“Jamur Candida”
Nim : 18053
Tingkat : 3a
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi tugas Mikologi. Makalah ini dapat digunakan sebagai
wahana untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi
tambahan dalam belajar Mikologi. Makalah ini dibuat sedemikian rupa agar pembaca
dapat dengan mudah mempelajari dan memahami tentang Jamur (Fungi) Candida
secara lebih lanjut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis untuk
menambah pengetahuan dan wawasan tentang Jamur. Jangan segan bertanya jika
pembaca menemui kesulitan. Semoga keberhasilan selalu berpihak pada kita semua.
Putri Zulaika
18053
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................................................................................. 1
Rumusan Masalah............................................................................................. 2
Tujuan .............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Candida albicans ........................................................................... 3
Morfologi Candida albicans............................................................................ 3
Pertumbuhan Candida albicans ...................................................................... 5
Kandidiasis ...................................................................................................... 6
Infeksi Candida albicans..................................................................................7
Pemeriksaan Candida albicans........................................................................9
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang
Dalam Campbell (2003), Fungi adalah eukariota, dan sebagian besar adalah
tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota
albicans adalah spesies yang paling sering diisolasi, dan dapat menyebabkan infeksi
flora usus, termasuk C. albicans di dalam tubuh inang mamalia, sedangkan beberapa
Candida albicans adalah Jamur Kandida yang telah dikenal dan dipelajari sejak
abad ke-18 yang menyebabkan penyakit yang dihubungkan dengan higiene yang
di New York pada tahun 1938, dan dibakukan pada Eight Botanical Congress di Paris
pada tahun 1954. Candida albicans penyebab Kandidiasis terdapat di seluruh dunia
dengan sedikit perbedaan variasi penyakit pada setiap area. Kandidiasis interdigitalis
lebih sering terdapat di daerah tropis sedangkan kandidiasis kuku pada iklim dingin.
Penyakit ini dapat mengenai semua umur terutama bayi dan orang tua. 5-7 Infeksi
yang disebabkan Kandida dapat berupa akut, subakut atau kronis pada seluruh tubuh
manusia. Candida albicans adalah monomorphic yeast dan yeast like organism yang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat memahami tujuan dari
PEMBAHASAN
dua bentuk yang berbeda yaitu blastopore (blasroconidia) adalah bentuk fenotip yang
bertanggung jawab dalam tranmisi dan penyebaran, serta germinated yeast. Oleh
karena itu Candida disebut jamur dimorfik. Perbedaan ini tergantung pada faktor
menghasilkan mycelia.
memanjang membentuk hifa semu. Hifa semu terbentuk dengan banyak kelompok
antara lain pada PDA (Potatto Dextrose Agar), agar tajin (Rice Cream Agar), agar
dengan 0,1% glukosa, SDA (Sabaroud Dextrose Agar) dan CMA (Corn Meal Agar).
albicans berbentuk bulat atau oval yang biasa disebut dengan bentuk khamir dengan
ukuran 3,5– 6 × 6– 10 µm. Koloni bewarna krem, agak mengkilat dan halus. Pada
Candida albicans yaitu organisme yang memiliki dua wujud dan bentuk secara
Jamur Candida tumbuh dengan cepat pada suhu 25-37oC pada media perbenihan
sederhana sebagai sel oval dengan pembentukan tunas untuk memperbanyak diri, dan
spora jamur disebut blastospora atau sel ragi/sel khamir. Morfologi mikroskopis C.
sangat panjang/rhizoids dan dapat memasuki mukosa (invasif). 4-5 Dinding sel
Kandida dan juga C. albicans bersifat dinamis dengan struktur berlapis, terdiri dari
Subphylum : Saccharomycotina
yang mengandung α-1,3 dan α-1,6 yang saling berkaitan, dan chitin, yaitu α-1,4.
Unsur pokok yang lain adalah adalah protein (6-25%) dan lemak (1-7%). Yeast cells
tubes memiliki komposisi dinding sel yang serupa, meskipun jumlah α-glucans,
chitin, dan mannan relatif bervariasi karena faktor morfologinya. Jumlah glucans jauh
lebih banyak dibanding mannan pada C. albicans yang secara imunologis memiliki
keaktifan yang rendah. Struktur dinding C. albicans secara mikroskopis dapat dilihat
Yang bercabang, juga dapat membentuk hifa sejati.3-7 Pseudohifa dapat dilihat
kemampuan untuk membentuk tabung benih/germ tubes dalam serum atau dengan
chlamydospore baru terlihat tumbuh pada suhu 30-37 oC, yang memberi reaksi positif
pada pemeriksaan germ tube. Identifikasi akhir semua spesies jamur memerlukan uji
biokimiawi.
D. Kandidiasis
Kandidiasis merupakan infeksi jamur sistemik yang paling sering dijumpai yang
terjadi bila C. albicans masuk ke dalam aliran darah terutama ketika ketahanan
fagositik host menurun. Respons imun cell-mediated terutama sel CD4 penting dalam
progresivitas HIV dapat muncul dalam tiga bentuk, yaitu kandidiasis vulvovagina,
orofaring, dan esofagus (belum digolongkan infeksi oportunistik kecuali jika sudah
mengenai esofagus). Strain kandida yang menginfeksi ODHA tidak berbeda dengan
C. dubliniensis. Kandida rekurens dapat disebabkan oleh strain yang sama atau strain
yang berbeda.
berupa rasa terbakar, gangguan mengecap, dan sulit menelan makanan padat atau cair.
Kandidiasis pseudomembran membentuk plak putih 1-2 cm atau lebih luas di mukosa
palatum mukosa bukal, atau permukaan dorsal lidah. Cheilitis angularis tampak
biasanya muncul disertai kandidiasis orofaring (80% kasus), dengan gejala klinis
berupa disfagia, odinofagia, atau nyeri retrosternum, juga dapat tidak menunjukkan
gejala (40% kasus).
E. Infeksi Candida albicans
Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi
merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp, dimana Candida
pertama sekali dikenalkan oleh Hipocrates pada tahun 377 SM, yang melaporkan
adanya lesi oral yang kemungkinan disebabkan oleh genus Candida. Terdapat 150
dari tubuh manusia sebagai flora normal dan penyebab infeksi oportunistik. Terdapat
sekitar 30-40% Candida albicans pada rongga mulut orang dewasa sehat, 45% pada
neonatus, 45-65% pada anak-anak sehat, 50-65% pada pasien yang memakai gigi
palsu lepasan, 65-88% pada orang yang mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang,
90% pada pasien leukemia akut yang menjalani kemoterapi, dan 95% pada pasien
HIV/AIDS.
apapun dalam rongga mulut. Namun karena berbagai faktor, jamur tersebut dapat
a. Patogenitas jamur
dinding sel epitel host. Perubahan bentuk dari ragi ke hifa diketahui berhubungan
dengan patogenitas dan proses penyerangan Candida terhadap sel host. Produksi
b. Faktor Host
Faktor host dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor lokal dan faktor sistemik.
Termasuk faktor lokal adalah adanya gangguan fungsi kelenjar ludah yang dapat
oral karena efek pembilasan dan antimikrobial protein yang terkandung dalam saliva
dapat terjadi pada kondisi Sjogren syndrome, radioterapi kepala dan leher, dan obat-
obatan yang dapat mengurangi sekresi saliva. Selain dikarenakan faktor lokal,
kandidiasis juga dapat dihubungkan dengan keadaan sistemik, yaitu usia dan penyakit
adalah :
1. Saliva
Gigi tiruan yang dipasang di dalam rongga mulut akan berkontak dengan saliva
dan membentuk lapisan organik tipis yang disebut pelikel yang mengandung protein
permukaan gigitiruan dan menyebabkan saliva pada pemakai gigi tiruan tidak dapat
besar.
2. pH
Candida albicans adalah spesies Candida yang paling banyak ditemukan dalam
rongga mulut normal rata-rata 45% yaitu pada dorsum lidah, mukosa dan permukaan
adalah kurang dari 100 koloni atau 300-500 organisme permilimeter saliva.
Pemakaian gigi tiruan dapat menyebabkan pH antara permukaan gigi tiruan yang
berkontak dengan mukosa bersifat lebih asam (pH 5,0-5,5), sehingga dapat
3. Adhesi
mannoprotein.
4. Mannoprotein
albicans dengan persentasi 15,2-22,9%, protein 6-25%, lipid 1-7% dan kitin kira-kira
0,6-9%.
7. Hifa
Bentuk hifa Candida albicans dihubungkan dengan perlekatannya pada sel epitel
pertumbuhan.
PENUTUP
A. Penutup
dua bentuk yang berbeda yaitu blastopore (blasroconidia) adalah bentuk fenotip yang
bertanggung jawab dalam tranmisi dan penyebaran, serta germinated yeast. Oleh
memanjang membentuk hifa semu. Hifa semu terbentuk dengan banyak kelompok
dimainkan oleh dinding sel dan protein yang disekresikan.Permukaan sel Candida
albicans adalah titik kontak pertama dengan hospes, dan berperan penting dalam
Jamur ragi termasuk spesies Candida albicans yang merupakan flora komensal
normal pada manusia dapat ditemukan pula pada saluran gastrointestinal (mulut
sampai anus).
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga
Kedokteran” EGC. Jakarta.
repository.unsyiah.ac.id/JKS/article/viewFile/5013/4444.Tanggal:04/9/20