Kandungan nutrisi yang terdapat di dalam pellet atau pakan buatan seyogyanya
dipertahankan dan/atau ditingkatkan kualitasnya. Upaya tersebut sangat terkait dengan
tingkat penanganannya. Upaya-upaya untuk menjaga konsistensi kualitas pakan buatan
untuk kultivan dapat ditemui di bab ini.
c. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu usaha untuk melindungi pakan buatan dari kerusakan
yang disebabkan berbagai hal, antara lain serangan hama seperti mikroorganisme,
serangga, tikus, dan kerusakan fisiologis (Damayanthi dan Mudjajanto, 1995). Tujuan
penyimpanan adalah untuk menjaga dan mempertahankan mutu pakan buatan yang
disimpan dengan cara menghindari, mengurangi ataupun menghilangkan berbagai faktor
yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas komoditi tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan ransum adalah tipe atau jenis
ransum, periode atau lama penyimpanan, metode penyimpanan, suhu ransum pada saat
diterima, kandungan air ransum saat disimpan, kelembaban udara, dan kandungan benda-
benda asing (Williams, 1991). Menurut Syarief dan Halid (1994), penyimpangan mutu
selama penyimpanan dapat dikelompokkan ke dalam penyusutan kualitatif dan kuantitatif.
Penyusutan kualitatif adalah kerusakan yang terjadi akibat perubahan-perubahan biologi
(mikroba, serangga, tungau, respirasi), perubahan-perubahan fisik (tekanan, getaran, suhu,
kelembaban) serta perubahan-perubahan kimia dan biokimia (reaksi pencoklatan,
ketengikan), sedangkan penyusutan kuantitatif adalah kehilangan jumlah atau bobot hasil
karena adanya gangguan biologi (proses respirasi, serangan serangga, dan tikus).
Penyimpanan pakan buatan harus dilakukan dengan benar agar pakan yang telah
dibuat tidak mengalami kemunduran kualitasnya. Semakin lama disimpan, pakan cenderung
untuk membusuk dan kehilangan komposisi zat-zat makanannya. Penyimpanan harus
dilakukan pada tempat yang kering, bersih dan sirkulasi udara yang baik. Secara umum
semakin pendek waktu penyimpanan semakin baik pakan tersebut diberikan pada kultivan,
sehingga apabila membuat pakan sebaiknya disimpan pada waktu yang relatif singkat.
Pada penyimpanan pakan buatan ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi
stabilitas nutrient pakan yang disimpan antara lain :
i. Kadar air pakan yang akan disimpan sebaiknya tidak lebih dari 10% agar tidak
diserang jamur dan serangga.
ii. Kelembaban relatif ruangan penyimpanan pakan sebaiknya kurang dari 65%, jika lebih
dari 65% akan cepat merangsang pertumbuhan jamur dan serangga.
iii. Suhu ruangan penyimpanan pakan yang tinggi akan merusak dan mengurangi
kandungan nutrient pakan. Suhu ruangan yang ideal untuk menyimpan pakan adalah
20oC.
iv. Supply oksigen di dalam ruangan penyimpanan harus mencukupi. Hal ini dapat
dilakukan dengan membuat ruangan penyimpanan yang banyak terdapat ventilasi.
Dengan adanya ventilasi yang cukup akan terdapat pergantian udara yang cukup di
dalam ruangan penyimpanan yang akan mengakibatkan rendahnya suhu di dalam
ruangan.
v. Kadar lemak dalam pakan, pakan buatan pada umumnya mengandung lemak, selama
proses penyimpanan lemak yang terdapat di dalam pakan jika ruangan tidak
memenuhi syarat maka lemak yang terkandung di dalam pakan akan mengakibatkan
proses peroksidasi lemak terjadi dan pakan akan tengik dan bau busuk.
Berdasarkan beberapa hal tersebut di atas maka ada beberapa prosedur yang harus
dilakukan dalam menyimpan pakan buatan dalam bentuk kering yaitu :
i. Ruang penyimpanan pakan harus bersih, kering, aman dan memiliki ventilasi yang
baik. Sebaiknya ruang penyimpanan pakan tidak berhubungan langsung dengan sinar
matahari.
ii. Kemasan pada pakan harus terdapat label pakan dan kandungan nutrisi yang terdapat
pada pakan serta masa kadaluarsa pakan tertera pada kemasan (tanggal kadaluarsa
pakan)
iii. Tumpukan kemasan pakan dalam tempat penyimpanan pakan sebaiknya tidak lebih
dari enam tumpukan. Jarak kayu tempat meletakkan pakan di dalam ruang
penyimpanan adalah 12 – 15 cm dari dasar lantai, hal ini dimaksudkan agar tidak
terjadi kerusakan pakan yang ada di bagian bawah atau dasar oleh serangga, kutu dan
serta semacamnya, sehingga sirkulasi udara dari bawah cukup baik.
iv. Lama penyimpanan pakan buatan di dalam ruang penyimpanan sebaiknya tidak lebih
dari tiga bulan. Keluarkan pakan yang disimpan terlebih dahulu baru pakan yang
disimpan berikutnya selanjutnya (First in first out).
v. Jangan berjalan di atas tumpukan pakan, hal ini dapat mengakibatkan rusak dan
hancurnya pakan buatan.
Suhu sangat menentukan laju pertumbuhan dan jumlah mikroorganisme di dalam
ruang penyimpanan. Berdasarkan suhu maksimum dan optimum untuk pertumbuhan
mikroorganisme, maka mikroorganisme dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
i. Mesofil, suhu pertumbuhan mikroorganisme yang paling baik pada 25 OC sampai
40OC dan suhu minimum adalah 10OC.
ii. Psikrofil, merupakan mikroorganisme yang dapat tumbuh pada suhu 0OC atau
lebih rendah tetapi suhu optimalnya 20-30OC.
iii. Thermofil, merupakan mikroorganisme yang tumbuh dengan baik pada suhu
antara 45-60OC. Suhu kira-kira di bawah 5OC dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme perusak atau pembusuk dan mencegah hampir semua
mikroorganisme pathogen (Frazier dan Westhoff, 1979).
Semakin tinggi suhu penyimpanan maka kelembaban relatif seharusnya makin
rendah. Kelembaban relatif yang terlalu tinggi menyebabkan cairan akan terkondensasi pada
permukaan bahan sehingga permukaan bahan menjadi basah dan sangat kondusif untuk
pertumbuhan dan kerusakan mikrobial. Sebaliknya jika kelembaban relatif terlalu rendah
maka cairan permukaan bahan akan banyak menguap (dehidrasi), sehingga pertumbuhan
mikroba terhambat oleh dehidrasi dan permukaan bahan menjadi gelap, sehingga nilai
ekonomis bahan akan berkurang karena terjadi pengkerutan atau penyusutan (Frazier dan
Westhoff, 1979).
Penutup
Tugas
1. Menurut anda, apakah karung goni layak menjadi bahan pengemasan pellet atau
pakan buatan kultivan, jelaskan!
2. Jelaskan, kenapa pellet kurang baik dikemas saat masih hangat atau panas!
3. Pada saat transportasi pakan kultivan, kenapa kemasan pakan tidak boleh dibanting,
jelaskan!.
4. Jelaskan kelebihan pemanfaatan container saat transportasi pakan buatan kultivan!.
5. Jelaskan, kekurangan pellet yang mengandung air lebih 10% pada proses
penyimpanan!.
6. Jelaskan kelebihan pemanfaatan preezer dalam proses penyimpanan pakan!.
7. Jelaskan dua hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pellet!.
Daftar Bacaan