PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tinea unguium (dermatophytic onychomycosis) adalah
infeksi jamur dermatofita pada kuku. Sedangkan onikomikosis
adalah
infeksi
pada
kuku
yang
disebabkan
oleh
jamur
dan
Epidermophyton.
mempunyai kemampuan
mencerna
Golongan
keratin.
jamur
Patogen
ini
lain
S.
Dinidiatum,
S.
Hyalinum
dan
kadang-kadang
Candida spp.
Tinea unguium terjadi di seluruh belahan dunia. Dapat
terjadi baik pada anak-anak maupun dewasa. Prevalensi tinea
unguium meningkat sesuai dengan pertambahan usia. Sekitar
1% pada individu <18 tahun dan hampir 50% pada usia >70
tahun. Dari 1305 anak yang berusia 3-15 tahun di 17 sekolah
di Barcelona tahun 2003-2004 didapatkan bahwa prevalensi
dermatofita di kaki (tinea pedis) 2,5%, dermatofita di kepala
(tinea kapitis) 0,23% dan di kuku (tinea unguium) 0,15%. The
Achilles project memperkirakan prevalensi tinea unguium di
Eropa sekitar 27% dan di Amerika Utara sebesar 13,8%.
Peningkatan prevalensi ini dikarenakan peningkatan status
imunosupresi seseorang, sepatu yang terlalu sempit, dan
peningkatan
penggunaan
locker
room
bersama.
Tinea
etiologi,
patogenesis,
manifestasi
klinis,
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari Tine Unguium?
2. Apa saja epidemogi dari penyakit Tinea Unguium?
3. Bagaimana anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan penyakit Tinea
Unguium ini?
4. Apa saja etiologi dari penyakit Tinea Unguium?
5. Bagaimana perjalanan penyakit Tinea Unguium?
6. Apa saja tanda dan gejala yang ditimbulkan akibat penyakit Tinea
Unguium?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang dari penyakit Tinea Unguium?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit Tinea Unguium?
C. TUJUAN
Agar mahasiswa mampu menjelaskan :
1. Definisi dari Tine Unguium
2. Epidemogi dari penyakit Tinea Unguium
3. Anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan penyakit Tinea Unguium
4.
5.
6.
7.
8.
ini
Etiologi dari penyakit Tinea Unguium
Perjalanan penyakit Tinea Unguium
Tanda dan gejala yang ditimbulkan akibat penyakit Tinea Unguium
Pemeriksaan penunjang dari penyakit Tinea Unguium
Penatalaksanaan dari penyakit Tinea Unguium
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI TINEA UNGUIUM
Tinea unguium adalah kelainan kuku yang disebabkan oleh jamur
dermatofita. Istilah tinea unguium digunakan setelah ditemukan dermatofit
pada hasil sebuah kultur.
B. EPIDEMIOLOGI
Usia, jenis kelamin, dan ras merupakan faktor epidemiologi yang
penting, dimana prevalensi infeksi dermatofit pada laki-laki lima kali lebih
banyak dari wanita. Alas kaki yang tertutup, berjalan, adanya tempat
temperatur, kebiasaan penggunaan pelembab, dan kaos kaki yang
berkeringat meningkatkan kejadian tinea pedis dan onikomikosis.
Dermatofit yang sangat memberikan respon pada suhu di negaranegara barat adalah onikomikosis, sedangkan candida dan jamur nondermatofita lebih sering terjadi di negara-negara dengan suhu panas dan
udara yang lembab.
Rata-rata prevalensi onikomikosis ditentukan oleh umur, faktor
predisposisi, status sosial, pekerjaan, iklim, lingkungan, dan seberapa
seringnya berjalan. Beberapa faktor dapat berperan pada peningkatan
onikomikosis. Pertama, berdasarkan populasi umur, dengan beberapa
sebab termasuk sirkulasi yang buruk ke perifer, diabetes, trauma kuku
yang berulang, terpapar lama dengan jamur patogen, fungsi imun yang sub
optimal, kemalasan memotong kuku kakiatau perawatan kuku kaki yang
baik. Kedua, beberapa orang dengan immunocompromisedkarena infeksi
dari human immunodeficiency virus dan penggunaan pengobatan
immunosuppressive, kemoterapi kanker atauantibiotik. Ketiga, kerajinan
C. ANATOMI
Kuku merupakan salah satu organ kulit tambahan yang
mengandung lapisan tanduk yang terdapat pada ujung-ujung jari tangan
dan kaki, gunanya selain membantu jari-jari untuk memegang juga
digunakan sebagai cermin kecantikan. Lempeng kuku terbentuk dari selsel keratin yang mempunyai dua sisi berhubungan dengan udara luar dan
sisi lainnya tidak.
var.
interdigitale.
Sebagian
kecil
disebabkan
mengandung
mannans
yang
dapat
mengurangi
proliferasi
keratinosit. Invasi kuku oleh jamur juga akan meningkat pada pasien
dengan defek pada suplai vaskularisai seperti akibat pertambahan usia,
insufisiensi vena, penyakit arteri perifer, serta pasien imunokompromise.
Jamur menyerang kuku melalui berbagai area sesuai dengan bagian kuku
yang pertama diinfeksinya. Invasi jamur ke kuku biasanya di mulai dari
lipatan kuku lateral atau ujung kuku, hal ini akan memberikan gambaran
klinis berbeda sesuai dengan klasifikasi berdasarkan bagian kuku yang
terkena. Onikomikosis primer disebabkan oleh karena infeksi jamur pada
kuku yang sehat. Probabilitas infeksi terjadi karena suplai vaskuler yang
rusak (yaitu dengan bertambahnya usia, insufisiensi vena kronis, penyakit
arteri perifer), setelah trauma (mis: patah tungkai bawah), atau gangguan
persarafan (mis: cedera pleksus brachialis, trauma tulang belakang.
Sedangkan onikomikosis sekunder, pada kuku kaki biasanya terjadi setelah
tinea pedis. Pada kuku tangan onikomikosis sekunder setelah tinea
manum, tinea korporis atau tinea kapitis. Dermatofita dapat bertahan hidup
pada stratum korneum, yang menyediakan sumber nutrisi bagi dermatofita
dan pertumbuhan jamur mycelia. Infeksi dermatofita melibatkan tiga
tahap: perlekatan pada keratinosit, penetrasi melalui dan diantara sel-sel,
dan membangun respon pejamu. Perlekatan jamur superfisial harus
mengatasi berbagai kendala seperti menahan pengaruh sinar ultraviolet,
variasi suhu, dan kelembaban, kompetisi dengan flora normal, dan
sphingosines yang diproduksi oleh keratin agar artrokonidia, elemen
infeksius, dapat melekat pada jaringan keratin. Selanjutnya adalah
penetrasi, spora berkembang dan menembus stratum korneum lebih cepat
daripada deskuamasi. Penetrasi dapat terjadi bila sekresi proteinase, lipase,
dan enzim mukolitik, yang memberikan nutrisi bagi jamur. Membangun
respon pejamu, tingkat peradangan dipengaruhi baik oleh status imunologi
dan organisme yang terlibat. Deteksi kekebalan dan kemotaksis untuk
inflamasi dapat terjadi melalui beberapa mekanisme. Beberapa jamur
memiliki faktor-faktor kemotaksis berat molekul rendah seperti yang
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan mikologik untuk membantu menegakkan diagnosis
terdiri atas pemeriksaan langsung sediaan basah dan biakan. Pada
pemeriksaan mikologik untuk mendapatkan jamur diperlukan bahan klinis,
yang dapat berupa kerokan kulit, rambut dan kuku. Bahan pemeriksaan
mikologik diambil dan dikumpulkan terlebih dahulu di tempat kelainan
dan dibersihkan dengan spiritus 70% lalu untuk kuku bahan diambil dari
permukaan kuku yang sakit dan dipotong sedalam-dalamnya sehingga
mengenai seluruh tebal kuku, bahan di bawah kuku diambil pula.
1. Mikroskopi Langsung (Direct Microscopy) Pemeriksaan mikroskopik
langsung pada sampel kuku untuk konfirmasi diagnosis. Materi
keratinaseous dari kerokan kuku ditempatkan pada kaca slide, ditutupi
dengan kaca penutup, disuspensikan dengan larutan KOH lalu
dipanaskan dengan hati-hati, KOH membantu melarutkan jaringan
epitel. Penambahan dimethyl sulfoxide dan atau tinta Parker Quink
pada larutan KOH dapat memudahkan identifikasi elemen jamur.
Identifikasi spesifik untuk patogen biasanya sulit dengan mikroskopik,
tetapi pada banyak kasus, ragi dapat dibedakan dengan dermatofita
dari morfologinya.
Trichophyton mentagrophytes Koloni : putih hingga krem
dengan permukaaan seperti tumpukan kapas pada PDA, tidak
muncul pigmen.Gambaran mikroskopik : mikrokonidia yang
bergerombol, bentuk cerutu yang jarang, terkadang hifa spiral.
Trichophyton rubrum Koloni : putih bertumpuk di tengah dan
berwarna
merah
marun
pada
tepinya. Gambaran
10
11
yang sesuai dengan penyebab dan keadaan patologi kuku. Perlu ditelusuri
pula sumber penularan.
Pengobatan pada tinea unguium yaitu dengan pemberian obat anti jamur
baik secara topikal maupun sistemik. Pengobatan topikal yaitu dengan
menggunakan siklopiroks dan amprolfin. Sedangkan pengobatan sistemik
digunakan anti jamur golongan alilamin seperti terbinafin dan golongan
azol seperti flukonazol dan itrakonazoltinea unguium ada dua cara yaitu
secara sistemik dengan menggunakan obat.
a) Obat topikal
Obat topikal berbentuk krim dan solusio, namun sulit untuk penetrasi
ke dalam kuku sehingga kurang efektif untuk pengobatan tinea
unguium,
namun
masih
dapat
digunakan
untuk
superfisial
12
skalpel
selain
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tinea unguium (dermatophytic onychomicosis) adalah infeksi jamur
dermatofita pada kuku. Prevalensi tinea meningkat sesuai dengan pertambahan
usia, lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada wanita. Patogen penyebab
terbanyak adalah T. rubrum dan T. mentagrophytes. Ada 3 jenis onikomikosis
yaitu Onikomikosis Subungual Distal (OSD), Onikomikosis Subungual
14
15
16