Anda di halaman 1dari 20

ASFIKSIA

Dr. Dyani Kusumowardhani, SpA


RSPI Sulianti Saroso

DEFINISI

Keadaan bayi baru lahir yang tidak bernapas


secara spontan dan adekuat (depresi
pernapasan)
Beratnya asfiksia dinilai dengan Nilai Apgar
(NA) pada menit pertama dan kelima setelah
lahir

ADAPTASI SISTEM PERNAPASAN NEONATUS

In utero: pertukaran gas oleh plasenta


Paru masih menguncup dan berisi cairan paru
Dengan tarikan napas pertama alveoli membuka,
cairan paru terdorong keluar alveoli absorpsi
Selanjutnya pertukaran gas melalui alveoli
Banyak hambatan pada BBLR: otot-otot lemah,
surfaktan <
Gangguan pernapasan merupakan kejadian yang
paling sering dialami oleh BBLR

PATOFISIOLOGI
Gangguan napas saat proses kelahiran atau masa perinatal
Gangguan pertukaran gas dan transport O2
Bayi kekurangan O2 dan sulit mengeluarkan CO2
Terjadi metabolisme anaerob
Asidosis metabolik
Kerusakan jaringan
Kematian

FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor ibu
Hipertensi ibu
Hipotensi karena plasenta previa atau solusio
plasenta
DM, kelainan jantung, penyakit ginjal
Gangguan kontraksi usus
Partus lama
Persalinan abnormal

FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor janin/bayi
Gangguan aliran ali pusat
Depresi napas karena obat anestesi atau
analgetik
Gangguan tumbuh kembang intra uterin
Adanya kelainan bawaan

DIAGNOSIS ASFIKSIA
Intra uterin:
Pemeriksaan denyut jantung janin
(N:

120-160x/menit)

Saat persalinan
Uji pH darah janin dari kulit kepala
(<7,2:

asidosis)

Air ketuban mengandung mekonium

Post partum: nilai APGAR

NILAI APGAR

Menilai vitalitas bayi baru lahir


Yang dinilai: denyut jantung, usaha
bernapas, tonus otot, refleks, warna
kulitmenit 1 dan 5, nilai 0, 1, atau 2
Menit 1 menggambarkan kondisi segera
setelah lahir, menit 5 menunjukkan hasil
resusitasi/ adaptasi
Tanpa asfiksia: > 7 (tidak perlu resusitasi)
Asfiksia sedang: 4-6
Asfiksia berat: 0-3

TATALAKSANA BAYI BARU LAHIR


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bayi bugar, gestasi > 36 mgg kontak kulit


dengan ibu, rawat gabung, ASI eksklusif
Bayi bugar, gestasi 34-36 mgg bila baik, ASI
dengan sendok, metode kanguru
Asfiksia sedang monitor TTV, beri O2 sesuai
kebutuhan, puasa, AB
Asfiksia berat NICU
Pemeriksaan penunjang bergantung situasi
USG kepala minimal 1x, OAE sebelum pulang

GANGGUAN NAPAS

BBLR <37 minggu


Surfaktan

<< alveoli tidak mengembang

BBLR >37 minggu


Aspirasi

mekonium

PPHN
Pneumonia

Tatalaksana:
O2 headbox, CPAP, ventilator

GEJALA GANGGUAN NAPAS PADA BBLR

Takipnu : FN > 60/mnt


Retraksi epigastrium/interkostal
Napas cuping hidung
Merintih/mengerang
Sianosis sentral: kebiruan pada bibir,
sekitar mulut, hidung
Napas lambat atau henti napas/apnu

DIAGNOSIS BANDING
GANGGUAN NAPAS BBLR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Obstruksi jalan napas atas


Takipneu sementara pada neonatus
HMD
Penumonia pada neonatus
Sindrom aspirasi mekonium
Asfiksia
Apnu
Lain2: anemia berat, PJB, kelainan dinding
dada, hernia diafragma, genetik, dsb

ASFIKSIA

BBLR < 37 minggu:


Otot

pernapasan lemah
Tarikan napas kurang kuat
Dada sukar mengembang

BBLR > 37 minggu


Hipoksia

intrauterin

Apnu
Hipotoni

Tatalaksana
Ventilator Tekanan Positif (VTP)

ASFIKSIA

Resusitasi menurut AAP dan AHA (2000):


Intervensi

secepatnya, tidak menunggu NA menit 1


Tiap intervensi dilakukan selama 30 detik
Bayi bugar: usaha napas & tonus baik, FJ >100/mnt

Kriteria asfiksia berat (AAP dan ACOG 2004):


1.
2.
3.
4.

Asidemia metabolik/campuran:
pH <
7 (a.umbilikal)
NA 0-3 pada menit 5
Manifestasi neurologik (kejang, dsb) segera tampak
Disfungsi sistem multi organ segera timbul

ASFIKSIA
Penanganan kasus risiko tinggi:
Kuncinya adalah antisipasi antepartum
Informasikan masalah BBLR pada tim resusitasi
dan perawatan neonatus, segera setelah ibu
masuk kamar bersalin
Minimal 2 orang terampil resusitasi harus hadir
Komunikasikan dengan ortu mengenai komplikasi
Resusitasi pada BBLR:
Cegah

hipotermi
Bantu napas lebih awal
Semua tindakan harus aseptik

TATALAKSANA UMUM
GANGGUAN NAPAS BBLR

Oksigenasi:
berikan

O2 40-60% dengan head box oxymeter:

88-92%
Bila gagal, CPAP dengan tekanan 5 cm H2O

Setelah perbaikan, kurangi konsentrasi O2


pelan2 (10-25% tiap 8-12 jam)
Bila keperluan O2 yang tadinya stabil
kemudian meningkat kembali waspada
PDA/sepsis

TATALAKSANA UMUM
GANGGUAN NAPAS BBLR

Antibiotika diberikan sampai terbukti tidak ada infeksi


Mulai dengan:
Ampisilin 100mg/kgBB/12 jam
sefalosporin III 100mg/kgBB/12 jam
2. Aminoglikosida 5mg/kgBB/12jam atau
Amikasin 15mg/kgBB/12 jam
1.

Kultur darah sebelum antibiotika dimulai


Kultur (+) beri antibiotika yg sesuai

ulang kultur setelah 48 jam


Kultur (-), klinis dan laboratorium normal stop antibiotik

TATALAKSANA UMUM
GANGGUAN NAPAS BBLR

Puasa, terutama bila FN> 60x/mnt


Nutrisi, mulai dengan D10 60ml/kg, dinaikkan
10-20ml/kg/hr bergantung pada klinis
Elektrolit mulai hr 3/sesuai kebutuhan.
Monitor tiap 1-2 hr. Balans cairan
Bila puasa lama cek lipid, asam amino
Bila stabil, BU baik ASI perah sp 10ml/kg/hr
pertahankan 2-3 hari sebelum menambah
minum
Terlalu cepat menaikkan asupan oral pada
bayi prematur apalagi pernah asfiksia EKN

HAL-HAL LAIN YANG PERLU


DIPERHATIKAN

Hindari hipotermia
Hindari risiko infeksi: semua tindakan harus
aseptik
USG kepala, periksa pendengaran dan
penglihatan
ASI tetap yang utama
Libatkan ibu (dan ayah) dalam perawatan
bayi
Metode Kanguru bila keadaan bayi membaik

PENUTUP

Adanya asfiksia sebisa mungkin dikenali dan


diantisipasi sebelum bayi lahir dengan
mengetahui ada tidaknya faktor predisposisi
Diagnosis dini asfiksia penting untuk
prognosis yang lebih baik

Anda mungkin juga menyukai