Anda di halaman 1dari 28

i

TESIS
PEMENTASAN WAYANG SUDAMALA DALAM UPACARA
MAMUKUR DI DESA PAKRAMAN RENDANG KECAMATAN
RENDANG KABUPATEN KARANGASEM

OLE H
I KETUT BENDESA WIADNYANA
NIM: 16.1.2.5.2.0933

PPROGRAM MAGISTER
ROGRAM STUDI DHARMA ACARYA
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI
DENPASAR
2019

MAKN

i
ii

PEMENTASAN WAYANG SUDAMALA DALAM UPACARA


MAMUKUR DI DESA PAKRAMAN RENDANG KECAMATAN
RENDANG KABUPATEN KARANGASEM

Tesis Untuk Memperoleh Gelar Magister


Pada Program Magister, Program Studi Dharma Acarya,
Program Pasca Sarjana Institut Hindu Dharma Negeri
Denpasar

I KETUT BENDESA WIADNYANA


NIM: 16.1.2.5.2.0933

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI DHARMA ACARYA
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI
DENPASAR
2019

MAKN
iii

ii
iv

PEMENTASAN WAYANG SUDAMALA DALAM UPACARA MAMUKUR


DI DESA PAKRAMAN RENDANG KECAMATAN RENDANG
KABUPATEN KARANGASEM

TESIS INI TELAH DISETUJUI


PADA TANGGAL 01 PEBRUARI 2019

Pembimbing I, Pembimbing II,

Mengetahui, Dr.Dra. Ni Nyoman Perni,M.Pd


Dr. I Nyoman Yoga Segara, S.Ag.,M.Hum
NIP. 19740705 199903 1 003 NIP. 19691231 199503 2 002

Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi Dharma Acarya


IHDN Denpasar, Program Pascasarjana
Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Prof.Dr.Dra. Relin D. E., M.Ag Dr.Drs. Made Redana, M.Si


NIP. 19680801 200112 2 002 NIP. 19650308 199403 1 002

iii
v

TESIS

PEMENTASAN WAYANG SUDAMALA DALAM UPACARA MAMUKUR


DI DESA PAKRAMAN RENDANG KECAMATAN RENDANG
KABUPATEN KARANGASEM

Diajukan oleh
I KETUT BENDESA WIADNYANA
NIM: 16.1.2.5.2.0933

Telah Dipertahankan di depan Panitia Ujian Seminar Hasil Penelitian Tesis


Pada Tanggal 01 Januari 2019 dan Dinyatakan Lulus

Susunan Dewan Penguji

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. I Nyoman Yoga Segara, S.Ag.,M.Hum Dr.Dra. Ni Nyoman Perni,M.Pd


NIP. 19691231 199503 2 002
NIP. 19740705 199903 1 003

Anggota

Penguji I Penguji II

Dr. Drs, Marsono, M.Pd.H


Dr. I Gede Suwantana, M.Ag NIP. 19640803 199903 1 001
NIP. 19810125 2001503 1 002

Mengetahui
Ketua Program Magister
Direktur Program Pascasarjana Program Studi Dharma Acarya
IHDN Denpasar, Program Pascasarjana IHDN Denpasar,

Prof.Dr.Dra. Relin D. E., M.Ag Dr.Drs. Made Redana, M.Si


NIP. 19680801 200112PERNYATAAN
2 002 NIP. 19650308 199403 1 002
BEBAS PLAGIAT

iv
vi

Dengan ini saya menyatakan karya tulis yang berjudul “Pementasan

Wayang Sudamala Dalam Upacara Memukur Di Desa Pakraman Rendang,

Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem (Perspektif Pendidikan Agama

Hindu)”, beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri/bebas plagiat terhadap

karya orang lain, dan saya tidak melakukan penjiplakan serta mengutip dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Apabila dikemudian hari terbukti ditemukan adanya pelanggaran atas

etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim terhadap kealian karya saya

ini serta ada tanda-tanda plagiat, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan

peraturan Mendiknas RI, No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan

lainnya yang berlaku.

Denpasar, 3 Maret 2019


Yang Membuat Pernyataan,

I Ketut Bendesa Wiadnyana, S.Ag


NIM.16.1.2.5.2.0933

v
vii

MOTTO

”Wruh ning kalingganing dadi wwang"

Paham akan hakekat diri menjadi manusia. Orang yang paham akan hakekat
dirinya menjadi manusia akan dapat berlaku sesuai dengan Dharma

(Agastya Parwa)

vi
viii

KATA PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kupersembahkan kepada:

1. Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang telah memberikan anugrah kehidupan
sehingga mampu menyelesaikan tesis ini.

2. Keluargaku tercinta yang selalu memberi kasih sayang, semangat, serta


dukungan moral maupun material yang telah diberikan selama ini.

3. Orang-orang terkasih, teman-teman dan sahabat-sahabat yang selalu


memberikan dukungan serta semangat.

Dengan doa dan mtivasi kalian, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah ini.

vii
ix

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puja angayu bagia penulis haturkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/

Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nya, karya tulis

dalam bentuk usulan penelitian ini dapat penulis selesaikan. Usulan Penelitian ini

berjudul “Pementasan Wayang Sudamala Dalam Upacara Memukur Di Desa

Pakraman Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem”.

Penyusunan usulan penelitian ini merupakan sebagai upaya untuk

mendalami, memahami, dan menganalisa segala fenomena dinamika sosial

budaya yang terjadi dalam era globalisasi khususnya pendidikan di lingkungan

masyarakat. Dalam penelitian karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan

dari berbagai pihak yang bersedia memberikan dorongan serta bimbingan. Untuk

itu, dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada :

1. Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si., Rektor Institut Hindu

Dharma Negeri Denpasar, atas segala fasilitas dan kemudahan yang

diberikan selama menempuh studi.

2. Prof. Dr. Dra. Relin D.E., M.Ag, Direktur Program Pascasarjana IHDN

Denpasar atas dorongan dan semangat yang diberikan kepada penulis.

viii
x

3. Dr. Drs. I Made Redana, M.Si., Ketua Program Magister Program

Studi Dharma Acaraya Program Pascasarjana IHDN Denpasar atas

dorongan, bimbingan dan kemudahan yang diberikan selama ini.

4. Dra. Ni Wayan Sariani Binawati, M.Ag., Sekretaris Program Magister

Program Studi Dharma Acarya Program Pascasarjana IHDN Denpasar

atas dorongan dan bimbingannya serta kemudahan yang diberikan

selama ini.

5. Dr. I Nyoman Yoga Segara, S.Ag.,M.Hum., selaku pembimbing I yang

dengan penuh kesabaran telah membimbing dan memberikan

masukan-masukan sehingga mampu menyelesaikan penulisan

penelitian ini.

6. Dr. Dra. Ni Nyoman Perni,M.Pd selaku pembimbing II yang juga

dengan kerendahan hatinya telah banyak memberikan koreksi dan

perbaikan-perbaikan demi penyempurnaan penulisan penelitian ini.

7. Para dosen beserta staf Program Studi Dharma Acarya Program

Pascasarjana IHDN Denpasar yang telah banyak memberikan ilmu

pengetahuan, menuntut dan membantu penulis selama perkuliahan.

8. Para informan serta semua pihak yang telah banyak membantu

penelitian dalam usaha mengumpulkan data di lapangan, sehingga

hasil penelitian ini dapat terselesaikan.


xi

9. Rekan-rekan karya siswa Program Studi Dharma Acarya Program

Pascasarjana IHDN Denpasar yang telah banyak memberikan

masukan-masukan berarti bagi penyempurnaan penulisan karya tulis

ini.

10. Semua pihak yang telah banyak membantu penelitian yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini belum sempurna, oleh karena itu,

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga

melalui karya tulis ini nanti bisa menghasilkan suatu karya ilmiah yang dapat

memberikan kontribusi bagi kepentingan pengembangan bidang ilmu agama

khususnya pendidikan Agama Hindu.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, 17 Januari 2019

Penulis
xii

ABSTRAK

Wayang merupakan kemasan seni yang bernilai tinggi, karena


terdapat kesatuan yang seimbang dan harmoni dengan berbagai cabang
seni seperti seni tari, seni suara, seni karawitan, seni sastra, seni drama
dan seni rupa. Pada umumnya pertunjukan wayang kulit di Bali merupakan
kelengkapan dari suatu proses ritual keagamaan (Agama Hindu). Dalam
fungsinya sebagai kelengkapan ritual keagamaan kerap dijadikan tontonan
(hiburan). Atas dasar itulah studi ini dimaksudkan untuk memahami apa
yang melatarbelakangi terselenggaranya wayang sudamala serta untuk
mengetahui fungsi dan maknanya sehingga masyarakat menganggap
sebagai bagian integral dari kehidupannya. Selanjutnya ingin mengetahui
pula implikasi terhadap nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam
wayang sudamala tersebut sehingga dapat dijadikan tuntunan dan
pendidikan dalam kehidupan masyarakat di Desa Pakraman Rendang.
Untuk memperoleh sumber data yang diperlukan, dilakukan observasi,
wawancara, dokumentasi, studi kepustakaan, kemudian digabungkan
dengan penelitian dilapangan. Sebagai kajiannya memakai metode
deskreptif analitis serta menggunakan teori disertai beberapa konsep
pendekatan sinkronis dengan menggunakan konsep Ilmu Sosial dan
Humaniora. Dari sifat-sifat penelitian diatas, metode kualitatif dianggap
lebih tepat digunakan pedoman atau prinsip kerja dalam peneliltian.

Melalui analisis struktur, fungsi, dan maknanya, dapatlah


disimpulkan bahwa wayang sudamala adalah jenis wayang yang
strukturnya terikat oleh kaidah-kaidah dramatik dan teater yang berlaku
dalam pertunjukan wayang kulit Bali. Sebagai fungsi kegunaan atau
kemanfaatan, wayang sudamala termasuk sakral karena merupakan bagian
dari babali dalam upacara memukur yaitu sebagai pengruwat/menyucikan
roh leluhur menurut ajaran agama Hindu. Secara kontekstual wayang
sudamala merupakan bagian dari Itihasa suatu cerita yang bersifat magis
sehingga memunculkan simbol-simbol yang bermakna bagi penghayatan
dan pemahaman budaya masyarakat Desa Pakraman Rendang. Simbol
tersebut terungkap baik lewat pertunjukan, lakon, sarana dan
prasarananya, sehingga maknannya mengendap dan menjadikan sistem
nilai budaya yang bersifat sebagai pedoman hidup.

Kata Kunci: Wayang sudamala, Upacara Mamukur

ABSTRACT
xi
xiii

Puppet is a high value art packaging, because there is a balanced unity and
harmony with various branches of art such as dance, sound art, musical arts,
literary arts, drama and visual arts. In general, shadow puppet shows in Bali are
the completeness of a religious ritual process (Hinduism). In its function as a
complete religious ritual it is often used as a spectacle (entertainment). For this
reason, this study is intended to understand what lies behind the implementation
of wayang sudamala and to find out its functions and meanings so that people
consider it an integral part of their lives. Furthermore, we want to know the
implications of the educational values contained in the Sudamala puppet so that it
can be used as guidance and education in the lives of the people in Pakraman
Rendang Village. To obtain the required data sources, observations, interviews,
documentation, library studies, and then combined with research in the field are
carried out. As a study, this study uses descriptive analytical methods and uses
theory along with several concepts of synchronous approaches by applying the
concepts of Social Sciences and Humanities. From the characteristics of the above
research, qualitative methods are considered more appropriate to use guidelines or
working principles in research.
Through analysis of structure, function, and meaning, it can be concluded
that wayang sudamala is a type of puppet whose structure is bound by dramatic
rules and theater that apply in Balinese shadow puppet shows. As a function of
usability or benefit, wayang sudamala is sacred because it is part of the babali in
memukur ceremony, namely as pengruwat / purifying ancestral spirits according
to Hindu teachings. Contextually, wayang sudamala is a part of Itihasa, a story
that is magical in nature, thus giving rise to symbols that are meaningful to the
understanding and cultural understanding of the people of Pakraman Rendang
Village. The symbol is revealed both through performances, plays, facilities and
infrastructure, so that the meaning settles and makes the system of cultural values
that are life guidance.

Keywords: Puppet Sudamala, Mamukur Ceremony

xii
xiv

GLOSARIUM

Acintya : simbol dewa tertinggi dalam kepercayaan hindu di Bali,


berwujud Manusia kecil tanpa busana, disertai senjata
pada sudut-sudut anggota badannya

Adiluhung : mempunyai nilai budaya ritual dan estetik yang sangat


inggi agar apa yang hendak dilakukan bisa berjalan
dengan sukses.
Akasa : bagian dari panca maha bhuta yang berarti langit atau
ether

Alas arum : tabuh dalam pertunjukan wayang kulit parwa untuk


mengiringi tokoh dengan karakter lembut
Angkat-angkat : lagu atau tabuh untuk mengiringi adegan perjalanan

Banten : sesaji yang diwujudkan dari hasil kegiatan kerja berupa


materi yang dipersembahkan atau dihaturkan dalam
suatu upacara agama

Babatelan : tabuh iringan untuk menggambarkan suasana tegang,


perang dan berkelahi

Balih-balihan : seni pertunjukan yang semata-mata untuk hiburan dan


tontonan belaka

Bapang : tarian permulan yang dibawakan oleh panakawan

Basa Alus Mider : bahasa alus yang dapat digunakan menghormati


seseorang maupun merendahkan diri

Basa Alus Singgih : bahasa yang digunakan menghormati orang berdasarkan


kedudukan dan kastanya

Basa Kasar : bahasa yang digunakan jika seseorang berbicara kepada


orang yang sama atau kurang tinggi kedudukannya dan
kepada orang yang sangat akrab

Bhakti : sujud dan penyerahan diri kepada Tuhan

xiii
xv

Bhur Loka : alam bawah dalam ajaran agama Hindu yang dihuni
oleh jiwa-jiwa yang bathinnya gelap, umumnya dihuni
oleh makhluk-makhluk bawah (bhuta kala)

Bhuta kala : mkhluk yang hidup di bawah alam manusia

Bima Swarga : lakon yang sering dipentaskan dalam pertunjukan


wayang sudamala

Catur loka : Dewata yang menguasai empat arah mata angin, Dewa
Siwa/Iswara menguasai arah timur, Dewa Brahma
menguasai arah selatan, Mahadewa menguasai arah
Barat, Dan Dewa Wisnu menguasai arah Utara

Cepala : alat pemukul keropak untuk member aksen percakapan


yang terbuat dari kayu atau tanduk

Dalang : narator atau sutradara, sekaligus sebagai pelaku utama


pada pertunjukan wayang kulit

Dewa Pitara : roh leluhur yang telah berada di alam dewa

Dharma Pawayngan : aturan atau petunjuk, norma-norma, tata krama atau


etika yang menjadi pedoman bagi seseorang yang
berprofesi sebagai seorang dalang

Gamelan : istilah Bali untuk menyebut seperangkat alat musik


tradisional Bali

Gedebong : batang pohon pisang yang dipakai untuk menancapkan


Wayang

Gedog : peti atau kotak untuk menyimpan wayang kulit

Gender : salah satu nama alat musik tradisional Bali yang


digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang kulit
Bali

Gending : nama lagu dalam seni music tradisional Bali

Gending Pategak : lagu permulaan yang dimainkan oleh pemain gender


xvi

yang dipakai sebelum dan mempergelarkan pertunjukan


wayang kulit

Jero Dalang : sebutan bagi seorang dalang yang dianggap serba tahu
tentang “ensiklopedi kehidupan”

Jero Mangku : sebutan bagi orang suci dalam agama Hindu yang telah
melalui proses pawintenan / panyucian eka jati

Jiwatma : atman yang menghidupkan manusia

Kakotekan : yaitu gerakan wayang dalam perang

Kawitan : bagian permulaan, cerita atau gending dalam


Pawayangan

Kayonan : wayang yang menggambarkan keadaan alam semesta


yang terdiri dari

Kelir : layar untuk menampilkan wayang dalam pertunjukan


wayang kulit

Kemelan wayang : gerakan ini dijumpai pada wayang yang mulutnya


memakai tali pencantil seperti tokoh delem, Sangut,
Merdah, Tualen dan jenis-jenis bebondresan

Lakon : cerita yang ditampilkan dalam pementasn wayang kulit

Lelampahan : pertunjukan utama sesuai dengan alur cerita dalam


pementasan pewayangan

Mamukur : upacara Pitra Yadnya yang dilakukan setelah upacara


ngaben untuk meningkatkan kesucian arwah menjadi
dewa pitara

Mantram : kata-kata atau kalimat suci yang bersumber dari kitab


suci Veda.

Nabdab Lampah : sikap dan posisi wayang saat mulai dengan


memperhitungkan bayangan kaki wayang agar tetap
menyentuh pinggiran kelir, sehingga kelihatan seperti
berpijak pada tanah

Nadab gelung : gerakan tangan memperbaiki gelungan atau mahkota


xvii

Ngawayang : memainkn boneka wayang kulit

Ngeseh angsel : wayang sedikit digetarkan pada kelir untuk member


tanda pada penabuh

Ngiling : gerakan pada tari kayonan, dimana tangkai wayang


diputar secepat mungkin

Niskala : alam yang tidak kelihatan / alam maya

Nyadsad kelir : wayang ditempel pada kelir dengan kemirigan + 60


derajat lalu gerakan kekanan dan kekiri

Pakaad : klimaks atau bagian akhir dari tarian yang dibawakan


oleh tokoh wayang kulit

Pakem : cerita asli

Pamahbah : saat dalang mngucapkan rangkaian wacana memohon


izin pada Tuhan serta leluhur agar tetap dilindungi
selama pementasan berlangsung

Pamungkah : nama struktur adegan pada wayang kulit pada saat


dalang mulai membuka keropak wayang

Pamurtian Kala : wujud wayang kulit yang menggambarkan Dewa


Kala/dewanya para bhutakala

Pamurtian Wisnu : wujud wayang kulit yang menggambarkan Dewa Wisnu


dalam keadaan marah

Panca Mahabhuta : lima unsur alam (tanah, air, api, angin dan ether)

Pangawak : bagian utama cerita atau gending dalam pawayangan

Pangecet : bagian akhir cerita atau gending dalam pawayangan

Panyahcah : prolog pada awal pertunjukan wayang kulit

Papeson : kemunculan tokoh dalam pawayangan

Parekan : abdi atau panakawan

Pasiat : adegan pertengkaran dalam suatu pertunjukan wayang


kulit
xviii

Patangkilan : persiapan untuk bersidang

Patangkilan : adegan sidang dalam pementasan wayang kulit

Peras : jenis banten / persembahan yang berfungsi sebagai


wujud permohonan

Piagem : kitab yang menjadi ajaran pokok seorang dalang

Pralina : melebur atau mngemembalikan atas apa yang telah


diciptakan

Preta : sebutan bagi roh orang yang sudah meniggal

Purwakanda : prolog yang disampaikan oleh sang dalang mulai dari


pemanjatan doa,

Puspa : bunga sebagai tempat stana sang pitara / arwah yang


diupacarai dalam raksasa

Rwa bineda : suatu konsep dalam tradisi budaya Bali yang memiliki
dua unsur kekuatan berbeda dan saling mengisi, seperti;
baik-buruk, dharma-adharma, siang-malam, dan begitu
seterusnya

Rebong : suatu adegan romantis dalam pertunjukan wayang kulit

Sabet : cara seorang dalang memainkan wayang pada saat


melakukan sebuah pertunjukan wayang

Sanggyang Ringgit : manifestasi Tuhan yang dipuja dalam kaitan


pawayangan

Sasantun : jenis banten persembahan sebagai symbol


persembahan/bhakti

Satakan : uang kepeng bolong yang jumlahnya 200 buah

Satyam : istilah dalam bahasa Sanskrta yang berarti kebenaran

Sekah : bunga sebagai tempat stana sang pitara / arwah yang


diupacarai dalam

Sekala : alam yang dapat dilihat dengan indra penglihatan yang


menjadi tempat
xix

Sekar pusuh : posisi jari dimana ibu jari bertemu ujung telunjuk.

Selendro : salah satu sistem nada (laras) yang cenderung jarak


nadanya lebih pendek

Sor Singgih Basa : tingkatan-tingkatan dalam bahasa Balirtinggi dalam


agama Hindu yang dihuni oleh Dewa dan Dewi

Swah loka : alam tertinggi dalam agama Hindu yang dihuni oleh
Dewa dan Dewi

Tabuh : gending yang mengiringi pertunjukan wayang kulit

Taksu : kekuatan dalam (inner power) yang member


kecerdasan, keindahan dan mukjizat

Tandak : salah satu jenis tatembangan atau dendangan lagu

Tatangisan : adegan sedih dalam pementasan wayang kulit

Tatikesan : teknik atau cara menggerakkan wayang pada kelir


Tattwa : bagian dari tiga kerangka dasar agama Hindu yang
menyangkut nilai nilai-nilai filosofi

Tirta : air suci yang dimohon kepada Tuhan dengan


mengucapkan mantram Veda

Tukang Gender : orang yang memainkan musik sebagai iringan dalam


pementasan

Upakara : sarana untuk mewujudkan rasa sujud bhakti, memohon


tuntunan keselamatan, memohon maaf kepada Ida Sang
Hyang Widi Wasa atau manifestasi-Nya yang dihadirkan
di dalam suatu upacara

Veda : kitab suci agama Hindu

Wayang Sudamala : wayang kulit yang bersifat religi dan magis yang
berfungsi sebagai penyucian atau ngeruwat segala
bentuk kekotoran-kekotoran yang diakibatkan dari suatu
perbuatan yang bertentangan dengan ajaran-ajaran
agama khususnya Hindu.
xx

DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN DEPAN

JUDUL HALAMAN DALAM..........................................................................................i

PERSYARATAN GELAR.................................................................................................ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................................iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI..................................................................................iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT..................................................................................v

MOTO..............................................................................................................................vi

KATA PERSEMBAHAN................................................................................................vii

KATA PENGANTAR.....................................................................................................viii

ABSTRAK.......................................................................................................................xi

ABSRACT.......................................................................................................................xii

GLOSARIUM................................................................................................................xiii

DAFTAR ISI....................................................................................................................xx

DAFTAR FOTO............................................................................................................xxv

DAFTAR TABEL.........................................................................................................xxvi

DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................xxvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................... 7

1.3.1 Tujuan Umum...................................................................................... 7

1.3.2 Tujuan Khusus..................................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................... 8

xx
xxi

1.4.1 Manfaat Teoritis.................................................................................... 8

1.4.2 Manfaat Praktis..................................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, TEORI DAN MODEL


PENELITIAN
xx
2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................ 10

2.2 Konsep......................................................................................................... 17

2.2.1 Pementasan Seni................................................................................ 18

2.2.2 Wayang Sudamala............................................................................. 20

2.2.3 Upacara Memukur.............................................................................. 22

2.2.4 Pendidikan Agama Hindu................................................................... 23

2.3 Teori ............................................................................................................ 28

2.3.1 Teori Struktural Fungsional............................................................... 29

2.3.2 Teori Ritus Peralihan.......................................................................... 30

2.3.3 Teori Simbol....................................................................................... 32

2.4 Model Penelitian.......................................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Pendekatan Penelitian ................................................................. 36

3.1.1 Jenis Penelitian.....................................................................................36

3.1.2 Pendekatan Penelitian...........................................................................37

3.2 Lokasi Penelitian......................................................................................... 38

3.3 Jenis Data dan Sumber Data......................................................................... 38

3.3.1 Jenis Data............................................................................................. 39

3.3.2 Sumber Data........................................................................................ 40

3.4 Instrumen Penelitian..................................................................................... 41


xxii

3.5 Teknik Penentuan Informan........................................................................... 42

3.6 Teknik Pengumpulan Data............................................................................ 44

3.6.1 Metode Observasi............................................................................... 44

3.6.2 Wawancara ......................................................................................... 46

3.6.3 Dokumentasi....................................................................................... 46

3.6.4 Studi Kepustakaan ............................................................................. 47

3.7 Teknik Analisis Data .................................................................................... 48

3.8 Teknik Penyajian Hasil Penelitian................................................................ 50

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

4.1 Sejarah Singkat Desa Rendang......................................................................52

4.2 Kondisi Geografis Desa Rendang..................................................................53

4.2.1 Bidang Pertanian................................................................................. 54

4.2.2 Bidang Pariwisata .............................................................................. 55

4.3 Keadaan Penduduk dan Sistem Mata Pencaharian........................................56

4.4 Sistem Kemasyarakatan dan Kepercayaan....................................................59

4.5 Potensi Seni Budaya Desa Rendang..............................................................61

BAB V PROSES PEMENTASAN WAYANG SUDAMALA

5.1 Bagian Awal...................................................................................................69

5.1.1 Persiapan Pelaksanaan Pementasan Wayang Sudamala......................74

5.1.1.1 Persiapan Pementasan Wayang Sudamala..............................77

5.1.1.2 Menjelang Pertunjukan Mulai................................................82

5.1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pementasan Wayang

Sudamala...........................................................................................84

5.1.3 Sarana dan Prasarana Pertunjukan Wayang Sudamala.......................87


xxiii

5.1.3.1 Sarana (upakara)……………………………………….......87

5.1.3.2 Alat-alat/Prasarana Pementasan Wayang Sudamala.............89

5.2 Bagian Inti...................................................................................................92

5.2.1 Struktur Lakon Wayang Sudamala...................................................92

5.2.2 Bahasa Yang Dipergunakan.............................................................99

5.2.3 Penokohan (Karakterisasi)..............................................................106

5.2.3.1 Tetikesan.............................................................................107

5.2.3.2 Lelucon..............................................................................109

5.2.4 Peran Panakawan............................................................................109

5.2.5 Tema dan Amanat............................................................................115

5.3 Bagian Penutup..........................................................................................117

5.3.1 Perbuatan Dalang Setelah Pementasan Selesai...............................117

5.3.2 Jalannya Upacara Lukatan/Ruwatan...............................................118

5.3.2 Pelaku Upacara...............................................................................123

BAB VI FUNGSI DAN MAKNA PEMENTASAN WAYANG SUDAMALA

6.1 Fungsi Pementasan Wayang Sudamala.....................................................129

6.1.1 Fungsi Keagamaan..........................................................................131

6.1.2 Fungsi Kelengkapan Upacara.........................................................135

6.1.3 Fungsi Sosial...................................................................................140

6.1.4 Fungsi Pendidikan...........................................................................146

6.1.5 Fungsi Keindahan...........................................................................151

6.2 Makna Pementasan Wayang Sudamala.....................................................153

6.2.1 Makna Religius...............................................................................155

6.2.2 Makna Ritus....................................................................................161


xxiv

6.2.3 Makna Solidaritas...........................................................................170

6.2.4 Makna Simbolis .............................................................................173

6.2.5 Makna Estetika................................................................................181

BAB VII IMPLIKASI PEMENTASAN WAYANG SUDAMALA


TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA HINDU
7.1 Meningkatkan Sradha dan Bhakti

195
7.2 Meningkatkan Nilai Etika

201
7.3 Meningkatkan Solidaritas Sosial Masyarakat
...................................................................................................................

214
7.4 Meningkatkan Keharmonisan dan Keseimbangan
..........................................................................................................................

217
BAB VIII PENUTUP
8.1 Simpulan
.................................................................................................................................

222
8.2 Saran
.................................................................................................................................

223
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xxv
xxvi

DAFTAR FOTO

Foto 4.1 Lahan Pertanian Di Desa Rendang .............................................................54


Foto 4.2 Sungai Telaga Waja yang dilintasi wisata rafting.......................................

55
Foto 4.3 Wisata Alam Lembah Cebure .....................................................................56
Foto 4.4 Aktivitas pertanian di Desa Pakraman Rendang..........................................58
Foto 4.5 Pementasan Tari Baris Gede Di Pura Kentel Gumi Desa Pakraman

Rendang.......................................................................................................63

Foto 5.1 Tempat Pementasan Wayang Sudamala ......................................................85

Foto 5.2 Panggung Tempat Pementasan Wayang Sudamala .....................................86

Foto 5.3 Sarana upakara dalam pementasan wayang sudamala ...............................89

Foto 5.4 Panakawan Twalen dan Merdah selalu mengikuti ksatriya berbudi luhur

dalam pementasan wayang sudamala .......................................................112

Foto 5.5 Panakawan Delem dan Sangut yang selalu berpihak kiri (kebatilan).

Dalam pementasan wayang sudamala, mereka mengikuti Bala Yama

Raja yang menjaga kawah neraka ............................................................113

Foto 5.6 Perbuatan dalang setelah pementasan selesai .............................................118


Foto 5.7 Prosesi permohonan Tirta Sudamala Pitra dilanjutkan dengan
mencelupkan tangkai wayang ...................................................122

Foto 6.1 Persiapan untuk Mralina sekah dilakukan oleh sang Yajñamana beserta

keluarganya ................................................................................................165

Foto 6.2 Proses pembuatan tirta sudamala ...............................................................166

Foto 6.3 Proses penyucian dengan memercikkan tirta sudamala ............................167

Foto 6.4 Prosesi perjalanan nganyud ke sungai Yeh Sah .........................................169

xxv
xxvii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Sebaran Jumlah Penduduk di Desa Rendang tahun 2017.......... 57

Tabel 4.2 Daftar Kelompok Kesenian Tabuh Di Desa Rendang ............... 62

xxvi
xxviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Informan


Lampiran 2 Pedoman Wawancara
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian dari Direktur Pasca Sarjana
Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitian dari LP2M
Lampiran 5 Surat Rekomendasi dari Dinas PMPTSP Provinsi Bali
Lampiran 6 Surat Rekomendasi dari Badan Kesbangpol Kab. Karangasem
Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian dari Kepala Desa Rendang
Lampiran 8 Kartu Bimbingan Tesis Pembimbing I
Lampiran 9 Kartu Bimbingan Tesis Pembimbing II

xxvii

Anda mungkin juga menyukai