Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS DAMPAK DARI PRAKTIK PROFESIONAL YANG

BISA MENGURANGI DAN MERENDAHKAN IDENTITAS


BUDAYA ATAU KESEJAHTERAAN INDIVIDU ATAU
MASYARAKAT

PESONA RIYANTI WAHYU


NIM. 2010302010
Prodi S1 Kebidanan

STIKES MUHAMMADIYAH CIREBON


TAHUN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nantikan syafa’atnya di akhirat.Tidak lupa, saya mengucapkan syukur kepada
Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal
pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas mata kuliah Manajemen Kepemimpinan dan Pelayanan Kebidanan dengan
Judul “ analisis dampak dari praktik profesional yang bisa mengurangi dan
merendahkan identitas budaya atau kesejahteraan individu atau masyarakat”
Saya mengucapkan terima kasih kepada Erni Ratna Suminar,SST.,M.KM
selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Kepemimpinan dan Pelayanan
Kebidanan yang telah memberikan tugas makalah tersebut. Dan tidak lupa pula
saya mengharapkan kritik dan saran karena sejatinya dalam penyusunan
makalah ini masih dalam tahap pembelajaran.
Demikian,yang dapat saya sampaikan sekian dan terima kasih

Cirebon, 22 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13

3
BAB I

PENDAHULUAN 185

A. PENDAHULUAN
Aspek sosial budaya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Di era
gloablisasi sekarang ini dengan berbagai perubahan menuntut manusia harus
memperhatikan aspek tersebut. Salah satu masalah yang kini banyak merebak
dikalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang
tidak terlepas dari faktor budaya dan lingkungan dimana mereka berada.
Disadari atau tidak faktor-faktor pengetahuan dan budaya seperti
kepercayaan turun temurun mengenai berbagai pantangan , hubungan sebab akibab
makanan dan kondisi sehat sakit, kebiasaan dan ketidak tahuan, sering kali
membawa dampak positif maupun negatif terhadap ibu dan anak.
Bidan sebagai sumber daya manusia kesehatan mempunyai peran yang besar
terhadap ketercapaian tujuan pembangunan kesehatan, yaitu dengan memberikan
pelayanan asuhan kebidanan kepada masyarakat (Rahmat dalam Fitriani Nur tahun
2020). Dalam menjalankan praktik kebidanan, bidan memiliki kewenangan untuk
memberikan pelayanan kesehatan Ibu, pelayanan kesehatan anak, pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Bidan dalam memberikan
pelayanan kesehatan bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan praktiknya
dituntut secara profesional (louise Hounter 2017).
Profesionalisme ditandai dengan pengambilan keputusan berbasis bukti
otonom oleh anggota suatu pekerjaan yang berbagi nilai-nilai dan pendidikan yang
sama. Profesionalisme dalam kebidanan diwujudkan melalui hubungan tujuan dan
didukung oleh lingkungan kerja yang profesional. Bidan profesional menunjukkan
akuntabilitas atas tindakan mereka (Alan Glasper.2017)
Menjadi seorang bidan bukanlah hal yang mudah karena harus siap fisik
maupun mental, tidak mudah merubah pola fikir ataupun sosial budaya masyarakat.
Karena itu kemampuan mencari masalah dan mengenali solusi bersama masyarakat
menjadi kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh bidan

4
B. TUJUAN PENULISAN
Meganalisis Dampak Dari Praktik Profesional Yang Bisa Mengurangi Dan Merendahkan
Identitas Budaya Atau Kesejahteraan Individu Atau Masyarakat
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan profesionalisme?
2. Apa yang dimaksud budaya dalam kebidanan?
3. Apa saja perilaku dan aspek yang mempengaruhi pelayanan dalam kebidanan?
4. Bagaimana masyarakat sebagai tempat atau budaya?
5. Bagaimana sikap bidan dan budaya yang ada?
6. Apasaja budaya dalam masyarakat dan bagaimana peran bidan?

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PROFESIONALISME
Profesionalisme adalah tanggung jawab atas tindakan dan kompetensi. Bagi
tenaga kesehatan, profesionalisme sangat diperlukan dalam praktek kebidanan
untuk menjalankan parktek sesuai dengan kewenangan dan kompetensinya (Dean,
Erin 2017)
Profesionalisme bidan meliputi bidan kearifan profesional (sebuah konsep
yang melibatkan terjalinnya pengetahuan dan pengalaman), serta teoritis
pengetahuan, keterampilan dan teknik yang dibutuhkan bidan dalam situasi wanita
itu. Bidan telah berkembang secara pribadi dan profesional, dan berhasil dalam
membuat wanita merasa diperhatikan, berkomunikasi dengannya dalam suatu
memberdayakan cara, dan memiliki kemitraan positif dengannya. Kelima faktor
utama yaitu kepedulian profesional, kompetensi dan kebijaksanaan,
memberdayakan interaksi dan kemitraan, bersama dengan pribadi dan bidan
pengembangan profesional digabungkan menjadi satu kesatuan (O chataion dkk
dalam Fitriani Nur .2020)
Profesionalisme bidan dibangun dari lima aspek utama: bidan profesional
peduli pada wanita yang melahirkan dan keluarganya. Kepedulian dalam domain
profesional ini dilihat sebagai inti kebidanan. Bidan profesional secara profesional
kompeten. Kompetensi profesional ini harus selalu memiliki keutamaan demi
keselamatan wanita dan anak. Bidan profesional memiliki kearifan profesional dan
tahu bagaimana menerapkannya. Kebijaksanaan profesional adalah konsep baru
yang digunakan untuk menunjukkan interaksi pengetahuan dan pengalaman. Bidan
profesional memiliki kompetensi interpersonal, mampu memberdayakan
komunikasi dan kemitraan positif dengan wanita dan keluarganya. Bidan
profesional mengembangkan dirinya sendiri secara pribadi dan profesional, yang
merupakan prasyarat untuk profesionalisme sejati. Teori yang berkembang ini harus
secara teratur direkonstruksi dalam cahaya pengetahuan saat ini dalam kebidanan.
Ini adalah upaya untuk mengidentifikasi dan mengartikulasikan proses dan

6
komponen seni dan ilmu praktik kebidanan dalam upaya melanjutkan
pengembangan disiplin dengan membantu dalam pemahaman dan praktik
menciptakan wacana teoritis lebih lanjut, proses dan produk untuk praktik
kebidanan. Teori ini memiliki implikasi untuk pendidikan dan praktik kebidanan
(Karis Dotir dkk dalam Fitriani Nur 2020)
Tujuan dari profesionalisme dalam kebidanan adalah untuk memberikan
pelayanan kebidanan yang aman, nyaman dan efektif untuk mencapai status
kesehatan yang optimal. Pencapaian tujuan ini bisa ditunjukkan melalui hasil
pelayanan yang efektif, memberikan kualitas yang baik dalam pelayanan kebidanan,
perkembangan pengaturan bidan, adanya dukungan dalam pelayanan kebidanan,
penggunaan sumber daya yang lebih baik.( Fitriani Nur 2020)
B. BUDAYA DALAM KEBIDANAN
Kebudayaan adalah suatu sistem, gagasan, tindakan hasil karya manusia
yang diperoleh dengan cara belajar dalam kehidupan masyarakat. Budaya sendiri
adalah norma atau aturan atau tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari , dan
dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan
(Cahya Ningum . 2021)
Dalam Cahya Ningrum 2021 kompetensi budaya secara umum dianggap
sebagi proses pengembangan kesadaran budaya , pengetahuan budaya, keterampilan
budaya, pertemuan budaya, dan hasrat budaya. Sedangkan budaya dalam kebidanan
yaitu serangkaian perilaku, sikap dan kebijakan yang memungkinkan untuk
berfungsi efektif saat merawat pasien dengan latar belakang yang beragam.
C. PERILAKU DAN ASPEK BUDAYA YANG MEMPENGARUHI
PELAYANAN KEBIDANAN
Berikut beberapa aspek budaya yang mempengaruhi pelayanan kebidanan :
1. Health Believe adalah tradisi atau kepercayaan yang diyakini turun termurun
dalam kebidanan . contohnya dalam pemberian makanan pada bayi, di daerah
Nusa Tenggara Barat ada pemberian nasi papah atau di jawa dengan tradisi nasi
pisang
2. Life Style adalah gaya hidup yang berpengaruh terhadap kesehatan . contoh
gaya hidup kawin cerai di lombok atau gaya hidup perokok

7
3. Health Seeking Behaviour adalah salah satu bentuk perilaku sosial budaya yang
mempercayai apabila seseorang sakit tidak perlu berkunjung ke pelayanan
kesehatan akan tetapi cukup dengan membeli obat di warung atau mendatangi
dukun.
D. MASYARAKAT SEBAGAI TEMPAT ATAU BUDAYA
Masyarakat dapat digambarkan baik secara fisik sebagai tempat tinggal
individu atau sebagai lingkungan kehidupan sosial di suatu tempat tertentu.
Sebagian besar individu di masyarakat bersama orang lain. Melalui hubungan
dalam masyarakat, individu mengembangkan dan mendukung sistem kepercayaan
tentang keluarga, sehat, sakit serta penyakit. Keyakinan personal ini sejalan dengan
perilaku keluarga dan keyakinan kelompoknya , yang menjadi dasar individu untuk
memutuskan cara-cara menjaga status kesehatan dan perawatan individu yang sakit.
E. SIKAP BIDAN DAN BUDAYA YANG ADA
Dalam dunia kebidanan perlunya untuk menyesuaikan pendekatan yang
diberikan dengan budaya pasien. Seperti yang dijelaskan Perry dan Potter dalam
Dina Hajja 2018 :
1. Cara mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan
dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi kebidanan diberikan sesuai
dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki pasien sehingga pasien dapat
meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya
menjemur bayi tiap pagi di bawah sinar matahari
2. Negosiasi Budaya
Intervensi dan implementasi kebidanan pada tahap ini dilakukan untuk
membantu pasien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih
menguntungkan kesehatan. Bidan membantu pasien agar dapat memilih dan
menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan,
misalnya pasien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis,
maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.

8
3. Rekulturisasi Budaya
Restrukturisasi budaya pasien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan
status kesehatan. Bidan berupaya merestrukturisasi gaya hidup pasien yang
biasanya tidak boleh tidur siang selama proses menyusui menjadi rutin tidur
siang. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan
sesuai dengan keyakinan yang dianut
F. PERILAKU BUDAYA MASYARAKAT DAN PERAN BIDAN
1. Perilaku budaya masyarakat dalam praktek kebidanan selama hamil
Berikut beberapa perilaku yang mempengaruhi budaya masyarakat selama
kehamilan :
a. Potong rambut membuat bayi cacat
Ibu hamil biasanya sering merasa kegerahan akibat perubahan tubuh dan
hormon, hal tersebut juga mempengaruhi kondisi rambut. Yang awalnya ibu
mempunyai rambut tebal kini mulai rontok dan menipis. Gerah dan rambut
rontok bisa membuat ibu hamil tidak nyaman. Namun karena mitos potong
rambut menyebabkan cacat janin, gangguan pengelihatan dan keguguran maka
ibu hamil mengurungkan niatnya.
Faktanya dari sisi medis maupun hukum agama islam , potong rambut
untuk ibu hamil tua maupun muda diperbolehkan tidak ditemukan bahaya bagi
ibu hamil yang dipotong rambut asal memperhatikan hal berikut ini :
1) Tidak menggunakan obta-obatan atau produk yang mengandung bahan kimia
berbahaya
2) Jika ingin melakukan perawatan rambut (creambath, rebonding, smoothing) dan
mengecat rambut gunakan bahan alami yang tidak berbahaya bagi pertumbuhan
janin.
b. Makan nangka dan nanas menyebabkan keguguran
Mitos mengkonsumsi buah nangka dapat membahayakan janin, tidak
benar karena belum ada penelitian yang bisa membuktikannya. Buah nagka
memiliki kandungan gizi asam folat, vitamin A,C, magnesium, kalsium, zat besi
dan lemak jenuh yang rendah sehingga aman dikonsumsi oleh ibu hamil. Namun

9
jika ternyata setelah mengkonsumsi nangka, ibu hamil merasakan sensasi panas
diperut, itu dikarenakan buah nangka punya kandungan gas yang cukup tinggi.
Buah nanas mengandung bromelain, yakni enzim yang dapat emberi
reaksi kontraksi bila dikonsumsi dalam jumlah banyak. Jadi bukan tidak boleh
mengkonsumsi buah nangka dan nanas selama kehamilan tatetapi boleh
mengkonsumsi asalkan dalam jumlah wajar dan tidak berlebihan.
c. Konsumsi kacang hijau membuat rambut bayi lebat
Ketika mengandung, ibu hamil rajin mengkonsumsi bubur kacang hijau
atau sari kacang hijau mitosnya dapat membuat rambut bayi tebal. Memang
kacang hijau sangat baik bila dikonsumsi ibu hamil karena mengandung vitamin
B, vitaminE dan protein. Nutrisi tersebut memang dpat membantu pertumbuhan
bayi. Akan tetapi rambut bayi tebal atau tidak dipengaruhi oleh genetika orang
tua.
d. Minum air kelapa membuat bayi putih mulus
Mitos yang banyak diyakini ibu hamil lainnya adalah minum air kelapa
agar kulit bayi bersih putih dan mulus, air kelapa tidak dpat mengubah warna kulit
sesorang , termasuk bayi meski air kelapa mengandung vitamin C yang bisa
membuat kulit lebih kenyal.
Soal warna kulit bayi itu dipengaruhi oleh orang tua. Sedangkan bayi
akan bersih bila terlahir cukup umur, yakni lebih dari 36 minggu karena lemak
vernik yang menutupi janin akan rontok. Minum air kelapa supaya terhindar dari
infeksi slauran kemih dan mencegah dehidrasi.
e. Ibu hamil harus pakai peniti, gunting, bangle agar tidak diganggu makhluk
halus
Waniita yang tengah hamil muda konon katanya rentan diganggu makhluk
halus. Makanya dilarang bepergian atau keluar rumah waktu magrib, khawatirnya
janin dicuri jin atau makhluk astral lainnya. Orang tua selalu mengingatkan anak
yang hamil untuk menyematkan peniti, gunting dan bangle di baju atau pakain
dalam agar terhindar dari gangguan tersebut.
Dari sisi medis benda-benda yang katanya jimat itu tidak punya efek sama
sekali bagi kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya. Jika ibu hamil

10
dan bayinya ingin sehat tentu harus makan, makanan yang bergizi, tidak boleh
cape dan stres.
Menurut islam percaya pada jimat adalah perbuatan syirik. Dan syirik
termasuk dosa besar yang tidak diampuni Allah, dan Allah lah sebaik-baniknya
penjaga.jika ibu hamil ingin bayinya dilindungi maka perlu mendekatkan diri pada
Allah dengan memperbanyak ibadah.
f. Tidak boleh berhubungan intim selama kehamilan.
Berhubungan seks saat hamil diperbolehkan asalkan tidak dalam intensitas
sering., misalnya setiap hari.karena sperma dapat menginduksi persalinan. Maski
mana dilakukan sebaiknya pada trimester I kehamilan. Suami tidak memuntahkan
sperma di dalam tetapi dikeluarkan diluar agar tidak memicu kontraksi. Namun
disarankan bagi ibu yang sudah mnedekati HPL untuk berhubungan dan sperma
dikeluarkan di dalam.
Peran bidan terhadap perilaku budaya selama hamil
1. KIE tentang menjaga kehamilan yaitu dengan ANC sescara teratur , komunikasi
makanan bergizi, batasi astifitas fisik dan tidak perlu pantang makan
2. KIE tentang segala sesuatu yang sudah diatur tuhan yang maha esa, mitos yang
tidak benar ditinggalkan
3. Pendekatan terhadap tokoh masyarakat untuk mengubah tradisi yang negatif
atau berpengaruh buruk terhadap kehamilan
2. Perilaku budaya masyarakat dalam praktek kebidanan selama persalinan
Berikut beberapa perilaku yang mempengaruhi budaya masyarakat selama
Perslainan
a. Bayi laki-laki adalah penerus keluarga yang akan membawa nama baik
b. Bayi perempuan adalah pelanjut atau penghasil keturunan
c. Memasukan minyak ke vagina supaya persalinan lancar
d. Minum air akar rumput fatimah dapat membuat persalinan lancar
Peran bidan terhadap perilaku selama persalinan :
a. KIE tentang melahirkan bayi laki-laki atau perempuan adalah suatu anugrah dan
ketetapan dari Tuhan YME

11
b. Memberikan pendidikan pada penolong persalinan mengenai tempat persalinan ,
proses persalinan perawatan selama proses persalinan dan pasca persalinan
c. Memberikan pendidikan mengenai konsep kebersihan baik dari segi tempat dan
peralatan
3. Perilaku budaya masyarakat dalam praktek kebidanan selama Nifas
Berikut beberapa perilaku yang mempengaruhi budaya masyarakat selama
masa Nifas :
a. Setelah bersalin ibu dimandikan oleh dukun selanjutnya ibu sudah harus
bisa merawat dirinya sendiri lalu ibu diberikan juga jamu untuk peredaran
laktasi.
b. Ibu dalam masa nifas tidak boleh makan-makanan yang amis karena akan
memperlambat penyembuhan luka jahitan
c. Ibu masa nifas tidak boleh minum banyak
d. Ibu tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari karena bisa sawan
Peran bidan terhadap perilaku selama nifas
a. KIE tentang personal hygiene dan pola nutrisi ibu nifas
b. KIE tentang Kondisi ibu selama masa nifas
4. Perilaku budaya masyarakat dalam praktek kebidanan dalam perawatan bayi
Berikut beberapa perilaku yang mempengaruhi budaya masyarakat pada bayi
baru lahir sebagai berikut :
a. Pemberian ramuan pada tali pusat agar cepat puput
b. Pemberian pisang pada bayi sebelum usia 6 bulan
c. Khitan dilakukan pada bayi laki-laki dan perempuan
d. Bayi kurang dari 6 bulan yang menangis terus harus diberi makanan
tambahan selain ASI
Peran bidan terhadap perilaku masa nifas dan bayi baru lahir
a. KIE tentang perilaku positif dan negatif
b. Memberikan penyuluhan tentang pantangan makanan selama nifas dan
mneyusui sebenarnya kurang menguntungkan ibudan bayi.
c. Memberikan perawatan tentang bayi baru lahir yang benar dan
tepat,teknik menyusui yang benar dan menjaga kehangatan bayi

12
DAFTAR PUSTAKA
Ningrum C. 2021. Intelegensi Emosional Dalam Praktik Kebidanan Dan Budaya
Kebidanan. Deepublish
Hajja Risty D. 2018. Psikologi Lintas Budaya. Bengkulu ; LP2IAIN Curup
Nur Damayanti F. 2020. Hukum dan Profesionalisme Transendental. Universitas
Muhammadiyah Surakarta

13

Anda mungkin juga menyukai