Anda di halaman 1dari 9

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH CIREBON

Jl. Kalitanjung N0.14-18A, Harjamukti, Kecamatan


Harjamukti Kota Cirebon 45143

PELAYANAN PEMASANGAN IMPLAN DI ERA


SOP PANDEMI MENGGUNAKAN TEKNIK
PEMBERIAN AROMATERAPI

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Implan adalah alat kontrasepsi yang berbentuk batang
1. Pengertian panjang sekitar 4 cm yang didalamnya terdapat hormon
progesteron, implan ini kemudian dimasukan di dalam kulit
bagian lengan atas (Purwoastuti dan Mulyani, 2015:203).
2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah pemasangan implan
dengan menggunakan teknik pemberian aromaterapi.
- KEPMENKES 320 Tahun 2020 Tentang Standar Profesi
Bidan.
3. Kebijakan - KEPMENKES RI PANDUAN PELAYANAN
KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN
REPRODUKSI DALAM SITUASI PANDEMI COVID-19
TAHUN 2020.
Laporan Tugas Akhir Kebidanan Ny.K Akseptor KB
4. Referensi Implant di Puskesmas Medan Tuntungan Kecamatan
Medan Tuntungan Kota Madya Medan Tahun 2018 (Oleh
Restawati).
1. Menerapkan langkah konseling SATU TUJU (Salam,
Tanyakan, Uraikan, Bantu Jelaskan, Ulangan)
SA : yaitu beri salam, sambut kedatangan dan berikan
perhatian.
T : tanyakan apa masalah dan apa yang ingin dikatakan.
U : yaitu uraikan mengenai alat-alat KB yang ingin
5. Panduan
diketahui.
Pelayana
TU : yaitu bantu mencocokan alat KB dengan keadaan dan
Oleh Bidan
kebutuhan.
J : jelaskan alat KB apa yang akan digunakan.
U : ulangan, sambutlah dengan baik apabila klien perlu
konseling ulang.
2. Pelaksanaan pelayanan untuk pemasangan maupun
pencabutan implan, ruangan sebaiknya jauh dari area yang
sering digunakan atau ramai dirumah sakit serta harus
memilih pencahayaan yang cukup, terbebas dari debu dan
serangga, memiliki ventilasi yang baik, selain itu juga perlu
ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air bersih dan
mengalir. Peralatan untuk pemasangan harus tersedia
lengkap disetiap klinik atau fasilitas pelayanan kesehatan,
baik pemerintah maupun swasta, yang penting semua
peralatan dan bahan harus dalam kondisi yang baik
(misalnya : tokar dan skapel harus tajam). Pastikan semua
alat dan bahan dalam keadaan steril atau DTT. Kapsul
implan -2 dikemas dalam wadah steril, tertutup baik dan
tetap steril selama tiga tahun sesuai dengan jaminan
sterilitas dan masa aktif dari produsennya. Kemasannya
tidak rusak dan disimpan ditempat sejuk dan kering
(Affandi, 2012).
3. Bagi akseptor IUD/Implan yang sudah habis masa
pakainya, jika tidak memungkinkan untuk datang ke
petugas Kesehatan dapat menggunakan kondom yang dapat
diperoleh dengan menghubungi petugas PLKB atau kader
melalui telpon. Apabila tidak tersedia bisa menggunakan
cara tradisional (pantang berkala atau senggama terputus).
4. Menghubungi bidan melalui telpon/WA terlebih dahulu
untuk membuat janji pemasangan KB Implan.
5. Menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan
APD level 1 dalam pelayanan pemasangan KB Implan.
6. Pemberian Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
(KIE) serta pelaksanaan konseling terkait Kesehatan
Reproduksi dan KB dapat dilaksanakan secara online atau
konsultasi via telpon.
1. Bak Instrument Berisi :
 2 Kom steril
 Sepasang Handscoon
 Skapel
 Klem lurus
 Doek steril berlubang

2. Diluar Bak Instrument Berisi :


 Implant dalam kemasan
 Bisturi dalam kemasan
6. Persiapan  2 Spuit 3cc
Alat dan  Bengkok
Bahan
 Lidocain 2%
 Epinefrin
 Band aid
 Betadhine
 Kasa pembalut
 Tensi meter
 Kapas DTT di kom tertutup
 Spidol/pulpen
 Pola (template)
 Alas
 Larutan Klorin 0,5%
3. Difusser dan essensial oil (misal Essensial
Lavender)
Pemasangan :
1. Melakukan Inform Concent dengan klien.
2. Menyiapkan alat dan bahan, nyalakan difusser.
3. Anjurkan klien mencuci lengan hingga bersih dan tidak
ada sisa sabun.
4. Bidan mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril
atau DTT, siapkan pengalas lengan.
5. Membaca basmallah.
6. Anjurkan klien untuk berbaring, letakan lengan klien
(pilih lengan yang jarang digunakan) diatas kain oengalas
yang sudah disiapkan dengan posisi lengan atas
membentuk huruf V.
7. Tentukan tempat pemasangan 8 cm diatas lipatan siku.
8. Oleskan anti septik (betadine) secara melingkar 8-13 cm,
biarkan selama 2 menit hingga kering.
9. Gunakan Doek pada lengan yang akan dipasang implant.
10. Lakukan anamnesa tidak ada riwayat alergi obat
anestesi, isi spuit 3ml dengan anestesi (lidocain 1%)
pastikan efek anestesi telah berlangsung dan rasa nyeri
hilang.
11. Masukkan jarum tepat dibawah kulit, lakukan aspirasi
7. Prosedur pastikan tidak ada darah yang keluar, suntikkan sedikit (0,3
cc) obat intrakutan, kemudian tanpa memindahkan jarum,
masukkan ke subdermal. Hal ini akan membuat kulit
terangkat dari jaringan lunak dibawahnya dan dorong
jarum menelusuri bawah kulit hingga 4 cm, kemudian tarik
jarum sambil menyuntikkan anestesi pada kedua jalur
kapsul (masing-masing 1 ml) membentuk huruf V.
12. pegang trokar dengan ujung tajam menghadap ke atas.
13. Setelah itu, dibuat insisi kurang lebih sepanjang 0,5 cm
dengan scalpel yang tajam.
14. Troika dimasukkan melalui lubang insisi sehingga
sampai pada jaringan bawah kulit.
15. Kemudian kapsul dimasukkan kedalam trioka dan
didorong dengan plunger sampai kapsul terletak dibawah
kulit.
16. Kemudian dilakukan secara berturut-turut sampai
kapsul kedua.
17. Kedua kapsul dibawah kulit diletakkan sedemikian
rupa sehingga susunanya seperti huruf V. Setelah kedua
kapsul berada dibawah kulit, troika ditarik pelan-pelan
keluar.
18. Control luka apakah ada perdarahan atau tidak.
19. Jika tidak ada perdarahan tutup luka dengan kasa steril,
kemudian diplester, umumnya tidak diperlukan jahitan.
20. Nasehati pasien agar luka jangan basah selama lebih
kurang 3 hari dan datang kembali jika ada keluhan-keluhan
yang menganggu.
21. Membaca Hamdallah, merapikan alat dan pasien.
22. Cuci tangan 6 langkah.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH CIREBON

Jl. Kalitanjung N0.14-18A, Harjamukti, Kecamatan


Harjamukti Kota Cirebon 45143

PELAYANAN PELEPASAN IMPLAN DI ERA


SOP PANDEMI MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBERIAN
AROMATERAPI

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Pelepasan implan adalah tindakan yang dilakukan petugas
1. Definisi untuk mengeluarkan implan setelah habis masa aktifnya
atau karena penggunaan yang tidak cocok.
2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah pelepasan implant dengan
menggunakan teknik pemberian aromaterapi.
KEPMENKES 320 Tahun 2020 Tentang Standar Profesi
3. Kebijakan Bidan.

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2011.


4. Referensi Pelatihan Klinik Teknologi Kontrasepsi Teknik Bagi
Profesional Kesehatan Jakarta, 2012.
Konseling Pra Prosedur
1. Sapa klien dengan ramah dan hangat
2. Tanyakan pada klien alasannyan ingin mencabut implant
dan jawab semua pertanyaannya.
3. Tanyakan tujuan dari keluarga berencana selanjutnya.
4. Jelaskan proses pencabutan implant dan apa yang akan
klien rasakan pada saat proses pencabutan dan setelah
pencabutan.
5. Pasien umum diminta ke kasir untuk membayar, untuk
pasien gratis tanda tangan form PHD gratis.

Tindakan Pra Pencabutan


1. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan
5. Standar kain bersih.
Operational 2. Pakai sarung tangan steril atau DTT, bila sarung tangan
Prosedur diberi bedak, hapus bedak dengan menggunakan kassa yang
telah dicelupkan ke dalam air steril atau DTT.
3. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik.
4. Pasang kain penutup (Doek) steril atau DTT disekeliling
lengan klien.

Pencabutan Kapsul dengan Teknik Baku


1. Suntikan sedikit anestesi (2-3 cc) pada tempat
insisimdan dibawah ujung akhir dari kapsul sampai
sepertiga panjang kapsul.
2. Uji efek anestesinya sebelum membuat insisi pada kulit.
3. Buat insisi kecil (4mm) dibawah ujung dari kapsul.
4. Jepit ujung kapsul dengan klem lengkung (mosquito).
5, Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya
dengan menggunakan kassa steril atau skapel.

Pencabutan Kapsul yang Sulit


1. Untuk kapsul yang jauh dari tempat insiis, masukkan
klem lengkung, jepit kapsul dengan klem dan jatuhkan atau
putar klem 180º ke arah bahu klien untuk membuat ujung
kapsul mencuat.
2. Jepit kapsul yang telah mencuat itu dengan klem lain dan
cabut kapsul dengan hati-hati dan taruh pada mangkok yang
berisi larutan klorin 0,5%.
3. Pilih kapsul yang akan dicabut dan bila perlu suntikkan
lagi anestesi.

Pencabutan Kapsul dengan Teknik U


1. Untuk sedikit anstesi (2-3 cc) pada tempat insisi
dibawah setiap ujung kapsuk dekat siku.
2. Uji efek anestesi sebelum membuat insisi pada kulit.
3. Buat insisi kevil (4 mm) pada kulit diantara kapsul ke 3
dan 4 dengan arah memanjang + 5 mm diatas ujung kapsul.
4. Masukkan ujung klem implant, jepit kapsul dan tarik
keluar.
5. Jatuhkan klem implant 90º ke arah bahu hingga kapsul
terlihat.
6. Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang
mengelilinginya.
7. Jepit ujung kapsul yang sudah dibersihkan dengan klem
lengkung, tarik keluar dan taruh pada mangkok yang berisi
larutan klorin 0,5%.

Tindakan Pasca Pencabutan


1. Setelah seluruh kapsul tercabut, hitung kembali jumlah
kapsul untuk memastikan kedua kapsul telah tercabut dan
perlihatkan pada klien.
2. Rapatkan kedua tepu luka insisi dan tutup dengan band-
aid.
3. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan
mengurangi memar.
4. Taruh alat suntuk di tempat terpisah dan letakkan semua
peralatan dalam larutan klorin untuk dekontaminasi.
5. Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke
tempatnya.
6. Cuci tangan dengan sbaun dan air mengalir, kemudian
keringkan dengan kain bersih.

Konseling Pasca Pencabutan


1. Beri petunjuk cara merawat luka dan beritahu kapan
harus kontrol.
2. Beritahu apa yang harus dilakukan bila mengalami
masalah.
3. Beri konseling untuk alat kontrasepsi yang baru.
4. lakukan observasi selama 5 menit sebelum
memperbolehkan klien pulang.

1. Meja periksa untuk berbaring klien.


2. Alat penyangga lengan.
3. Kain penutup steril.
4. Seasang sarung tangan steril.
5. Sabun untuk cuci tangan.
6. Larutan antiseptik untuk desinfeksi kulit.
6. Alat dan Bahan
7. Zat anestesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin).
8. Skalpel 11 atau 15
9. Kassa pembalut atau plester.
10. Kassa steril atau pembalut.
11. Epinefrin (Untuk tindakan emergency)
12. Klem lengkung dan lurus.
13. Bak instrumen.
14. Tiga mangkok steril atau DTT.
A. Intruksi Kerja
7. Prosedur 1. Tindakan sebelum pencabutan

a. Persilahkan klien untuk mencuci seluruh lengan dan


tangan dengan sabun dan air yang mengalir serta
membilasnya, pastikan tidak terdapat sabun.
b. Tutup tempat tidur klien dengan kain bersih yang kering.
c. Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih
jarang digunakan diletakkan pada lengan penyangga atau
meja samping. Lengan harus disangga dengan baik dan
dapat digerakan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan
posisi yang disukai oleh klinisi untuk memudahkan
pencabutan.
d. Raba kapsul untuk menentukkan lokasinya, untuk
menentukkan tempat insisi raba (tanpa sarung tangan)
ujung kapsul dekat lipatan siku, bila tidak dapat meraba
kapsul, lihat lokasi pemasangan pada rekaman medik klien.
e. Pastikan posisi dari setiap kapsul dengan membuat tanda
pada kedua ujung setiap kapsul dengan menggunakan
spidol.
f. Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa
menyentuh alat-alat didalamnya.
g. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan air bersih.
h. Pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung tangan
untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang).
i. Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai.
j. Usap tempat pencabutan dengan kasa berantiseptik,
gunakan klem steril atau DTT untuk memegang kasa
tersebut (Bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan
tangan, hati-hati jangan sampai mengkontaminasi sarung
tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai
mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah
luar dengan gerakan melingkar sekitar 1-8 cm dan biarkan
kering sebelum memulai tindakan.
k. Bila ada gunakan kain lubang untuk menutupi lengan.
Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan
lokasi kapsul. Dapat juga menutupi lengan dibawah tempat
kapsul dipasang dengan menggunakan kain steril.
l. Sekali lagi raba seluruh kapsul untuk menentukan
lokasinya.
m. Setelah memastikan klien tidak alergi terhadap obat
anestesi isi alat suntuk dengan 3 ml obat anestesi (1% tanpa
epinefrin) masukkan jarum tepat dibawah kulit pada tempat
insisi akan dibuat, kemudian lakukan aspirasi untuk
memastikan jarum tidak masuk ke pembuluh darah,
suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung
kecil dibawah kulit. Masukkan jarum secara hati-hati
dibawah ujung kapsul pertama sampai kurang lebih
sepertiga panjang kapsul (1 cm) tarik jarum pelan-pelan
sambil menyuntikkan obat anestesi (kira-kira 0,5 ml) untuk
mengangkat ujung kapsul.

2. Tindakan Pencabutan Kapsul


a. Tentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak sama dari
ujung bawah semua kapsul kira-kira 5 cm dari ujung bawah
kapsul.
b. Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang
yang kecil lebih kurang 4 mm dengan menggunakan
skalpel.
c. Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari
luar atau yang terdekat tempat insisi.
d. Dorong ujung kapsul ke arah insisi dengan jari tangan
sampai ujung kapsul tampak pada luka insisi.
e. Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi
kapsul dengan cara menggosok pakai kassa steril.
f. Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan menggunakan
klem kedua, lepaskan klem pertama dan cabut pelan.
g. Pilih kapsul berikutnya yang tampak paling mudah
dicabut, gunakan teknik yang sama untuk mencabut kapsul
berikutnya.

3. Metode Pencabutan Teknik U


a. Tentukan lokasi insisi pada kulit diantara 3 dan 4-5 mm
dari ujung kapsul dekat siku.
b. Buat insisi kecil (4 mm) memanjang sejajar diantara
sumbu panjang kapsul dengan menggunakan skapel.
c. Memasukkan ujung klem pemegang implant norplant
secara hati-hati melalui luka insisi.
d. Fiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka insisi
dengan jari telunjuk sejajar panjang kapsul.
e. Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh
kapsul, buka klem dan jepit kapsul dengan sudut yang tepat.
f. Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya
dengan menggosok-gosok menggunakan kain steril.
g. Gunakan klem lengkung untuk menjepit kapsul yang
sudah terpapar, lepaskan klem pemegang norplant dan
cabut kapsul.
h. Pencabutan kapsul berikutnya adalah yang tampak paling
mudah dicabut, gunakan teknik yang sama untuk mencabut.

4. Menutup Luka Insisi


a. Bila klien tidak ingin melanjutkan pemakaian implant
lagi, bersihkan tempat insisi dan sekitarnya.
b. Dekatkan kedua tepi luka insisi dengan band aid (plester
untuk luka ringan) atau kasa steril dan plester.
c. Luka insisi perlu dijahit, karena mungkin dapat
menimbulkan jaringan parut.

Anda mungkin juga menyukai