Semester 5
kelas B
Eriscia Putri Santika Nabiilah Nurul Inayah
Firda Oktavia Rayka Devayanti
Hepatitis C
Hepatitis C adalah jenis yang paling berbahaya dari semua jenis virus
hepatitis, karena infeksi ini biasanya tidak menimbulkan gejala sampai di
tahapan akhir infeksi kronis. Virus hepatitis c merupakan penyebab dominan
kasus infeksi akibat virus hepatitis NON A dan NON B (NANBH) yang
bergenom RNA untai tunggal dan dikatagorikan ke dalam kelompok
flaviviridae.
Struktur dan
morfologi
• Virus hepatitis C termasuk dalam famili
Flaviviridae dengan genom Ribo Nuclead Acid
(RNA)
• Berutas tunggal (single strand), polaritas positif.
• Virion HCV memiliki diameter 40-70nm, dan
panjang genom berkisar 10 kb
• Terdiri atas 3.011-3.033 asam amino dengan
9.030-9.099 nukleotida.
Cara Penularan
Pada umumnya cara penularan HCV secara parental yang dihubungkan dengan transfuse darah atau
produk darah, melalui jarum suntik.
Setelah ditemukan bentuk virus dari hepatitis, makin banyak laporan mengenai cara penularan lainnya, yang
umumnya mirip dengan cara penularan HBV, yaitu:
1) Penularan horizontal
Penularan HCV terjadi terutama melalui cara parental, yaitu tranfusi darah atau
komponen produk darah, hemodialisa, dan penyuntikan obat secara intravena.
2) Penularan vertikal
Penularan vertikal adalah penularan dari seseorang ibu pengidap atau penderita
Hepatitis C kepada bayinya sebelum persalinan, pada saat persalinan atau beberapa saat persalinan.
Kemudian protein inti dari
HCV masuk ke virus menembus dinding sel
dalam hepatosit Virus dapat
dengan suatu proses kimiawi
dengan membuat sel hati
dimana selaput lemak
mengikat suatu
reseptor
bergabung dengan dinding sel
dan selanjutnya dinding sel
memperlakukan
RNA virus seperti Siklus Hidup
permukaan sel miliknya sendiri
akan melingkupi dan menelan
yang spesifik virus serta membawanya ke
dalam hepatosit.
Pada fase prodormal: onset terjadi pada hari 1-14, namun rata-rata
timbul pada hari 5-7 setelah paparan. Keluhan yang sering yaitu
malaise, fatique, mual dan muntah, kehilangan selera makan, demam,
gejala flu , dan kebanyakan pasien mengeluh adanya nyeri pada perut
kanan atas.
Fase ikterik : gejala yang sering ditimbulkan yaitu warna kuning
pada mukosa sklera pada awalnya dan berlanjut pada perubahan
warna pada kulit. Durasi ikterik bervariasi, biasanya antara 4 hari
sampai beberapa bulan, namun rata-rata 2-3 minggu. Urin menjadi
gelap, feses berwarna seperti dempol (pucat). Selama fase ini,
lanjutan setengah penderita menunjukkan gejala gatal-gatal.
Interpretasi hasil
Prinsip
Cara kerja 4)
5)
Tambahkan 100 μl larutan pengencer pada setiap sumur untuk sampel
Tambahkan 10μl sampel pada sumur yang ada larutan pengencer tadi
ELISA 6)
dan homogenkan
Tutup mikroplate dan inkubasi pada suhu kamar (25-30°C) selama 30
menit
7) Cuci mikroplate sebanyak 5 kali dengan penambahan 300μl setiap
sumur dengan larutan buffer pencuci. Hati-hati jangan sampai
kontaminasi
8) Tambahkan 100μl larutan HRP konjugat pada setiap sumur.
9) Tutup mikroplate dan inkubasi pada suhu kamar (25-30°C) selama 30
menit
10) Cuci mikroplate sebanyak 5 kali dengan penambahan 300μl setiap
sumur dengan larutan buffer pencuci. Hati-hati jangan sampai
kontaminasi.
11) Tambahkan 100μl larutan TMB substrat pada setiap sumur.
Cara kerja 12) Tutup mikroplate dan inkubasi pada suhu kamar (25-30°C) selama 30
menit (keadaan gelap)
ELISA 13) Hentikan reaksi dengan penambahan 100ul of the stop solution pada
setiap sumur.
14) Baca absorban pada panjang gelombang 450nm/630nm dalam waktu
30 menit pada ELISA READER Dipipet 100 μl sample diluent dan
masukkan ke sumur A-1 well sebagai blank.
Tes validitas :
Nilai absorban Blanko harus lebih kecil dari 0,150
Nilai absorban Negatif kontrol harus < 0,250
Nilai absorban Positif kontrol harus > 0,60
Interpretasi Hasil
1) Spesimen dengan absorbansi kurang dari (<) nilai cut-off dinyatakan negatif.
2) Spesimen dengan nilai absorbansi lebih besar atau sama dengan nilai cut-off
dinyatakan positif.
Thank you