n Maternal dan
Neonatal Bagi
Petugas
Kesehatan Oleh:
dr. Rama Dhona Hendriyanto Sitorus, M.Ked (Ped), Sp.A
Gawat Napas Pada
Neonatus
2
Evaluasi
Airway
Breathing
Circulation
Kondisi yang Berhubungan dengan
Gawat napas
10
Pemeriksaan
● Rontgen Dada
● Analisis gas darah arteri
● Pemeriksaan darah tepi lengkap (anemia, polisitemia, sepsis)
● Pemeriksaan kadar glukosa (hipoglikemia)
● Kultur darah (sepsis, pneumonia)
Tatalaksana
Setelah stabilisasi, tangani penyebab gawat napas Gunakan CPAP
Hindari pemaparan oksigen yang tidak perlu
Berikan antibiotika sampai kemungkinan sepsis dapat disingkirkan
Penyebab Umum
Gawat Napas
● Transient tachypnea of the newborn (TTN)
● Penyakit Membran Hialin (HMD)
● Sindrom Aspirasi Mekonium (MAS)
● Air leak syndrome (Sindrom Kebocoran Udara)
● Pneumonia
● Penyakit jantung bawaan
Transient Tachypnea of the
Newborn (TTN)
Definisi
Suatu penyakit ringan pada neonatus yang mendekati cukup bulan atau
neonatus cukup bulan yang mengalami gawat napas segera setelah lahir
dan hilang dengan sendirinya dalam waktu 3-5 hari.
Transient Tachypnea of the Newborn
(TTN) (lanjutan)
Patogenesis
● Bagaimana cairan paru terbentuk?
● Apa fungsi dari cairan paru?
● Apa yang terjadi pada cairan paru selama persalinan?
● Apakah cara bayi dilahirkan berpengaruh terhadap keadaan
ini?
Transient Tachypnea of the Newborn (TTN)
(lanjutan)
Faktor Risiko
● Bedah sesar sebelum ada kontraksi
● Makrosomia
● Partus lama
● Sedasi ibu berlebihan
● Skor Apgar rendah (1 menit: < 7)
Transient Tachypnea of the Newborn
(TTN) (lanjutan)
Tanda Klinis TTN
Neonatus biasanya hampir cukup bulan atau cukup bulan dan segera setelah kelahiran
mengalami takipnea (>80 pernapasan/menit)
Neonatus mungkin juga merintih, napas cuping hidung, mengalami retraksi dada dan
mengalami sianosis.
Keadaan ini biasanya tidak berlangsung lebih dari 72 jam.
Transient Tachypnea of the Newborn
(TTN) (lanjutan)
Rontgen dada:
Garis pada perihilar, kardiomegali ringan, peningkatan volume
paru, cairan pada fissura minor, dan umumnya ditemukan cairan
pada rongga pleural.
Transient Tachypnea of the Newborn
(TTN) (lanjutan)
Tatalaksana TTN
Umum:
Pemberian oksigen dalam jumlah berlebihan
Pembatasan cairan
Pemberian asupan setelah takipnea membaik Konfirmasi diagnosis
dengan menyisihkan penyebab-penyebab takipnea lain seperti
pneumonia, penyakit jantung kongenital dan hiperventilasi serebral.
Transient Tachypnea of the Newborn (TTN) (lanjutan)
Penyakit ini bersifat sembuh sendiri dan tidak ada risiko kekambuhan atau
disfungsi paru lebih lanjut. Gejala respirasi membaik sejalan dengan
mobilisasi cairan dan ini biasanya dikaitkan dengan diuresis.
Penyakit Membran Hialin
Definisi
Penyakit membran hialin juga dikenal sebagai sindrom gawat napas (respiratory distress
syndrome, RDS). Kondisi ini biasanya terjadi pada bayi prematur.
Penyakit Membran Hialin (lanjutan)
Kesulitan bernapas yang terlihat mencakup:
1. Takipnea yang meningkat (> 60/menit)
2. Retraksi dada
3. Sianosis pada udara kamar yang menetap atau progresif, lebih dari
24-48 jam pertama kehidupan
4. Foto rontgen yang khas menunjukkan adanya pola retikulogranular
seragam dan bronkogram udara.
5. Menurunnya udara yang masuk
6. Grunting
Penyakit Membran Hialin
(lanjutan)
Insidens
HMD terjadi pada sekitar 25% neonatus yang lahir pada usia
kehamilan 32 minggu. Insidens meningkat dengan semakin
prematurnya neonatus.
Penyakit Membran Hialin (lanjutan)
Faktor Risiko
● Risiko meningkat apabila ada:
○ Prematuritas
Gambaran darah lengkap dan biakan darah diperlukan untuk menyisihkan kemungkinan
infeksi
○ Cairan parenteral
○ Antibiotik
○ Pemantauan berkesinambungan
30
Penyakit Membran Hialin (lanjutan)
○ Penggunaan CPAP telah dicoba
■ PH < 7,2
Tatalaksana Khusus
Hasil Akhir
● Inflamasi berat
● Hipertensi paru
● Aktivasi trombosis
Sindrom Aspirasi Mekonium (lanjutan)
Faktor Risiko
Tatalaksana
Tatalaksana prenatal:
● Identifikasi kehamilan berisiko tinggi
● Memantau denyut jantung janin selama persalinan
● “Amnioinfusion” (?)
Sindrom Aspirasi
Mekonium (lanjutan)
Tatalaksana (lanjutan)
○ Pemantauan untuk melihat kerusakan pada organ lain (otak, ginjal, jantung dan hati).
Sindrom Aspirasi Mekonium (lanjutan)
Tatalaksana Pernapasan
d. Gunakan CPAP
Sindrom Aspirasi Mekonium (lanjutan)
Definisi
Sindrom kebocoran udara (pneumomediastinum, pneumothorax, pulmonary
interstitial emphysema dan pneumopericardium) adalah spektrum penyakit dengan
penyebab patofisiologi dasar yang sama. Distensi saccus alveolaris atau saluran
napas terminal yang berlebihan akan menyebabkan kerusakan integritas saluran
napas yang mengakibatkan penyebaran udara ke rongga di sekitarnya.
Sindrom Kebocoran Udara (lanjutan)
Insidens
1. Spontan 0,5%
2. Bantuan ventilator 15-20%
3. CPAP 5%
4. Pewarnaan kuning/hijau oleh mekonium atau aspirasi mekonium
5. Terapi surfaktan
6. Tekanan ventilasi yang berlebihan pada resusitasi (ventilasi dengan balon
resusitasi)
Sindrom Kebocoran Udara (lanjutan)
Presentasi Klinis Neonatus dengan Sindrom Kebocoran Udara
● Umum
○ Hindari penggunaan ventilator
○
● Spesifik
Pemeriksaan
● Pemantauan neonatus berisiko dengan usia kehamilan kurang dari 32
minggu.
● Mengevaluasi kemungkinan penyakit dasar.
● Pemeriksaan laboratorium mencakup pemeriksaan darah rutin,
analisis gas darah, glukosa serum, elektrolit dan kadar kalsium.
● Lakukan pemeriksaan radiologi jika ada kecurigaan penyakit organ
di dalam rongga dada
Apnea (lanjutan)
Tatalaksana Apnea
● Terapi Umum
Skor Down 6
CBC normal
CRP negatif
Studi Kasus 1 (lanjutan)
● Rontgen dada:
○ Kardiomegali ringan
Neonatus perempuan dengan usia kehamilan 30 minggu masuk ke NICU karena prematur.
Pada usia 12 jam ia mengalami takipnea dengan skor Down 5. Beberapa jam kemudian,
● Skor Down 8
Studi Kasus 2 (lanjutan)
1. Pemeriksaan gas darah arteri memperlihatkan:
a. PaO2 = 30 mm Hg
b. PaCO2 = 40 mm Hg
c. pH = 7,2
d. Defisit basa = -10
63
Studi Kasus 3 (lanjutan)
● Gas darah:
○ PaO2 30 mm Hg
○ PaCO2 60 mm Hg
○ pH of 7,15
○ Defisit basa 8
64
Studi Kasus 4
Bayi perempuan dengan usia kehamilan 32 minggu dimasukkan ke NICU empat jam setelah
kelahirannya dengan kondisi RD. Pemeriksaan fisis dan pemeriksaan lain mengungkap:
1. Skor Down 7
2. Auskultasi dada: pemasukan udara yang berkurang secara bilateral serta adanya krepitasi
3. Rontgen dada: paru-paru berukuran normal,
bronkogram udara dan pola retikuler kasar
Studi Kasus 4
(lanjutan)
9. Mengidentifikasi gangguan spesifik yang sering terlihat pada bayi dari ibu
dengan diabetes.
10. Mengidentifikasi presentasi klinis pada bayi dari ibu dengan diabetes saat
lahir dan setelah persalinan.
11. Mengidentifikasi hasil laboratorium dan radiologi yang diperlukan untuk
bayi dari ibu dengan diabetes.
12. Mengatasi masalah metabolik seperti hipoglikemia, hipokalsemia dan
hypomagnesemia dengan benar.
Tujuan Pembelajaran (lanjutan)
93
Treatment
Symptomatic Hypoglycemia or Glucose <35 mg/dL (2.0 mmol/L)
95
Penghentian pemeriksaan
glukosa
► Bayi telah mendapat minuman penuh
► Pemeriksaan sebanyak 3 kali, hasil > 60 mg/dl
► Bila hasil menurun kembali, cara pengelolaan kembali
lagi
Bayi dari Ibu Dengan Diabetes
Pendahuluan
Pengendalian diabetes pada ibu
merupakan faktor kunci dalam
menentukan hasil keluaran (outcome )
janin.
Data terbaru menunjukkan bahwa angka
kesakitan dan kematian perinatal pada
anak dari ibu yang mengidap diabetes
melitus membaik dengan adanya
tatalaksana diit dan terapi insulin.
Insiden
► Makrosomia
melahirkan bayi kecil untuk masa kehamilan atau prematur, melahirkan bayi
Hipoglikemia
○ Pada saat persalinan, pasokan glukosa melalui plasenta terhenti, dan karena
tingginya konsentrasi insulin plasma, kadar glukosa darah menurun tajam
Ditemui Pada IDM (lanj.)
1. Gangguan metabolik (lanj.)
► Hipokalsemia
► Hiperbilirubinemia
► Cedera lahir
○ Wajah abnormal
○ Microphthalmos
Presentasi
Klinis
Pada saat lahir
► Sembab, wajah plethoric
► Tremulous dan hipereksitasia
► Mungkin besar atau kecil
untuk masa kehamilan
Presentasi Klinis (lanjutan)
Setelah lahir
► Hipoglikemia
► Tanda gawat napas
► Mungkin ada penyakit jantung. Didiagnosis dengan
adanya pembesaran cardiothymic ratio pada x-ray dada
atau bukti fisis kegagalan jantung
► Anomali kongenital mungkin diketahui pada saat
pemeriksaan fisis
Diagnosis
Pemeriksaan Laboratorium
2. Pemeriksaan Radiologi
Tidak diperlukan kecuali ada bukti masalah jantung, pernapasan atau kerangka
a. Hipoglikemia
- 2 ml/kg dextrose 10% selama 5
menit, ulangi sesuai kebutuhan
- Infusion terus menerus glukosa 10%
dengan kecepatan 6-8 mg/kg/min
- Mulai pemberian minum enteral secepatnya
Tatalaksana (lanjutan)
1. Tatalaksana metabolik (lanjutan)
a. Hipoglikemia (lanjutan)
Kortikosteroid: pada hipoglikemia persisten (hidrokortison: 5 mg/kg/12
jam) Pertimbangkan pemberian glukagon dan epinefrin
Tatalaksana (lanjutan)
1. Tatalaksana metabolik (lanjutan)
○ Hipokalsemia
Dosis awal 1-2 ml/kg/dosis IV Kalsium glukonat 10%, yang diberikan perlahan selama
10 minutes
Dosis pemeliharaan diberikan melalui infus intravena terus menerus, 2-8 ml/kg/hari
a. Hipomagnesemia
Magnesium sulfat - 2 mEq/kg/dosis
setiap 6 jam IV atau IM
121
Tatalaksana
(lanjutan)
2. Masalah kardiorespiratori
○ Asfiksia perinatal
○ Kardiomiopati
Rawat dengan propranolol. Digoxin merupakan kontraindikasi
karena kemungkinan obstruksi aliran darah dari ventrikular
Tatalaksana
(lanjutan)
3. Masalah hematologis
Hiperbilirubinemia
Polisitemia
4. Tatalaksana makrosomia dan cedera lahir
Prognosis