Anda di halaman 1dari 17

KARSINOMA NASOFARING

(KNF)

AGNES NIMAS AYU D.P ARLYCO YOGA O.


AMALIA KHOIRUNNISA ARSI TIARA KUSUMA
ANISA OSIANA ALBANIAH ASIA BUMI PALUPI S
Epidemiologi
Di Indonesia, KNF merupakan keganasan terbanyak ke-4
setelah kanker payudara, kanker leher rahim, dan kanker paru

KNF terutama ditemukan pada pria usia produktif


(perbandingan pasien pria dan wanita adalah 2-3:1) dan
60% pasien berusia antara 25 hingga 60 tahun

51.000 kematian akibat KNF (36.000 pada laki-laki, dan


15.000 pada perempuan)
Karsinoma Nasofaring (KNF) merupakan kanker yang muncul pada daerah nasofaring (area di atas
tenggorok dan di belakang hidung), yang menunjukkan bukti adanya diferensiasi skuamosa
mikroskopik ringan atau ultrastruktur
Virus Epstein Barr (EBV)
EBV merupakan
faktor risiko
Transmisi utama mayor
melalui saliva, karsinoma
Limfosit B biasanya pada nasofaring
adalah target negara
Virus Epstein-Barr utama EBV berkembang
dapat memasuki yang
Terjadi interaksi sel-sel epitel kehidupannya
antara sel dan orofaring, bersifat padat dan
virus sehingga menetap
(persisten),
kurang bersih
mengakibatkan
terjadinya tersembunyi
perubahan sifat (laten) dan
sel, dan sepanjang masa
bertransformasi (life-long)
menjadi ganas
GEN HLA LINGKUNGAN
(Human Leucocyte Antigen)
Konsumsi makanan yang diawetkan meningkatkan
risiko 1,7 sampai 7,5 kali lebih tinggi dibanding
yang tidak mengkonsumsi. Contoh, konsumsi ikan
Human Leukocyte Antigen-A2-B46 dan B-17 asin lebih dari tiga kali sebulan meningkatkan
berhubungan dengan peningkatan dua sampai risiko karsinoma nasofaring
tiga kali lipat risiko karsinoma nasofaring

Rokok mempunyai lebih dari 4000 bahan


Sebaliknya Human Leukocyte Antigen-A11 karsinogenik, termasuk nitrosamin yang
menurunkan 30%-50% risiko terkena karsinoma meningkatkan risiko terkena karsinoma nasofaring
nasofaring pada ras Kulit Putih dan Cina
DIAGNOSIS

Nasopharyngeal carcinoma (NPC) Rapid Test

ELISA

IPA (Immunoperoksidase Assay)


NASOPHARYNGEAL CARCINOMA (NPC) RAPID TEST
Pemeriksaan serologi IgA VCA (viral capsid antigen) / IgA EA (early antigen ) sebagai tumor
marker diambil dari darah tepi

Merupakan uji cepat (rapid test) dengan metode imunokromatografi berbasis protein early
antigen (EA) yang dapat diaplikasikan langsung di lapangan tanpa fasilitas laboratorium, cukup
dengan mencelup strip ke dalam sampel. Early antigen (EA) merupakan kompleks yang terdiri
dari beberapa macam protein.
CARA KERJA
Diambil darah vena
sebanyak 5 cc

serum diambil dan


dimasukkan ke dalam
tabung
Serum tersebut diencerkan
dicampur dengan larutan yang
disediakan pada kit NPC strip

Positif (+) terbentuk 2 garis berwarna


merah
Negatif (-) terbentuk 1 garis berwarna Ditunggu selama 3-5 menit,
merah kemudian dibaca
ELISA
CARA KERJA

Mencampur antigen dengan Supernatan dibuang, Supernatan dibuang


p18 di plate, kemudian tambahkan 3% BSA (dibuat kemudian tambahkan PBS
diinkubasi pada suhu 40C dalam 1x PBS), diinkubasi 1 Tween 0,05% (dilakukan 4
atau 37 C selama 2 jam jam 37 C kali)

Tambahkan Mouse anti- Tambahkan 100 µl 0,5 M


human IgA-HRP, diinkubasi 1 Tambahkan 100 µl TMB ke H2SO4 ke masing-masing
jam 37 C. Supernatan masing-masing well, inkubasi well. Hasil dibaca pada
dibuang kemudian 30 menit dalam ruangan panjang gelombang 450 nm.
tambahkan PBS Tween gelap
0,05% (dilakukan 4 kali)
IPA (IMMUNOPEROKSIDASE ASSAY)
CARA KERJA
Serum dibersihkan dari
Tambahkan substrat.
IgG-EBV dan IgA Rf Inkubasi 45 menit suhu
Inkubasi 10 menit pada
dengan IgG-Rf striping 37°C. Cuci
suhu kamar. Cuci
solution.

Tambahkan HRP
Inkubasi 30 menit suhu Tambahkan mounting
conjugate anti human
0 - 4°C. Centrifuge medium
IgA.

Supernatan dimasukkan Letakkan pada objeck


ke dalam sumur slide Inkubasi 60 menit suhu glass, lalu tutup dengan
yang mengandung 37°C. Cuci deckglass. Periksa
antigen. dibawah mikroskop
INTERPRETASI HASIL
(+) : Sel terinfeksi berwarna biru muda
(++) : Sel terinfeksi berwarna biru gelap
(+++) : Sel terinfeksi berwarna biru sangat gelap
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai