Anda di halaman 1dari 8

Frostbite adalah luka yang terjadi karena disebabkan suhu yang dingin.

Pada umumnya terjadi


pada daerah dengan kondisi alam yang sangat dingin / di puncak gunung bersalju.
Pada artikel ini, akan dibahas tentang derajat, penanganan, serta perawatan luka bakar akibat
cuaca dingin (frostbite).
Perlu diketahui....
Daerah tubuh yang paling sering terkena frostbite adalah daerah ujung jari, hidung, serta telinga.
Pada awalnya kulit akan memucat, tetapi kemudian akan menjadi seperti luka bakar, diawali
dengan munculnya bulae.
Pada tahap lanjut kulit akan mengalami pengerasan seperti perkamen / karton.
Derajat frostbite :

Derajat 1 : kulit akan tampak memucat, membeku, tidak melepuh.

Derajat 2 : kulit akan mulai timbul bulae (gelembung), jaringan kehitaman.

Derajat 3 : Awal luka berwarna merah tua, kadang-kadang kulit akan mengeras, jaringan
mengering seperti mumi.

Jika terlambat dalam melakukan penanganan maka akan muncul warna hitam pada area yang
terkena frostbite, ini menunjukkan kematian pada daerah yang terkena.
Penanganan frostbite :
1.

Lakukan 3A, yaitu aman diri, aman lingkungan, serta aman pasien.

2.

Ingat, lakukan A-B-C (airway-breathing-circulation) dahulu, apabila pasien mengalami henti


jantung maka segera lakukan Resustasi Jantung Paru (RJP).

3.

Jangan pernah menggosok luka yang terkena frostbite.

4.

Berikan pasien pakaian yang hangat.

5.

Berikan air minum hangat (jika pasien sadar serta mampu untuk minum).

Tidak boleh dilakukan pada frostbite derajat 3.


Jangan menggerakkan, mengurut maupun memijat daerah yang terkena frostbite.
Rendam 20 hingga 30 menit bagian tubuh yang kedinginan dengan air hangat 400 C hingga warna kulit serta
perfusi kembali normal, kemudian keringkan (cara ini tidak boleh dilakukan pada frostbite derajat 3.
Jika terdapat luka, maka lakukan perawatan seperti pada luka bakar,
Jangan pecahkan bullae pada frostbite derajat 3.
Segera rujuk kerumah sakit agar mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Baca juga : Cara melakukan perawatan luka dengan cepat serta mudah.

Perawatan frontbite :
Pencairan.

Pencairan didalam air hangat antara 40C hingga 42C selama 10 sampai 30 menit
hingga ekstremitas melunak dengan kemerahan.

Analgesik o.p.i.o.i.d parenteral, misalnya m0rf!n 0,1 mg/kg iv.

Sesudah pencairan.

Luka diberkan.

Jika ada jaringan yang mengalami pendarahan, maka perbaiki.

Pada daerah luka serta melepuh oleskan krim aloe vera.

Berikan imunisasi tetanus (profilaksis).

Berikan ibuproten 12 m/kg/hr dalam dosis terbagi.

Mulai hidroterapi harian.

REF :
1. Trauma thermal. MBTCLS. Edisi Revisi. AGD Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Jakarta, 2012.
p 103.
2. Sindrom termal dan sengatan listrik. Budiman (ed). BAIPD. E IV. J I. FKUI. J, 2006. p200-41.
- See more at: http://www.perbidkes.com/2015/10/frostbite-merupakan-penyakitkarena.html#sthash.ksmvLj5b.dpuf

FROSTBITE (COLD INJURY)


Definisi
Frosbite adalah injuri dingin yang bersifat lokal disebabkan oleh terpapar temperatur yang dingin
(Thompson, J.M., 1986, p 630).
Faktor Predisposisi
Terdapat berbagai faktor predisposisi yang berkaitan dengan terjadinya frosbite. Orang yang tidak
dapat menyesuaikan diri terhadp iklim dingin dari iklim hangat akan mengalami vasospasme yang
hebat dan berkurangnya produksi panas pada ekstremitasnya ketika ia terpapar dengan temperatur
yang dingin. Diketahui adanya pengaruh ras sebagai faktor predisposisi, yakni orang yang berkulit
hitam. Kelelahan, kelaparan, usia muda atau tua, gangguan sirkulasi/penyakit vaskuler perifer
(akibat aterosklerosis, diabetes mellitus, Raynauds syndrome), alkohol, nikotin dan hipoksia
meningkatkan resiko frosbite atau rentan terhadap terjadinya frosbite. Faktor yang meningkatkan
pengeluaran panas seperti kontak dengan metal, kulit basah berkontribusi terhadap terjadinya
frosbite serta beratnya injuri frosbite (Thompson, 1986, p 630; Kneisel, 1986, p 2213)
Klasifikasi
Frosbite diklasifikasian ke dalam 2 tipe yaitu frosbite permukaan (superfisial) dan frosbite dalam
(deep). Frosbite permukaan adalah frosbite yang mengenai kulit sampai dengan jaringan subkutan,
dengan karakteristik area injuri berwarna putih, seperti lilin, lunak dan anestetic. Pengisian kapiler
(capillary refill) tidak ada. Pada saat pencairan area injuri menjadi merah, edema, nyeri dan
kemudian menjadi burik/belang atau keungu-unguan. Blister dapat terbentuk dalam 24 jam dan
pecah pada sekitar 10 hari, meninggalkan eschar hitam dan kasar. Setelah 3-4 minggu eschar
terpisah, meninggalkan epitel baru sensitif. Nyeri berdenyut (throbbing) dan nyeri panas/rasa
terbakar (burning) yang berlangsung beberapa minggu. Area ini sensitif terhadap panas dan dingin
untuk sekitar sebulan, dan bagian yang mengalami frosbite dapat mengeluarkan keringat yang
berlebihan.
Frosbite dalam menyebabkan injuri pada kulit, jaringan subkutan, otot, tendon dan struktur
neurovaskuler. Bagian yang mengalami injuri kasar dan padat, tetap dingin, burik/belang dan biru
atau kelabu setelah pencairan. Blister mungkin tidak terbentuk tetapi dapat pula terbentuk setelah
beberapa minggu pada tempat dimana terdapat jaringan yang masih dapat hidup (viable) dan
jaringan yang tidak dapat hidup (nonviable). Edema biasanya mengenai anggota badan dan
memerlukan waktu sekitar sebulan untuk sembuh. Ketika blister kering, menjadi hitam dan
terbentuk cekungan, suatu garis pemisah terlihat karena jaringan yang masih dapat hidup, terlepas
atau tertarik dari jaringan yang mati.
Kneisel (1986) membagi frosbite bedasarkan tingkatan cedera jaringan kedalam empat derajat
dengan karakteristiknya masing-masing, yaitu:
Derajat I : cedera mengakibatkan eritema setelah dihangatkan kembali
Derajat II : terjadi pembentukan blister
Derajat III: terjadi nekrosis kulit
Derajat IV : kerusakan jaringan lunak, dan dapat terjadi gangren pada jari-jari atau ekstremitas.
Patofosiologi
Cedera sel pada frosbite disebabkan oleh pembekuan secara langsung pada sel disaat injuri atau

oleh karena perfusi jaringan yang tidak adekuat sebagai akibat dari spasme vaskuler dan oklusi
pembuluh-pembuluh kecil pada area injuri.
Dengan pembekuan sel secara langsung (crystallization), terbentuk kristal es di dalam cairan
ekstraseluler dan secara osmotik menarik cairan intraseluler, sehingga menyebabkan dehidrasi sel.
Perubahan vaskuler yang terjadi antara lain meliputi vasokonstriksi, penurunan perfusi kapiler dan
peningkatan viskositas darah dengan disertai terbentuknya endapan dan trombus.
Setelah pencairan, terjadi stasis vaskuler pada area yang injuri sebagai akibat obstruksi pada dasar
pembuluh darah. Edema terjadi pada area injuri dan berlangsung selama 2-3 hari setelah
pencairan. Trombus, perdarahan interstitial dan infiltrasi leukosit dapat terjadi. Nekrosis jaringan
terjadi dan menjadi lebih jelas sebagai edema yang pecah.
Luasnya injuri ditentukan oleh besar dan kecepatan pengeluaran panas dari kulit.
Manifestasi Klinik
Kerusakan yang terjadi dapat kecil/ringan dapat juga luas hingga mampu menyebabkan hilangnya
suatu bagian tubuh. Adapaun bagian tubuh yang sering terkena meliputi tangan, kaki, hidung dan
telinga. Gambaran klinis yang dapat diamati tergantung pada tipenya (lihat klasifikasi, seperti
dijelaskan di atas).
Penatalaksanaan
Pembedahan
1. Escharotomy
2. Sympathectomy untuk spasme berat dan nyeri
3. Debridement setelah retraksi jaringan viable (13 minggu 4 bulan setelah injuri)
4. Amputasi ekstremitas nonviable setelah retraksi jaringan viable; mungkin beberapa bulan
setelah injuri.
Medikasi
1. Imunisasi tetanus 0.5 ml IM
2. Plasma ekspander: dextran 40, 20 ml/kg IV setiap 24 jam untuk menurunkan endapan;
terapi ini masih kontroversial.
3. Antibiotik: tetrasiklin atau ampisilin untuk profilaksis, 250 mg po setiap 6 jam.
4. Analgesik narkotik : morphin 15 mg IM setiap 3 jam atau
5. Analgesik antipiretik : aspirin, 600 mg po setiap 3 jam.
Pendukung
1. Merendam di air hangat selama 20 menit dengan suhu 38 - 45 C (100 - 112 F)
2. Lindungi pasien.
Pengkajian
Riwayat kesehatan
Klien mungkin mengeluh nyeri (rasa terbakar) atau berdenyut.
Sensitif terhadap panas dan dingin
Pemeriksaan fisik
Mengkaji warna kulit, karakteristik lesi :
Frosbite Permukaan (superfisial), akan didapatkan:
-Area injuri berwarna putih, seperti lilin; lunak dan anestetic.
-Pengisian kapiler (capillary refill) tidak ada.
-Pada saat pencairan area injuri menjadi merah, edema, nyeri dan kemudian menjadi
burik/belang atau keungu-unguan.
-Blister, dapat pecah, eschar hitam dan kasar.
-Area frosbite dapat mengeluarkan keringat yang berlebihan.
Frosbite Dalam, kemungkinan akan didapatkan :
-Area injuri kasar dan padat, tetap dingin, burik/belang dan biru atau kelabu setelah pencairan.
-Blister mungkin tidak terbentuk tetapi dapat pula terbentuk
-Edema.

-Ketika blister kering, menjadi hitam dan terbentuk cekungan


Kaji pula adanya infeksi, yang ditandai oleh :
-Terdapat pus
-Kemerahan
-Bau
-Demam
Diagnostik : peningkatan leukosit.
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Gangguan perfusi jaringan perifer
Rendam dalam air hangat dengan suhu 38 - 45 C selama 20 menit.
Saat direndam hindari kontak kulit dengan container
Instruksikan klien untuk tidak merokok agar terhindari dari vasokonstriksi.
Gangguan integritas kulit
Gunakan linen steril
Isolasi ekstremitas atau klien untuk mencegah infeksi
Gunakan bed cradle
Pelihara agar blister tetap utuh
Tinggikan ekstremitas secara periodic
Gangguan mobilitas fisik dan kenyamanan
Mulailah latihan pergerakan
Ajarkan tehnik relaksasi
Kolaborasi pemberian analgetik
Gangguan konsep diri bodi image
Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan tentang tubuh & penampilannya.
Kaji ketakutan klien akan reaksi penolakan oleh orang lain
Dorong klien untuk menyampaikan keluhannya, kemarahannya, rasa kesedihannya, rasa
bersalah, rasa takut akan kemungkinan hilangnya bagian ekstremitas atau fungsinya.
Bantu dalam melalui tahapan berduka
Observasi tanda-tanda depresi dan apatis
Informasikan klien bahwa proses penyembuhan memerlukan waktu lama dan belum pasti;
berikan informasi yang akurat tentang penyembuhan
Dorong klien untuk mengekspresikan rasa ketidakpuasannya dan rasa frustasi.
Libatkan klien dalam membuat keputusan
Terima perasaan marah klien.
Kurang pengetahuan
Instruksikan klien untuk melindungi ekstremitas dari temperatur yang ekstrem dan
perubahan temperatur yang mendadak/cepat, ketika jaringan sedang sensitif terhadap
temperatur dan pendinginan/pembekuan akan menyebab-kan kehilangan jaringan.
Instruksikan klien untuk menghindari pakaian yang ketat atau menakan area yang dapat
menurunkan sirkulasi.
Instruksikan klien untuk menghindari merokok agar menurunkan vasokonstriksi.
Instruksikan klien tentang tindakan pencegahan untuk menghindari serangan berikutnya
atau injuri ulang pada bagian yang sering mengalami frosbite : gunakan pakaian penghangat;
menghindari kelelahan, kelaparan, alkohol ketika terpapar pada lingungan dingin.

Evaluasi
Jaringan dapat terlindungi
Pencairan cepat terjadi dengan tanpa terjadi pembekuan ulang.
Jaringan terbebas dari infeksi.
Penyembuhan memungkinkan terjadi tanpa intervensi bedah
Klien dapat melakukan ekstensi dan fleksi sendi

Klien menilai dirinya sendiri secara realistik


Klien mulai lagi melakukan aktivitas sesuai tingkat kemampuannya.
Klien mengembangkan interest dan aktivitas yang sesuai dengan tingkat keterbatasnnya.
Menyatakan kepuasanya dalam melakukan hubungan interpersonal
Klien terhindar dari cedera lebih lanjut pada area frosbite dan terhindar dari cedera berulang/
berikutnya
Klien menghindari pakaian sempit, menekan area.
Klien tidak merokok
Klien menggunakan alat pelindung.
Klien menghindari kelelahan, kelaparan dan alkohol ketika terpapar lingkungan dingin
Daftar Pustaka
Kneisel, C.R., Ames, S.W., (1986). Adult Health Nursing a Biopsychosocial Approach, Addison-Wesley
Publishing Company, Massachusetts, pp. 2213-2215.
Thompson, J.M., et al., (1986). Clinical Nursing Practice, The C.V. Mosby Co., St. Louis, pp. 630632.

Frosbite

Frostbite adalah membekunya sebagian organ tubuh yang terpapar oleh suhu
dingin yang berlebihan. Frostbite umumnya terjadi pada suhu 0C
(32F). Frostbite dikenal dengan radang dingin dimana jaringan sel didalam tubuh
menjadi rusak karena terjadi pembekuan. Cuaca dingin membuat cairan sel
membeku dan menjadi rusak karena pembekuan dan menyebabkan aliran menjadi
tak lancar. Apabila terdapat bagian bagian yang tak teraliri darah lebih dari 15
menit akan menimbulkan gangrene ( pembusukan ), sehingga harus di amputasi.
Organ yang terkena biasanya adalah ujung-ujung jari kaki dan tangan, cuping
telinga, cuping hidung, dan dagu. Tanda-tanda organ yang
mengalami frostbite adalah kulitnya pucat dan keras dimana jika terkelupas akan
tampak jaringan di bawahnya yang berwarna merah dan nyeri. Organ tersebut
biasanya mati rasa.
Penyebab frostbite selain akibat paparan suhu yang terlalu panas atau terlalu
dingin, hal-hal tersebut diatas juga dapat timbul akibat kurangnya kekebalan tubuh,
kelelahan, dehidrasi, kekurangan makanan, penggunaan alkohol, gangguan jantung
serta penggunaan obat-obatan. Di bawah ini adalah jenis obat-obatan yang dapat
menimbulkan gangguan seperti gangguan yang ditimbulkan akibat pajanan panas
yang berlebihan, antara lain: Anti histamin (obat alergi), Anti kolinergik (obat batuk
dan obat untuk masalah berkemih dan pencernaan), Obat jantung dan tekanan
darah, Amfetamin (obat diet), Antikonvulsan (obat kejang).
Gejala Frostbite dibagi dalam 3 tingkatan

Stadium 1 : Kulit menjadi pucat, kemudian seperti terbakar dan selanjutnya


mengelupas

Stadium 2 : Kulit menjadi melepuh

Stadium 3 : Kulit menjadi beku, pembuluh darah kulit tersumbat bekuan darah
dan jaringan sekitar mati. Jika stadium 3 ini tidak ditangani segera , kerusakan
jaringan menjadi lebih serius dan dapat menjadi gangren, kadang membutuhkan
amputasi.

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan antara lain:

Segera hindari pajanan lebih lanjut terhadap dingin, pindahlah ke area yang lebih
hangat

Jika dimungkinkan, hangatkan organ yang terkena di dalam wadah yang berisi air
hangat. Hangatkan secara perlahan sampai kulitnya berubah menjadi memerah
(kurang lebih 45 menit)

Jangan pernah menggosok atau menggaruk daerah yang


mengalami frostbite karena dapat menyebabkan cedera jaringan lebih lanjut

Jika tidak tersedia air hangat, balut daerah yang mengalami frostbite dengan kain
atau jika tangan yang terkena, selipkan saja tangan di bawah ketiak atau di perut

Jika mati rasa tetap berlanjut selama proses penghangatan segera ke rumah sakit

Macam frostbite antara lain :


1. Frosbite Permukaan
* Yang terkena hanya kulit dan sebagian lapisan bawahnya. Indikasi : Kulit terasa
keras dan berwarna abu-abu putih ,terasa sakit dan lama kelamaan menghilang.
* Pertolongan : Mula-mula letakan bagian yang sakit pada anggotatubuh lain yang
hangat (ketiak atau selangkangan). Jangan menggosok-gosok karena mudah
menyebabkan kematian jaringan. Cairkan dengan merendam di air hangat . Jangan
menyentuhkan bagian-bagian tersebut ke api, lampu atau bata panas ,karenaakan
mengakibatkan kerusakan yang lebih parah. Berikan makanan & minuman hangat
(non alcohol ).
2. Frosbite Dalam
* Yang terkena selain kulit,otot-otot bahkan tulang. Indikasi : Seluruh bagian yang
terkena menjadi keras dan kaku seperti papan, mati rasa.
* Pertolongan : Sulit bila sudah terbukti adanya frostbite dalam atau diduga adanya
forbite dalam, usahakan untuk mencairkan. Lakukan Pencairan seperti pada
frostbite permukaan jika sudah berada ditempat yang aman. Lakukan terus menerus
dengan steril.

ROSTBITE ( Trauma Dingin ): Pada jaringan lokal


Berat ringannya suatau trauma dingin ditentukan suhu, lamanya kontak,
lingkungan, jumlah baju pelindung yang dipakai dan kesehatan umum penderita.
Penyebab : hawa dingin atau es (salju), Frosbite sering terjadi diujung jari tangan,atau kaki,mungkin letaknya
yang jauh dari jantung,sehingga aliran darah minimal.
Permukaan yang terkena hanya kulit dan lapisan dibawahnya.Indikasi : kulit terasa keras dan berwarna abu-abu
putih,terasa saki dan lama kelamaan menghilang.

A. Jenis-jenis Trauma Dingin:

1. Frostnip (Trauma dingin paling ringan). Ditandai dengan: rasa nyeri, pucat, mati
rasa daerah yang terkena, pulih setelah pemanasan
2. Frosbite (Pembekuan jaringan) karena terbentuknya kristal intraseluler dan
oklusi mikrovaskuler yang menyebabkan anoksia jaringan, setelah dilakukan
pemanasan tubuh dan terjadi reperfusi akan ada kerusakan jaringan. Ada 4 derajat
kerusakan Frosbite:
a. Derajat I : Hiperemia dan edema tanpa nekrosis
b. Derajat II : Vesikel/ bulla, edema dan sedikit nekrosis
c. Derajat III : Nekrosis seluruh tebal kulit, subkutis, disertai
pembentukan vesikel hemoragik
d. Derajat IV : Nekrosis seluruh tebal kulit dan ganggren otot dan
tulang
3. Non freezing Injury (Trauma Dingin Tidak Membekukan)
Terjadi karena kerusakan endotel mikrovaskuler, stasis dan oklusi vaskuler
Trench frost (kaki parit) atau kaki dan tangan tercelup (Immersion foot or hand),
yaitu trauma dingintidak membekukan pada kaki dan tangan yang sering terjadi pada
tentara, pelaut dan nelayan, akibat kontak menahun dengan keadaan basah, suhu
dingin diatas titik beku (1,6 10 0C). Kaki tampak hitam tetapi tidak terjadi kerusakan
jaringan dalam. Terjadi kedaan-keadaan vasospasme dan vasodilatasi pembuluh darah
yang mengakibatkan jaringan yang mulanya dingin dan anestetik berlanjut menjadi
hiperimia dalam 24 hingga 48 jam. Dengan keadaan hyperemia ini akanterjadi nyeri
hebat sperti terbakar dan disestesia disertai timbulnya gambaran kerusakan jaringan
seperti edema, vesikel/bulla, kemerahan, ekimosis dan ulserasi. Dapat terjadi infeksi
berupa selulitis, limfangitis atau ganggren. Perasaan gatal pada tangan dan kaki
(Chiblain atau Pernio) merupakan manifestasi kulit sebagai akibat kontak berulang
dengan keadaan atau suasana lembab dan dingin, seperti pada nelayan, atau kontak
dengan keadaan dingin dan kering pada pendaki gunung.
Penanggulangannya adalah dengan perlindungan tubuh dari keadaan dingin serta
pemberian obat-obat anti adrenergic atau calcium channel blockers, sering dapat
mencegah penyakit-penyakit tersebut.
C. Perawatan Luka Frosbite
1. Mula-mula letakan bagian yang sakit pada anggota tubuh lain yang hangat (ketiak atau selangkangan) Karena
mudah menyebabkan kematian jaringan-jaringan.

2. Cairkan dengan merendam air hangat.Jangan menyentuhkan bagian tersebut keapi,lampu atau batu panas
karena akan mengakibatkan kerusakanyang lebih parah.

3. Berikan makanan dan minuman hangat (non alcohol) Usahakan menggerak-gerakan bagian yang terkena.

Tujuan penanganan luka frostbite ialah


mencegah terjadinya infeksi, jangan memecahkan vesikula (yang tidak terinfeksi) dan elevasi luka.
Pada frostbite, jarang terjadi kehilangan cairan yang memerlukan resusitasi cairan.
Pemberian ATS profilaksis tergantung status immunisasinya.
Pemberian Heparin, obat vasodilatortidak bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai