Anda di halaman 1dari 8

PEMERIKSAAN HCV

I. TUJUAN
1.1 Tujuan Umum
 Untuk mengetahui cara pemeriksaan rapid test Anti-HCV.

1.2 Tujuan Khusus

 Untuk dapat melakukan pemeriksaan rapid test Anti-HCV.


 Untuk dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan rapid test Anti-
HCV.

II. METODE
Metode yang digunakan dalam pemeriksaan Anti-HCV ini adalah
Immunochromatography rapid test.

III. PRINSIP
Berdasarkan reaksi Immunologis antara antibody spesifik dalam
specimen dengan rekombinan antigen HCV capture (inti, NS3, NS4, NS5)
pada membrane test yang dilapisi protein – A koloidal emas conjugate
membentuk kompleks antibodi-antigen. Campuran bermigrasi di
sepanjang membrane test dan bereaksi menghasilkan garis berwarna.

IV. DASAR TEORI

Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati yang


memberikan lemah badan, mual ,kencing, seperti air the disusul dengan
mata dan badan menjadi kuning. Tidak semua penyakit hepatitis
mempunyai bentuk yang klasik seperti ini. Ada hepatitis yang tidak nyata
(inapparent hepatitis), ada yang tanpa ikterik,ada bentuk yang
jiank(bening)dan ada yang ganas (fulminan). Hepatitis dapat disebabkan
oleh virus (penyebab terbanyak), bakteri (salmonella typhy), obat-obatan
racun(hepatotoksik)dan alcohol. Kini telah dikenal beberapa virus
penyebab peradangan hati yaitu : virus hepatitis A (VHA), Virus hepatitis
B(VHB),virus hepatitis C(VHC,non A non B),virus hepatitis
D(VHD),Virus hepatitis E(VHE)dan virus hepatitis G(VHG).

Hepatitis C adalah infeksi yang terutama menyerang organ hati.


Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C
seringkali tidak memberikan gejala, namun infeksi kronis dapat
menyebabkan parut (eskar) pada hati, dan setelah menahun menyebabkan
sirosis. Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami sirosis juga
mengalami gagal hati, kanker hati, atau pembuluh yang sangat
membengkak di esofagus dan lambung, yang dapat mengakibatkan
perdarahan hingga kematian. Hepatitis C adalah hepatitis viral yang
disebabkan oleh virus Hepatitis C (vhc=hcv), dan tergolong dalam
kelompok hepatitis non-A ,non-B(NANB). Hepatitis viral inoi sering
terjadi setelah transfuse darah atau pemberian komponen darah sehingga
pada masa yang lalu hepatitis C ini disebut sebagai post transfusion NANB
hepatitis.

Seseorang terutama terkena hepatitis C melalui kontak darah,


penggunaan narkoba suntik, peralatan medis yang tidak steril, dan
transfusi darah. Sekira 130–170 juta orang di dunia menderita hepatitis C.
Para ilmuwan mulai meneliti HCV pada tahun 1970-an, dan memastikan
keberadaan virus tersebut pada tahun 1989. Virus ini tidak diketahui
menyebabkan penyakit pada hewan lain. Dibeberapa daerah didapatkan
hepatitis non-A non-B yang tidak mempunyai riwayat transfuse, dan
disebut sebagai hepatitis sporadic atauu acquired community. Dari
penelitian selanjutnya ternyata 40-50% dari penderita hepatitis ini
menunjukkan antibody anti-HCV yang positif.

Pada umunya hepatitis C member gejala klinis yang relative ringan


bahkan sering tanpa gejala namun mempunyai kecenderungan untuk
menjadi menahun atau serosis hati yang lebih besar bila dibandingkan
dengan hepatitis viral yang lain. Peginterferon dan ribavirin merupakan
obat-obatan standar untuk HCV. Antara 50-80% pasien yang diobati
sembuh. Pasien dengan sirosis atau kanker hati mungkin memerlukan
transplantasi hati, namun biasanya virus muncul kembali setelah
transplantasi. Tidak ada vaksin untuk hepatitis C.

V. ALAT DAN BAHAN


5.1 Alat:
 Mikropipet 10 µl
 Yellow / white tip
 Pipet disposible
 Stopwatch
 Wadah limbah
5.2 Bahan:
 Sampel serum HCV 9
 Rapid test Anti –HCV (ACON)

VI. PROSEDUR KERJA


1. Alat uji dikeluarkan dari dalam bungkus.
2. Diteteskan 10 µL sampel, plasma atau darah pada lubang sampel.
3. Ditambahkan 4 tetes diluent assay pada kolom sampel yang sama.
4. Hasil dibaca dalam 5 – 20 menit. Jangan membaca hasil lebih dari 20
menit karena akan memberikan hasil yang salah.

VII. INTERPRETASI HASIL


 Negatif : hanya muncul garis warna pada daerah control “C”
 Positif : muncul garis warna pada control “C” dan test “T”
 Invalid : tidak muncul garis warna pada control “C”

VIII. HASIL PENGAMATAN

No. Gambar Keterangan


1. a. Diluent assay HCV
tes
b. Strip test HCV (merk
ACON)

(a) (b)

2. Sampel serum pasien dengan


kode HCV 9

3. Diteteskan 10 µL sampel dan


4 tetes diluent assay pada
lubang yang sama. Setelah
diinkubasi selama 20 menit,
diperoleh hasil negatif
dengan munculnya garis
warna hanya pada daerah
control “C”.

IX. PEMBAHASAN
Pemeriksaan Anti-HCV merupakan pemeriksaan darah untuk
mendeteksi keberadaan antibodi terhadap virus Hepatitis C (HCV). Bila
hasil Anti-HCV positif (reaktif), hal tersebut tidak menunjukkan
terbentuknya imunitas tubuh melainkan sebaliknya, maka sebaiknya segera
dikonsultasikan ke dokter.
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan Rapid Test Anti-
HCV (Hepatitis C Virus) pada sampel serum kode HCV9 dengan metode
rapid kromatografi immunoassay. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk
mendeteksi secara kualitatif ada tidaknya antibodi virus hepatitis C dalam
sampel serum pasien. Sampel serum yang dipergunakan sudah disiapkan
sebelumnya. Seacara visual, sampel serum yang digunakan berwarna kuning
dengan konsistensi kental. Sebelum memulai praktikum, semua perangkat
test dan sampel dikondisikan pada suhu ruang (15-30 oC). Hal ini
dikarenakan pada serum terdapat antibodi dimana antibodi merupakan
protein dan protein dapat bereaksi optimal pada suhu ruang. Pemeriksaan
HCV ini dapat menggunakan plasma/serum/wholeblood tergantung dari
reagen dan test kit yang dipergunakan. Kebanyakan menggunakan
plasma/serum sebab sebagian besar antigen dalam bentuk glikoprotein yang
tersekresi lebih dari 48 kDa di supernatant membran plasma/serum.
Selanjutnya cassete test dikeluiarkan dari bungkusnya dan ditempatkan di
tempat yang datar dan kering. Pada praktikum ini pengujian dilakukan
dengan menggunakan perangkat uji Rapid Test Anti-HCV (ACON). Sampel
serum dihomogenkan terlebih dahulu agar semua komponen yang ada di
dalamnya bercampur merata sehingga sampel uji dapat representatif.
Sebanyak 10µl sampel serum diteteskan secara vertikal pada sumur sampel
(tanda S) dari cassete test menggunakan disposible dropper yang ada dalam
test kit. Tujuan pemipetan secara vertikal adalah agar volume yang
dihasilkan tidak berkurang/tidak ada sampel yang bersisa pada pipet
(volume tepat 10µl). Saat pemipetan juga sebaiknya ujung tip tidak
menyentuh cassete test/sumur sampel secara langsung untuk mencegah
kontaminasi. Setelah itu assay diluent dihomogenkan lalu diteteskan
sebanyak 4 tetes (±90-120µl) kedalam sumur yang sama dengan sampel.
Penetesan diluent juga sebaiknya vertikal dan berjarak ±1cm dari sumur
untuk menghindari kontaminasi pada ujung botol diluent. Diluent berfungsi
untuk mengatur PH selama terjadinya reaksi, membantu dalam bermigrasi,
dan mengencerkan serum dengan rekombinan virus HCV sehingga
terbentuk kompleks. Hasil pemeriksaan dibaca dalam 15-20 menit dari
penambahan diluent (waktu inkubasi). Jika hasil dibaca setelah 20 menit
akan menunjukkan hasil invalid dan pemeriksaan harus diulang. Pembacaan
yang lebih dari 20 menit dapat menyebabkan hasil yang sebenarnya/tadinya
positif berubah menjadi negatif akibat terlepasnya ikatan konjugat koloid
emas antigen HCV dengan antibodi spesifik dalam sampel dan secara
otomatis kompleks antigen-antibodi tidak akan terbentuk lagi (hilang).
Waktu 15-20 menit merupakan operating time yaitu waktu optimum yang
diperlukan untuk membentuk kompleks antigen antibodi. Membran test
yang dilapisi dengan protein koloidal emas berupa antigen virus HCV yang
akan bereaksi dengan antibodi spesifik pada sampel pasien. Ikatan antigen
dan antibodi akan bermigrasi secara kromatografi ke daerah uji dan
membentuk garis warna. Pada pengujian yang dilakukan terbentuk garis
warna merah muda hanya pada daerah control (C) dimana dapat
diinterpretasikan didapat hasil negatif. Hal ini berarti dalam sampel serum
kode HCV9 tidak mengandung antibodi HCV (pasien tidak mengalami
infeksi virus hepatitis C).

Hal-hal yang harus diperhatikan selama praktikum antara lain :

 Spesimen hemolisis, lipemia atau ikterik (hiperbilirubinemia) dapat


mempengaruhi pengujian.
 Jika memungkinkan sebaiknya digunakan sampel segar.
 Spesimen dapat disimpan pada suhu 2o-8oC selama 7 hari dan untuk
waktu yang lama dapat disimpan beku pada suhu -25o-6oC.
 Hindari pembekuan dan pencairan (thawing) sampel berkali-kali.
 Antikoagulan seperti heparin, EDTA, dan sodium sitrat tidak
mempengaruhi test.
 Digunakan pipet kapiler disposible atau tip pipet secara terpisah
untuk mencegah kontaminasi silang dari setiap sampel yang
mengakibatkan kesalahan hasil.

X. KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaaan Anti – HCV pada sampel dengan kode
HCV 9 didapakan hasil negatif dengan ditandai munculnya garis warna
hanya pada daerah control “C”. hal ini juga menunjukan sampel HCV 9
negatif Hepatitis C.

Praktikan Dosen Pengampu

(I.Gst Agung Gede Dwiki Sindu Rianda) (Anggraeni Suarsana, S.ST.


DAFTAR PUSTAKA

Sutrimo, Wayan. 2013. Uji HCV. Online. Available.


http://analiskesehatankendariangkatan5.blogspot.com/20
13/01/uji-hcv_14.html. diakses pada 29 mei 2019

Ahmad, Ihwan. 2012. Hepatitis. Online. Available.


http://ahmadihwan.blogspot.com/2012/11/daftarisi-
daftarisi-imunokromatografi.html. diakses pada 29 mei
2019.

Anda mungkin juga menyukai