Faktor Risiko
• Bedah sesar tanpa proses persalinan
• Partus lama
• Sedasi ibu berlebihan
• Skor Apgar rendah (1 menit: 7)
• Tanda-Tanda Klinis TTN
• BBL biasanya hampir cukup bulan
atau cukup bulan dan segera setelah
kelahiran mengalami takipnea (>80
pernafasan/menit). BBL mungkin juga
mengorok, hidung mengembang,
mengalami retraksi iga dan
mengalami sianosis. Keadaan ini
biasanya tidak berlangsung lebih dari
72 jam.
Takipnea sementara pada
BBL (TTN) (lanj.)
– Rontgen dada:
– Garis pada perihilar, kardiomegali ringan,
peningkatan volume paru, cairan pada
fissura minor, dan umumnya ditemukan
cairan pada rongga pleural.
• Penatalaksanaan TTN
• Umum:
– Pemberian oksigen dalam jumlah banyak
– Pembatasan cairan
– Pemberian asupan setelah takipnea
memebaik Konfirmasi diagnosis dengan
menyisihkan penyebab-penyebab
takipnea lain seperti pneumonia, penyakit
jantung kongenital dan hiperventilasi
serebral.
Takipnea sementara
pada BBL (TTN) (lanj.)
• Hasil Akhir dan Prognosis TTN
• Penyakit ini bersifat sembuh sendiri
dan tidak ada risiko kekambuhan
atau disfungsi paru lebih lanjut.
Gejala-gejala respirasi membaik
sejalan dengan mobilisasi cairan dan
ini biasanya dikaitkan dengan
diuresis.
2. Hyaline Membrane Disease
Definisi :
Hyalin Membrane Disease (HMD) juga
dikenal sebagai sindrom gawat
pernafasan (RDS). Kondisi ini biasanya
terjadi pada BBL prematur. Insidensi
insiden :
HMD terjadi pada sekitar 25% BBL yang lahir
pada usia kehamilan 32 minggu. Insidensi
meningkat dengan semakin prematurnya
BBL
Faktor Risiko HMD
• Risiko meningkat
– Prematuritas
– Jenis kelamin laki-laki
– BBL dari ibu dengan diabetes
• Risiko Menurun
– Stress intrauterus kronis
• Ketuban Pecah Dini dalam waktu lama
• Hipertensi ibu
• Pemakaian narkotik
• Retardasi Pertumbuhan Intrauterus (RPIU)
atau kecil untuk usia kehamilan (KUK)
– Kortikosteroid – Prenatal
Pemeriksaan untuk HMD (RDS)
• Pemeriksaan Laboratorium:
– Gas darah: mengungkap adanya hipoksia,
hiperkarbia, acidosis
– Gambaran darah lengkap diperlukan untuk
menyisihkan kemungkinan infeksi
– Kadar glukosa darah biasanya rendah
• Pemeriksaan rontgen dada:
– Adanya penampilan seperti kaca
menyerpih dengan bronkogram udara
Penatalaksanaan HMD (RDS)
• Umum
– Pengaturan suhu
– Cairan parenteral
– Antibiotik
– Pemantauan berkesinambungan
Penatalaksanaan HMD lanj
• Perawatan Spesifik
– Terapi penggantian surfaktan jika
intubasi trakeal diperlukan
• Hasil Akhir
– RDS bertanggung jawab untuk 20% dari
semua kematian BBL
– Penyakit paru kronis terjadi pada 29%
BBLSR
3. Meconium Aspiration Syndrome
(MAS)
Definisi
Gawat pernafasan yang bersifat
sekunder akibat aspirasi mekonium
oleh fetus dalam uterus atau oleh BBL
selama proses persalinan dan
kelahiran.
Faktor Risiko MAS:
• Kehamilan lewat bulan
• Hipertensi maternal
• Denyut jantung janin abnormal
• Profil biofisik 6Pre-ekklampsia
• Ibu penderita diabetes
• SGA
• Korioamnionitis
Presentasi Klinis MAS
• Tercampurnya mekonium dalam
cairan ketuban sebelum kelahiran
• Meconium staining pada BBL
setelah lahir.
• Gagal pernafasan yang mengarah
pada peningkatan diameter
anteroposterior dada
• Persistent pulmonary hypertension
of the newborn (PPHN).
Pemeriksaan untuk MAS:
• Pemeriksaan Laboratorium
– Analisis gas darah
– Kultur darah dan CBC
• Pemeriksaan Radiologi:
Rontgen dada: bercak-bercak
infiltrat, garis-garis kasar pada kedua
bidang paru, hiperinflasi
anteroposterior dan pemipihan
diafragma
Diagnosa keperawatan
1.Tidak adekuatnya pertukaran gas b.d menurunya volume paru
Tujuan:
mempertahankan pertukaran gas yang adekuat
kriteria hasil:
• AGD dalam batas normal
PH :7,35 -7,45
PO2 :80-100
PCO2 :35-45
PCO3 :24-26
• Fungsi paru normal 40-60 x/m
• Tidak ada retraksi
Intervensi :
– Kaji tingkat kesadaran
– Kaji status respiratorik
– Kaji tanda IRDS
– Monitor TTV
– Monitor AGD
– Kolaborasi pemberian terapi oksigen