Anda di halaman 1dari 49

Hepatitis virus

 Mengelompokkan virus yang menyebab-kan


hepatitis, yaitu:
1. Hepatitis A virus  hepatovirus, famili
picornavirus.
2. Hepatitis B virus  famili hepadnavirus.
3. Hepatitis C virus  famili flavivirus.
4. Hepatitis D virus  famili deltavirus.
5. Hepatitis E virus  famili hepevirus.
 Virus lain yang meng-infeksi hati:
Epstein-Barr virus, cytomegalovirus,
yellow fever virus  juga
menginfeksi berbagai organ/jaringan
tidak khusus hati  digolongkan lain.
Picornavirus
 Virus yang terkecil (20-30 nm), nama dari
Pico = kecil dan RNA virus.
- envelop (-)  tahan pelarut lipid seperti
ether.
- nukleokapsid icosahedral.
- genom RNA single stranded, polaritas
(+)  berfungsi sebagai mRNA virus.
Ujung 5’ RNA terdapat protein 
sebagai primer untuk transkripsi oleh
RNA polymerase.
- replikasi dalam sitoplasma sel.
• Terdapat 3 genus yang penting untuk
medik:
A. Enterovirus.
- stabil pada pH rendah  tahan asam
lambung.
- tahan terhadap efek deterjen asam
empedu krn envelop (-).
- replikasi terbaik pada 37oC.
- meng-infeksi enteric tract
(enterovirus), penularan fecal-oral.
Termasuk dalam grup ini:
1. Poliovirus (type 1, 2 dan 3).
2. Coxsackievirus A (24 serotype), B (6
serotype).
3. Echovirus (34 serotype).
B. Rhinovirus.
- tidak tahan asam  dibahas pd blok
respirasi.
C. Hepatovirus.
Hepatitis A virus (dahulu enterovirus
type 72).
Hepatitis A virus (HAV).

• Enterovirus 72, hanya ada 1 serotype, tidak


ada hubungan / reaksi silang dengan virus
hepatitis yang lain, sekarang genus tersen-
diri heparnavirus (Murray), hepatovirus
(Jawetz).
• Replikasi = enterovirus yang lain.
• Daya tahan.
Tahan terhadap eter, asam (pH 1.0) sela-
ma 2 jam, panas 60oC selama 1 jam, da-
lam keadaan kering 25oC tahan 1 bulan.
• Penularan dan epidemiologi.
- Fecal – oral (makanan yang terkontami-
nasi mis. tiram mentah).
- Virus dikeluarkan bersama feces 2-3
minggu sebelum icterus dan 8-10 hari
setelah icterus.
- Virus tahan terhadap lingkungan luar
(tahan berminggu-minggu).
- Tersebar diseluruh dunia, angka kemati-
an < 0.1% (Murray 1-3 per 1000 kasus).
- Jarang sekali ditularkan melalui darah krn
tingkat viremia yang rendah dan tidak
ada infeksi chronic.
• Patogenesis dan kekebalan.
Patogenesis belum sepenuhnya dime-
ngerti, diduga virus replikasi di GI tract 
darah  hepatocyte. Kerusakan sel hati
diduga disebabkan limfosit T cytotoxic, krn
pada biakan sel HAV tidak menimbulkan
CPE.
Kekebalan mula-mula IgM yang timbul
pada masa ikterus  diikuti IgG 3 bulan
kemudian dan bertahan seumur hidup.
 Gejala klinik.
Sama seperti hepatitis yanglain:
- demam, anorexia, mual, muntah 
icterus, hepatomegaly, hyperbilirubine-
mia, urin coklat, feces berwarna pucat,
liver function test .
- Masa inkubasi hepatitis A 3-4 minggu
lebih pendek dari hepatitis B 10-12
minggu dan tidak ada chronic hepatitis
atau chronic carrier.
- Kebanyakan infeksi HAV asymptomatik.
 Diagnosis lab.
- Deteksi IgM terhadap HAV  paling penting,
atau kenaikan titer antibodi 4X akut-
konvalesens.
- Isolasi virus dapat diakukan tetapi tidak semua
lab mampu.
• Pengobatan dan pencegahan.
- Tidak ada obat antiviral yang spesifik.
- Pencegahan dengan vaksin virus HAV mati
(dibiakkan dalam biakan sel manusia dimatikan
dengan formalin)  diberikan suntikan 2X dan
1X booster, dianjurkan untuk usia 2-18 tahun.
Sekarang ada kombinasi vaksin HAV dan
HBV: Twinrix.
- Imunisasi pasif dengan immune serum
globulin juga tersedia  mencegah
timbulnya gejala setelah terinfeksi.
- Perbaikan kebersihan mis pembuangan
air kotor yang benar, cuci tangan
setelah bab.
Virus DNA envelope (+)

 Herpesvirus
 Poxvirus
 Hepadnavirus
Hepadna virus
Hepatitis B virus (HBV).
 Sifat penting.
- Besar virion 42 nm, envelop (+) merupakan
protein surface antigen (HBsAg).
- Nucleocapsid icosahedral.
- Genom DNA circular, partially double stranded
 4 gen (open reading frame): surface protein,
core (nucleocapsid) protein, DNA polymerase, X
protein (aktivator transkripsi RNA virus).
- DNA polymerase dapat berfungsi sebagai: DNA
dependent atau RNA dependent (reverse
transcriptase).
Dalam darah penderita terdapat:
1. Partikel virion 42 nm (Dane particle).
2. Partikel bulat 22 nm.
3. Partikel panjang dengan
lebar 22 nm.
- Partikel bulat dan panjang 22 nm  surface
antigen (HBsAg), ratio partikel bulat dan
panjang dibanding virion = 1000 : 1.
- Selain HBsAg terdapat antigen dalam core
yang berbeda sifat antigeniknya:
- Core antigen (HBcAg).
- e antigen (HBeAg)  indikator penularan,
e menunjukkan adanya partikel infeksius.
Virion (Dane particle)
HBsAg (22 nm)

HBsAg
- Hanya manusia hospes alami HBV, tidak ada
hewan reservoir.
- Berdasarkan sifat antigenik HBsAg  4 sero-
type: adw, adr, ayw dan ayr  penting utk
epidemiologik.
- HBV spesifik menginfeksi hati karena:
- Reseptor spesifik utk virus terdapat mem-
brana sel hepatosit  memudahkan
masuk (entry).
- Faktor untuk transkripsi hanya ada dalam
sel hati (post-entry).
 Ringkasan replikasi.
Virus masuk dalam sel (viropexis)  uncoating 
DNA polymerase virus men-sintesis rantai DNA
virus yang kosong (missing portion of DNA) 
genom jadi: Double stranded penuh dan circular
(terjadi dalam nucleus sel). Rantai DNA ini  jadi
template (cetakan) mRNA dengan pertolongan
RNA polymerase sel  dibuat rantai lengkap
mRNA (+)  merupakan template rantai DNA (–)
virus. Rantai DNA (-) virus  template DNA (+)
virus. RNA dependent DNA synthesis terjadi
dalam virion yang baru dibentuk dalam
sitoplasma sel.
RNA dependent DNA synthesis (membuat
genom virus) maupun DNA dependent DNA
synthesis (membuat missing portion of DNA)
dilakukan oleh enzym yang sama (genom HBV
hanya meng-kode 1 enzim polymerase).
Hepadnavirus satu-satunya virus yang membuat
rantai DNA dengan reverse transcriptase dari
mRNA sebagai template (mirip retrovirus).
Beberapa DNA virus di-integrasikan dengan
DNA sel  carrier state. Progeny virus lengkap
dengan envelop (HBs Ag)  keluar sel dengan
cara budding melalui membrana sel.
 Penularan dan epidemiologi.
HBV  virus ber-envelop  peka kondisi
lingkungan luar.
Tiga cara penularan utama:
1. Darah.
Tusukan jarum suntik: tidak sengaja pada
petugas medik, intravenous drug abuser.
Transfusi darah: sekarang jarang.
2. Hubungan seksual.
3. Perinatal: tertular pada waktu lewat jalan lahir,
ASI.
- Hepatitis B terdapat diseluruh dunia terutama di
Asia, lebih dari 300 juta orang hepatitis
chronic 75% orang Asia. -
Di Asia juga insidens hepatocellular carcinoma
(hepatoma) tinggi  menunjukkan HBV
adalah virus tumor.
- Vaksinasi di Taiwan  menurunkan insidens
Ca hati pada anak dengan bermakna 
vaksin pertama yang mencegah kanker
pada manusia.
 Patogenesis dan kekebalan.
Setelah HBV masuk darah  infeksi sel
hepatosit  antigen virus ditunjukkan pada
permukaan sel  diserang limfosit T cytotoxic 
nekrosis dan radang (hepatitis)  jadi yang
menyebabkan adalah cell mediated immunity,
bukan HBV karena virus tidak menimbulkan
CPE.
 5% penderita jadi chronic carrier (HBsAg tetap
ada selama  6 bulan)  infeksi yang terus
terjadi pada hepatosit (DNA HBV terdapat dalam
sitoplasma sel dan sebagian kecil terintegrasi
pada DNA sel).
- Chronic carrier banyak terjadi pada bayi yang
terinfeksi HBV karena sistim imun yang
belum sempurna, 90% neonatus yang
terinfeksi jadi chronic carrier.
- Antibodi terhadap HBsAg (anti HBs)  mengha-
langi HBsAg virus berikatan dengan
reseptor pada hepatosit  protektif.
- AntiHbc tidak protektif.
 Gejala klinik.
Masa inkubasi berkisar 40-180 hari.
Akut.
- Infeksi subklinik: tidak ada gejala hanya HBsAg
(+)  paling sering.
- Infeksi klinik dengan gejala:
- Tanpa ikterus: lesu, anorexia, urin coklat
tua, tes fungsi hati .
- Dengan ikterus: lesu, anorexia, urin
coklat tua, ikterus, tes fungsi hati .
- Komplikasi infeksi akut: sindroma seperti
serum sickness (urticaria, rash dsb) karena
terbentuknya kompleks HBsAg-Antibodi,
polyarteritis nodosa, membranous
glomerulonephritis.
Chronic.
- Carrier bila HBsAg (+)  6 bulan dan antiHbs (-).
- Chronic persistent: klinis sehat, tes fungsi hati
sedikit , infeksius  dapat timbul gagal
hati.
- Chronic active: gejala hepatitis (+).
- Komplikasi:
- Cirrhosis, carrier terutama chronic active
 cirrhosis.
- Hepatocellular carcinoma (hepatoma).
 Diagnosis lab.
Diagnosis terutama berdasarkan pemeriksaan
serologi: HBsAg, AntiHbs, AntiHbc (IgM atau
total).
- HBsAg (+) pada masa inkubasi, prodroma,
akut, bila (+)  6 bulan  carrier, HBsAg (-)
pada masa konvalesens dan window period.
- AntiHBs (+) pada masa sembuh setelah infeksi
akut, (-) pada chronic carrier atau pada
window period.
- AntiHBc (+) pada window period, akut dan
chronic.
- HBeAg (+) pada masa inkubasi, awal akut dan
chronic carrier tertentu  menunjukkan
menular.
Pola serologi infeksi akut
HBV dan sembuh.
Perhatikan Window period.

Pola serologi
chronic carrier
HBsAg AntiHbc AntiHbs

Conc.

waktu
Window period
HBsAg
AntiHbc
HBeAg

Chronic carrier
 Pengobatan.
Untuk penderita chronic carrier:
- Alpha interferon.
- Lamivudine, reverse transcriptase inhibitor
untuk HIV juga efektif untuk DNA polymerase
HBV.
- Adefovir, suatu analog adenosine
monophosphate menghambat DNA polymera- se
HBV.
 Pencegahan.
1. Vaksin.
HBsAg dibuat dengan cara teknik DNA
recombinant pada yeast  efektif dan efek
samping sedikit, di indikasikan untuk:
- petugas medik, juga mahasiswa.
- sering transfusi darah atau dialysis.
- intravenous drug abusers.
- sering menderita STD.
- akan tinggal di daerah endemik mis. Asia
atau Afrika.
2. HBIG (Hepatitis B Immune Globulin).
Diambil dari serum penderita sembuh dari
Hepatitis B  titer antiHBs tinggi  untuk
imunisasi pasif, di indikasi kan utk:
- orang nonimun yang tidak sengaja
terkena tusukan jarum dari penderita
hepatitis B.
- bayi lahir dari ibu HBsAg (+).
- kontak intim dengan penderita yang
infeksius.
Flavivirus.
 Yang penting untuk medik:
- Hepatitis C virus.
- Dengue virus.
- Yellow fever virus.
- West Nile virus.
- St. Louis encephalitis virus.
- Japanese encephalitis virus.
 Sifat penting:
- genom RNA single stranded, linear,
nonsegmented, polaritas (+).
- nucleocapsid icosahedral.
- envelop (+).
 Genus Hepacivirus, spesies hepatitis C virus.
 Terdiri dari 6 genotype (clade)  berbeda 25-
35% nucleotide dan > 100 subgenotype 
berbeda 15-25% nucleotide.
 Genotype tidak berpengarauh pada perjalanan
klinis tetapi berpengaruh pada therapinya.
Hepatitis C virus (HCV).
 Menyebabkan: hepatitis C.
 Sifat penting.
- Paling sedikit 6 genotype (clade) dan banyak
subgenotype (> 100) berdasarkan RNA
sequencing analysis.
- Mutation rate envelope gene tinggi  banyak
subspecies (quasi-species)  dalam
darah satu penderita > 1 subspecies.
- Di Amerika yang sering ditemukan genotype
1a dan 1b.
 Ringkasan replikasi.
Replikasi HCV belum jelas krn belum bisa
dibiakkan  diduga spt flavivirus yang lain
dalam sitoplasma  translasi genom RNA 
protein besar  dipotong oleh protease yang
dikode virus  protein fungsional virus.
Replikasi HCV dalam hati diperkuat oleh micro-
RNA hati (hanya dalam sel hati)  sintesis HCV
mRNA .
 Penularan dan epidemiologi.
- Manusia adalah reservoir untuk HCV.
- Penularan terutama melalui darah:
Intravenous drug abuser  paling sering.
Darah transfusi jarang krn kalau anti-HCV
(+)  dibuang. Tattoo, folk medicine practices.
- Penularan melalui hubungan seksual atau dari
ibu ke anak  kemungkinan kecil.
- Kemungkinan tertular krn tertusuk jarum terkon-
taminasi < HBV.
Di Amerika penderita HCV  4 juta (1-2% dari
populasi).
 Patogenesis dan kekebalan.
- HCV terutama meng-infeksi sel hati, tidak
menyebabkan CPE  kematian sel hati diduga
krn limfosit T cytotoxic menyerang sel
terinfeksi.
- Infeksi HCV diduga keras menyebabkan
hepatocellular carcinoma, tetapi tidak ada
bukti genom HCV mempunyai oncogene
atau adanya genom virus dalam sel
carcinoma.
- Alkoholisme + infeksi HCV  kemungkinan
menjadi Ca lebih besar.
- Tubuh membuat antibodi (anti HCV), ttp 75%
terinfeksi terus  1 tahun, chronic carrier
HCV > HBV (chronic active dan cirrhosis
terjadi pada  10% penderita).
 Gejala klinik.
- Masa inkubasi  8 minggu.
- Gejala lebih ringan dibanding HBV: demam,
anorexia, mual, icterus, urin coklat, liver function
test .
- HCV mirip HBV krn menimbulkan penyakit hati
chronic, cirrhosis dan predisposisi Ca hati,
hanya chronic carrier HCV lebih sering.
- Reaksi autoimmune: vasculitis, arthralgia,
purpura dan membrano-proliferative
glomerulonephritis.
 Diagnosis lab.
- isolasi virus tidak dilakukan.
- deteksi antibodi (anti HCV):
ELISA, antigen 3 protein HCV yang stabil,
didapat dgn cara recombinant, uji ini tidak
membedakan IgM atau IgG  dapat false
(+).
- RIBA (recombinant immunoblot assay) 
untuk memastikan.
- deteksi RNA virus: PCR  ditentukan
genotype dan viral load (penting untuk
therapi).
 Pengobatan dan pencegahan.
- Hepatitis C akut  alpha interferon  chronic
carrier .
- Hepatitis C chronic  alpha interferon +
ribavirin, yang lebih baik Peg-intron
(pegylated interferon) alpha interferon yang di
konyugasikan dgn polyethylene glycol 
half life lebih panjang.
- Belum ada vaksin, juga hyperimmune globulin
tidak ada.
- Penderita HCV chronic dianjurkan berhenti
minum alkohol.
- Liver failure akibat HCV  transplantasi hati.
Deltavirus.
 Satu-satunya yang penting untuk medik hepatitis
delta virus (HDV).
 Sifat penting.
- genom RNA, single stranded, circular tertutup
secara covalent.
- symetri nucleocapsid tidak jelas.
- merupakan virus defective (cacat) tidak bisa
replikasi tanpa adanya hepatitis B virus (HBV)
dalam satu sel.
- perlu HBV krn HBsAg merupakan envelop HDV.
- genom HDV sangat kecil hanya meng-kode 1
protein: core protein = delta antigen.
- RNA HDV disebut sebagai “ribozyme” krn
mampu memotong sendiri dan ligasi sendiri
selama replikasi, replikasi dalam nukleus sel.
- hanya ada 1 serotype krn HBsAg hanya 1
serotype.
 Penularan dan epidemiologi.
- HDV ditularkan sama spt HBV: hubungan
seksual, darah, perinatal.
- Di Amerika terbanyak pada iv drug users.
- HDV tersebar seluruh dunia.
 Patogenesis dan kekebalan.
Patogenesis HDV dan HBV tampaknya sama 
hepatosit yang terinfeksi virus dimatikan limfosit T
cytotoxic.
Ada bukti delta antigen menimbulkan CPE pada
hepatosit.
IgG thd delta antigen tidak terdeteksi untuk waktu
yang lama setelah infeksi  apa ada
kekebalan untuk waktu lama, tidak jelas.
 Gejala klinik.
- HDV hanya replikasi bersama HBV dalam sel
 hepatitis D hanya pada orang yang
terin- feksi hepatitis B.
- Infeksi bisa coinfection (infeksi bersama HBV
dan HDV) atau superinfection (infeksi HBV
kemudian menyusul infeksi HDV).
- Coinfection HBV dan HDV  gejala lebih berat
dari infeksi HBV saja tetapi incidence
chronic carrier sama.
- Chronic carrier HBV bila superinfeksi
HDV  jadi lebih berat dan incidence
fulminant hepatitis dan gagal hati .
 Diagnosis lab.
Deteksi delta antigen atau deteksi IgM thd delta
antigen.
 Pengobatan dan pencegahan.
- Alpha interferon dapat meringankan gejala
chronic hepatitis HDV tetapi tidak dapat
menghilangkan chronic carrier.
- Tidak ada obat antiviral spesifik, vaksin belum
ada tetapi imunisasi HBV juga mencegah
infeksi HDV.
Hepeviridae.
Sebelumnya dimasukkan famili Caliciviridae,
sekarang famili tersendiri Hepeviridae (Jawetz,
Medical Microbiology 2013), genus hepevirus,
spesies hepatitis E virus.
• Virus RNA kecil, genom RNA single stranded,
polaritas (+), envelop (-).
• Banyak HEV dari hewan ternak  mungkin menular
ke manusia.
Hepatitis E virus (HEV).
• Sifat penting.
- genom RNA single stranded, polaritas (+).
- capsid icosahedral.
- envelop (-).
• Penularan dan epidemiologi.
Penularan fecal – oral (water borne).
Menyebabkan endemik atau epidemik hepatitis
di Asia, Afrika, India dan Mexico di Amerika
jarang.
1955 outbreak di New Delhi India 29.000
kasus. 1978 Kashmir India  1700
meninggal.
• Gejala klinik.
Mirip dengan hepatitis A, biasanya
sembuh sempurna, tidak ada penderita
kronik. Angka kematian tinggi pada ibu
hamil terinfeksi HEV ± 20%, karena fulmi-
nant hepatitis.
• Diagnosis.
Liver function test , uji terhadap HAV,
HBV, HCV (-), uji khusus untuk HEV
belum ada. Pengobatan  supportive.
 Seorang pria 35 th, merasa lemah,
anorexia. Ikterus (+), LFT .
AntiHAV (-), antiHCV (-), HBsAg (-),
antiHBs (-), anti HBc (+).

Anda mungkin juga menyukai