KELOMPOK 3B
• Ajeng Sukma Kumala (1010191011)
• Bagas Hadi Kusuma (1010191023)
• Bella Ayu Putri K (1010191025)
• Eriscia Putri Santika (1010191042)
• Firda Oktafia (1010191048)
• Nabiilah Nurul Inayah (1010191073)
• Rayka Devayanti (1010191103)
Sebelum ditemukan virus Hepatitis C (HCV), dunia medis mengenal
2 virus sebagai penyebab hepatitis, yaitu: virus Hepatitis A dan
Hepatitis B.
Namun demikian terdapat juga peradangan hati yang tidak
disebabkan oleh kedua virus ini dan tidak dapat dikenali sehingga
dinamakan Hepatitis Non-A, Non-B (NANB).
Pada tahun 1988 para peneliti dari Chiron Corporation di California
telah menemukan virus Hepatitis baru yang disebut virus Hepatitis C,
yang ditemukan pada penderita HNANB yang transmisinya melalui
darah atau produk.
Anti HCV telah ditemukan pada serum penderita pasca transfusi
sebanyak 60-90%. Dengan demikian HNANB yang transmisinya
berasal dari parental disebut HCV.
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang
disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV).
Hepatitis C adalah jenis yang paling berbahaya dari
semua jenis virus hepatitis, karena infeksi ini
biasanya tidak menimbulkan gejala sampai di
tahapan akhir infeksi kronis.
• Virus hepatitis C termasuk dalam famili
Flaviviridae dengan genom Ribo Nuclead Acid
(RNA)
• Berutas tunggal (single strand), polaritas positif.
• Virion HCV memiliki diameter 40-70nm, dan
panjang genom berkisar 10 kb
• Terdiri atas 3.011-3.033 asam amino dengan
9.030-9.099 nukleotida.
1. Infeksi akut
Umumnya infeksi akut HCV tidak memberi gejala atau hanya
bergejala minimal. Hanya 20-30% kasus yang menunjukkan
tanda-tanda hepatitis akut 7 – 8 minggu (berkisar 2 – 26 minggu)
setelah terjadinya paparan. Infeksi virus hepatitis terbagi 3 fase,
yaitu fase prodormal, fase ikterik,
A. Fasedan fase convalescent.
Prodormal
Onset terjadi pada hari 1-14, rata-rata timbul pada
hari 5-7 setelah paparan. Keluhan malaise,
fatique, mual dan muntah, kehilangan selera
makan, demam, gejala flu, dan kebanyakan
merasakan nyeri pada perut bagian kanan atas
B. Fase Ikterik
Gejala yang sering timbul yaitu warna
3. Fase Convalescent
kuning pada mukosa sklera, hingga
Gejala yang sudah terjadi menghilang
menyebabkan perubahan pada warna
(resolve). Ikterik tidak ditemukan, warna
kulit. Durasi bercariasi biasanya 4 hari
kulit kembali normal, urin dan feses kembali
sampai beberapa bulan, rata-rata 2-3
normal, kembalinya nasfu makan dan
minggu.
peningkatan berat badan menunjukkan
Keluhan urin berwarna gelap, feses pucat,
adanya tahap penyembuhan.
selain itu biasanya disertai dengan gejala
gatal-gatal.
2. Infeksi Kronis
Infeksi akan menjadi kronik pada 70 – 90%
kasus dan sering kali tidak menimbulkan
gejala apapun walaupun proses kerusakan 3. Hepatitis C Fulminan
hati berjalan terus. Adapun kriteria dari Hepatitis fulminan jarang terjadi. ALT
hepatitis kronis adalah naiknya kadar (alanine amino-transferase) meninggi sampai
transaminase serum lebih dari 2 kali nilai beberapa kali diatas batas atas normal tetapi
normal, yang berlangsung lebih dari 6 umumnya tidak sampai lebih dari 1000 U/L.
bulan. Selain memiliki manifestasi hepatik, ada
Hilangnya HCV setelah terjadinya hepatitis beberapa manifestasi ektrahepatik HCV yang
kronis sangat jarang terjadi. Jangka waktu penting yaitu:
dimana berbagai tahap penyakit hati a) Mixed Cryoglobulinaemic vasculitis
berkembang sangat bervariasi. Diperlukan b) Membranoproliferative
waktu 20 – 30 tahun untuk terjadinya glomerulonephritis
sirosis hati yang sering tejadi pada 15 – c) Poliarteritis Nodosa
20% pasien hepatitis C kronis. d) Papular Acrodermatitis (Gianotti
syndrome)
Metode pemeriksaan
• Imunochromatography test
Pemeriksaan rapid tes ini merupakan uji kualitatif untuk mendeteksi antibody
spesifik untuk HCV dalam serum atau plasma. Pada bagian sampel (S)
membran strip dilekatkan antigen recombinant HCV dan colloid gold conjugate
yang berikatan dengan antibodi HCV pada sampel, kemudian bergerak pada
membran kromatografi menuju daerah tes (T) yang telah dilekatkan antigen
rekombinan HCV(antigen HCV Core, NS3, NS4, NS5), sehingga apabila
terdapat antibodi HCV pada sampel, akan membentuk garis nyata berwarna
ungu pada daerah tes (T) yang merupakan ikatan komplek antigen – antibodi –
antigen gold partikel dengan spesifisitas dan sensitivitas yang tinggi .
Kelebihan Antigen recombinan HCV dan colloid gold conjugate akan terus
bergerak menuju area kontrol (C) yang telah dilapisi antibodi HCV rekombinan,
sehingga berikatan dan membentuk garis merah pada area kontrol yang
menunjukkan hasil pemeriksaan valid.
HCV Rapid test
(test strip, diluent dan pipet
kapiler)
Sampel pasien
(serum atau plasma)
Mikropipet
Alat
&
Bahan
Timer
Yellow tip
1. Siapakan alat dan bahan yang diperlukan,kemudian
simpan pada suhu kamar.
2. Buka kemasan kit pemeriksaan pada permukaan yang
datar dan kering.
3. Untuk sampel menggunakan pipet kapiler atau
mikropipet, dipipet 10μL sampel darah dan masukkan
Cara Kerja ke dalam sampel well (S).
4. Tambahkan 3 tetes larutan diluent secara vertikal ke
dalam sampel well (S).
5. Baca hasil pengamatan 5-20 menit.
Interpretasi hasil
• ELISA
Protein recombinant HCV Core, protein NS3 dan sintetis peptida yang memiliki
segmen antigenik, NS4 and NS5 regions dari virus hepatitis C dilekatkan pada sumur
mikrotiter. Sampel dan control ditambahkan ke dalam sumur dan di inkubasi. Apabila
pada sampel terdapat antibody HCV maka akan berikatan dengan antigen spesifik yang
telah dilekatkan pada permukaan sumur. Plate kemudian dicuci untuk menghilangkan
komponen yang tidak berikatan. Warna biru yang terbentuk sebanding dengan jumlah
antibodi HCV yang terdapat pada sampel. Kemudian perubahan warna yang terbentuk
dihentikan oleh stop solution. Warna yang terbentuk dibaca pada ELISA reader dengan
panjang gelombang 450nm / 630 nm.
Apabila sampel tidak mengandung antibodi HCV, maka tidak akan terbentuk warna
biru pada sumur.
Alat dan Bahan
Mikroplate ELISA strip
plates Washer Elisa Sampel (serum/plasma) Bluetip
5)
sampel
Tambahkan 10μl sampel pada sumur yang ada larutan
ELISA
pengencer tadi dan homogenkan
6) Tutup mikroplate dan inkubasi pada suhu kamar (25-30°C)
selama 30 menit
7) Cuci mikroplate sebanyak 5 kali dengan penambahan 300μl
setiap sumur dengan larutan buffer pencuci. Hati-hati jangan
sampai kontaminasi
8) Tambahkan 100μl larutan HRP konjugat pada setiap sumur.
9) Tutup mikroplate dan inkubasi pada suhu kamar (25-30°C)
selama 30 menit
10) Cuci mikroplate sebanyak 5 kali dengan penambahan 300μl
setiap sumur dengan larutan buffer pencuci. Hati-hati jangan
sampai kontaminasi.
11)
12)
Tambahkan 100μl larutan TMB substrat pada setiap sumur.
Tutup mikroplate dan inkubasi pada suhu kamar (25-30°C)
lanjutan
selama 30 menit (keadaan gelap)
13) Hentikan reaksi dengan penambahan 100ul of the stop solution
pada setiap sumur.
14) Baca absorban pada panjang gelombang 450nm/630nm dalam
waktu 30 menit pada ELISA READER Dipipet 100 μl sample
diluent dan masukkan ke sumur A-1 well sebagai blank.
Tes validitas :
Nilai absorban Blanko harus lebih kecil dari 0,150
Nilai absorban Negatif kontrol harus < 0,250
Nilai absorban Positif kontrol harus > 0,60
Interpretasi Hasil
1) Spesimen dengan absorbansi kurang dari (<) nilai cut-off dinyatakan negatif.
2) Spesimen dengan nilai absorbansi lebih besar atau sama dengan nilai cut-off
dinyatakan positif.
Interpretasi hasil
Terima Kasih