Anda di halaman 1dari 7

Peran Generasi Emas Indonesia Dalam Mengatasi

Masalah Pemanasan Global

Disusun oleh

Rafli Ramadhan
Tri Sukma Rifaldi Danuarta

SMA Negeri 5 Samarinda


Samarinda
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul : Peran Generasi Emas Indonesia Dalam
Mengatasi Masalah Pemanasan Global
2. Sekolah : SMA Negeri 5 Samarinda
3. Alamat sekolah :  Jl. Ir. H. Juanda No.1, Air Putih, Kec.
Samarinda Ulu, Kota Samarinda,
Kalimantan Timur 
4. Surel (e-mail) sekolah : info@sman5samarinda.sch.id
5. Data ketua kelompok
a. Nama : Rafli Ramadhan
b. No. telepon : 089689127389
c. Alamat surel : rafliramadhan.asli@gmail.com
d. Alamat ; Jl. Delima Dalam, Blok E, RT 53
6. Data anggota kelompok
a. Nama : Tri Sukma Rifaldi Danuarta
b. No. telepon : 081256245646
c. Alamat surel : aldidanuarta1@gmail.com
d. Alamat : Jl. Awang Long, Perum Den Zibang
Samarinda, 26 Oktober 2022
Mengetahui, Ketua kelompok
Guru pendamping

Sudjanani Ulfa, M.Pd. Rafli Ramadhan


NIP. 197104011994012001 NISN. 0052853373

i
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama ketua : Rafli Ramadhan

Tempat, Tanggal Lahir : Samarinda, 23 September 2022

Asal Sekolah/ Universitas : SMA Negeri 5 Samarinda

Nama Anggota 1 : Tri Sukma Rifaldi Danuarta

Nama Anggota 2 :

Nama Anggota 3 :

Nama Anggota 4 :

Dengan ini menyatakan bahwa karya KTI dengan judul Peran Generasi Emas Indon
Mengatasi Masalah Pemanasan Global Adalah benar-benar hasil karya kami dan be
memenangkan kompetisi serupa lainnya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini
maka kami bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh panitia CFD XIV 20
ketentuan yang berlaku dan didiskualifikasi dari kompetisi.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Minggu, 25 Sept

Ketua Kelo

Materai

10000

ii
ABSTRAK

Pemanasan global atau global warming adalah suatu bentuk ketidakseimbangan


ekosistem di bumi yang diakibatkan oleh terjadinya proses peningkatan suhu
rata- rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Meningkatnya suhu rata-rata
permukaan bumi disebabkan oleh adanya peningkatan emisi gas rumah kaca,
terutama yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil dan akibat
dari adanya penggundulan dan pembakaran hutan. Berbagai upaya telah
dilakukan untuk mengatasi masalah pemanasan global. Upaya ini harus
dilakukan secara komprehensif dan lintas sektor dari seluruh elemen masyarakat
terutama dari generasi muda. Pada saat ini banyak generasi muda Indonesia yang
merupakan generasi emas bangsa kurang peduli terhadap masalah pemanasan
global. Hal inilah yang melatarbelakangi penulisan karya ilmiah ini. Tujuan dari
karya ilmiah ini adalah menyadarkan generasi emas Indonesia untuk ikut
berpatisipasi dalam mengatasi masalah pemanasan global dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi di era society 5.0. Metode yang digunakan dalam karya tulis
ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan batasan pembahasan hanya pada
generasi anak muda Indonesia yang masuk kategori usia produktif . Hasil yang
diperoleh dari karya tulis ini adalah generasi emas Indonesia dapat ikut berperan
dalam menghadapi pemanasan global. Hal-hal yang dapat dilakukan generasi
emas Indonesia yaitu ikut berkontribusi dalam menjalankan dan
mengkampanyekan program penanaman pohon serta menyumbangkan ide dan
inovasi yang kreatif dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan. Dari
karya tulis ini, dapat disimpulkan bahwa generasi emas Indonesia yang akan
menjadi generasi penerus bangsa harus sadar dan ikut andil terhadap
perkembangan teknologi dan permasalahan lingkungan yang sedang terjadi.

Kata Kunci:Emisi gas karbon; Generasi emas Indonesia; Pemanasan


global; Program penanaman pohon; Teknologi ramah lingkungan.

Pendahuluan

Perubahan iklim yang saat ini masih menjadi ancaman global merupakan
salah satu dampak dari adanya pemanasan global (A.Sugiyono,2006). Pemanasan
global sendiri dapat diartikan sebagai kenaikan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan
dataran di bumi (R.Utina,2009). Pemanasan global terjadi disebabkan oleh adanya
sistem yang dikenal dengan efek rumah kaca (A.Sugiyono,2006). Adanya efek
rumah kaca merupakan akibat dari adanya gas rumah kaca yaitu emisi gas karbon
seperti karbon dioksida(CO2), Methana, dll. Gas rumah kaca dihasilkan dari
adanya

iii
aktivitas manusia berbasis industri dengan penggunaan bahan bakar fosil
(A.Sugiyono,2006). Gas gas tersebut menutupi atmosfer seperti halnya rumah-
rumah kaca yang ada di Eropa untuk menghangatkan lahan (R.Pratama &
L.Parinduri, 2019). Radiasi sinar matahari yang menuju ke atmosfer bumi akan
berubah Sebagian menjadi energi panas dalam bentuk sinar infra merah
(R.Utina,2009). Sebagian dari Sinar ini akan diserap oleh udara dan permukaan
bumi, dan Sebagian lainnya akan dipantulkan Kembali ke atmosfer bumi dan
ditangkap oleh gas-gas rumah kaca. Hal ini lah yang menyebabkan suhu bumi
menjadi meningkat. Efek rumah kaca berfungsi untuk menghangatkan bumi.
Ketidakadaan efek rumah kaca akan menyebabkan suhu bumi menurun secara
drastic hingga dapat menyentuh suhu -18oC.(R.Utina, 2009). Namun, dikarenakan
meningkatnya gas-gas rumah kaca di atmosfer secara berlebihan menyebabkan
bumi semakin panas hingga dapat berdampak buruk terhadap lingkungan. Salah
satu dari dampak yang terjadi adalah adanya perubahan iklim di bumi. Menurut
sebuah survei yang dilakukan oleh YouGov dan Unoversitas Cambridge di tahun
2019, Indonesia mengalami perubahan iklim sebesar 18% , diikuti oleh Saudi
Arabia sebesar 16% dan Amerika Serikat 13%. Saat ini teknologi yang ada di
Indonesia masih banyak yang menggunakan bahan bakar fosil sehingga kenaikan
kadar gas rumah kaca tak terelakkan. Kondisi yang telah terjadi ini didukung oleh
adanya praktek tak bertanggung jawab terhadap hutan di Indonesia seperti
deforestasi hutan sehingga kadar gas rumah kaca akan terus meningkat. Oleh
karena itu, untuk menyelesaikan masalah ini, diperlukan upaya yang
komprehensif dan menyeluruh oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia
khususnya generasi muda Indonesia yang merupakan generasi emas bangsa.
Tujuan dari karya tulis ini adalah menyadarkan generasi emas Indonesia untuk
ikut berpatisipasi dalam mengatasi masalah pemanasan global dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi di era society 5.0.

Pembahasan
Pemanasan Global
Pemanasan global adalah ketidakseimbangan ekosistem akibat dari adanya
peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi. (R.Utina,2009).
Pada saat ini bumi mengalami pemanasan yang cepat. Menurut ahli meteorologi,
selama seratus tahun terakhir rata-rata temperatur ini telah meningkat sebesar
0,6oC (Dr.Fadliah, 2008). Peningkatan rata-rata temperatur ini disebabkan oleh
adanya peningkatan gas-gas rumah kaca yang merupakan hasil dari berbagai
aktivitas manusia seperti penggunaan bahan bakar fosil dan adanya penggundulan
dan pembakaran hutan (R.Utina,2009). Perhatian akan permasalahan ini sudah ada
sejak tahun 1896. Arrhenius pada waktu itu menyimpulkan bahwa berdasarkan
perhitungannya, kenaikan kadar emisi gas karbon di bumi akan meningkatkan
suhu permukaan bumi sebesar 4-6oC (Nordhaus, 1991). Tetapi tidak ada upaya
yang serius hingga pada awal tahun 1980 setelah adanya bukti-bukti peningkatan
kadar gas rumah kaca di atmosfer. Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan

1
oleh Houghton pada tahun 2001 menyebutkan bahwa sejak awal revolusi industri
sampai tahun 1998, kadar gas CO2 di atmosfer telah bertambah sebesar 31%.
Selain itu dari tahun 1861-2000, suhu permukaan bumi telah meningkat sebesar
0,0440C/dekade atau sebesar 0,61oC selama periode tahun 1901-2000
(A.Sugiyono,2006). Penggunaan bahan bakar fosil dan penggundulan hutan lah
yang menjadi penyebab utama dari adanya kenaikan suhu akibat dari adanya
peningkatan kadar gas rumah kaca.
Efek rumah kaca
Proses terjadinya efek rumah kaca dapat diumpakan seperti halnya rumah-
rumah kaca yang banyak digunakan pada perkebunan di Eropa. Pada rumah kaca
atau Greenhouse yang digunakan untuk budidaya tanaman, energi matahari yang
masuk melalui kaca sebagiannya akan dipantulkan keluar dan sebagian lainnya
akan terperangkap di dalam greenhouse sehingga menyebabkan suhu di dalamnya
meningkat. Menurut Gealson, limbah hasil buangan pabrik, kendaran bermotor,
dan buangan gas aktivitas manusia akan berperan seperti kaca pada greenhouse.
Gas-gas tersebut akan berakumulasi di atmosfer dan kemudian menangkap energi
panas matahari yang akan menyebabkan suhu bumi meningkat (Gealson, 2007).
Selain greenhouse, contoh lain dari konsep efek rumah kaca adalah ketika kita
berada di dalam mobil yang terpakir di bawah sinar matahari. Kondisi di dalam
mobil akan lebih panas dikarenakan panas yang masuk melalui kaca mobil akan
dipantulkan sebagian dan sebagian lainnya terperangkap di dalam mobil (gealson,
2007). Energi matahari yang masuk ke bumi berada dalam bentuk radiasi
gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Permukaan bumi akan menyerap
sebagian panas matahari sebesar 168 W/m-2 dan atmosfer akan menyerap radiasi
matahari sebesar 67 W/m2 dari radiasi yang masuk sehingga akan menghangatkan
bumi. Sebagian lainnya dipantulkan kembali ke luar angkasa. Adanya gas rumah
kaca seperti Karbon dioksida dan metana akan menyebabkan sebagian panas yang
terpantulkan tadi tertahan sebagian di atmosfer bumi dan akan menyerap serta
memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan oleh permukaan bumi.
Siklus ini akan terjadi berulang kali sehingga menyebabkan suhu rata-rata tahunan
bumi akan terus meningkat. Inilah yang dinamakan efek rumah kaca. Efek rumah
kaca berfungsi sebagai sistem yang akan menghangatkan bumi sehingga
menjadikan bumi sebagai planet yang layak huni. Apabila efek rumah kaca ini
ditiadakan, akan menyebabkan suhu bumi menurun secara drastis hingga dapat
menyentuh suhu -18oC. Hal ini dapat kita lihat pada planet Mars. Planet Mars
tidak memiliki gas rumah kaca pada atmosfernya sehingga suhunya dapat
menyentuh -30oC.
Permasalahan dimulai ketika kadar gas rumah kaca di atmosfer mengalami
peningkatan. Peningkatan kadar gas rumah kaca ini akan menyebabkan efek panas
yang terperangkap di dalam bumi semakin besar sehingga dapat berdampak buruk
pada lingkungan. Peningkatan ini disebabkan oleh aktivitas manusia itu sendiri
seperti penggunaan bahan bakar fosil dan adanya penggundulan dan pembakaran

2
hutan atau disebut juga dengan deforestasi hutan. Penggunaan bahan bakar fosil
akan menghasilkan emisi gas karbon seperti karbon Dioksida (CO2). rum Efek
rumah kaca akan berfungsi dengan baik untuk menghangatkan temperatur bumi.
Tanpa adanya efek rumah kaca, bumi akan mengalami penurunun suhu hingga
dapat menyentuh suhu -18oC (R.Utina,2009).

Anda mungkin juga menyukai