DISUSUN OLEH :
C2017077
2020
KONSEP KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN DENGAN GIGITAN
SERANGGA
Insect Bites adalah gigitan atau serangan serangga. Gigitan serangga seringkali menyebabkan bengkak, kemerahan,
rasa sakit (senut-senut), dan gatal-gatal. Reaksi tersebut boleh dibilang biasa, bahkan gigitan serangga ada yang berakhir
dalam beberapa jam sampai berhari-hari. Bayi dan anak-anak labih rentan terkena gigitan serangga dibanding orang
dewasa.
Insect bites adalah gigitan yang diakibatkan karena serangga yang menyengat atau menggigit seseorang.Beberapa
contoh masalah serius yang diakibatkan oleh gigitan atau serangan gigitan serangga didantaranya adalah:
Si jaket kuning dapat menyebabkan sangat banyak reaksi alergi Serangan semut api kepada seseorang dengan gigitan
dari rahangnya, kemudian memutar kepalanya dan menyengat dari perutnya dengan alur memutar dan berkali-kali d.
Reaksi kulit yang lebar pada bagian gigitan atau serangan. Infeksi kulit pada bagian gigitan atau serangan. Penyakit
serum (darah), sebuah reaksi pada pengobatan (antiserum) digunakan untuk mengobati gigitan atau serangan serangga.
Penyakit serum menyebabkan rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak serta diiringi gejala flu tujuh sampai
empat belas hari setelah penggunaan anti serum. Infeksi virus. Infeksi nyamuk dapat menyebarkan virus West Nile
kepada seseorang, menyebabkan inflamasi pada otak (encephalitis). Infeksi parasit. Infeksi nyamuk dapat menyebabkan
menyebarnya malaria.
2. Definisi gigitan binatang berbisa
Gigitan binatang berbisa adalah gigitan atau serangan yang di akibatkan oleh gigitan hewan berbisa seperti ular, laba-
laba, kalajengking, dll. Korban gigitan ular adalah pasien yang digigit ular atau diduga digigit ular. Ular yang berbisa
memiliki ciri- ciri :
a. Bentuk kepala segiempat panjang b. Gigi taring kecil
c. Bekas gigitan: luka halus berbentuk lengkungan
Bisa ular mengandung toksin dan enzim yang berasal dari air liur. Bisa tersebut bersifat:
a) Neurotoksin: berakibat pada saraf perifer atau sentral. Berakibat fatal karena paralise otot-otot lurik. Manifestasi klinis:
kelumpuhan otot pernafasan, kardiovaskuler yang terganggu, derajat kesadaran menurun sampai dengan koma.
b) Haemotoksin: bersifat hemolitik dengan zat antara fosfolipase dan enzim lainnya atau menyebabkan koagulasi dengan
mengaktifkan protrombin. Perdarahan itu sendiri sebagai akibat lisisnya sel darah merah karena toksin. Manifestasi
klinis: luka bekas gigitan yang terus berdarah, haematom pada tiap suntikan IM, hematuria, hemoptisis
c) hematemesis, gagal ginjal. c. Myotoksin: mengakibatkan rhabdomiolisis yang sering berhubungan dengan
mhaemotoksin.
d) Myoglobulinuria yang menyebabkan kerusakan ginjal dan hiperkalemia akibat kerusakan sel-sel otot.
e) Kardiotoksin: merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan kerusakan otot jantung.
f) Cytotoksin: dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktifamin lainnya berakibat terganggunya kardiovaskuler
g) Cytolitik: zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan pada tempat patukan
h) Enzim-enzim: termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif pada penyebaran bisa.
2. ETIOLOGI
a. Penyebab gigitan serangga dan binatang berbisa Serangga dan binatang berbisa tidak akan menyerang kecuali kalau
mereka digusar atau diganggu. Kebanyakan gigitan dan sengatan digunakan untuk pertahanan. Gigitan serangga untuk
melindungi sarang mereka. Sebuah gigitan atau sengatan dapat menyuntikkan bisa(racun) yang tersusun dari protein dan
substansi lain yang mungkin memicu reaksi alergi kepada penderita. Gigitan serangga juga mengakibatkan kemerahan dan
bengkak di lokasi yang tersengat. Lebah, tawon, penyengat, si jaket kuning, dan semut api adalah anggota keluarga
Hymenoptera. Gigitan atau sengatan dari mereka dapat menyebabkan reaksi yang cukup serius pada orang yang alergi
terhadap mereka. Kematian yang diakibatkan oleh serangga 3-4 kali lebih sering dari pada kematian yang diakibatkan oleh
gigitan ular. Lebah, tawon dan semut api berbeda-beda dalam menyengat.Ketika lebah menyengat, dia melepaskan seluruh
alat sengatnya dan sebenarnya ia mati ketika proses itu terjadi. Seekor tawon dapat menyengat berkali-kali karena tawon
tidak melepaskan seluruh alat sengatnya setelah ia menyengat. Semut api menyengatkan bisanya dengan menggunakan
rahangnya dan memutar tubuhnya. Mereka dapat menyengat bisa berkali-kali.
3. MANIFESTASI KLINIS
Gejala dari gigitan serangga bermacam-macam dan tergantung dari berbagai macam faktor yang mempengaruhi.
Kebanyakan gigitan serangga menyebabakan kemerahan, bengkak, nyeri, dan gatal-gatal di sekitar area yang terkena gigitan
atau sengatan serangga tersebut. Kulit yang terkena gigitan bisa rusak dan terinfeksi jika daerah yang terkena gigitan
tersebut terluka. Jika luka tersebut tidak dirawat, maka akan mengakibatkan peradangan akut. atau ratusan sengatan lebah
jarang sekali ditemukan hingga mengakibatkan sakit pada otot dan gagal ginjal.
Sedangkan tanda dan gejala dari gigitan binatang berbisa seperti ular yaitu :
Tanda umum ular berbisa adalah kepalanya berbentuk segitiga. Tanda lain adalah dari penampakan langsung misalnya
corak kulitnya. Dari bekas gigitan dapat dillihat dua lubang yang
jelas akibat dua gigi taring rahang atas bila ularnya berbisa, dan deretan bekas gigi-gigi kecil berbentuk U bila ularnya tak
berbisa.
Digigit oleh ular berbisa menghasilkan efek yang bervariasi, dari luka gigitan yang sederhana sampai sakit yang mengancam
nyawa dan kematian. Hasil temuan pada korban gigitan ular dapat menyesatkan. Seorang korban dapat tidak menunjukkan
gejala inisial, dan kemudian tiba-tiba menjadi sesak nafas dan menjadi syok.
Gejala dan tanda gigitan ular berbisa dapat dibagi ke dalam beberapa kategori mayor :
Efek lokal : digigit oleh beberapa ular viper atau beberapa kobra (Naja spp) menimbulkan rasa sakit dan perlunakan di
daerah gigitan. Luka dapat membengkak hebat dan dapat berdarah dan melepuh. Beberapa bisa ular kobra juga dapat
mematikan jaringan sekitar sisi gigitan luka.
Perdarahan : Gigitan oleh famili viperidae atau beberapa elapid Australia dapat menyebabkan perdarahan organ
internal seperti otak atau organ-organ abdomen. Korban dapat berdarah dari luka gigitan atau berdarah spontan dari mulut
atau luka yang lama. Perdarahan yang tak terkontrol dapat menyebabkan syok atau bahkan kematian.
Efek sistem saraf : bisa ular elapid dan ular laut dapat berefek langsung pada sistem saraf. Bisa ular kobra dan mamba
dapat beraksi terutama secara cepat menghentikan otot-otot pernafasan, berakibat kematian sebelum mendapat perawatan.
Awalnya, korban dapat menderita masalah visual, kesulitan bicara dan bernafas, dan kesemutan.
Kematian otot : bisa dari Russell’s viper (Daboia russelli), ular laut, dan beberapa elapid Australia dapat secara
langsung menyebabkan kematian otot di beberapa area tubuh. Debris dari sel otot yang mati dapat menyumbat ginjal, yang
mencoba menyaring protein. Hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal.
Mata : semburan bisa ular kobra dan ringhal dapat secara tepat mengenai mata korban,
menghasilkan sakit dan kerusakan, bahkan kebutaan sementara pada mata.
A. PENGKAJIAN
Pada sengatan serangga mungkin ditemukan :
~ Mendesah
~ Sesak nafas
~ Tenggorokan sakit atau susah berbicara
~ Pingsan atau lemah
~ Infeksi
~ Kemerahan
~ Bengkak
~ Nyeri
~ Gatal-gatal di sekitar area yang terkena gigitan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan proses toksikasi
2. Syok berhubungan dengan tidak adekuatnya peredaran
darah
R/ : mengurangi nyeri
4. Kolaborasi dalam pemberian antihistamin seperti
diphenhidramin (Benadryl) dalam pil, losion Calamine
R/ : mengurangi gatal – gatal
Intervensi
1. Pantau suhu klien, perhatikan menggigil atau diaforesis 2.
Pantau suhu lingkungan, batasi linen tempat tidur
3. Beri kompres mandi hangat
4. Beri antipiretik
5. Berikan selimut pendingin
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan
pertahanan tubuh tak adekuat
Intervensi
1. Berikan isolasi atau pantau pengunjung sesuai indikasi
2.Cuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas terhadap klien
3. Ubah posisi klien sesering mungkim minimal 2 jam sekali
4. Batasi penggunaan alat atau prosedur infasive jika
memungkinkan
5. Lakukan tehnik steril pada waktu penggantian balutan
6. Gunakan sarung tangan pada waktu merawat luka yang terbuak
atau antisipasi dari lengan ekskresi atau sekresi
7. Pantau kecenderungan suhu mengigil dan diaforesis
8. Inspeksi flak putih atau sariawan pada mulut
9. Berikan obat antiinfeksi (antibiotic)
10.Lakukan insfeksi terhadap luka alat infasif setiap hari
DAFTAR PUSTAKA
http://nerssyamsi.blogspot.com/2012/01/konsep-kegawatdaruratan-
pada-pasien.html