Anda di halaman 1dari 5

Nama : Putri Zulaika

Nim : 18053
Kelas : 3a

Jamur Mikotoksin

 Jenis-jenis Mikotoksin
1. Aflatoksin
Aflatoksin berasal dari singkatan Aspergillus Flavus Toxin.   Toksin ini
pertama kali diketahui berasal dari jamur Aspergillus Flavus yang berhasil diisolasi
pada tahun 1960. Aspergillus Flavus sebagai penghasil utama aflatoksin umumnya
hanya memproduksi aflatoksin B1 dan B2 (AFB1 dan AFB2)   Sedangkan Aspergillus
Parasiticus memproduksi AFB1, AFB2, AFG1, dan AFG2. 
Jenis mikotoksik ini sering terdapat dalam jagung dan hasil olahannya, biji
kacang, susu, tree nuts seperti kacang brasil, kacang pistachio dan walnut. Selain itu
juga terdapat pada pasta dan mie instan.

Gambar 1. Struktur Kimia Aflatoksin B1

2. Citrinin
Citrinin pertama kali diisolasi dari Penicillium Citrinum oleh Thom pada
tahun 1931. Mikotoksin ini ditemukan sebagai kontaminan alami pada jagung, beras,
gandum, barley, dan gandum hitam (rye). Citrinin juga diketahui dapat dihasilkan
oleh berbagai spesies Monascus dan hal ini menjadi perhatian terutama oleh
masyarakat Asia yang menggunakan Monascus sebagai sumber zat pangan
tambahan. Monascus banyak dimanfaatkan untuk diekstraksi pigmennya (terutama
yang berwarna merah) dan dalam proses pertumbuhannya, pembentukan toksin
citrinin oleh Monascus perlu dicegah.
Gambar 2. Struktur Kimia Citrinin
3. Fumonisin
Fumonisin termasuk kelompok toksin fusarium yang dihasilkan oleh
jamur Fusarium spp., terutama Fusarium Moniliforme dan Fusarium
Proliferatum.  Mikotoksin ini relatif baru diketahui dan pertama kali diisolasi
dari Fusarium Moniliforme pada tahun 1988 (Gelderblom, et al., 1988). 
Selain Fusarium Moniliforme dan Fusarium Proliferatum, terdapat pula jamur lain
yang juga mampu memproduksi fumonisin, yaitu Fusarium Nygamai, Fusarium
Anthophilum, Fusarium Diamini dan Fusarium Napiforme. 
Fumonisin diperkirakan bersifat toksik karena mempengaruhi
sintesi sphingolipid. klop; Perubahan rasio dasar sphingolipid terjadi karena
fumonisin menghambat enzim eramide sythetase. Efek fumonisin pada hewan target
setelah mengkonsumsi pakan yang terkontaminasi yaitu hilang nafsu makan, lesu dan
mengalami gangguan saraf. 

Gambar 3. Struktur Kimia Fumonisin

4. Deoksinivalenol
Deoksinivalenol (DON, vomitoksin) adalah mikotoksin jenis trikotesena tipe
B yang paling polar dan stabil. Jenis mikotoksin ini diproduksi oleh jamur Fusarium
Graminearium (Gibberella zeae) dan Fusarium Culmorum, dimana keduanya
merupakan patogen pada tanaman. DON merupakan suatu epoksi-sesquiter-penoid
yang mempunyai 1 gugus hidroksil primer dan 2 gugus hidroksil sekunder serta gugus
karbonil berkonjugasi yang membedakannya dengan trikotesena tipe lain. 
DON merupakan salah satu penyebab terjadinya mikotoksikosis pada hewan.
Merupakan mikotoksin yang stabil secara termal, oleh karena itu sangat sulit untuk
menghilangkannya dari komoditi pangan yang rentan terkontaminasi senyawa ini,
seperti pada gandum. DON banyak terdapat pada tanaman biji-bijian seperti gandum,
barley, oat, gandum hitam, tepung jagung, sorgum, tritikalus dan beras. Pembentukan
DON pada tanaman pertanian tergantung pada iklim dan sangat bervariasi antar
daerah dengan geografi tertentu.
5. Patulin
Patulin dihasilkan oleh Penicillium, Aspergillus, Byssochlamys, dan spesies
yang paling utama dalam memproduksi senyawa ini adalah Penicillium expansum.
Toksin ini menyebabkan kontaminasi pada buah, sayuran, sereal, dan terutama
adalah apel dan produk-produk olahan apel sehingga untuk diperlukan perlakuan
tertentu untuk menyingkirkan patulin dari jaringan-jaringan tumbuhan Contohnya
adalah pencucian apel dengan cairan ozon untuk mengontrol pencemaran patulin.
Selain itu, fermentasi alkohol dari jus buah diketahui dapat memusnahkan
patulin. Merupakan mikotoksin yang dapat mengkontaminasi berbagai jenis buah
(apel,anggur, pir), sayuran, jagung kering, sereal dan makanan ternak.

Gambar 4. Struktur Kimia Patulin


6.  Ochratoxin
Ochratoxin dihasilkan oleh jamur dari genus Aspergillus, Fusarium,
and Penicillium dan banyak terdapat di berbagai macam makanan, mulai dari serealia,
babi, ayam, kopi, bir, wine, jus anggur, dan susu. Secara umum, terdapat tiga
macam ochratoxin yang disebut ochratoxin A, B, dan C, namun yang paling banyak
dipelajari adalah ochratoxin A karena bersifat paling toksik diantara yang lainnya.
Pada suatu penelitian menggunakan tikus dan mencit, diketahui
bahwa ochratoxin A dapat ditransfer ke individu yang baru lahir melalui plasenta dan
air susu induknya.Pada anak-anak (terutama di Eropa), kandungan ochratoxin A di
dalam tubuhnya relatif lebih besar karena konsumsi susu dalam jumlah yang
besar.Infeksi ochratoxin A juga dapat menyebar melalui udara yang dapat masuk ke
saluran pernapasan. 

Gambar 5. Struktur Kimia Ochratoxin

7.  Trichothecenes
Terdapat 37 macam sesquiterpenoid alami yang masuk ke dalam golongan
trichotheecence dan biasanya dihasilkan oleh Fusarium, Stachybotrys,
Myrothecium, Trichodemza, dan Cephalosprorium.Toksin ini ditemukan pada
berbagai serealia dan biji-bijian di Amerika, Asia, dan Eropa Toksin ini stabil dan
tahan terhadapa pemanasan maupun proses pengolahan makanan dengan
autoclave.Selain itu, apabila masuk ke dalam pencernaan manusia, toksin akan
sulit dihidrolisis karena stabil pada pH asam dan netral. Berdasarkan struktur
kimia dan jamur penghasilnya, golongan trichothecene dikelompakan menjadi 4
tipe, yaitu A (gugus fungsi selain keton pada posisi C8), B (gugus karbonil pada
C8), C (epoksida pada C7,8 atau C9,10) dan D (sistem cincin mikrosiklik antara
C4 dan C15 dengan 2 ikatan ester).
Gambar 6. Struktur Kimia Trichothecenes

8. Ergot Alkaloid
Ergot alkaloid diproduksi oleh berbagai jenis cendawan, namun yang utama
adalah golongan Clavicipitaceae.  Dulunya kontaminasi senyawa ini pada makanan
dapat menyebabkan epidemik keracunan ergot (ergotisme) yang dapat ditemui dalam
dua bentuk, yaitu bentuk gangren (gangrenous) dan kejang (convulsive).
Pembersihan serealia secara mekanis tidak sepenuhnya memberikan proteksi terhadap
kontaminasi senyawa ini karena beberapa jenis gandum masih terserang ergot
dikarenakan varietas benih yang digunakan tidak resiten terhadap Claviceps purpurea,
penghasil ergot alkaloid.  Pada hewan ternak, ergot alkoloid dapat menyebabkan tall
fescue toxicosis yang ditandai dengan penurunan produksi susu, kehilangan bobot
tubuh, dan fertilitas menurun.

9. Zearalenone
Zearalenone adalah senyawa estrogenik yang dihasilkan oleh jamur dari
genus Fusarium seperti Fusarium graminearum dan Fusarium culmorum dan banyak
mengkontaminasi nasi jagung, namun juga dapat ditemukan pada serelia dan produk
tumbuhan.Senyawa toksin ini stabil pada proses penggilingan, penyimpanan, dan
pemasakan makanan karena tahan terhadap degradasi akibat suhu tinggi. Salah satu
mekanisme toksin ini dalam menyebabkan penyakit pada manusia adalah
berkompetisi untuk mengikat reseptor estrogen.

Gambar 7. Struktur Kimia Zearalenone

10. Griseofulvin
Ditemukan oleh oxford pada tahun 1939 dari miselia. Dihasilkan oleh
spesies jamur Penicillium Griseofulvum dan spesies lainnya yang meliputi spesies
Penicillium Patulum, Penicillium albidum, Penicillium Raistrickii, Penicillium
Brefeldianum, dan Penicillium Viridi-cyclopium.

11. Rubratoxin
Hasil metabolit Penicillium Rubrum diisolasi dari tanah, bahan pangan
,pakan dihasilkan oleh dua spesies yaitu Penicillium Rumrum dan Penicillium
Purpurogenum

12. Butenolide
Merupakan mikotoksin yang diisolasi dari jamur Fusarium Equiseti dan spesies
lainnya adalah Fusarium Tricinotum, Fusarium Nivale, Fusarium Roseum, Fusarium
Semitectum, Fusarium Lateritium.

13. Luteoskyrin
Merupakan mikotoksin penyebab hepatotoksik dan hepato carcinogenik,
dihasilkan oleh Penicillium Istandicum

14. Rugulosin
Rugulosin merupakan metabolit antraquinoid jamur. Mikotoksin ini diisolasi dari
jamur penicillium Rugulosum dan spesies lainnya yaitu  Penicillium Brunneum dan
Penicillium Tardum

15. Citreoviridin
Merupakan mikotoksin  bersifat neurotoksik dihasilkan oleh Penicillium Citreo –
Viride. Jenis mikotoksin ini ditemukan oleh miyeke pada tahun 1940. Species lainnya
penghasil citreoviridin adalah Penicillium Ochrosalmoneum, Penicillium Fellutanum
dan Penicillium Pulvillorum

Anda mungkin juga menyukai