan sebuah gir internal dengan satu gigi kurang dibandingkan roda gir
luar. Pompa gir internal beroperasi pada kapasitas dan tekanan yang lebih rendah
(biasanya 70 bar) dibandingkan jenis pompa lain.

Gambar 4.1. Pompa Gir Gambar 4.2. Pompa Cuping


58

Gambar 4.3. Bentuk-Bentuk Lain Pompa Gir


2. Pompa Baling-Baling
Pompa ini menonjolkan cincin Cam Elips bersama dengan dua Port Inlet dan dua
Port Outlet. Pembebanan tekanan tetap berlangsung dalam baling-baling, tetapi
kedua belahan pompa yang identik menciptakan gaya yang sama namun berlawanan
pada rotor, yang mengakibatkan gaya neto nol dalam poros dan bantalan. Pompa
baling-baling yang seimbang memiliki usia layanan lebih lama, dibandingkan pompa
baling-baling tak seimbang yang sederhana. Pompa baling-baling dengan kapasitas
yang dapat diatur, yang ditentukan oleh hubungan posisi antara rotor dan Casing
dalam, dengan posisi Casing dalam diatur oleh sebuah sekrup eksternal.

Gambar 4.4. Pompa Baling-Baling


3. Pompa Piston
Pompa terdiri dari beberapa piston kosong di dalam balok silinder stasioner. Tiap
piston mempunyai Inlet berbeban pegas dan katup Outlet. Karena cam dalam
berputar, maka fluida pun ditransfer secara relatif halus dari port Inlet ke port Outlet.
Susunan ini tidak membutuhkan banyak katup Inlet dan Outlet dan oleh sebab itu
59

lebih sederhana, lebih terandalkan, dan lebih murah. Kapasitas pompa dikontrol
dengan mengubah sudut pelat Swash semakin besar sudutnya, semakin besar pula
kapasitasnya. Dengan pelat Swash vertikal, kapsitasnya adalah nol dan aliran bahkan
dapat dibalik. Sudut pelat Swash (dan kapasitas pompa) dengan mudah dapat
dikontrol dari jauh dengan penambahan silinder hidrolik terpisah. Kapasitas pompa
dapat diatur dengan mengubah sudut poros penggerak. Pompa piston mempunyai
efisiensi Volumetric yang sangat tinggi (lebih dari 98%) dan dapat digunakan pada
tekanan hidrolik yang paling tinggi.

Gambar 4.5. Pompa Piston


4. Pompa Kombinasi
Pompa P1 merupakan pompa bervolume rendah bertekanan tinggi, sementara pompa
P2 merupakan pompa bertekanan rendah bervolume besar. Sehubungan dengan ini
terdapat dua katup buang RV1 dan RV2 dan sebuah katup pemeriksa satu arah yang
memungkinkan aliran dari kiri ke kanan, tetapi menahan aliran dalam arah
sebaliknya. Sebuah katup normal (tekanan tinggi) digunakan diposisi RV 1, tetapi
katup buang RV2 dioperasikan tidak oleh tekanan di titik X, melainkan dari jauh oleh
tekanan di titik Y (Andrew, 2003).
60

Gambar 4.6. Pompa Kombinasi


Jenis pompa dinamik yaitu:
Industri proses biasanya menggunakan pompa sentrifugal. Ukuran pompa
sentrifugal sekitar 0,004-380 m3/min (1-100.000 gal/menit). Tekanan Discharge dari
kecil sampai 500 kPa. Bentuknya sangat sederhana terdiri dari impeller yang berada
didalam Casing. Cairan masuk pompa secara aksial pada titik 1 di Suction dan
kemudian masuk melalui putaran impeller dan berputar secara radial. Pada
penyebarannya secara radial, cairan masuk saluran diantara van pada titik 2 dan
mengalir pada periphery dari impeller. Cairan terkumpul diruang 4 dan mengalir keluar
Discharge pompa pada ruang 5. Rotasi impeller memberikan High Velocity head ke
fluida, yang diubah ke tekanan head sebagai cairan yang lewat kedalam ruang Volute
dan keluar ke Discharge.

Gambar 4.7. Pompa Sentrifugal

Gambar 4.8. Kurva Karakteristik Satu Tahap Pompa Sentrifugal


Kurva karakteristik untuk satu tahap pompa sentrifugal khas beroperasi pada
kecepatan konstan diberikan, kebanyakan pompa biasanya dinilai atas dasar kepala dan
61

kapasitas pada titik efisiensi puncak. Efisiensi mencapai puncaknya pada sekitar 50
gal/menit laju aliran. Sebagai tingkat debit di gal/menit meningkat, head drop
dikembangkan. Brake hp meningkat, seperti yang diharapkan dengan laju aliran
(Geankoplis, 1993).
Fitting adalah salah satu komponen pemipaan yang memiliki fungsi untuk
merubah, meyebarkan, membesar atau mengecilkan aliran. Adapun jenis-jenis fitting
antara lain:
1. Elbow
Siku dalam sistem perpipaan digunakan untuk mengubah arah aliran Fluida dengan
menyambungkan sebuah pipa dengan pipa yang lain. Siku adalah pipa Fitting
dipasang antara dua batang pipa atau tabung untuk memungkinkan perubahan
arah,biasanya 90 ° atau 45

Gambar 4.9. Elbow 45 °


2. Reducer
Jenis ini memiliki sudut kemiringan yang membentuk aliran semakin horisontal,
karena itu jenis ini untuk mengalirkan fluida secara horisontal dan menghilangkan
aliran bebas dari suatu gas.

Gambar 4.10. Reducer


3. Tee
Jenis ini memiliki aliran Line dan Brunch. Pada aliran Brunch sering dijumpai
ukuran mengecil saat keluar ataupun sama dengan ukuran masuk. Jenis ini banyak
dijumpai dan tidak susah untuk dicari, selain mudah jenis ini ekonomis dan tidak
mudah terkikis
62

Gambar 4.11. Tee


4. Cross
Biasa juga disebut dengan sambungan empat arah (4-Way Fittings). Sambungan
silangmemiliki satu masukan (Inlet) dan tiga keluaran (Outlet) atau
sebaliknya.Sambungan silang dapat menghasilkan tegangan yang besar pada pipa
dan perubahan temperatur, karena Fitting silang merupakan titik pertemuan empat
koneksi saluran

Gambar 4.12. Cross

5. Dop Cap
Digunakan untuk menutup saluran pada ujung pipa dalam suatu rangkaian instalasi
pipa.

Gambar 4.13. Dop Cap

6. Socket
Digunakan untuk memperpanjang pipa atau bisa juga digunakan untuk menyambung
pipa lurus
63

Gambar 4.14. Socket

(Karwan, 2013).

Pada fluida real terjadi kehilangan energi dan juga koefisien distribusi kecepatan,
karena distribusi kecepatan pada fluida sesungguhnya tidak seragam. Head losses
dibedakan menjadi dua macam, yaitu Major losses dan Minor losses. Belokan pipa
menyebabkan hilangnya energi pada aliran yang cukup besar, hal ini dikarenakan pada
belokan terjadi pemisahan aliran dab turbulensi. Kerugian pada belokan semakin
meningkat dengan bertambah besarnya sudut belokan. Sudut belokan adalah sudut
antara saluran arah masuk aliran terhadap negatif saluran arah keluar aliran. Losses yang
terjadi pada belokan disebabkan oleh adanya aliran sekunder (pusaran ganda). Ketika
fluida bergerak pada belokan pipa, muncul gaya sentrifugal yang bekerja pada partikel-
partikel fluida. Gaya sentrifugal yang terjadi sebanding dengan kecepatan fluida. Karena
kecepatan fluida yang tidak seragam, semakin besar mendekati pusat dan semakin
mengecil mendekati dinding, maka gaya sentrifugal yang bekerja pada tengah arus jauh
lebih besar daripada gaya sentrifugal pada lapisan batas (Ubaedillah, 2009).
- Head Loss Mayor
Kerugian aliran yang disebabkan oleh adanya gesekan antara fluida dengan dinding
saluran pipa lurus. Besarnya Head loss mayor dapat dihitung menggunakan persamaan
Darcy-Weysbah sebagai berikut:
2
L V
H l=f⋅ ⋅
D 2⋅g ……………………………
(4.1)
Dimana:
f = koefisien kerugian gesek
L= panjang pipa (m)
64

D=diameter dalam pipa (m)

ν
=kecepatan aliran fluida
( ms )
m
g=percepatan gravitasi
(s )2

- Head Loss Minor


Kerugian aliran yang disebabkan oleh adanya gesekan yang terjadi pada komponen
tambahan (asesoris) seperti Elbow, katup, Fitting, dan lain sebagainya sepanjang jalur
perpipaan. Besarnya Head loss minor tergantung dari koefisien tahanan (f) asesoris
yang digunakan.
2
V
H=f⋅
2⋅g ………………………………………............
(4.2)

Dimana:
f=koefisien kerugian gesek

ν
=kecepatan aliran fluida
( ms )
m
g=percepatan gravitasi
(s )2

(Pratikno, 2010).
Energi mekanik yang ada pada suatu sistem melibatkan energi kinetik, energi
potensial gravitasi, dan energi potensial elastis. Oleh karena itu energi mekanik sebuah
sistem dapat diubah oleh gaya luar (eksternal) yang bekerja pada sistem, maka
persamaan energi mekanik dapat dituliskan

∑ E awal=∑ E akhir …………………………………


(4.3)
(Ali, 2007).
1 2 p p
(υ 2av  υ1av
2
)  g(z 2  z1 )  2 1  ΣF  Ws  0
2α ρ ……………………(4.4)
65

(Geankoplis,
1993).
Untuk menentukan efisiensi dari alat tertenu dapat digunakan rumus:
w
w  s
p η …………………………………...(4.5)

Dimana:
wp = kerja yang diberikan dari listrik ke pompa

ws = kerja yang diberikan dari pompa ke liquid


Daya untuk pompa dapat dirumuskan:
W p ×m W s×m
= =−
Brake kW 1000 η×1000 …………………………...
(4.6)

Persamaan untuk Sudden enlargement losses:


A2 2
K ex  (1  )
A1 …………………………………….(4.7)
2
V
h ex  K ex x 2
2 ………………………………….(4.8)

Persamaan untuk Sudden contraction losses:


A2
K C  0,05x(1  )
A1 …………....…………….…...(4.9)
2
V
hC  KC x 2
2 ………...........…………………….(4.10)

Persamaan Losses in fitting dan Valves:

2
V
hf  Kf x 1
2 ……..…........…………………….(4.11)

Persamaan untuk mencari Friction losses:

Fh c  h v  h f  h ex
………………...……….(4.12)
66

Persamaan untuk mencari Friction di dalam pipa lurus:


ε
D ……….................................………...….(4.13)
(Geankoplis,
1993).
Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang membedakan suatu
aliran seperti aliran laminar, aliran turbulen, transisi. Bilangan Reynolds dapat
dirumuskan sebagai berikut:
νdρ νd 4 q ………………………..(4.14)
Re= = =
μ ν π vD
Dimana:
ν=kecepatan rata-rata (m/s)
d=diameter pipa (m)
ν =viskositas kinematic fluida (m2/s) atau ν = μ / ρ
ρ =densitas massa fluida (kg/m3)
μ =viskositas dinamik fluida (N.det/m2)
q=debit(m3/s)
(Yuspian,
2017).
Valve atau katup adalah sebuah alat untuk mengatur aliran suatu fluida dengan
menutup, membuka atau menghambat laju aliran fluida. Bebeberapa macam katup yang
sering digunakan adalah sebagai berikut:
1. Globe Valve
Digunakan untuk mengontrol laju aliran fluida. Selain itu juga untuk menutup laju
aliran fluida dengan cepat. Valve ini dapat kita jumpai pada Outlet / Discharge Pump.
67

Gambar 4.15. Globe Valve


2. Gate Valve
Digunakan untuk menutup laju aliran fluida dengan kuat. Valve jenis ini dapat
dijumpai pada alat-alat pengetesan sumur minyak. Jenis ini tidak boleh digunakan untuk
mengontrol / menekan laju aliran fluida dengan cara membuka setengah atau
seperempat posisi Gate

Gambar 4.16. Gate Valve


3. Butterfly Valve
Bentuk penyekatnya adalah piringan yang mempunyai sumbu putar di tengahnya.
Menurut disainnya, dapat dibagi menjadi Concentric dan Eccentric. Eccentric memiliki
disain yang lebih sulit tetapi memiliki fungsi yang lebih baik dari Concentric.
Bentuknya yang sederhana membuat lebih ringan dibandingkan Valve lainnya
68

Gambar 4.17. Butterfly Valve


4. Ball Valve
Bentuk penyekatnya berbentuk bola yang mempunyai lubang menerobos
ditengahnya

Gambar 4.18. Ball Valve


5. Plug Valve
Seperti ball Valve, tetapi bagian dalamnya bukan berbentuk bola, melainkan silinder.
Karena tidak ada ruangan kosong di dalam badan Valve, maka cocok untuk Fluida
yang berat atau mengandung unsur padat seperti lumpur (Karwan, 2013).
69

Gambar 4.19. Plug Valve

4.3. Variabel Percobaan


A. Variabel Tetap
Waktu kalibrasi laju alir : 1,2,3, dan 4 menit
Putaran KWH meter : 3 putaran
B. Variabel Berubah
Bukaan valve : 1; 1,5; 2 dan 2,5
4.4. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan: B. Bahan yang digunakan:
- KWH meter - Air (H2O)
- manometer pipa U
- manometer Pressure Gauge
- pompa sentrifugal
- saklar
- Stopwacth
- sistem perpipaan
- tangki Reservoir
- tangki Supply
- Valve
4.5. Prosedur Percobaan
A. Kalibrasi laju alir berdasarkan bukaan Valve
- Mengisi tangka Sulppy sampai Overflow
- Mengatur bukaan Valve dan menyalakan pompa
- Menyalakan Stopwatch ketika air pertama kali keluar ke tangka Supply dan
mengukur volume air setelah 1 menit
- Mengulang langkah 1-3 diatas untuk variable 2,3,4 menit.
B. Membuat Kurva Karakteristik Pompa
- Mengisi tangka Supply sampai Overflow
- Mengatur Valve yang digunakan sampai variable sesuai dengan variable laju
alir
70

- Pada saat yang bersamaan, membuka Valve tangki Supply (Valve Ke Vessel
dalam keadaan tertutup) dan mencatat waktu yang diperlukan KWH-meter
selama 3 kali putaran
- Pada saat pompa dalam keadaan berjalan, mencatat tekanan dan ketinggian air
raksa pada manometer pipa U dan Pressure Gauge (manometer)
- Mencatat ketinggian air yang dipindahkan ke tangka Supply
- Mengulangi langkah-langkah di atas sebanyak 2 kali Run dengan bukaan
Valve sesuai variabel (berbeda-beda).
71

4.6. Gambar Alat

Gambar 4.18. Gambar alat percobaan karakteristik pompa

Keterangan gambar:
1. tangki Supply  6. saklar pompa

2. pompa 7. Gate Valve

3. manometer pipa U 8. tangki Reservoir

4. KWH meter 9. Globe Valve

5. Pressure Gauge (manometer) 10. Sight Glas

Detail rangkaian alat:


Beda tinggi Tangki Reservoir dengan Tangki Supply (∆z): 4,67 m
1. Sistem perpipaan
˗ ukuran : ½ in – 40 sch
˗ bahan : Commercial Steel
˗ panjang : 736 cm
˗ Gate Valve : 2 buah
˗ Globe Valve : 1 buah
˗ Tee : 5 buah
72

˗ Elbow 90º : 3 buah


73

2. Discharge Heat manometer


˗ skala : 6 kg/cm3
3. Tangki Supply
˗ diameter : 59 cm
˗ jari-jari : 29,5 cm
˗ tinggi : 88 cm
4. Tangki Reservoir
˗ diameter : 59 cm
˗ jari-jari : 29,5 cm
˗ tinggi : 88 cm
5. Pompa
˗ Speed : 2850 rpm
˗ Such Head :9m
˗ Disc Head : 24 m
˗ total Head : 33 m
6. Electric Source
˗ daya sebesar 220 Volt / 50 Hz
˗ kapasitas maksimal sebesar 42 L/menit
˗ Output Power sebesar 125 watt
˗ 1 KWH setara dengan 900 putaran, 50 Hz, 230 Volt.
4.7. Data Pengamatan
A. Kalibrasi laju alir
Tabel 4.1. Data pengamatan kalibrasi laju alir berdasarkan bukaan valve
Bukaan Debit air
t air h air V air Debit Air
Valve 3 (m 3
/menit)
(menit) (m) (m ) (m3/menit)
(putaran)
1 0,105 0,026 0,026
2 0,152 0,038 0,019
1 0,05912
3 0,207 0,052 0,173
4 0,293 0,074 0,0185
1,5 1 0,090 0,022 0,022 0,09003
2 0,176 0,044 0,022
74

3 0,260 0,066 0,022


4 0,360 0,091 0,022
1 0,091 0,023 0,023
2 0,182 0,464 0,023
2 0,02320
3 0,273 0,069 0,023
4 0,336 0,093 0,023
1 0,093 0,023 0,023
2 0,185 0,047 0,023
2,5 0,02350
3 0,272 0,070 0,023
4 0,364 0,094 0,023

B. Karakteristik pompa
Tabel 4.2. Data pengamatan karakteristik pompa
Pressure ∆H pipa
Bukaan Valve t air h air V air
gauge U
(putaran) (detik) (m) (m3)
(psig) (m)
45,58 14,080 0,06 0,015 0,008
1
45,90 14,080 0,063 0,016 0,001
50,85 23,468 0,055 0,014 0,014
1,5
51,61 23,468 0,061 0,015 0,015
65,34 23,468 0,088 0,022 0,013
2
68,84 23,468 0,087 0,002 0,014
68,98 23,468 0,087 0,022 0,020
2,5
71,28 23,468 0,082 0,020 0,022
75

4.8. Data Perhitungan


Tabel 4.3. Debit alir (Q) pada variabel bukaan valve

h air t V air
Q rata-rata 2850 Q rata-rata 1750
rata-rata rata-rata rata-rata
3
(m3/s) (m3/s)
(m) (s) (m )

0,061 45,54 0,015 0,0003279 0,0002013


0,058 51,23 0,014 0,0002732 0.0001756
0,087 67,09 0,022 0,0001788 0,0002038
0,084 70,13 0,021 0,0002994 0,0001878

Tabel 4.4. Data perhitungan pembuatan kurva karakteristik pompa


Debit air
Debit air η ∑F - Ws Wp Wp/s h  P
(m3/s)
-3
(gal/min) (%) (J/Kg) (J/Kg) (hp) (hp/s) (m) (N/m2)
×10
0,2013 3,191 9,1 16,3337 62,1307 682,754 149,924 9,928 97,082,202

0,1756 2,659 9,2 9,9981 55,7951 631,376 119,682 16,548 77,471,607

0,2038 1,740 9,3 8,8185 54,6105 631,376 89,449 16,548 58,838,680

0,1878 2,913 9,4 13,4419 59,2328 650,909 92,814 16,549 161809,61

Tabel 4.5. Data perhitungan Head Loss


ѵ hc  hv  hf  Hf  hex ∑F
(m/s) (J/Kg) (J/Kg) (J/Kg) (J/Kg) (J/Kg) (J/Kg)
1,0826 0,3223 3,7152 4,8945 7,5810 0,5860 16,3337
0,8245 0,1869 2,2705 2,8041 4,3971 0,3399 9,9981
1,0096 0,2803 3,0578 4,2045 6,5931 0,5096 8,8185
0,9661 0,2543 2,7748 3,8103 5,9829 0,4624 13,4419
76

4.9. Grafik
77

980,000
960,000 f(x) = 183.69 x
940,000 R² = 1
920,000
Daya Poma (Wp)

900,000
880,000
860,000
840,000
820,000
800,000
780,000
4,400 4,500 4,600 4,700 4,800 4,900 5,000 5,100 5,200 5,300 5,400
Laju Alir (gal/menit)

9.5

9.4

9.3 f(x) = − 0 x + 9.44


Efisiensi (%)

R² = 0.13
9.2

9.1

8.9
5 505 1,005 1,505 2,005 2,505 3,005 3,505
Laju Alir (gal/menit)

Grafik 4.1. Hubungan laju alir dengan efisiensi

Grafik 4.2. Hubungan laju alir dengan daya pompa


78

Grafik 4.3. Hubungan Besar Bukaan dan Wp/s

Grafik 4.4. Hubungan laju alir dengan beda tekan pada pompa

Grafik 4.2. Hubungan laju alir dengan daya pompa

120,000,000

100,000,000
Beda Tekanan P (N/m2)

f(x) = − 30987953.3 x + 135818005.5


R² = 0.91
80,000,000

60,000,000

40,000,000

20,000,000

0
1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6
Laju Alir (gal/menit)

Grafik 4.3. Hubungan laju alir dengan beda tekan pada pompa
79

160,000
140,000 f(x) = − 40312.6 x + 183514.3
R² = 0.86
120,000
Wp/ s (Hp/ s)

100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
0
0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6
Bukaan Valve

Grafik 4.4. Hubungan Besar Bukaan dan Wp/s


80

4.10. Pembahasan
- Adapun hubungan antara laju alir dengan efisiensi yaitu semakin tinggi
laju alir (Q) maka semakin tinggi pula efisiensinya. Pada percobaan diperoleh
bahwa pada keadaan puncaknya atau keadaan tertentu efisiensinya menurun.
Padaηo =¿ 9,1 % diperoleh hasil Qo sebesar 3,191 gal/menit, dan Padaηt = 9,4 %
diperoleh hasil Qt sebesar 2,191 gal/menit. Hal ini disebabkan karena
kemampuan pompa telah mencapai puncaknya, atau ketika pompa diberikan
laju yang lebih besar maka energi yang dibutuhkan semakin besar karena
kinerja pompa yang hanya sampai batas tertentu maka efisiensinya menurun.
- Hubungan antara daya pompa dan laju alir secara teori yaitu makin besar
laju alir (Q) maka daya pompa akan semakin besar pula. Pada percobaan data
yang diperoleh adalah sebagai berikut, Qo sebesar 3,191 gal/menit dan daya
pompa sebesar 682,754 hp dan Qt 2,913 gal/menit dan daya pompa sebesar
650,909 hp. Dengan demikian berdasarkan data yang diperoleh semakin besar
laju alir maka daya pompa yang didapat akan semakin besar hal ini sesuai
dengan teori.
- Hubungan antara tinggi tekan terhadap laju alir secara teori disebutkan
bahwa makin besar laju alir (Q) maka tinggi tekan (H) akan semakin kecil.
Pada percobaan diperoleh Qo sebesar 3,191 gal/menit dan tinggi tekan sebesar
9,928 m dan Qt sebesar 2,913 gal/menit dan tinggi tekan sebesar 16,549 m.
Pada keadaan puncaknya atau keadaan tertentu efisiensinya menurun. Hal ini
dikarenakan masuknya udara membentuk gelembung udara pada perpipaan
sehingga mengurangi akurasi pembacaan saat akan mencatat perbedaan.
- Hubungan antara besar bukaan dan daya pompa persatuan waktu secara teori
yaitu semakin semakin besar bukaan maka daya pompa persatuan waktu
(Wp/s) akan semakin kecil, pada percobaan ini garis trend pada grafik
mengalami kenaikan pada bukaan ke 1 diperoleh 149,924 hp/s, pada bukaan
1,5 diperoleh 119,682 hp/s, pada bukaan 2 diperoleh 89,449 hp/s, pada bukaan
2,5 diperoleh 92,814 hp/s. Berbanding lurus pada grafik daya pompa hal ini
sesuai dengan teori.
81

4.11. Kesimpulan
- Hubungan antara laju alir terhadap efisiensi adalah terbalik
- Hubungan antara laju alir terhadap daya pompa adalah berbanding lurus.
- Hubungan antara laju alir dengan tinggi tekan adalah berbanding lurus.

Anda mungkin juga menyukai