Tujuan Pembelajaran
2
3. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko,
presentasi klinis, pemeriksaan
laboratorium dan radiologi yang
diperlukan, dan penanganan TTN
Tujuan Pembelajaran
3
5. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko,
presentasi klinis, pemeriksaan
laboratorium dan radiologi yang
diperlukan, penatalaksanaan MAS
6.Mengidentifikasi insidens, faktor-
faktor risiko, presentasi klinis,
pemeriksaan radiologis yang
diperlukan , dan penatalaksanaan
sindroma kebocoran udara
7.Mengidentifikasi insidens, faktor-
faktor risiko, penyebab, pemeriksaan
yang diperlukan, dan penatalaksanaan
apnea
Tujuan Pembelajaran
4
Tanda Bahaya Gawat napas
Sianosis
Apneu berat
Stridor
Kesulitan bernapas (gasping)
Retraksi dada yang berat
Perfusi buruk (syok)
5
Evaluasi Gawat napas dengan
Menggunakan Skor Downe
Score
Pemeriksaan
0 1 2
Frekuensi napas < 60/menit 60-80/menit > 80/menit
Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat
6
Evaluasi Gawat napas dengan
Menggunakan Skor Downe
Total Diagnosis
7
Siapkan
Peralatan resusitasi dan/atau
pasokan
Melibatkan pihak lain (pendekatan
tim)
Memiliki staf yang sudah terlatih
ABC
◦ Airway
◦ Breathing
◦ Circulation
8
Pemeriksaan
Rontgen Dada
Analisis gas darah arteri
Pemeriksaan darah tepi lengkap
(anemia, polisitemia, sepsis)
Pemeriksaan kadar glukosa
(hipoglikemia)
Kultur darah (sepsis, pneumonia)
9
Perawatan
Setelah stabilisasi, tangani penyebab
gawat napas
Gunakan CPAP
Hindari pemaparan oksigen yang
tidak perlu
Berikan antibiotika sampai
kemungkinan sepsis dapat
disingkirkan
10
Penyebab Umum Gawat Nafas
Transient tachypnea of the newborn (TTN)
Penyakit Membran Hialin
(Hyaline Membrane Disease)
Sindrom aspirasi Mekonium
(Meconeal Aspration Syndrome)
Sindroma Kebocoran Udara
(Air leak syndrome)
Apnea
Pneumonia (tidak dibahas)
Penyakit jantung bawaan (tidak dibahas)
11
Transient Tachypnea of the
Newborn (TTN)
Definisi
Suatu penyakit ringan pada neonatus
yang mendekati cukup bulan atau
neonatus cukup bulan yang mengalami
gawat napas segera setelah lahir dan
hilang dengan sendirinya dalam waktu
3-5 hari
12
Patogenesis TTN
13
Transient Tachypnea of the
Newborn (TTN) (lanj.)
Faktor Risiko
Bedah sesar sebelum ada kontraksi
Makrosomia
Jenis kelamin laki-laki
Partus lama
Sedasi ibu berlebihan
Skor Apgar rendah (1 menit: < 7)
14
Transient Tachypnea of the Newborn
(TTN) (lanj.)
Tanda Klinis TTN
Neonatus biasanya hampir cukup bulan atau cukup
bulan dan segera setelah kelahiran mengalami takipnea
(>80 pernapasan/menit)
Neonatus mungkin juga merintih, napas cuping hidung,
mengalami retraksi dada dan mengalami sianosis
15
Rontgen dada:
Garis pada perihilar, kardiomegali ringan, peningkatan
volume paru, cairan pada fissura minor, dan umumnya
ditemukan cairan pada rongga pleural 16
Transient Tachypnea of the Newborn
(TTN) (lanj.)
Penatalaksanaan TTN
Umum:
Pemberian oksigen dalam jumlah
berlebihan
Pembatasan cairan
Pemberian asupan setelah takipnea
membaik Konfirmasi diagnosis dengan
menyisihkan penyebab-penyebab takipnea lain
seperti pneumonia, penyakit jantung
kongenital dan hiperventilasi serebral.
17
Takipnea sementara pada Neonatus (TTN)
(lanj.)
18
Penyakit Membran Hialin
(Sindrom Gawat napas)
Definisi
Penyakit membran hialin juga dikenal
sebagai sindrom gawat napas. Kondisi
ini biasanya terjadi pada bayi
prematur.
19
Penyakit Membran Hialin
(Sindrom Gawat napas) (lanj.)
21
Penyakit Membran Hialin
(Sindrom Gawat napas) (lanj.)
◦ Prematuritas
◦ Jenis kelamin laki-laki
◦ Neonatus dari ibu dengan diabetes
22
Penyakit Membran Hialin
(Sindrom Gawat napas) (lanj.)
Faktor Risiko HMD
Risiko berkurang apabila ada
◦ Stres intrauterin kronis
Ketuban Pecah Dini dalam waktu lama
Hipertensi ibu
Pemakaian narkotik
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) atau
kecil untuk masa kehamilan (KMK)
◦ Kortikosteroid – Prenatal
23
Penyakit Membran Hialin
(Sindrom Gawat napas) (lanj.)
Pemeriksaan untuk HMD (RDS)
Pemeriksaan Laboratorium:
◦ Gas darah: mengungkap adanya hipoksia,
hiperkarbia, asidosis
◦ Gambaran darah lengkap dan biakan darah
diperlukan untuk menyisihkan kemungkinan
infeksi
◦ Kadar glukosa darah biasanya rendah
24
Pemeriksaan rontgen dada:
Adanya penampilan seperti ground
glass appearance, infiltrat halus
dengan bronkogram udara
25
Penyakit Membran Hialin
(Sindrom Gawat napas) (lanj.)
26
Penyakit Membran Hialin
(Sindrom Gawat napas) (lanj.)
◦ Penggunaan CPAP
◦ Jika dengan CPAP
PH < 7,2
Atau PO2 < 40mmHg FiO2 > 60%
Atau PCO2 > 60mmH
Defisit basa > -10
28
Penyakit Membran Hialin
(Sindrom Gawat napas) (lanj.)
Perawatan Khusus
◦ Terapi penggantian surfaktan jika
intubasi trakeal diperlukan
Hasil Akhir
◦ RDS bertanggung jawab untuk 20%
dari semua kematian neonatus
◦ Penyakit paru kronis terjadi pada 29%
BBLSR
29
Sindrom Aspirasi Mekonium (MAS)
Definisi
Gawat napas yang bersifat sekunder
akibat aspirasi mekonium oleh fetus
dalam uterus atau oleh neonatus
selama proses persalinan dan
kelahiran.
30
Sindrom Aspirasi Mekonium(MAS)
(lanj.)
Patogenesis:
aspirasi mekonium dapat
menyebabkan:
Sumbatan jalan napas
Inflamasi berat
Hipertensi paru
Aktivasi trombosis
31
Sindrom Aspirasi Mekonium (MAS)
(lanj.)
Faktor Risiko MAS Pre-eklampsia
Ibu penderita
Kehamilan lebih diabetes
bulan KMK
Hipertensi maternal
Korioamnionitis
Denyut jantung janin
abnormal
Profil biofisis 6
32
Sindrom Aspirasi Mekonium (MAS)
(lanj.)
Presentasi Klinis MAS
Airketuban bercampur mekonium sebelum
kelahiran
Pewarnaan kuning oleh mekonium pada
neonatus setelah lahir
Gagal pernapasan yang mengarah pada
peningkatan diameter anteroposterior dada
Persistent pulmonary hypertension of the
newborn (PPHN)
33
Sindrom Aspirasi Mekonium (MAS)
(lanj.)
Pemeriksaan untuk MAS
Pemeriksaan Laboratorium
◦ Analisis gas darah
◦ Kultur darah dan CBC
34
Sindrom Aspirasi Mekonium (MAS)
(lanj.)
Pemeriksaan untuk MAS
Pemeriksaan Radiologi
◦ Rontgen dada:
bercak infiltrat, garis kasar
pada
kedua bidang paru, hiperinflasi
anteroposterior dan
diafragma.lebih datar
35
Sindrom Aspirasi Mekonium (MAS)
(lanj.)
Penatalaksanaan MAS
Penatalaksanaan Prenatal:
Identifikasi kehamilan berisiko tinggi
Memantau denyut jantung janin
selama persalina
“Amnioinfusion” (?)
36
Sindrom Aspirasi Mekonium (MAS)
(lanj.)
Penatalaksanaan MAS
40
Sindrom Kebocoran Udara
Definisi
Sindrom kebocoran udara (pneumomediastinum,
pneumothorax, pulmonary interstitial emphysema
dan pneumopericardium) adalah spektrum penyakit
dengan penyebab patofisiologi dasar yang sama
Distensi saccus alverolaris atau saluran napas
terminal yang berlebihan akan menyebabkan pada
kerusakan integritas saluran napas yang
mengakibatkan penyebaran udara ke rongga di
sekitarnya
41
Sindrom Kebocoran Udara (lanj.)
Insidensi
45
46
Sindrom Kebocoran Udara (lanj.)
Penatalaksanaan Sindrom Kebocoran Udara
Umum
◦ Hindari penggunaan ventilator
◦ Gunakan ventilasi kantung manual dengan
hati-hati
Spesifik
◦ Dekompresi kebocoran udara sesuai dengan
jenisnya.
◦ Jangan melakukan dekompresi dengan jarum
47
Apnea
Definisi
Berhentinya pernapasan disertai oleh
bradikardia dan/atau sianosis selama
lebih dari 20 detik
Insidensi
50-60% dari bayi prematur
memperlihatkan adanya apnea (35%
dengan apnea sentral, 5-10% apnea
obstruktif, dan 15-20% dengan
apnea campuran)
48
Apnea (lanj.)
49
Apnea (lanj.)
Pemeriksaan
Pemantauan neonatus berisiko dengan
usia kehamilan kurang dari 32 minggu
Mengevaluasi kemungkinan penyakit
dasar.
Pemeriksaan laboratorium mencakup
pemeriksaan darah rutin, analisis gas
darah, glukosa serum, elektrolit dan kadar
kalsium
Lakukan pemeriksaan radiologi jika ada
kecurigaan penyakit organ di dalam
rongga dada 50
Apnea (lanj.)
Penatalaksanaan Apnea
Terapi Umum
◦ Melakukan stimulasi taktil.
◦ CPAP pada apnea berulang dan memanjang.
◦ Terapi farmakologis (kafein atau
theophylline) mungkin diperlukan
Pantau kadarnya.
51
Apnea (lanj.)
Penatalaksanaan Apnea
Terapi Spesifik
◦ Pengobatan penyebab, jika
terindentifikasi, misalnya pengobatan
sepsis, hipoglikemia, anemia dan kelainan
elektrolit
52
53