Gigitan
kutu, tungau, dan nyamuk cenderung menyebabkan rasa gatal gatal.
Kumbang.
Lebah madu.
Pikat.
Semut api.
Tawon.
Kutu busuk.
Kalat hitam.
Lalat pasir.
Lalat rusa.
Lalat kuda.
Kutu rambut.
Nyamuk.
Laba-laba.
Kebanyakan serangga biasanya tidak menyerang manusia, kecuali jika mereka merasa
terancam. Banyak gigitan dan sengatan bersifat defensif. Serangga juga akan menyengat
untuk melindungi sarang, atau ketika kebetulan disentuh atau diganggu. Sehingga sarangnya
tidak boleh diganggu atau didekati.
Sengatan atau gigitan serangga menyuntikkan racun yang terdiri dari protein dan zat lain
yang dapat memicu reaksi alergi pada korban. Sengatannya juga menyebabkan kemerahan
dan bengkak di tempat sengatan.
Lebah, tawon, dan semut api adalah anggota dari keluarga Hymenoptera. Gigitan atau
sengatan dari spesies ini dapat menyebabkan reaksi serius pada orang yang alergi
terhadapnya. Namun perlu diketahui, lebah, tawon, dan semut api berbeda dalam cara mereka
melukai.
Ketika lebah menyengat, ia kehilangan seluruh alat injeksi (penyengat) dan benar-benar mati
dalam prosesnya. Sedangkan tawon tidak menimbulkan banyak sengatan, karena ia tidak
kehilangan alat penyengatnya setelah menyengat. Sementara itu, semut api menyuntikkan
racunnya dengan menggunakan mandibula (bagian rahang yang menggigit) dan memutar
tubuhnya sehingga ini memungkinkan mereka untuk menyuntikkan racun berkali-kali.
Hal yang perlu diwaspadai adalah serangga dapat menularkan penyakit hanya dengan
mentransfer patogen Salmonella melalui kontak. Misalnya, dalam kondisi yang tidak sehat,
lalat rumah biasanya memainkan peran dalam penyebaran infeksi usus manusia.
Seperti disentri, tifus, basil, dan amuba. Penyebaran terjadi melalui kontaminasi makanan
manusia saat ia mendarat dan berjalan di atas makanan setelah sebelumnya hingga di benda-
benda terkontaminasi, seperti kotoran.
Bengkak.
Gatal.
Kemerahan.
Kesemutan.
Mati rasa.
Nyeri.
Sensasi terbakar.
Meski demikian, pada beberapa orang, dapat terjadi reaksi yang parah dan berbahaya akibat
gigitan serangga atau sengatan lebah. Kondisi ini disebut dengan syok anafilaksis. Syok
anafilaksis terjadi dengan sangat cepat dan jika tidak segera diatasi, dapat mengancam nyawa.
Beberapa gejalanya, antara lain:
Kesulitan bernapas.
Kesulitan menelan.
Nyeri dada.
Nyeri perut hingga muntah.
Pembengkakan pada wajah atau mulut.
Pingsan atau pusing.
Ruam kemerahan pada kulit.
Sementara itu, beberapa orang mungkin memiliki reaksi yang lebih kuat saat kedua kali jenis
serangga tertentu menggigit mereka. Seseorang mungkin menjadi lebih sensitif terhadap air
liur serangga.
Papula (semacam jerawat) yang gatal dapat berkembang dan bertahan beberapa hari.
Akhirnya, kebanyakan orang menjadi kebal dan tidak sensitif terhadap air liur setelah
menerima sejumlah gigitan serangga.
Reaksi alergi terhadap gigitan serangga biasanya tidak berlangsung lebih dari beberapa jam.
Namun terkadang dapat bertahan selama berbulan-bulan. Dalam hal ini, individu harus
berkonsultasi dengan dokter.
Tes alergi bisa serangga, yang dilakukan dengan menggaruk kulit dengan dosis kecil
racun serangga dan melihat ukuran ruam untuk mengukur reaksi alergi terhadap racun
serangga.
Tes penyakit Lyme, yang dilakukan jika gigitan disebabkan oleh kutu. Jika kutu
diangkat dari kulit, perlu dilakukan pemeriksaan untuk Borrelia burgdorferi, yaitu
penyebab dari penyakit Lyme.
Infeksi bakteri sekunder, seperti selulitis, limfangitis, atau impetigo, dapat terjadi jika
seseorang menggaruk area gigitan dan merusak kulit. Oleh karena itu, antibiotik dapat
diresepkan untuk mengobati infeksi ini.
Hal yang perlu diwaspadai yaitu beberapa kutu membawa penyakit, seperti penyakit
Lyme. Borrelia burgdorferi, bakteri yang dibawah oleh beberapa kutu, menyebabkan
penyakit Lyme. Gejalanya berupa ruam merah yang menyebar ke luar. Antibiotik juga dapat
membantu mengobati penyakit Lyme.
Meningitis.
Kelumpuhan wajah.
Radikulopati.
Ensefalitis (jarang terjadi).
Kerusakan sendi.
Masalah jantung.
Berbagai jenis nyamuk juga dapat menularkan penyakit yang berbeda. Seperti virus West
Nile dan malaria.
Pada gigitan dan sengatan serangga yang menyebabkan syok anafilaksis, suntikan adrenalin
atau epinefrin oleh tenaga medis terlatih harus segera dilakukan dengan cepat. Pada pengidap
yang memiliki alergi terhadap gigitan atau sengatan serangga, imunoterapi atau desensitisasi
dapat dijadikan pilihan pengobatan. Imunoterapi racun dapat membantu mencegah reaksi
sistemik pada orang-orang yang sensitif terhadap sengatan atau gigitan serangga.