Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN GIGITAN DAN SENGATAN

DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS


MATAKULIAH GADAR

SINTA NURAZIJAH
NIM. E.0105.17.033

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
CIMAHI 2020
1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Racun adalah zat atau senyawa yang masuk ke dalam tubuh dengan berbagai cara yang
menghambat respons pada sistem biologis dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan,
penyakit, bahkan kematian. Keracunan sering dihubungkan dengan pangan atau bahan kimia.
Pada kenyataannya bukan hanya pangan atau bahan kimia saja yang dapat menyebabkan
keracunan. Di sekeliling kita ada racun alam yang terdapat pada beberapa tumbuhan dan
hewan. Salah satunya adalah gigitan ular berbisa yang sering terjadi di daerah tropis dan
subtropis.
Mengingat masih sering terjadi keracunan akibat gigitan ular maka untuk dapat
menambah pengetahuan masyarakat kami menyampaikan informasi mengenai bahaya
dan pertolongan terhadap gigitan ular berbisa. Selain kasus gigitan serangga dan binatang
berbisa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang diatas, masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud kegawatdaruratan pada gigitan serangga dan binatang
berbisa?
2. Apa saja penyebab gigitan serangga dan binatang berbisa?
3. Bagaimana penatalaksanaan gigitan serangga dan binatang berbisa?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui konsep kegawatdaruratan gigitan serangga dan binatang
berbisa
2. Untuk mengetahui penyebab gigitan serangga dan binatang berbisa
3. Untuk mengetahui penatalaksanaan gigitan serangga dan binatang berbisa

BAB II PEMBAHASAN

A. Kegawatdaruratan Pada Gigitan Serangga Dan Binatang Berbisa


1. Definisi gigitan serangga
Insect Bites adalah gigitan atau serangan serangga. Gigitan serangga seringkali menyebabkan
bengkak, kemerahan, rasa sakit (senut-senut), dan gatal-gatal. Reaksi tersebut boleh dibilang
biasa, bahkan gigitan serangga ada yang berakhir dalam beberapa jam sampai berhari-hari. Bayi
dan anak-anak labih rentan terkena gigitan serangga dibanding orang dewasa.
Insect bites adalah gigitan yang diakibatkan karena serangga yang menyengat atau
menggigit seseorang.
Beberapa contoh masalah serius yang diakibatkan oleh gigitan atau serangan gigitan serangga
didantaranya adalah:
a. Reaksi alergi berat (anaphylaxis).
Reaksi ini tergolong tidak biasa, namun dapat mengancam kahidupan dan membutuhkan
pertolongan darurat. Tanda-tanda atau gejalanya adalah:
•Terkejut (shock). Dimana ini bisa terjadi bila sistem peredaran darah tidak mendapatkan
masukan darah yang cukup untuk organ-organ penting (vital)
•Batuk, desahan, sesak nafas, merasa sakit di dalam mulut atau kerongkongan/tenggorokan
•Bengkak di bibir, lidah, telinga, kelopak mata, telapak tangan, tapak kaki, dan selaput lendir 
(angioedema)
•Pusing dan kacau
•Mual, diare, dan nyeri pada perut
•Rasa gatal dengan bintik- bintik merah dan bengkak 
Gejala tersebut dapat diikuti dengan gejala lain dari beberapa reaksi.
b. Reaksi racun oleh gigitan atau serangan tunggal dari serangga.
Serangga atau laba-laba yang menyebabkan hal tersebut misalnya:
•Laba-laba janda (widow) yang berwarna hitam
•Laba-laba pertapa (recluse) yang berwarna coklat
•Laba-laba gembel (hobo)
•Kalajengking
c. Reaksi racun dari serangan lebah, tawon, atau semut api.
•Seekor lebah dengan alat penyengatnya di belakang lalu mati setelah menyengat. Lebah
madu afrika, yang dinamakan lebah-lebah pembunuh, mereka lebih agresif dari pada lebah
madu kebanyakan dan sering menyerang bersama-sama dengan jumlah yang banyak 
•Tawon, penyengat dan si jaket kuning (yellow jackets), dapat menyengat berkali-kali. Si jaket
kuning dapat menyebabkan sangat banyak reaksi alergi
•Serangan semut api kepada seseorang dengan gigitan dari rahangnya, kemudian memutar 
kepalanya dan menyengat dari perutnya dengan alur memutar dan berkali-
kali d. Reaksi kulit yang lebar pada bagian gigitan atau serangan.
e.Infeksi kulit pada bagian gigitan atau serangan.
f.Penyakit serum (darah), sebuah reaksi pada pengobatan (antiserum) digunakan
untuk mengobatigigitan atau serangan serangga. Penyakit serum menyebabkan rasa gatal
dengan bintik-bintik merah dan bengkak serta diiringi gejala flu tujuh sampai empat belas hari
setelah penggunaan anti serum.
g. Infeksi virus. Infeksi nyamuk dapat menyebarkan virus West Nile kepada seseorang,
menyebabkan inflamasi pada otak (encephalitis).
h.Infeksi parasit. Infeksi nyamuk dapat menyebabkan menyebarnya malaria.

2. Definisi gigitan binatang berbisa


Gigitan binatang berbisa adalah gigitan atau serangan yang di akibatkan oleh gigitan hewan
berbisa seperti ular, laba-laba, kalajengking, dll.
Korban gigitan ular adalah pasien yang digigit ular atau diduga digigit ular.
Ular yang berbisa memiliki ciri- ciri :
a. Bentuk kepala segiempat
panjang
b. Gigi taring kecil
c. Bekas gigitan: luka halus berbentuk lengkungan
Sedangkan ciri-ciri ular tidak berbisa seperti :
a.Bentuk kepala segitiga
b.Dua gigi taring besar di rahang atas
c.Bekas gigitan: dua luka gigitan utama akibat gigi taring
Bisa ular mengandung toksin dan enzim yang berasal dari air liur. Bisa tersebut bersifat:
a.Neurotoksin: berakibat pada saraf perifer atau sentral. Berakibat fatal karena paralise otot-
otot lurik. Manifestasi klinis: kelumpuhan otot pernafasan, kardiovaskuler yang terganggu,
derajat kesadaran menurun sampai dengan koma.
b.Haemotoksin: bersifat hemolitik dengan zat antara fosfolipase dan enzim lainnya atau
menyebabkan koagulasi dengan mengaktifkan protrombin. Perdarahan itu sendiri sebagai
akibat lisisnya sel darah merah karena toksin. Manifestasi klinis: luka bekas gigitan yang terus
berdarah, haematom pada tiap suntikan IM, hematuria, hemoptisis, hematemesis, gagal ginjal.
c. Myotoksin: mengakibatkan rhabdomiolisis yang sering berhubungan dengan mhaemotoksin.
Myoglobulinuria yang menyebabkan kerusakan ginjal dan hiperkalemia akibat kerusakan sel-sel
otot.
d. Kardiotoksin: merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan kerusakan otot
jantung.
e. Cytotoksin: dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktifamin lainnya berakibat
terganggunya kardiovaskuler.
f. Cytolitik: zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan pada tempat
patukan
g. Enzim-enzim: termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif pada penyebaran bisa.

B. Penyebab Gigitan Serangga Dan Binatang Berbisa


a. Penyebab gigitan serangga dan binatang berbisa
Serangga dan binatang berbisa tidak akan menyerang kecuali
kalau mereka digusar atau diganggu. Kebanyakan gigitan dan
sengatan digunakan untuk pertahanan. Gigitan serangga untuk
melindungi sarang mereka.
Sebuah gigitan atau sengatan dapat menyuntikkan bisa(racun) yang tersusun dari protein
dan substansi lain yang mungkin memicu reaksi alergi kepada penderita. Gigitan serangga
juga mengakibatkan kemerahan dan bengkak di lokasi yang tersengat.
Lebah, tawon, penyengat, si jaket kuning, dan semut api adalah anggota keluarga
Hymenoptera. Gigitan atau sengatan dari mereka dapat menyebabkan reaksi yang cukup serius
pada orang yang alergi terhadap mereka. Kematian yang diakibatkan oleh serangga 3-4 kali
lebih sering dari pada kematian yang diakibatkan oleh gigitan ular. Lebah, tawon dan semut api
berbeda-beda dalam menyengat.
Ketika lebah menyengat, dia melepaskan seluruh alat sengatnya dan sebenarnya ia mati
ketika proses itu terjadi. Seekor tawon dapat menyengat berkali-kali karena tawon tidak
melepaskan seluruh alat sengatnya setelah ia menyengat.
Semut api menyengatkan bisanya dengan menggunakan rahangnya dan memutar
tubuhnya. Mereka dapat menyengat bisa berkali-kali.
b. Gejala
Gejala dari gigitan serangga bermacam-macam dan tergantung dari berbagai macam faktor
yang mempengaruhi. Kebanyakan gigitan serangga menyebabakan kemerahan, bengkak, nyeri,
dan gatal-gatal di sekitar area yang terkena gigitan atau sengatan serangga tersebut. Kulit yang
terkena gigitan bisa rusak dan terinfeksi jika daerah yang terkena gigitan tersebut terluka. Jika
luka tersebut tidak dirawat, maka akan mengakibatkan peradangan akut.
Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak, desahan, sesak napas, pingsan dan hampir
meninggal dalam 30 menit adalah gejala dari reaksi yang disebut anafilaksis. Ini juga diakibatkan
karena alergi pada gigitan serangga. Gigitan serangga juga mengakibatkan bengkak pada
tenggorokan dan kematian karena gangguan udara.Sengatan dari serangga jenis penyengat besar
atau ratusan sengatan lebah jarang sekali ditemukan hingga mengakibatkan sakit pada otot dan
gagal ginjal.
Sedangkan tanda dan gejala dari gigitan binatang berbisa seperti ular yaitu :
Tanda umum ular berbisa adalah kepalanya berbentuk segitiga. Tanda lain adalah dari
penampakan langsung misalnya corak kulitnya. Dari bekas gigitan dapat dillihat dua lubang
yang
 jelas akibat dua gigi taring rahang atas bila ularnya berbisa, dan deretan bekas gigi-gigi kecil
berbentuk U bila ularnya tak berbisa.
Digigit oleh ular berbisa menghasilkan efek yang bervariasi, dari luka gigitan yang sederhana
sampai sakit yang mengancam nyawa dan kematian. Hasil temuan pada korban gigitan ular dapat
menyesatkan. Seorang korban dapat tidak menunjukkan gejala inisial, dan kemudian tiba-tiba
menjadi sesak nafas dan menjadi syok.
Gejala dan tanda gigitan ular berbisa dapat dibagi ke dalam beberapa kategori mayor :
•Efek lokal : digigit oleh beberapa ular viper atau beberapa kobra (Naja spp) menimbulkan
rasa sakit dan perlunakan di daerah gigitan. Luka dapat membengkak hebat dan dapat berdarah
dan melepuh. Beberapa bisa ular kobra juga dapat mematikan jaringan sekitar sisi gigitan luka.
•Perdarahan : Gigitan oleh famili viperidae atau beberapa elapid Australia dapat
menyebabkan perdarahan organ internal seperti otak atau organ-organ abdomen. Korban
dapat berdarah dari luka gigitan atau berdarah spontan dari mulut atau luka yang lama.
Perdarahan yang tak terkontrol dapat menyebabkan syok atau bahkan kematian.
•Efek sistem saraf : bisa ular elapid dan ular laut dapat berefek langsung pada sistem saraf.
Bisa ular kobra dan mamba dapat beraksi terutama secara cepat menghentikan otot-otot
pernafasan, berakibat kematian sebelum mendapat perawatan. Awalnya, korban dapat
menderita masalah visual, kesulitan bicara dan bernafas, dan kesemutan.
•Kematian otot : bisa dari Russell’s viper (Daboia russelli), ular laut, dan beberapa elapid
Australia dapat secara langsung menyebabkan kematian otot di beberapa area tubuh. Debris
dari sel otot yang mati dapat menyumbat ginjal, yang mencoba menyaring protein. Hal ini dapat
menyebabkan gagal ginjal.
•Mata : semburan bisa ular kobra dan ringhal dapat secara tepat mengenai mata korban,
menghasilkan sakit dan kerusakan, bahkan kebutaan sementara pada mata.

C. Penatalaksanaan Gigitan Serangga Dan Binatang Berbisa


1. Penatalaksanaan pada gigitan serangga
Jika seseorang yang telah digigit serangga mengalami gejala seperti di atas maka carilah
pengobatan. Gejala tersebut bisa jadi anafilaksis fatal.
Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak adalah gejala yang paling sering ditemui.
Paling sering ini diobati di rumah dengan antihistamin.Jika gigitan menyebabkan infeksi
(kemerahan dengan atau tanpa nanah, suhu tubuh tinggi, demam, atau kemerahan di tubuh),
pergilah ke dokter.Jika tidak diketahui apa yang menggigit, sangat penting untuk menjaga area
yang digigit agar tidak terjadi infeksi.
Hubungi dokter jika ada luka yang terbuka, mungkin itu sengatan racun laba-laba. Seseorang
yang mempunyai riwayat tergigit atau tersengat serangga harus pergi ke rumah sakit terdekat
jika mendapati gejala lain. Sedang orang yang tidak mempunyai riwayat tergigit serangga juga
harus ke bagian gawat darurat jika:
a. Mendesah
b. Sesak nafas
c. Dada sesak atau sakit
Intervensi
1. Pantau suhu klien, perhatikan menggigil atau diaforesis
2. Pantau suhu lingkungan, batasi linen tempat tidur
3. Beri kompres mandi
hangat
4. Beri antipiretik 
5. Berikan selimut pendingin
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh tak adekuat
Intervensi
1.Berikan isolasi atau pantau pengunjung sesuai indikasi
2.Cuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas terhadap klien
3. Ubah posisi klien sesering mungkim minimal 2 jam sekali
4. Batasi penggunaan alat atau prosedur infasive jika memungkinkan
5. Lakukan insfeksi terhadap luka alat infasif setiap hari
6.Lakukan tehnik steril pada waktu penggantian balutan
7.Gunakan sarung tangan pada waktu merawat luka yang terbuaka atau antisipasi dari
kontak langsung dengan ekskresi atau sekresi
8.Pantau kecenderungan suhu mengigil dan diaforesis
9. Inspeksi flak putih atau sariawan pada mulut
10. Berikan obat antiinfeksi (antibiotic)

http://nerssyamsi.blogspot.com/2012/01/konsep-kegawatdaruratan-pada-pasien.html

Anda mungkin juga menyukai