Anda di halaman 1dari 4

Uji HI (Hemaglutination Inhibition) adalah suatu cara untuk mendiadnosis penyakit

infeksi (termasuk DBD/DHF) secara laboratoris yang hasil diperlukan untuk membantu atau
mendukung hasil diagnosis klinis. Tujuan uji HI yaitu untuk Mengukur titer antibodi atau
antiserum agar diketahui status kekebalan tubuh setelah dilakukan vaksinasi virus dan
Mengidentifikasi suatu virus.

Prinsip kerja dari uji ini adalah mengukur tinggi rendahnya (titer) zat kebal (antibodi)
hemaglutinasi hambatan (Hemaglutinasi Inhibition Antibody). Pembacaan hasil uji HI ini
didasarkan atas kreteria WHO (1975), yaitu: pertama, infeksi primer titer zat kebal HI pada
masa akut adalah kurang dari 1 : 20 dan titer konvalesen 4 kalinya atau lebih, tetapi tidak
melebihi 1 : 1280. Kedua, infeksi sekunder adanya infeksi baru ditandai oleh titer zat kebal
HI kurang dari 1 : 20 pada masa akut, sedangkan pada konvalesen titer bernilai sama atau
lebih besar dari 1 : 2560. Kemungkinan lain infeksi sekunder ditandai dengan titer zat kebal
HI akut sama atau lebih besar dari pada 1 : 20 dan titer naik 4 kali atau lebih pada
konvalesen. Ketiga, persangkaan adanya infeksi sekunder baru terjadi (presumtive
diagnosis) ditandai oleh titer zat kebal HI yang sama atau lebih besar dari pada 1 : 1280
pada masa akut, dalam hal ini tidak diperlukan kenaikan titer 4 kali atau lebih pada masa
konvalesen.

Spesimen yang akan diuji adalah serum yang telah dipisahkan dari darah penderita DBD.
Spesimen ini diolah terlebih dahulu, untuk menghilangkan zat-zat penghambat lainnya yang
dapat mengganggu jalannya reaksi. Proses ini biasanya merupakan penyerapan dengan
menggunakan suatu zat yang disebut kaolin. Sebagaimana diketahuivirus Dengue
mempunyai 4 tipe, yaitu D1, D2,D3 dan D4. Uji HI tidak spesifik untuk masing- masing tipe
virus tersebut. Prinsip dasar uji HI adalah memanfaatkan sifat virus Dengue khususnya, yaitu
dapat menggumpalkan sel darah merah (SDM). Bila terdapat virus Dengue pada SDM maka
akan terjadi penggumpalan (aglutinasi).

Uji HI ini dikenal cepat dan sederhana bila dibandingkan dengan uji yang lainnya yang
mempunyai tujuan yang sama, sehingga uji HI paling banyak digunakan untuk mendiagnosis
penderita DBD.

Pra analitik :

Alat dan Bahan

- Microplate V bottom
- Micropipet
- Tabung falkon
- Yellow tip
- Vaksin ND/ antigen
- Serum darah positif ND
- RBC ayam 1%
- PBS

Prosedur Kerja :

1. Pembuatan RBC 1%
- Diambil darah ayam
- Dimasukkan tabung EDTA
- Disentrifus 2500 rpm 10 menit
- Dibuang supernatan
- Ditambah PBS dengan perbandingan PBS dan platelet 1:3
- Disentrifus lagi (diulang 3-4 kali), tiap sentrifus PBS supernatant dibuang
- Sentrifus terakhir: platelet diambil (100%)
- Dibuat konsentrasi RBC menjadi 1% diambil 1 ml RBC 10% dan ditambah 9 ml
PBS (V1M1 = V2M2)

2. Pengenceran antigen untuk uji HI


- Antigen dibuat standar 4 HA unit

Pengenceran antigen :
 Antigen 4 HA unit
Pada Uji HA digunakan untuk mengetahui titer antigen. Titer antigen yang
terbentuk, dibuat standar 4 HAU (titer HA : 4 HAU).

Langkah kerja uji HI:


1. Microplate diisi PBS 25 µL pada semua well.
2. Diisi serum di sumuran A1. Dilakukan pengenceran sampai sumuran A11 dengan
mengambil 25 µL dari sumuran pertama dan dimasukkan kedua. Diulangi sampai
sumuran A11
3. Ditambah antigen 25 µL di sumuran A1-A12
4. Diinkubasi suhu ruang 30 menit
5. Ditambah RBC 1% sebanyak 25 µL di semua sumuran
6. Diinkubasi 30 menit
7. Dibaca hasil
Titer antibody  angka pengenceran tertinggi yang masih mampu menghambat
aglutinasi eritrosit
Pasca analitik:

Interpretasi hasil :

Hasil positif Hasil negatif

Ket :

 KV : Kontrol Virus
 K : Kontrol
Cara membaca hasil

tilt and flow endapan eritrosit

 Dibaca dari permukaan, dilihat adanya endapan eritrosit


 Mikroplate dapat dimiringkan, dan dibaca dari bawah plate
 Jika dimiringkan ada aliran sel darah merah (tilt and flow) = hasilnya positif

Uji HI, hasil dinyatakan positif menghambat aglutinasi eritrosit, jika setelah inkubasi
terdapat endapan eritrosit berbentuk titik di tengah sumuran mikroplet

Anda mungkin juga menyukai