Anda di halaman 1dari 3

TUGAS BERPIKIR KRITIS

Nama : Nor Asvianti


NIM : PO.62.24.2.23.967
Profesi Angkatan V Kelas B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
2023
1. Carilah Sebuah Artikel Penelitian (Jurnal) dan Buatlah Telaahnya Menggunakan Teknik
PICO
“PENGARUH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL HIPERTENSI”
Anggun Dwi Puspa*, Siti Marfu’ah Program Studi Sarjana Kebidanan STIKes Bakti Utama
Pati
P (Problem) : Hipertensi pada ibu hamil sering terjadi saat kehamilan berlangsung dan
biasanya pada bulan terakhir kehamilan atau lebih setelah 20 minggu usia kehamilan yang
ditandai dengan naiknya tekanan darah mencapai nilai 140/90 mmHg, atau kenaikan tekanan
sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal. Tekanan darah tinggi
pada ibu hamil dapat diturunkan dengan obat anti Hipertensi yang bermanfaat untuk
menurunkan kejadian perdarahan otak dan mencegah stroke maupun komplikasi
serebrovaskular. Akan tetapi terapi obat berisiko masuk ke dalam sirkulasi darah janin yang
dimungkinkan dapat mengakibatkan cacat janin, sehingga pemilihan obat selama kehamilan
perlu dipertimbangkan manfaat dan risiko untuk menghasilkan pengobatan yang aman dan
rasional. Hipertensi dapat diobati secara farmakologis dan non-farmakologis. Pengobatan
penyakit tekanan darah tinggi secara non-farmakologis merupakan cara lain untuk
pengobatan penyakit tekanan darah tinggi, diantaranya adalah dengan terapi nutrisi, herbal,
pijat refleksi, aromaterapi, diet garam, melakukan olahraga dan terapi rendam kaki dengan air
hangat. Pengobatan secara farmakologis biasanya menggunakan obat-obatan yang
mengandung efek samping.
I (Intervention) : Dalam penelitian ini, subyek penelitian terlebih dahulu tidak diberikan
terapi rendam kaki air hangat untuk mengetahui tekanan darah ibu hamil hipertensi. Setelah
diberikan terapi rendam kaki air hangat awal, selanjutnya kepada ibu hamil tersebut diberikan
perlakuan berupa terapi rendam kaki air hangat, yaitu terapi dilakukan dengan merendam
kaki responden dengan air hangat (suhu 370C- 480C) selama 15 menit pada jam 10.00 s/d
17.00 dengan kurun waktu selama 2 minggu. Setelah selesai diberikan terapi rendam kaki air
hangat selanjutnya kepada seluruh ibu hamil hipertensi di lakukan observasi tekanan
darahnya untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pemberian terapi rendam kaki air hangat
terhadap penurunan tekanan darah ibu hamil hipertensi.
C (Comparison) : Terapi rendam kaki adalah terapi dengan cara merendam kaki hingga
batas 10-15 cm diatas mata kaki menggunakan air hangat. Terapi ini bertujuan untuk
meningkatkan aliran darah pada bagian kaki. Pengaruh terapi rendam kaki air hangat
terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi merupakan salah satu therapy
yang mudah dan sederhana dilakukan bagi penderita untuk menurunkan Hipertensi. Air
hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh sehingga rendam kaki air hangat dapat
digunakan sebagai salah satu terapi yang dapat memulihkan otot sendi yang kaku serta
menyembuhkan stroke apabila dilakukan melalui kesadaran dan kedisiplinan.
O (Outcome): penanganan hipertensi pada ibu hamil dapat dilakukan secara non farmakologi
salah satunya menggunakan terapi rendam kaki air hangat, karena air hangat mempunyai
dampak fisiologis bagi tubuh sehingga rendam kaki air hangat dapat digunakan untuk
menurunkan hipertensi pada ibu hamil.
2. Jelaskan Bagaimana Seorang Bidan mengambil Keputusan tindakan yang akan dilakukan
kepada pasien jika dihadapkan dengan berbagai alternatif pilihan tindakan. Berikan
contohnya.
Proses Pengambilan Keputusan
1. Identifikasi masalah. Dalam hal ini bidan mampu mengindentifikasikan masalah yang
ada.
2. Pengumpulan dan menganalisis data. Bidan diharapkan dapat mengumpulkan dan
menganalisis data yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada
3. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan. Setelah masalah dirinci dengan tepat dan
tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya.
4. Pemilihan salah satu alternatif terbaik. Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling
tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang
matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang
lama karena hal ini menentukan alternatif yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
5. Pelaksanaan keputusan. Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang bidan harus
mampu menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang
negatif, bidan harus juga mempunyai alternatif yang lain.
6. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan. Setelah keputusan dijalankan
seharusnya bidan dapat mengukur dampak dari keputusan yang telah dibuat.

Seorang bidan dalam mengambil keputusan harus berdasarkan kepada hasil-hasil


pemeriksaan yang objektif dan memilih tindakan yang paling banyak manfaat
dibandingkan kerugiannya.
Contoh: Seorang bidan desa mendapatkan pasien Ny. P usia 38 tahun P7A0 nifas hari ke
28. Ibu mengalami gangguan psikologis karena suaminya bekerja jauh, hanya pulang 2
bulan sekali. Perekonomian kurang, anaknya masih kecil-kecil, paling besar usia 14
tahun. Saat bidan melakukan kunjungan nifas, bidan melakukan pemeriksaan dan
menganjurkan ibu untuk menggunakan kontrasepsi pasca salin, karena sejak setelah
menikah Ny. P tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi. Akan tetapi, Ny. P tidak
menghiraukan anjuran bidan tersebut, karena menurutnya dia tidak akan hamil lagi
karena umur yang sudah tua dan suami yang juga jarang pulang. Lalu bidan melakukan
komunikasi teraupetik, melakukan konseling tentang pentingnya menggunakan
kontrasepsi, lalu bidan memberikan informed choice kepada Ny. P agar memilih
kontrasepsi terbaik sesuai kondisinya saat itu. Dan akhirnya setelah mendengarkan
penjelasan dari bidan, Ny. P memilih metode kontrasepsi Implant.

Anda mungkin juga menyukai