Dengue
Definisi
Demam Dengue dan DHF disebabkan oleh virus dengue yang termasuk
dalam genus Flavivirus keluarga Flaviviridae. Terdapat 4 serotipe virus yaitu
DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan
demam dengue dan DHF. Keempat serotype ditemukan di Indonesia
dengan DEN-3 merupakan serotype terbanyak.
Patogenesis
Manifestations of dengue virus infection
Dengue virus infection
Asymptomatic Symptomatic
Dengue hemorrhagic
Undifferentiated Dengue fever fever
fever syndrome (plasma leakage)
(viral syndrome)
Nyeri kepala
Nyeri retro-orbital
Myalgia/artralgia
ruam kulit
leucopenia
* DHF derajat III dan IV disebut juga sebagai sindroma syok dengue (DSS).
Tatalaksana
Pasien yang tersangka DHF tanpa perdarahan spontan dan masif serta
tanpa syok, maka di ruang rawat diberikan cairan infus kristaloid dengan
jumlah seperti rumus berikut ini:
Volume cairan kristaloid per hari = 1500 + {20x (BB dalam Kg – 20)}
Setelah pemberian cairan dilakukan pemeriksaan Hb, Ht tiap 24 jam :
Bila Hb, Ht meningkat 10-20 % dan trombosit kurang dari 100.000, jumlah
pemberian cairan tetap seperti rumus diatas tetapi pemantauan Hb, Ht,
trombosit dilakukan tiap 12 jam.
Bila Hb, Ht meningkat lebih dari 20% dan trombosit kurang dari 100.000
maka pemberian cairan sesuai dengan protokol penatalaksanaan DHF
dengan peningkatan Ht lebih dari 20%.
Penatalaksanaan DHF dengan
peningkatan Ht lebih dari 20%.
Pada keadaan ini terapi awal cairan adalah memberikan cairan kristaloid
sebanyak 6-7 ml/kgbb/jam. Pasien kemudian dipantau setelah 3-4 jam
pemberian cairan. Bila terjadi perbaikan, cairan dikurangi menjadi
5ml/kgbb/jam. 2 jam kemudian dilakukan pemantauan, dan bila keadaan
tetap menunjukan perbaikan cairan infus dikurangi menjadi 3ml/kgbb/jam.
Apabila setelah pemberian cairan awal 6-7ml/kgbb/jam keadaan tidak
membaik, maka jumlah cairan menjadi 10ml/kgbb/jam. 2jam kemudian
dilakukan pemantauan, dan bila keadaan menunjukan perbaikan, maka
jumlah cairan dikurangi menjadi 5ml/kgbb/jam, tetapi bila tidak
menunjukkan perbaikan , maka jumlah cairan dinaikan menjadi 15
ml/kgbb/jam, dan bila dalam perkembangannya kondisi memburuk dan
didapatkan tanda-tanda syok,maka pasien ditangani sesuai dengan
protokol tatalaksana DSS pada dewasa.
Penatalaksanaan perdarahan spontan
pada DHF dewasa
Pada keadaan DHF tanpa syok lainnya. Pemeriksaan tekanan darah, nadi,
pernafasan, dan jumlah urine dilakukan sesering mungkin. Pemeriksaan
Hb,Ht, dan trombosit sebaiknya diulang tiap 4-6 jam.
Pemberian heparin diberikan apabila secara klinis dan laboratoris
didapatkan tanda-tanda koagulasi intravaskular diseminata (KID). FFP
diberikan bila didapatkan defisiensi faktor-faktor pembekuan, PRC
diberikan bila nilai Hb kurang dari 10 gr/dl. Transfusi trombosit hanya
diberikan pada pasien DHF dengan perdarahan spontan dan masif,
dengan jumlah trombosit kurang dari 100.000/mm3 disertai atau tanpa KID.
Tatalaksana Syok pasien Dewasa
Airway
Breathing : Oksigenasi kanul nasal (1-4L/menit)
Circulation : cairan:- ICU : (kristaloid dan atau koloid)
- non ICU : kristaloid
10-20 ml/kgBB secepatnya
Perhatikan : Tanda-tanda hipovolemia, hipervolemia/overload
dan respon pemberian cairan
Kristaloid Kristaloid
7ml/KgBB/jam Guyur 20-30 ml/KgBB 20-30 menit
Tetap Syok
Perbaikan Tanda vital, Ht
menurun
HT> HT <
-Inotropik
Kombinasi koloid- Perbaikan bertahap -Vasopresor
kristaloid vasopresor
-Afterload <<