Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

LOYALITAS PASIEN PENGGUNA BPJS DENGAN


KEPUASAN PASIEN SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
Ritna Rahmawati Dewi

Program MM Universitas Muhamamdiyah Surakarta.


Jl. A. Yani pabelan kartasura 57102 Surakarta.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh 1) kualitas


pelayanan terhadap kepuasan pasien, 2) kualitas pelayanan terhadap loyalitas pasien,
dan
3) kepuasaan pasien terhadap loyalitas pasien. Data yang digunakan adalah data primer
yang diperoleh dari jawaban 100 orang responden. Alat analisis data menggunakan
analisis jalur (path analysis). Hasil pengujian instrumen menyimpulkan bahwa semua
variabel valid dan reliable sebagai alat pengumpulan data. Hasil analisis data
didapatkan bahwa: 1) kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pasien, 2) kualiatas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
loyalitas pasien, 3) kepuasan pasien berpengaruh positif dan signifikan terhadap
loyalitas pasien.

Kata Kunci: Kualitas pelayanan, kepuasaan pasien, loyalitas pasien.

Abstract

This research aims to identify and analyze the effect of: 1) the quality service to
satisfaction, 2) quality of service to patient loyalty, 3) patient satisfaction to patient
loyalty. The data of this research is the premier data which was obtained from the
answers of 100 respondents. Data analysis tools using path analysis. The test results
concluded that all variables instrument valid and reliable as a data collection tool. In
the data analysis shows that: 1) the service quality has significant and positive effect on
patient satisfaction, 2) The service quality has significant and positive effect on patient
loyalty,
3) patient satisfaction has positive and significant impact on patient loyalty.

Keywords: Service quality, patient satisfaction, patient loyalty.

selalu meningkatkan kualitas pelayanannya


Pendahuluan untuk lebih baik lagi.
Kesehatan merupakan kebutuhan yang Bagi penyedia jasa kesehatan bukanlah hal
penting bagi masyarakat. Meningkatnya yang mudah untuk dapat memberikan
status sosial masyarakat pada saat ini
mempengaruhi tuntutan masyarakat akan
kualitas pelayanan penyedia jasa kesehatan
semakin meningkat pula. Hal ini menuntut
para penyedia jasa pelayanan kesehatan

1
pelayanan serta kualitas pelayanan yang
baik karena pelayanan yang diberikan
oleh penyedia jasa kesehatan secara
langsung dirasakan oleh pasien sehingga
bila terdapat sedikit kelalaian dalam
menangani pasiennya dapat berdampak
buruk bagi pasien dan bagi penyedia
jasa kesehatan itu sendiri. Oleh karena
itu, tingkat kepuasaan penerima layanan
dapat diukur dari keberhasilan penyedia
pelayanan kesehatan. Kepuasan penerima
layanan dicapai apabila penerima

2
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber
Daya

layanan memperoleh pelayanan sesuai diperuntukkan bagi pasien yang mempunyai


dengan yang dibutuhkan dan diharapkan banyak uang, sedangkan pasien yang kurang
(Wigati, 2008). mampu belum mendapatkan perawatan yang
Rawat inap (opname) adalah perawatan baik (Efyou, 2011).
pasien karena penyakit tertentu yang Memberikan pelayanan yang terbaik
ditangani oleh ahli tenaga medis yang berada untuk pasienn merupakan tuntutan penyedia
pada penyedia layanan jasa kesehatan. Pasien jasa pelayanan kesehatan. Bagi mereka yang
tersebut diinapkan di ruangan yang berada di membutuhakan pelayanan kesehatan pasti
rumah sakit guna mendapat perawatan yang akan mencari penyedia layanan kesehatan
lebih baik. Ruang inap adalah sebuah tempat yang baik dan dapat memberikan kepuasaan
pasien dirawat dan mendapatkan perawatan bagi mereka (Assauri, 2003).
dari tenaga medis. Menurut Snook dalam Saat ini banyak tempat-tempat yang
Trimumpuni (2009) rawat inap adalah salah mulai menyediakan layanan kesehatan.
satu pelayanan yang ada di suatu rumah Semakin banyak penyedia layanan kesehatan
sakit untuk merawat pasien. Suatu tempat berarti semakin banyak pula pesaing yang
dapat digunakan sebagai rawat inap diukur muncul. Menghadapi persaingan di bidang
dengan jumlah tempat tidur, bila tempat itu layanan kesehatan ini, penyedia jasa
dapat menyediakan tempat tidur di atas 6 bed pelayanan kesehatan dituntut untuk selalu
digunakan untuk merawat pasien dengan memberikan layanan yang baik untuk
lama perawatannya sampai 24 jam. meningkatkan kualitas pelayanannya supaya
Berbagai karakterisitik pasien yang kepercayaan pasien selalu diberikan kepada
akan menggunakan jasa layanan kesehatan, penyedia pelayanan kesehatan sehingga
penyedia layanan kesehatan harus senantiasa dapat berdampak pada kepuasan pasien dan
siap dalam melayanani dan merawat pasien loyalitas pasien. Pihak penyedia jasa
serta dapat memberikan respons yang baik pelayanan kesehatan harus bisa memberikan
terhadap keinginan dan tuntutan para pasien. informasi dan kebutuhan pasien supaya
Menurut Waworuntu (1997) seseorang keinginan pasien dapat terpenuhi dan
yang profesional dalam dunia administrasi meningkatkan kepuasaan pasien tersebut
negara menguasai kebutuhan masyarakat dan (John H, 1992).
mengetahui cara memuaskan dan memenuhi Setiap hari orang yang menggunakan
kebutuhan masyarakat. Masyarakat perlu layanan kesehatan semakin bertambah.
dipuaskan melalui pemenuhan kebutuhannya Pasien yang menggunakan layanan rawat
sehingga masyarakat merasa sebagai seorang inap secara otomatis juga meningkat, dengan
raja maka harus dilayani dengan baik. demikian pelayanan di rawat inap menjadi
Setiap pasien menginginkan pelayanan perhatian utama di pangsa pasar jasa yang
kesehatan yang baik karena pelayanan melayani kesehatan. Pasien rawat inap dapat
kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dikatakan sebagai sumber pendapatan yang
setiap orang. Semua orang menginginkan besar diperkirakan akan mengalami
untuk dihargai, dilayani, dan ingin peningkatan setiap harinya sehingga dapat
memperoleh kedudukan yang sama di meningkatkan finansial rumah sakit.
masyarakat. Pada kenyataannya dalam Jaminan sosial adalah hak asasi manusia
memberikan pelayanan kesehatan di yang dilindungi baik secara Internasional
Indonesia sering terdapat perbedaan antara (Universal Declaration of Human Rights)
pasien satu dengan pasien yang lainnya. maupun secara nasional. Undang-undang
Banyak bukti yang menggambarkan sistem jaminan sosial nasional menjelaskan
penyedia layanan jasa kesehatan yang kurang bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan
baik. Banyak penyedia jasa yang membeda- hak atas jaminan sosial sebagai hak asasi
bedakan pasien karena status sosialnya. manusia sebagaimana dimuat dalam pasal
Perawatan yang baik hanya 28 H ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945:

3
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas
Pasien Pengguna BPJS dengan Kepuasan Pasien ..

setiap orang berhak atas jaminan sosial yang maka penyedia layanan kesehatan
memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat. Dengan demikian hak atas
jaminan sosial merupakan hak konstitusional
bagi seluruh rakyat Indonesia yang harus
dipenuhi oleh negara.
Menurut Undang-Undang Nomor 40
tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 24
tahun 2011: Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program
jaminan sosial di Indonesia. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004
tetang sistem jaminan Nasional, BPJS
merupakan badan hukum nirlaba (Depkes,
2013).
RSU Slamet Riyadi sudah terakreditasi
mempunyai visi menjadikan rumah sakit
kebanggaan prajurit dan pilihan masyarakat
Surakarta dan sekitarnya. Pelayanan rawat
inap di RSU Slamet Riyadi terdapat 6
bangsal yang terdiri dari 6 ruang rawat inap
pavilium dan 68 ruang rawat inap biasa.
Ruang pavilium meliputi 2 ruang Bugenfill
dan 4 ruang Melati. Ruang biasa meliputi
Anggrek 1, Anggrek 3, Bugenfill 1, Bugenfill
2, Bugenfill 3, Cempaka
3, Dahlia 1, Dahlia 2, dan HCU 5. Penunjang
medis yang terdapat di RSU Slamet Riyadi
meliputi: laboratorium klinik, radiologi, dan
unit farmasi. Sarana rumah sakit meliputi:
unit gadar, kamar operasi, CSSD, kamar
mayat, dan ambulance.
Permasalahan yang berhubungan dengan
loyalitas pasien yang harus diperhatikan
oleh penyedia layanan jasa kesehatan adalah
kualitas layanan dengan melihat sarana
dan prasarana fisik, kemampuan dalam
memberikan pelayanan kesehatan, kecepatan
dalam memberikan pelayanan, jaminan dan
kepastian serta empati yang diberikan pada
pasien sehingga menciptakan kepuasan
pasien. Pada saat ini pengguna jasa
pelayanan kesehatan khususnya yang
memakai BPJS tidak hanya melihat hasil
akhirnya yang berupa kesembuhan, tetapi
mereka juga menilai apa yang mereka
lihat dan rasakan selama perawatan.
Berkaitan dengan permasalahan tersebut,

14
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber
Daya

tidak bisa bertindak semaunya sendiri,


tetapi harus dapat menciptakan b. Dimensi Loyalitas Pelanggan
kepercayaan, pelayanan, dan komitmen Indikator dari loyalitas pelanggan
yang baik untuk pengguna layanan menurut kotler (2012) adalah repeat
kesehatan sehingga berdampak pada
kepuasaan dan loyalitas pengguna layanan
kesehatan tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis pengaruh kualitas pelayanan
terhadap loyalitas pasien pengguna BPJS
melalui kepuasan pasien sebagai variabel
intervening di rawat inap RSU Slamet
Riyadi.

Tinjauan Pustaka
1. Loyalitas Pelanggan
a. Pengertian Loyalitas Pelanggan
Pengertian pelanggan yang
loyal
menurut griffin (2003) adalah A loyal
customer is one who makes regular
repeat purchases, purchase across
product and service lines, refers
others and demonstrates an immunity
to the pull of the competition. Hal ini
berarti bahwa ciri-ciri pelanggan yang
loyal adalah mereka akan secara
berulang-ulang membeli produk atau
menggunakan jasa pada perusahaan
yang sama, tetap menggunakan
produk atau jasa walaupun ada
tawaran produk atau jasa dari
perusahaan lain, dan ikut
mempromosikan kepada orang lain
tentang kepuasaan yang didapat
karena menggunakan produk atau
jasa dari perusahaan itu.
Menurut Uncles dalam Tjiptono
(2007) loyalitas pelanggan adalah
janji para pelanggan dalam suatu
merek, jasa, toko/pemasok, kategori
produk, serta aktivitas. Loyalitas
digunakan untuk menggambarkan
kesetiaan para pelanggan untuk terus
menggunakan produk atau jasa pada
perusahaan tertentu secara terus
menerus dan pelanggan secara suka
rela ikut mempromosikan produk
atau jasa perusahaan kepada orang
lain (Christopher, 2005).

14
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas
Pasien Pengguna BPJS dengan Kepuasan Pasien ..

purchase (kesetiaan terhadap pembelian membandingkan keyakinan terhadap


produk), retention (ketahanan terhadap objek, tindakan, kondisi tertentu dengan
pengaruh yang negatif mengenai nilai individual.
perusahaan), dan referalls Pelanggan yang puas adalah
(mereferensikan secara total esistensi pelanggan yang merasa mendapatkan
perusahaan) value dari pemasok, produsen atau
Loyalitas pelanggan merupakan penyedia jasa. Value dapat berupa hasil
janji pelanggan terhadap suatu produk produk atau jasa yang bersifat
untuk membeli secara berulang-ulang emosional. Jika pelanggan mengatakan
secara terus menerus. Indikator dari produk yang berkualitas adalah value,
loyalitas pelanggan tersebut adalah: maka kepuasan yang mereka rasakan
1) Trust, merupakan kepercayaan akan terjadi apabila pelanggan
seorang pelanggan terhadap memperoleh produk yang berkualitas.
perusahaan. Jika pelanggan mengatakan kenyamanan
2) Emotion commitment, merupakan adalah value, maka kepuasan yang
janji psikologi pelanggan terhadap mereka rasakan akan terjadi apabila
perusahaan. pelanggan memperoleh kenyamanan
3) Switching cost, merupakan pada saat menggunakan produk atau
tanggapan pelanggan mengenai jasa. Jika pelanggan mengatakan harga
beban yang akan diterima ketika yang murah adalah value maka kepuasan
terjadi perubahan. yang mereka rasakan akan terjadi
4) Word of mouth, merupakan perilaku apabila pelanggan memperoleh harga
untuk merekomendasikan kepada yang kompetitif (Irawan, 2003).
orang lain terhadap perusahaan. Dengan tercapainya sebuah
5) Cooperation, merupakan perilaku kepuasan pelanggan (customer
pelanggan untuk bekerja sama satisfaction) yang maksimal maka
dengan perusahaan. sebuah perusahaan akan dapat mencapai
loyalitas pelanggan. Perusahaan akan
2. Kepuasaan Pelanggan memperoleh banyak manfaat dari
a. Pengertian Kepuasan Pelanggan kepuasan pelanggan, jika kepuasan
Kepuasan adalah suatu perasaan pelanggan tinggi maka tingkat loyalitas
yang menunjukkan kesenangan atau pelanggan akan tinggi pula (Lovelock
kekecewaan seseorang terhadap kinerja dan Wright, 2005). Jika kepuasan
atau produk yang muncul setelah pelanggan telah tercapai maka
membandingkan antara persepsi/kesan. perusahaan dapat mempertahankan
Persepsi/kesan atas suatu kinerja dan pelanggan yang lama dan menarik
harapan merupakan fungsi dari pelanggan yang baru. Dengan
kepuasan. Pelanggan tidak puas apabila tercapainya sebuah kepuasan pelanggan
kinerja/ produk berada di bawah maka pelanggan tersebut dengan
harapan. Pelanggan merasa puas atau sendirinya akan mempunyai kesan yang
senang apabila kinerja/produk dapat baik terhadap produk tersebut dan akan
melebihi harapan (Kotler, 2004). menceritakan pengalamannya kepada
Menurut Reilly dalam Tjiptono orang lain untuk ikut menggunakan
(2007) berpendapat bahwa kepuasan produk tersebut sehingga akan
pelanggan merupakan tanggapan menguntungkan bagi perusahaan.
seorang pelanggan yang berkaitan Dari beberapa pendapat para ahli
dengan produk atau jasa yang mereka diatas dapat disimpulkan bahwa
beli dan gunakan. Tanggapan sesorang pelanggan dikatakan puas apabila value
seorang pelanggan dipengaruhi oleh yang mereka peroleh dapat memenuhi
perilaku kognitif dengan harapan yang mereka inginkan.
15
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber
Daya

b. Dimensi Kepuasan Pelanggan dari pelanggan yang dihasilkan dari


Terdapat 4 metode yang di gunakan produksi barang atau jasa, pemasaran
untuk mengukur kepuasan pelanggan yang dilakukan perusahaan dan
(Kotler, 2004). pemeliharaan produk atau jasa tersebut
1) Sistem Keluhan dan Saran. (Wijaya, 2011). Menurut Tjiptono
Sebuah perusahaan yang berfokus (2007) definisi kualitas jasa berfokus
pada pelanggan mempermudah pada ketepatan penyampaian
pelanggannya untuk memberikan untuk menyeimbangkan
saran dan keluhan. Pada penyedia keinginan pelanggan serta pemenuhan
layanan jasa kesehatan khususnya kebutuhan pelanggan yang sesuai.
rumah sakit sistem keluhan dan Menurut Rust dalam Tjiptono (2007)
saran ini dapat dilakukan dengan ada tiga macam karakteristik harapan
cara pihak rumah sakit dapat seorang pelanggan. Pertama, will
mempekerjakan staf yang khusus expectation yaitu suatu kinerja yang
menangani keluhan dan saran dari diperkirakan dapat diterimanya dengan
pasien selain itu dapat juga dengan semua informasi yang didapat. Ketika
menyediakan kartu komentar menilai kualitias jasa tertentu karakter
kemudian menempatkan kotak ini adalah karakter yang sering
saran di bagian-bagian tertentu. digunakan pelanggan. Kedua, should
2) Ghost Shopping. Suatu perusahaan expectation, yaitu tingkat kinerja yang
mempekerjakan orang yang dianggap sudah sepantasnya diterima
diminta untuk menjadi seorang pelanggan. Ketiga, ideal expectation,
pembeli di perusahaan atau produk yaitu tigkat kinerja optimal atau terbaik
pesaing. Hasil dari pembelian itu yang diharapkan
dapat diambil kesimpulan tentang dapat diterima pelanggan.
kekuatan dan kelamahan dari Dari beberapa pendapat para ahli di
perusahaan produk pesaing guna atas dapat disimpulkan bahwa kualitas
untuk menaikkan potensial dari pelayanan adalah suatu upaya
perusahaan sendiri. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan
3) Lost Customer Analysis. Bagi para pelanggan yang disertai dengan cara
pembeli yang berhenti maupuan penyampaian yang tepat agar kebutuhan
berganti ke perusahaan atau produk pelanggan dapat terpenuhi.
lain secara langsung dihubungi
oleh perusahaan supaya dapat b. Dimensi Kualitas Pelayanan
segera diambil kebijakan untuk Barang atau jasa dikatakan
memperbaiki kekurangan ada ada di berkualitas ketika barang dan jasa
perusahaan itu. tersebut dapat digunakan untuk
4) Survei Kepuasan Pelanggan. memenuhi atau melebihi
Perusahaan dapat melakukan survei harapan pelanggan. Harapan-
langsung kepada pembeli untuk harapan pelanggan tersebut
memperoleh umpan balik dan dapat dijelaskan pada dimensi kualitas.
tanggapan dari pelanggan. Ekspektasi pelanggan dapat dijelaskan
melalui atribut-atribut kualitas atau hal-
3. Kualitas Pelayanan hal yang sering disebut dimensi kualitas.
a. Pengertian Kualitas Pelayanan Dalam salah satu studi mengenai
Kualitas produk dan jasa SERVQUAL yang diteliti oleh
didefinisikan sebagai alat yang Parasuraman dalam Lupiyoadi (2013)
digunakan dapat disimpulkan bahwa ada lima
untuk memenuhi keinginan dan harapan dimensi kualiatas jasa, yaitu:
1) Berwujud (tangible), yaitu
15
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas
Pasien Pengguna BPJS dengan Kepuasan Pasien ..
kemampuan perusahaan dalam

15
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber
Daya

menunjukkan keandalannya dalam kebutuhan pelanggan secara


menghasilkan produk atau jasa spesifik.
pada pihak lain. Bukti nyata dari
pelayanan jasa dapat dilihat dari Metode Penelitian
penampilan dan kemampuan sarana 1. Definisi Operasional Variabel
dan prasarana dari penyedia a. Variabel Independen. Kualitas
layanan jasa. Hal ini meliputi pelayanan menjadi variabel
fasilitas fisik seperti, perlengkapan independen. Kualitas pelayanan
dan peralatan yang digunakan oleh meliputi lima variabel yaitu
perusahaan penyedia layanan, serta reliability, responsiveness,
penampilan dari para pegawainya. assurance, empathy, dan tangible
2) Reliabilitas, yaitu kemampuan (Parasuraman dalam Tjiptono,
perusahaan produk atau jasa untuk 2010). Variabel kualitas pelayanan
memberikan pelayanan sesuai diukur dengan menggunakan
dengan yang mereka janjikan. skala likert. Malhotra (2004),
Pelayanan harus disesuaikan menyatakan bahwa skala likert
dengan harapan para pelanggannya merupakan skala pengukuran
seperti pelayanan yang tidak dengan lima kategori yang
membeda- bedakan, ketepatan mengharuskan responden memilih
waktu dalam memberikan layanan, salah satu kriteria yang sudah
serta tingkat akurasi tinggi. ditentukan. Dalam penelitian
3) Ketanggapan (responsiveness), ini skala likert diukur dengan
yaitu suatu tindakan yang cepat dan pemberian skor dari 1 sampai 5.
tepat serta informasi yang jelas dan b. Variabel Dependen. Loyalitas
akurat dalam memberikan layanan pasien sebagai variabel dependen
kepada para pelanggan. dan diukur menggunakan skala
4) Jaminan dan Kepastian (assurance), likert dengan pemberian skor dari 1
merupakan cara perusahaan produk sampai 5 yang meliputi:
atau jasa dalam usaha menciptakan 1) Pembelian Produk atau
kepercayaan para pelanggan kepada Penggunaan Jasa Berulang,
perusahaan dengan pengetahuan variabel pengukurannya
yang banyak dan keterampilan meliputi berapa kali pasien
para pegawainya. Komponen dari menggunakan jasa pelayanan
assurance ini meliputi komunikasi kesehatan.
(communication), kredibilitas 2) Pembelian Produk atau
(credibility), keamanan (security), Penggunaan Jasa Lain,
kompetensi (competence), dan pengukurannya meliputi berapa
sopan santun (courtesy). kali pasien menggunakan jasa
5) Empati (empathy), yaitu cara pelayanan kesehatan lain yang
perusahaan dalam memahami sejenis.
keinginan pelanggannya dengan 3) Merekomendasikan Jasa
diberikan perhatian yang bersifat Pelayanan Kesehatan kepada
pribadi yang diberikan kepada Orang Lain, pengukurannya
para pelanggannya dengan harapan meliputi pasien pernah tidak
para pelanggan mengetahui bahwa merekomendasikan jasa
perusahaan memiliki pengertian pelayanan kesehatan yang
dan pengetahuan tentang pelanggan digunakan dan berapa jumlah
serta perusahaan dapat memahami teman yang diberi
rekomendasi.

15
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas
Pasien Pengguna BPJS dengan Kepuasan Pasien ..

c. Variabel Intervening. Dalam 4. Analisis Data


penelitian ini kepuasan pasien Teknik analisis jalur ini akan digunakan
menjadi variabel intervening. dalam menguji besarnya sumbangan
Kepuasan pasien merupakan (kotribusi yang ditunjukkan oleh koefisien
evaluasi di mana alternatif yang jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan
dipilih sekurang-kurangnya kausal antar variabel. Analisis korelasi dan
memberikan hasil sama atau regresi yang merupakan dasar dari
melampaui harapan pasien perhitungan koefisien jalur. Dalam
sedangkan ketidakpuasaan timbul perhitungan digunakan jasa computer berupa
apabila hasil yang diperoleh tidak software dengan program SPSS (Kuncoro,
memenuhi harapan pasien (Kotler 2008).
dalam Tjiptono, 2008). Varibel
kepuasan pasien diukur
menggunakan skala likert dengan
pemberian skor dari 1 sampai 5
yang meliputi harapan pasien dan
kinerja penyedia layanan kesehatan.

2. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah
pasien pengguna BPJS di Rawat Inap RSU Gambar 1. Diagram Analisis Jalur
Slamet Riyadi. Menurut Sugiyono (2013) Keterangan:
sampel adalah bagian dari jumlah dan X = Kualitas Pelayanan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi Y1 = Kepuasan pasien
tersebut. Sampel penelitian ini adalah 100 Y2 = Loyalitas pasien
P = Koefisien jalur dihitung dari nilai
pasien yang mempunyai kartu BPJS yang Standardized Coefficient (beta)
menjalani perawatan Rawat Inap RSU Ɛ = Jumlah Variance yang tak dapat
Slamet Riyadi. dijelaskan (Unexplaioned variance)

3. Data dan Metode Pengumpulan Hasil Penelitian Dan Pembahasan


Variabel 1. Analisis Jalur (Path Analysis)
Penelitian ini menggunakan data Teknik pengolahan data selanjutnya
primer yaitu data yang berasal langsung dari yaitu dengan menggunakan analisis jalur
responden yang berhubungan langsung (path analysis). Analisis ini berfungsi untuk
dengan permasalahan yang diteliti. Data mengetahui pengaruh langsung dan tidak
primer yang diperlukan dalam penelitian ini langsung sekumpulan variabel.
adalah data yang didapat dari jawaban para a. Persamaan Analisis Jalur 1.
responden terhadap rangkaian pertanyaan Nilai koefisien jalur (berdasarkan
yang diajukan oleh peneliti. Responden yang estimate) variabel kualitas pelayanan
menjawab kuesioner tersebut adalah pasien diolah dengan dengan menggunakan
pengguna BPJS di Rawat Inap RSU Slamet bantuan SPSS 21.
Riyadi.
Data yang dikumpulkan dalam Tabel 1. Koefisien Jalur Persamaan 1
penelitian ini menggunakan metode-metode Standardized
kuesioner yaitu teknik pengumpulan data Model Coefficients Beta
yang dilakukan dengan menggunakan daftar 1 Kualitas Pelayanan 0,745
angket atau pertanyaan tertulis secara a. Dependent Variable: Kepuasan
terstruktur yang disebarkan kepada seluruh Pelanggan Sumber: Data Primer Diolah,
responden dengan tujuan memperoleh data 2016.
mengenai obyek penelitian.
15
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber
Daya

Koefisien-koefisien jalur diperoleh Dari tabel 3 diketahui bahwa


berdasarkan hasil pengolahan adalah pengaruh yang dimiliki variabel kualitas
sebagai berikut: pelayanan (X) terhadap loyalitas pasien
py1x = 0,745 (Y2) melalui variabel kepuasan pasien
Jadi, fungsi persamaan analisis jalur (Y1) sebagai variabel intervening adalah
yang sebesar 0,745 atau 74,5%.
terbentuk adalah sebagai
berikut: Y1 = 0,745 (X) Tabel 4. Hasil Uji Determinasi Persamaan 1
Model R R Square
b. Persamaan Analisis Jalur 2
1 0,745 a
0,555
Nilai koefisien jalur (berdasarkan
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan
estimate) variabel kualitas pelayanan, b. Dependent Variable: Kepuasan
kepuasaan pasien dan loyalitas pasien Pelanggan Sumber: Data Primer Diolah,
diolah menggunakan bantuan SPSS 21. 2016.

Tabel 2. Koefisien Jalur Persamaan 2 Pada tabel 4 didapat satu model


Standardized analisis jalur dengan nilai koefisien
Model korelasi (R) sebesar 0,745 atau 74,5%.
Coefficients Beta
1 Kualitas Pelayanan 0,379 Nilai R square sebesar 0,555 atau
Kepuasan Pasien 0,414 55,5% ini menunjukkan bahwa variabel
independen yaitu kualitas pelayanan (X)
a. Dependent Variable: Loyalitas mampu menjelaskan terhadap variasi
Pasien Sumber: Data Primer Diolah, perubahan variabel kepuasan pelanggan
2016. (Y1) sebesar 55,5% sedangkan sisanya
(100% - 55,5% = 54,5%) dijelaskan oleh
Koefisien-koefisien jalur yang variabel lain diluar model.
diperoleh berdasarkan hasil pengolahan
adalah sebagai berikut: b. Persamaan 2
py2x=0,379 Y2 = 0,379 (X) + 0,414 (Y1)
py1y2=0,414 Variabel kualitas pelayanan (X)
Jadi, fungsi persamaan analisis jalur dan kepuasan pasien (Y1) mempunyai
yang pengaruh langsung terhadap variabel
terbentuk adalah loyalitas pasien (Y2).
Y2=0,379 (X) + 0,414 (Y1)
Tabel 5. Perngaruh Langsung X dan Y1 terhadap
2. Pengaruh Langsung dan Tidak Y2
Langsung
Pengaruh langsung Besar Kontribusi
a. Persamaan 1
Y1 = 0,745 (X)
Pengaruh tidak langsung variabel X terhadap Y2 0,379
kualitas pelayan (X) terhadap variabel Y1 terhadap Y2 0,414
loyalitas pasien (Y2) melalui variabel Total Pengaruh X dan Y1 0,793
kepuasan pasien (Y ) sebagai variabel terhadap Y
1 2
intervening. Sumber: Data Primer Diolah, 2016.

Tabel 3. Pengaruh Tidak Langsung X terhadap Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa
Y2 melalui Y1 pengaruh kualitas pelayan (X) terhadap
Pengaruh tidak langsung Besar loyalitas pasien (Y2) adalah sebesar
Kontribusi X terhadap Y2 melalui Y1 0,379 atau 37,9% dan pengaruh
0,745 kepuasan pasien

15
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas
Pasien Pengguna BPJS dengan Kepuasan Pasien ..
Total pengaruh X terhadap Y2 0,745 (Y1) terhadap loyalitas pasien (Y2) adalah
melalui Y1 sebesar 0,414 atau 41,4%, sehingga total
Sumber: Data Primer Diolah, 2016. pengaruh yang diberikan variabel kualitas

15
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber
Daya

pelayanan (X) dan kepuasan pasien (Y1) b. Pengaruh kualitas pelayan dan kepuasan
terhadap loyalitas pasien (Y2) adalah pasien terhadap loyalitas pasien.
sebesar 0,793 atau 79,3%. Variabel kualitas pelayanan memiliki
pengaruh secara positif dan signifikan
Tabel 6. Hasil Uji Determinasi Persamaan 2 terhadap loyalitas pasien. Artinya
Model R R Square semakin tinggi kualitas pelayanan
1 0,741 a
0,549 sebuah rumah sakit maka semakin tinggi
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Pelanggan, loyalitas pasien dan sebaliknya.
Kualitas Pelayanan
Sehingga hipotesis kedua dalam
b. Dependent Variable: Loyalitas
Pelanggan Sumber: Data Primer Diolah, penelitian ini telah terbukti
2016. kebenarannya. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pada tabel 6 didapat satu model Loke et al. (2011), Mohammad Muzahid
analisis jalur dengan nilai koefisien (2009), dan Mosahab et al. (2010).
korelasi (R) sebesar 0,741 atau 74,1%. c. Pengaruh kepuasan pasien terhadap
Nilai R Square sebesar 0,549 atau loyalitas pasien. Variabel kepuasaan
54,9%, ini menunjukkan bahwa variabel pasien memiliki pengaruh yang positif
kualitas pelayanan (X) dan kepuasan dan signifikan terhadap loyalitas pasien.
pasien (Y1) mampu menjelaskan Artinya semakin tinggi kepuasaan
terhadap variasi perubahan variabel pasien maka semakin tinggi pula
loyalitas pasien (Y2) sebesar 54,9%. loyalitas pasien dan sebaliknya.
Sedangkan sisanya sebesar (100% - Hipotesis ketiga dalam penelitian ini
54,9% = 55,1%) dijelaskan oleh variabel telah terbukti kebenarannya. Hasil
lain diluar model. penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Mosahab et al.
3. Pembahasan (2010) dan Loke et al. (2011).
a. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan pasien. Hasil penelitian Penutup
menunjukkan bahwa variabel kualitas Simpulan penelitian ini adalah 1)
pelayanan (X) berpengaruh positif dan variabel kualitas pelayanan memberikan
signifikan terhadap kepuasan pasien pengaruh secara positif dan signifikan
(Y1). Artinya semakin baik kualitas terhadap kepuasan pasien, 2) variabel
pelayanan sebuah rumah sakit maka kualitas pelayanan memberikan pengaruh
semakin tinggi pula kepuasan pasien dan secara positif dan signifikan terhadap
sebaliknya. Sehingga hipotesis pertama loyalitas pasien, dan 3) variabel kepuasan
dalam penelitian ini telah terbukti pasien memberikan pengaruh secara positif
kebenarannya. Hasil penelitian ini sesuai dan signifikan terhadap loyalitas pasien.
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian
Singh et al. (2013), Mohammad ini terbukti kebenarannya.
Muzahid (2009), dan K. Ravichandran
et al. (2010).

Daftar Pustaka

Anonim. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI, No. 1204/MENKES/SK/X/2004, tentang


Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Assauri. 2003. Customer Service yang Baik Landasan Pencapaian Customer Satisfaction dan
Usahawan, No. 01 Tahun XXXII hal 25-30. Jakarta.
Depkes. 2013. Dasar Pembentukan BPJS. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang
15
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas
Pasien Pengguna BPJS dengan Kepuasan Pasien ..

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004


tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52.
Efyou. 2011. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Ghozali, Imam. 2010. AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BPFE
Undip.
Griffin, Jill. 2003. Customer Loyality: How to earn it, How to keep it. USA: A Division of
Simon and Schukers Inc.
Irawan, handi. 2003. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Isa, M, 2013. Competitiveness Model of Bioethanol Industry, Jurnal Ekonomi Pembangunan,
Vol. 14, No 3, Tahun 2013.
John, Hopkins. 1992. Patient Satisfaction: The Impact of Past Exdperience. JHCM. Vol 12.
No. 3. Pp 56-64.
Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium. Edisi kesepuluh. Jakarta: Indeks.
Kotler,Philip. 2012. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan dan Pengendalian.
(Terjemahan Ancella Anitawati Hermawan). Jilid Kedua. Edisi 9. Jakarta: Prehallindo.
Kuncoro, Riduwan. 2008. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Path Analysis).
Jakarta: Alfabeta
Loke, Siew-Phaik, AyankunleAdegbiteTaiwo, Hanisah Mat Salim, and Alan G. Downe.
Service Quality and Customer Satisfaction in a Relecommunication Service Provider.
International Conferences on Financial Management and Economics. IPEDR Vol. 11
(2011) IACSIT Press, Singapore.
Lovelock, Christopher dan Wright, Lauren. 2005. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: PT.
Indeks Kelompok Gramedia.
Lupiyoadi, Rambat. 2013. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.
Malhotra, Naresh. 2004. Marketing Research an Applied Orientation. New Jersey: Pearson
Prentice Hall.
Mohammad Muzahid, Noorjahan Parvez. 2009. Impact of Service Quality, Trust and
Customer Satisfaction on Customers Lolyalty. ABAC Journal Volume 29 No.1.
Mosahab, Rahim, Osman Muhamad, and T. Ramayah. 2010. Service quality customer
statisfaction and loyality: a Test of Mediation. International Business Research.Vol. 3
No. 4 2010.
Nasution, Nur. 2001. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta: Galia
Indonesia. Poppy, Rully. 2014. Metodologi Penelitian. Bandung:
Aditama.
Ravichandran, Tamil Mani, Arum Kumar, Prabhakaran. @010. ”Influence of Service Quality
on Customer Satisfaction Application of Servqual Model”. International Journal of
Business and Management. Volume 5 Nomor 4.
.Singh, Ajmer. 2013. Relationship between service quality and customer satisfaction in
organized retail outlets. Developing Country Studies.Vol. 4 No. 1. 2012.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R & D. Bandung: Alfabeta.
Tjiptono, Fandy. 2007. Pemasaran Jasa. Malang: Bayu Media.

15
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber
Daya

Tjiptono, Fandy. 2008. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi.


Tjiptono, Fandy. 2010. Strategi Pemasaran. Edisi 2.Andi Offset. Yogyakarta.
Trimumpuni, Ester Nunuk. 2009. Analisis pengaruh Persepsi Mutu Pelayanan Asuhan
Keperawatan Terhadap Kepuasan Klien Rawat Inap di RSU Puri Asih Salatiga.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Waworuntu, Bob. 1997. Dasar-dasar Keterampilan Abdi Negara Melayani Masyarakat.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wijaya, Tony. 2011. Manajemen Kualitas Jasa. Jakarta: PT Indeks.
Wigati, Asmita. 2008. Analisis Pengaruh Pasien Tentang Mutu Pelayanan Dokter terhadap
Loyalitas Pasien di Poliklinik Umum Wilasa Citarum Semarang. Tesis Magister Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.

15

Anda mungkin juga menyukai