Anda di halaman 1dari 4

Skabies

Skabies merupakan kondisi yang menyebabkan rasa gatal pada kulit akibat terdapatnya
tungau yang menggali ke dalam kulit.

Pengertian Skabies
Anda pernah dengar soal skabies? Penyakit yang disebabkan tungau ini biasanya
dialami oleh sejumlah hewan peliharaan.
Namun, tahukah penyakit scabies ini juga bisa dialami manusia. Seperti
apa scabies pada manusia?
Kudis atau skabies adalah kondisi yang menyebabkan rasa gatal di kulit. Penyebabnya
adalah tungau, yang disebut Sarcoptes scabiei, menggali ke dalam kulit.
Adanya tungau tersebut menyebabkan rasa gatal yang hebat di area sekitar galian
tersebut.

Hasrat untuk menggaruk biasanya dirasakan semakin meningkat terutama pada malam
hari.

Berikut penjelasan lengkap seputar apa itu scabies, termasuk penyebab, gejala, dan
cara mengobatinya.
Artikel Lainnya: Mirip Eksim, Berikut Gejala Scabies yang Perlu Diwaspadai

Penyebab Skabies
Seperti sudah disinggung, Sarcoptes scabiei adalah penyebab penyakit scabies.
Tungau ini termasuk dalam varietas hominis, yang masuk dalam kelas Arachnida,
subkelas Acarina, ordo Astigmata, dan famili Sarcoptidae.
Tungau betina membuat galian di bawah kulit dan meninggalkan telur di lokasi tersebut.

Saat telur menetas, larva tungau mulai beralih ke lapisan terluar kulit.

Larva tersebut mengalami maturasi dan menyebar ke area lain dari kulit penderita atau
individu lain.

Tungau betina hidup selama 30-60 hari di dalam “terowongan”. Selama itu pula, tungau
tersebut terus memperluas terowongannya.

Gatal yang timbul pada skabies merupakan reaksi alergi dari tubuh terhadap tungau,
telur, dan kotorannya.

Kontak fisik yang dekat dan lebih jarang serta berbagai pakaian atau alas tidur dengan
individu yang terinfeksi dapat menyebabkan penularan tungau.

Faktor risiko tingginya penularan kudis terjadi pada:


 Lingkungan yang hidup berkelompok. Tingginya kepadatan penghuni rumah,
interaksi, dan kontak fisik erat yang akan memudahkan penularan skabies
Misalnya, di panti asuhan, panti jompo, asrama, atau pengungsian

 Orang yang aktif berhubungan seksual


 Keterbatasan air bersih serta perilaku kebersihan yang buruk
 Pasien dengan kekebalan tubuh rendah, misalnya pada HIV
Artikel Lainnya: Sederet Cara Mencegah Scabies (Kudis) yang Patut Dicoba

Gejala Skabies
Tanda dan gejala penyakit scabies umumnya dikeluhkan dapat berupa:
 Rasa gatal, yang sering kali sangat hebat dan umumnya lebih parah pada malam
hari
 Bekas galian yang tipis dan tidak reguler, yang umumnya berbentuk luka atau
benjolan pada kulit.
 Galian umumnya timbul pada area lipatan kulit.
Walaupun hampir setiap bagian tubuh dapat terkena, pada orang dewasa dan anak
yang lebih besar, skabies umumnya ditemukan pada:

 daerah antara jari-jari


 ketiak
 sekitar pinggang
 bagian dalam pergelangan tangan
 siku bagian dalam
 telapak kaki
 sekitar payudara
 sekitar genitalia pria
 bokong
 lutut
 selangka punggung
Sementara itu, pada bayi dan anak yang lebih kecil, infeksi dapat tampak pada:

 kepala
 wajah
 leher
 telapak tangan
 telapak kaki
Pada individu yang pernah mengalami skabies sebelumnya, tanda dan gejala dapat
timbul dalam beberapa hari setelah terekspos kuman.

Namun, pada individu yang belum pernah mengalami skabies, gejala bisa punya jeda
waktu sekitar enam minggu hingga tanda dan keluhan mulai timbul.

Penting diketahui, skabies dapat ditularkan oleh satu individu ke individu lain meski
belum mengalami tanda atau gejala tertentu.
Artikel Lainnya: Jangan Asal Pilih, Jenis Sabun untuk Penyakit Scabies

Diagnosis Skabies
Diagnosis skabies dapat ditentukan dari wawancara medis yang mendetail,
pemeriksaan fisik secara langsung, dan pemeriksaan penunjang bila dibutuhkan.

Diagnosis skabies dapat ditegakkan dengan adanya 2 dari 4 tanda kardinal (tanda
utama), yaitu:

1. Gejala gatal pada malam hari (pruritus nokturna), disebabkan aktivitas tungau skabies
yang lebih tinggi pada suhu lebih lembap dan panas.
2. Gejala yang sama pada satu kelompok manusia. Penyakit ini menyerang sekelompok
orang yang tinggal berdekatan, seperti keluarga, perkampungan, panti asuhan, atau
pondok pesantren.
3. Terbentuknya terowongan atau kunikulus di tempat-tempat predileksi, terowongan
berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjangnya 2 cm, putih atau keabu-
abuan.
4. Predileksi di bagian stratum korneum yang tipis, yaitu: sela jari tangan, pergelangan
tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, umbilikus, bokong,
perut bagian bawah, areola mammae pada wanita dan genitalia eksterna pada pria.
5. Ditemukan tungau Sarcoptes scabiei, dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup.
Artikel Lainnya: Berbagai Cara Menghilangkan Bekas Kudis

Pengobatan Skabies
Cara mengobati scabies adalah dengan mengeliminasi investasi dengan pengobatan.
Beberapa jenis krim dan losion dapat digunakan sesuai resep dokter.
Pengobatan umumnya dioleskan pada seluruh tubuh dari leher ke bawah dan dibiarkan
selama setidaknya delapan jam.

Penanganan berikutnya dapat dibutuhkan bila terdapat galian atau ruam yang baru.

Karena skabies dapat menular dengan mudah, dokter dapat merekomendasikan


penanganan dilakukan oleh setiap anggota keluarga atau individu lain dengan kontak
dekat, walau tak menunjukkan tanda-tanda infeksi.

Jenis pengobatan yang umumnya diresepkan dapat berupa krim, losion, atau obat
minum bila individu mengalami gangguan sistem daya tahan tubuh atau skabies yang
berkrusta.

Walaupun pengobatan dapat membunuh tungau, rasa gatal dapat menetap hingga
beberapa minggu.

Pencegahan Skabies
Untuk mencegah terjadinya infeksi kudis berulang dan penularan kepada orang lain,
beberapa langkah di bawah ini dapat dilakukan:

 Membersihkan semua pakaian dan kain yang digunakan.


Pakailah air hangat dan sabun untuk mencuci semua pakaian, handuk, dan seprai yang
digunakan sejak tiga hari sebelum memulai penanganan.

Keringkan dengan suhu tinggi. Untuk yang tidak dapat dicuci di rumah, gunakan
fasilitas binatu.

 Untuk benda yang tidak dapat dicuci, masukkan ke dalam plastik yang ditutup dan
letakkan pada tempat yang tidak mengganggu selama sekitar dua minggu.
Tungau akan terbunuh bila tidak mendapatkan makanan selama beberapa hari.

Artikel Lainnya: Kudis Bisa Diobati dengan Air Garam, Mitos atau Fakta?

Komplikasi Skabies
Ada beberapa risiko komplikasi scabies yang tidak atau terlambat ditangani. Berikut
penjelasannya.

1. Infeksi Sekunder

Kerusakan epidermis yang terjadi pada infeksi scabies memudahkan


infeksi Streptococcus pyogenes (Group A Streptococcus [GAS]) atau Staphylococcus
aureus.
Keduanya dapat menyebabkan infeksi lokal jaringan, seperti impetigo, selulitis,
dan abses, serta dapat menyebar sistemik lewat aliran darah dan limfe.
Terutama pada skabies berkrusta, dapat terjadi limfadenitis dan septikemia.
Infeksi kulit pada GAS dapat menimbulkan komplikasi akhir berupa post-streptococcal
glomerulonephritis yang dapat berkembang menjadi gangguan ginjal kronis.

2. Norwegian Scabies

Norwegian scabies atau kudis berkrusta terjadi pada area tubuh yang luas. Biasanya,
seseorang dengan kudis memiliki sekitar 10-15 tungau.

Anda mungkin juga menyukai