Anda di halaman 1dari 3

Penyebab Kudis

Penyebab scabies adalah tungau jenis S. scabiei yang menginvasi kulit. Tungau ini biasanya
terdapat di seprai, gorden, bantal, atau pakaian orang yang terinfeksi. Saat bersembunyi di
bawah kulit, tungau membuat terowongan sebagai tempat ia menyimpan telur.

Saat telur menetas, larva tersebut dapat muncul ke permukaan kulit dan menyebar ke area
kulit lainnya, bahkan pindah ke orang lain. Gatal yang timbul karena penyakit ini merupakan
reaksi tubuh terhadap tungau, telur, serta kotorannya.

Kontak fisik dekat dengan seseorang yang mengidap penyakit ini, seperti berbagi pakaian
atau tidur satu ranjang dapat meningkatkan risiko terinfeksi kudis. Rutin membersihkan
tempat tidur dan tidak berbagi-pakai pakaian sangat penting untuk mencegah penularan.

Faktor Risiko Kudis


siapa pun dapat terkena kudis, tetapi risikonya lebih tinggi pada beberapa orang, seperti:

 Hidup berkelompok, seperti pesantren, penjara, atau berkeluarga.


 Memiliki daya tahan tubuh yang lemah.
 Mengonsumsi steroid.
 Sedang menjalani kemoterapi.
 Orang dewasa yang aktif secara seksual.
 Untuk anak-anak, kerap berada di fasilitas penitipan.

Gejala Kudis
Gejala scabies yang muncul bisa bervariasi, tergantung jika sudah pernah terserang tungau
sebelumnya atau belum. Saat seseorang terkena tungau kudis pertama kali, diperlukan waktu
sampai 2-6 minggu hingga gejalanya terlihat. Jangka waktu tersebut akan lebih pendek pada
serangan berikut nya karena sistem kekebalan tubuh lebih cepat bereaksi, yaitu 1-4 hari.

Nah, gejala yang paling umum saat seseorang mengalami kudis, antara lain:

 Rasa gatal yang parah, terutama di malam hari.


 Alami ruam menyerupai jerawat.
 Terdapat sisik atau lecet pada kulit.
 Alami luka akibat garukan.

Rasa gatal dapat memburuk di malam hari karena itu adalah momen tungau kudis menaruh
telurnya ke dalam kulit. Gatal sering dirasakan di sela-sela jari, ketiak, selangkangan, dan
daerah lipatan lain.
Selain gatal, ruam dan jejak seperti galian yang tipis dan tidak teratur juga bisa muncul ketika
tungau menggali ke dalam kulit. Ruam akibat kudis juga bisa menjadi luka bila pengidap
menggaruk kulitnya. Hati-hati, luka terbuka bisa menyebabkan impetigo.

Kudis berkrusta juga dikenal sebagai kudis Norwegia, yaitu bentuk kudis serius yang
menyebabkan gejala kulit yang parah. Orang yang terkena scabies berkrusta akan mengalami
gejala berupa kerak yang meluas, abu-abu, dan tebal.

Diagnosis Kudis
Dokter kemungkinan dapat mendiagnosis kudis hanya dengan melakukan pemeriksaan fisik
dan memeriksa area kulit yang menimbulkan gejala. Pada beberapa kasus, dokter bisa
memastikannya dengan cara mengeluarkan tungau dari kulit dengan jarum.

Cara lain yang bisa dilakukan jika tungau tidak ditemukan adalah dengan mengikis sebagian
kecil kulit sebagai sampel jaringan. Setelah itu, pemeriksaan sampel tersebut dilakukan di
bawah mikroskop untuk memastikan jika benar ada tungau atau telurnya.

Selain itu, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan dengan tinta (Burrow Ink Test) untuk
membantu menemukan jalur liang pada kulit yang dibuat tungau. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan cara menjatuhkan tinta pulpen ke area kulit yang dirasa ditempati tungau.

Setelah itu, tinta kemudian dihapus dan beberapa tinta ada yang masuk ke dalam terowongan
yang dibuat tungau. Terowongan tersebut dapat terlihat jelas dengan mata telanjang
setelahnya. Inilah indikasi jika seseorang terserang kudis.

Pengobatan Kudis
Kudis dapat diobati dengan menggunakan beberapa jenis obat. Beberapa krim dan losion bisa
didapatkan melalui resep dokter. Obat kudis biasanya dioleskan di sekujur tubuh, dari leher
ke bawah, lalu dibiarkan selama setidaknya 8 jam.

Dokter juga akan menganjurkan semua anggota keluarga dan orang terdekat pengidap untuk
mengonsumsi obat tersebut meskipun tidak menunjukkan tanda-tanda tertular scabies. Hal ini
bertujuan untuk mencegah penyebaran scabies. Obat krim digunakan untuk mengatasi
penyakit ini dengan membunuh tungau dan telurnya.

Namun, ada baiknya untuk berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu terkait tindakan
pengobatan ini. Sebab sebagian obatnya tidak boleh digunakan oleh anak-anak atau wanita
hamil. Walaupun obat tersebut membunuh tungau dengan cepat, tapi rasa gatal mungkin tidak
sepenuhnya hilang selama beberapa minggu.

Komplikasi Kudis
Komplikasi yang dapat terjadi adalah impetigo. Hal ini disebabkan garukan yang kuat
sehingga merusak kulit dan memungkinkan terjadinya infeksi bakteri sekunder. Impetigo
sendiri adalah infeksi pada kulit yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus atau kadang
bakteri streptococcus.
Bentuk kudis yang lebih parah juga dapat terjadi yang disebut dengan kudis berkrusta. Pada
seseorang yang mengalami kudis hanya memiliki 10 hingga 15 tungau pada kulitnya. Namun,
jika seseorang alami kudis berkrusta, tungau telah berkembang biak hingga jutaan.

Pencegahan Kudis
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infestasi ulang dan mencegah
penyebaran penyakit ini pada orang lain, yaitu:

 Membersihkan pakaian dengan benar. Gunakan air sabun panas untuk mencuci


semua pakaian, handuk, dan seprai yang digunakan dalam waktu tiga hari sebelum
perawatan dilakukan. Keringkan pakaian tersebut dengan panas tinggi.
 Pisahkan barang yang tidak bisa dicuci. Cobalah untuk memisahkan barang-barang
yang tidak dapat dicuci ke dalam kantong plastik tertutup dan letakkan di tempat yang
terpisah, seperti garasi. Diamkan selama beberapa minggu agar tungau mati setelah
beberapa hari tidak mendapatkan makanan.

Selain itu, berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah kudis:

 Jaga kebersihan dengan baik, termasuk tempat tidur.


 Hindari kontak dengan orang yang terinfeksi.

Anda mungkin juga menyukai