Disampaikan oleh :
Direktorat Perkembangan Kependudukan
Ditjen Administrasi Kependudukan
Batang
Konsiderans Tubuh Konsiderans
Menimbang Mengingat
Penjelasan
Umum
Berisi aspek-aspek filosofis, yuridis dan sosiologis
yang melandasi lahirnya Undang-Undang
norma agama
keseimbangan
PK dan PK
perikemanusiaan, manfaat
PRINSIP
Kependudukan sbg titik sentral kegiatan pembangunan;
Pengintegrasian kebijakan kependudukan kedalam
pembangunan sosial budaya, ekonomi, dan lingkungan hidup;
Pertisipasi semua pihak dan gotong royong;
Perlindungan dan pemberdayaan terhadap keluarga sbg unit
terkecil dlm masyarakat;
Kesamaan hak dan kewajiban antara pendatang dan
penduduk setempat;
Perlindungan terhadap budaya dan identitas penduduk lokal;
Keadilan dan kesetaraan gender.
TUJUAN
Perkembangan kependudukan :
mewujudkan keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara kuantitas, kualitas, dan
persebaran pddk dengan lingkungan hidup.
Pembangunan Keluarga :
meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul
rasa aman, tenteram, dan harapan masa depan
yg lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan
lahir dan kebahagiaan batin.
HAK PENDUDUK
Pasal 8
Pasal 11
Pasal 12 PP
Pasal 15
Pembiayaan scr nasional dibebankan pada APBN
Alokasi anggaran disediakan scr proporsional sesuai dgn
kebutuhan.
Pasal 16
Pembiayaan di daerah dibebankan pada APBD
Alokasi anggaran disediakan scr proporsional sesuai dgn
kebutuhan
Pengalokasian anggaran ditetapkan bersama oleh Pemerintah
Daerah dan DPRD.
KETERKAITAN SUBSTANSI UU 23 Th 2006 DGN UU 52 Th 2009
DAFDUK OUTPUT
1. Pencatatan Biodata Penduduk
Per Keluarga DATABASE
2. Pencatatan atas Pelaporan INPUT
KEPENDUDUKAN
Peristiwa Kependudukan
3. Pendataan Penduduk Rentan
Kependudukan
MANFAAT
4. Pelaporan Penduduk yang tidak 1. Perumusan Kebijakan
dapat melapor sendiri Perkembangan
Kependudukan
INFODUK 2. Proyeksi kependudukan
3. Perencanaan
SIAK INPUT
Pembangunan
CAPIL
OUTPUT
berwawasan
1. Pencatatan Kelahiran kependudukan
2. Pencatatan Lahir Mati 4. Pembangunan sektor lain
3. Pencatatan Perkawianan 5. Pemilu kada dan Pemilu
4. Pencatatan Pembatalan Perkawinan 6. Verifikasi Jati Diri
5. Pencatatan Perceraian INPUT
Dokumen Penduduk dan Dokumen
6. Pencatatan Pembatalan Perceraian
7. Pencatatan Kematian Kependudukan Kependudukan
8. Pencatatan Pengangkatan Pengesahan (Biodata, KK, KTP, Surat 7. Bid. Pemerintahan dan
dan Pengakuan anak Keterangan pelayanan publik
9. Pencatatan Perubahan Nama & Perubahan Kependudukan,
Status Kewarganegaraan Akta/Kutipan Akta)
10. Pencatatan Peristiwa Penting
11. Pelaporan Penduduk yg Tdk dapat
melapor Sendiri
KETERKAITAN KOMPONEN KEPENDUDUKAN
KUANTITAS
PENDUDUK
KUALITAS
PENDUDUK
DATA DAN
KO ADM
PENDUDUK
MOBILITAS/PERSEBARAN
PENDUDUK
Kebijakan
Perkembangan
Kependudukan
PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN
KUANTITAS KESERASIAN
DAYA DUKUNG ALAM KUALITAS KESELARASAN
DAN DAYA TAMPUNG PERSEBARAN PENDUDUK KESEIMBANGAN
LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
BERKELANJUTAN
PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN
KIE
diatur dlm PP
Pa
KELUARGA BERENCANA sa
l2
3
Pemerintah dan Pemda wajib meningkatkan akses dan kualitas
informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan kontrasepsi dgn
cara :
Pasal 27
Setiap orang dilarang memalsukan dan menyalahgunakan
alat, obat, dan cara kontrasepsi di luar tujuan dan prosedur
yg ditetapkan.
Pasal 28
Penyampaian informasi dan/atau peragaan alat, obat, dan
cara kontrasepsi hanya dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan dan tenaga lain yg terlatih serta dilaksanakan di
tempat dan dengan cara yg layak.
KELUARGA BERENCANA
Pasal 29
FISIK-HORISONTAL
WAKTU INTERNAL
PERMANEN KE PEMUKIMAN BARU
NON PERMANEN KE KOTA BESAR
PENINGKATAN
KE DAERAH PERBATASAN STATUS SOSIAL,
MOTIF KE DAERAH PENYANGGA. EKONOMI DAN
MOBILITAS BUDAYA
PENDUDUK EKONOMI PERTUMB EKONOMI BARU (KESEJAKTERAAN)
DAN KEAMANAN
SOSIAL PERUBAHAN DESA-
POLITIK KOTA
GERAK PENDUDUK SCR
KERUANGAN MELEWATI BUDAYA
BATAS ADMINISTRASI
KEAMANAN INTERNASIONAL
SOSEKBUD-VERTIKAL
MOBILITAS PENDUDUK
MENGHITUNG PERTUMB
POLA MIGRASI POLA PERSEBARAN PDDK
KARAKTERISTIK MIGRAN MENGKAJI KARAKTERISTIK
PERSEBARAN PDDK (DEMOGRAFI, SOSIAL, EKONOMI,
BUDAYA, DASAL, DA TUJUAN)
MOBILITAS PENDUDUK Pa
sal
33
Pasal 33
Pasal 34
Kebijakan mobduk dilaksanakan dgn menghormati hak
pddk untuk bebas bergerak, berpindah, dan bertempat
tinggal dlm wilayah NKRI sesuai dgn ketentuan peraturan
perundang- undangan.
Pasal 35
Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan mobduk
sepanjang tdk bertentangan dgn kebijakan nasional.
MOBILITAS PENDUDUK
Pasal 36
Perencanaan pengarahan mobduk dan/atau
penyebaran pddk dilakukan dgn menggunakan data
dan informasi , persebaran pddk dgn memperhatikan
RTRW.
Pengembangan sistem informasi kesempatan kerja
yg memungkinkan pddk utk melakukan mobilitas ke
daerah tujuan sesuai dgn kemampuan yg dimilikinya.
MOBILITAS PENDUDUK
Pasal 37
NON-FISIK FISIK
Mental spiritual,
Ketaqwaan,
Kesantunan,
Berbudaya,
Berkepribadian, dll
PENGEMBANGAN KUALITAS PENDUDUK
Pasal 38
Pasal 39
Pasal 40
Pengembangan potensi pddk rentan dilaksanakan melalui
perawatan, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan
pelatihan atas biaya negara.
Pasal 41
Pemerintah menjamin kebutuhan dasar bagi pddk
miskin.
Ketentuan kriteria pddk miskin dan tata cara
perlindungan diatur dengan PP
TERUTAMA PENDUDUK MISKIN
Pasal 42
EKONOM
I
SDM
SC SDA
Pasal 43
Pasal 44
Pasal 45
Perencanaan kependudukan dilakukan dgn menetapkan sasaran
kuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk beserta langkah
pengelolaan perkembangan kependudukan di suatu daerah pada
masa yg akan datang.
Pasa
PERENCANAAN KEPENDUDUKAN l 46
Perencanaan kependudukan dilakukan pada lingkup nasional,
provinsi, dan kab/kota dgn periode jangka menengah dan/atau
jangka panjang.
Perencanaan kependudukan diarahkan untuk menghasilkan
Renstra untuk pengelolaan kuantitas, kualitas dan mobilitas
penduduk.
Renstra wajib diintegrasikan dan diimplementasikan ke dalam
sistem perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan
daerah dan sektoral.
Waktu penyusunan perencanaan kependudukan dilaksanakan
selambat-lambatnya bersamaan dgn waktu perencanaan
pembangunan jangka menengah dan/atau jangka panjang.
diatur dengan Perpres.
PEMBANGUNAN KELUARGA
Pasal 47
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menetapkan
kebijakan pembangunan keluarga melalui
pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Kebijakan dimaksudkan untuk mendukung keluarga
agar dapat melaksanakan fungsi keluarga secara
optimal.
PEMBANGUNAN KELUARGA
Pasal 48
Kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan dan
kesejahteraan keluarga, dilaksanakan dgn cara :
a. peningkatan kualitas anak dgn pemberian akses informasi,
pendidikan, penyuluhan, dan pelayanan tentang perawatan,
pengasuhan dan perkembangan anak;
b. peningkatan kualitas remaja dgn pemberian akses informasi,
pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang kehidupan
berkeluarga;
c. peningkatan kualitashidup lansia agar tetap produktif dan berguna
bagi keluarga dan masyarakat dgn pemberian kesempatan untuk
berperan dlm kehidupan keluarga;
PEMBANGUNAN KELUARGA
Pasal 48
d. Pemberdayaan keluarga rentan dgn memberikan perlindungan dan
bantuan untuk mengembangkan diri agar setara dgn keluarga lain.
e. Peningkatan kualitas lingkungan keluarga.
f. Peningkatan akses dan peluang terhadap penerimaan dan sumber
daya ekonomi melalui usaha mikro keluarga.
g. Pengembangan cara inovatif untuk memberikan bantuan yg lebih
efektif bagi keluarga miskin.
h. Penyelenggaraan upaya penghapusan kemiskinan terutama bagi
perempuan yg berperan sbg KK
Pasal 49
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengumpulkan,
mengolah, dan menyajikan data dan informasi mengenai
kependudukan dan keluarga.
Upaya yg dilaksanakan melalui sensus, survei, dan
pendataan keluarga.
Data dan informasi kependudukan dan keluarga wajib
digunakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah sbg
dasar penetapan kebijakan, penyelenggaraan dan
pembangunan.
DATA DAN INFORMASI KEPENDUDUKAN
Pasal 50
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyelenggarakan dan
mengembangkan sistem informasi kependudukan dan keluarga scr
berkelanjutan serta wajib mendukung terkumpulnya data dan
informasi yg diperlukan.
Pemerintah Daerah wajib melaporkan data dan informasi
kependudukan dan keluarga kepada Pemerintah.
Pemerintah wajib menyebarluaskan kembali data dan informasi yg
terkumpul pada tingkat nasional untuk dipisah-pisahkan dan dianalisis
untuk keperluan perbandingan pengelolaan kependudukan antardaerah
dalam bentuk laporan neraca kependudukan dan pembangunan.
Pasal 51
Dalam rangka meningkatkan keadilan dan kesetaraan gender,
pengumpulan, analisis, dan penyebaran informasi tentang
kependudukan dan keluarga harus mempertimbangkan jenis
kelamin.
Pasal 52
Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan pengumpulan
data, analisis, dan proyeksi angka kelahiran sebagai bagian dari
pengelolaan kependudukan dan pembangunan keluarga.
KELEMBAGAAN
Pasal 53
Pasal 54
Dalam rangka pengendalian penduduk dan penyelenggaraan
keluarga berencana di daerah, pemerintah daerah membentuk
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah (BKKBD) di
tingkat provinsi dan kab/kota.
BKKBD dlm melaksanakan tugas dan fungsinya memiliki hubungan
fungsional dengan BKKBN.
Pasal 55
BKKBN berkedudukan di ibu kota Negara Republik Indonesia.
BKKBD berkedudukan di ibu kota Provinsi dan Kab/Kota.
KELEMBAGAAN
Pasal 56 TUGAS DAN FUNGSI
BKKBN bertugas melaksanakan pengendalian penduduk dan
menyelenggarakan keluarga berencana.
Dalam melaksanakan tugas, BKKBN mempunyai fungsi :
perumusan kebijakan nasional;
penetapan NSPK;
pelaksanaan advokasi dan koordinasi;
penyelenggaraan KIE;
penyelenggaraan monev;
pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi.
Ketentuan tugas, fungsi dan susunan organisasi BKKBN,
diatur dengan PERPRES
KELEMBAGAAN
Pasal 57
BKKBD mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan
pengendalian penduduk dan menyelenggarakan
keluarga berencana di tingkat provinsi dan kab/kota.
Kewenangan BKKBD dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ketentuan tugas, fungsi dan susunan organisasi
BKKBD, diatur dengan PERDA.
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 58
Setiap pddk mempunyai kesempatan untuk berperan serta dalam
pengelolaan kependudukan dan pembangunan keluarga individu,
LSM, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, dan pihak swasta.
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 59
PP Nomor 21 Tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan
Keluarga sejahtera; PP Nomor 27 Tahun 1994 tentang Pengelolaan
Perkembangan Kependudukan; PP Nomor 57 Tahun 2009 tentang
Perubahan atas PP Nomor 27 Tahun 1994 tentang Pengelolaan
Perkembangan Kependudukan masih tetap berlaku sepanjang tdk
bertentangan dengan UU ini.
KETENTUAN PENUTUP
Ps 60
UU Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan keluarga Sejahtera, DICABUT DAN DINYATAKAN TIDAK
BERLAKU.
Ps 61
BKKBN dalam jangka waktu paling lambat 6 bulan wajib menyesuaikan
dengan ketentuan dalam UU ini.
Ps 62
Peraturan pelaksana dari UU ini ditetapkan paling lambat 1 tahun sejak
tanggal pengundangan UU ini.
Ps 63
UU ini berlaku pd tanggal diundangkan (29 Oktober 2009), dan agar setiap
orang mengetahiunya, memerintahkan pengundangan UU ini dengan
penempatannya dalam LNRI
PERATURAN PELAKSANAAN
I. Peraturan Pemerintah
1. Kebijakan dan Program Jangka Menengah dan Jangka Panjang Pengelolaan
Perkembangan Kependudukan dan pembangunan keluarga -> Ps 7 ayat (3)
2. Tanggung Jawab Pemerintah dlm Menetapkan Kebijakan Nasional, NSPK,
Pembinaan, Bimbingan, Supervisi dan Fasilitasi serta Sosialisasi, Advokasi
dan Koordinasi -> Ps 12 ayat (2)
3. Tata cara Penetapan Pengendalian Kuantitas Penduduk -> Ps 19 ayat (4)
4. Tata cara Pengumpulan Data dan Proyeksi Kependudukan tentang Angka
Kematian -> Ps 32 ayat (3)
5. Pengarahan Mobilitas Penduduk -> Ps 33 ayat (5)
a. Penataan dan Penyebaran Penduduk ke Daerah Perbatasan Antarnegara.
b. Kebijakan Mobduk non-permanen.
c. Penataan Persebaran Penduduk melalui Kerjasama Antardaerah.
d. Pengarahan Mobduk melalui Pengembangan Daerah Penyangga.
e. Pedoman Pengelolan Urbanisasi di Perkotaan.
f. Pedoman Pelayanan terhadap Penduduk Musiman.
PERATURAN PELAKSANAAN
I. Peraturan Pemerintah
6. Tatacara Pengumpulan Data, Analisis Mobilitas dan Persebaran
Penduduk -> Ps 37 ayat (3)
7. Pengembangan Kualitas Penduduk -> Ps 38 ayat (6)
8. Kriteria Penduduk Miskin dan Tatacara Perlindungannya -> Ps 41 ayat
(2)
9. Sistem Informasi Kependudukan dan Keluarga -> Ps 50 ayat (4)
III.Peraturan Menteri
1. Akses, Kualitas, Informasi, Pendidikan, Konseling dan Pelayanan Alat Kontrasepsi
(Permenkes) -> Ps 23 ayat (2)
2. Tatacara penggunaan alat, obat, dan cara kontrasepsi (Permenkes) -> Ps 26 ayat (3)
3. Kebijakan Pembangunan Keluarga (Permen terkait) -> Ps 48 ayat (2)