Rafli Ramadhan*
ABSTRAK
Pendahuluan
Perubahan iklim yang terjadi akhir akhir ini disebabkan oleh adanya
pemanasan global. Menurut sebuah survei di tahun 2019, Indonesia
mengalami perubahan iklim sebesar 18 persen, diikuti Saudi arabia 16 persen
dan Amerika 13 persen. Terjadinya perubahan iklim yang merupakan
dampak dari adanya pemanasan global disebabkan oleh adanya efek rumah
kaca. Efek rumah kaca yang berfungsi untuk menghangatkan bumi malah
menjadi sistem yang menyebabkan kenaikan suhu di bumi. Hal ini terjadi
karena meningkatnya kadar gas rumah kaca melebihi batasnya sehingga
semakin banyak panas yang tertahan di bumi. Gas rumah kaca seperti karbon
dioksida, metana, dinitrioksidaxhidrofluorokarbon, perfluorokarbon dan
sulfur heksafluorida merupakan hasil dari aktivitas-aktivitas manusia berbasis
teknologi seperti penggunaan bahan bakar fosil. Banyaknya aktivitas manusia
tersebut menyebabkan banyaknya gas rumah kaca yang merupakan limbah
hasil dari aktivitas tersebut. Banyaknya gas rumah kaca yang beredar tidak
diikuti dengan upaya mengurangi akan membuat masalah ini makin menjadi-
jadi. Oleh karena itu, diperlukan upaya dan dukungan dari seluruh kalangan
masyarakat di Indonesia termasuk generasi muda untuk mengatasi masalah
ini.(versi 1)
Perubahan iklim yang saat ini masih menjadi ancaman global merupakan
salah satu dampak dari adanya pemanasan global. Pemanasan global sendiri
dapat diartikan sebagai kenaikan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan dataran di
bumi. Pemanasan global terjadi disebabkan oleh adanya sistem yang dikenal
dengan efek rumah kaca. Adanya efek rumah kaca merupakan akibat dari
adanya gas rumah kaca yaitu emisi gas karbon seperti karbon dioksida(CO2),
Methana, dll. Gas rumah kaca dihasilkan dari adanya aktivitas manusia
berbasis industri dengan penggunaan bahan bakar fosil. Gas gas tersebut
menutupi atmosfer seperti halnya rumah-rumah kaca yang ada di Eropa untuk
menghangatkan lahan. Radiasi sinar matahari yang menuju ke atmosfer bumi
akan berubah Sebagian menjadi energi panas dalam bentuk sinar infra merah.
Sebagian dari Sinar ini akan diserap oleh udara dan permukaan bumi, dan
Sebagian lainnya akan dipantulkan Kembali ke atmosfer bumi dan ditangkap
oleh gas-gas rumah kaca. Hal ini lah yang menyebabkan suhu bumi menjadi
meningkat. Efek rumah kaca berfungsi untuk menghangatkan bumi.
Ketidakadaan efek rumah kaca akan menyebabkan suhu bumi menurun
secara drastic hingga dapat menyentuh suhu -18oC. Namun, dikarenakan
meningkatnya gas-gas rumah kaca di atmosfer secara berlebihan
menyebabkan bumi semakin panas hingga dapat berdampak buruk terhadap
lingkungan. Salah satu dari dampak yang terjadi adalah adanya perubahan
iklim di bumi. Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh YouGov dan
Unoversitas Cambridge di tahun 2019, Indonesia mengalami perubahan iklim
sebesar 18% , diikuti oleh Saudi Arabia sebesar 16% dan Amerika Serikat
13%. Saat ini teknologi yang ada di Indonesia masih banyak yang
menggunakan bahan bakar fosil sehingga kenaikan kadar gas rumah kaca tak
terelakkan. Kondisi yang telah terjadi ini didukung oleh adanya perilaku tak
bertanggung jawab terhadap hutan di Indonesia sehingga kadar gas rumah
kaca akan terus meningkat. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan masalah
ini, diperlukan upaya yang dilakukan oleh seluruh kalangan masyarakat
Indonesia khususnya generasi muda Indonesia yang merupakan generasi
emas bangsa
dan Efek rumah kaca berfungsi sebagai alat untuk menghangatkan bumi.
Namun, hal ini malah berdampak buruk bagi bumi itu sendiri disebabkan
oleh penebalan gas rumah kaca. Tebalnya gas rumah kaca ini merupakan
hasil dari berbagai aktivitas manusia yang memanfaatkan energi berbahan
bakar fosil seperti dalam sector.