2016
Kelompok 7 :
1.Arianda Nur Pratiwi (3425162723)
2.Esti Komariah (3425160701)
3.Rahmah Aulia Azzahra (3425161055)
BIOLOGI A
4.Rimbi Brahma Cari (3425161050)
PENDAHULUAN
Istilah biologi molekular pertama kali dikemukakan oleh William Astbury pada tahun
1945. Pengertian biologi molekular pada saat ini merupakan ilmu yang mempelajari fungsi
dan organisasi jasad hidup (organisme) ditinjau dari struktur dan regulasi molekular unsur
atau komponen penyusunnya (Yuwono, 2007).
Biologi molekular atau biologi molekul merupakan salah satu cabang biologi yang
merujuk kepada pengkajian mengenai kehidupan pada skala molekul. Ini termasuk
penyelidikan tentang interaksi molekul dalam benda hidup dan kesannya, terutama tentang
interaksi berbagai sistem dalam sel, termasuk interaksi DNA, RNA, dan sintesis protein, dan
bagaimana interaksi tersebut diatur. Bidang ini bertumpang tindih dengan bidang biologi (dan
kimia) lainnya, terutama genetika dan biokimia.
Mahluk hidup yang menjadi objek dalam biologi molekular meliputi dua kelompok besar
yaitu : organisme selular, dan organisme nonselular.
Biologi molekuler adalah ilmu yang mempelajari tentang eksplorasi sel, karakteristik,
bagian, dan proses kimia dari sel, serta memberikan perhatian khusus pada bagaimana
molekul mengontrol aktivitas dan pertumbuhan sel. Penelitian tentang molekul kehidupan
dimulai pada awal 1930-an, tapi biologi molekuler modern benar-benar muncul dengan
pengungkapan struktur DNA pada tahun 1960.
Komponen molekuler membuat jalur biokimia yang menyediakan energi untuk sel,
memfasilitasi pengolahan “pesan” dari luar sel itu sendiri, menghasilkan protein baru, dan
mereplikasi genom sel DNA. Sebagai contoh, ahli biologi molekuler mempelajari bagaimana
protein berinteraksi dengan RNA selama “terjemahan” (biosintesis protein baru), mekanisme
molekuler di balik replikasi DNA, dan bagaimana gen diaktifkan dan dinonaktifkan, proses
yang disebut “transkripsi”.
Kelahiran dan perkembangan ilmu biologi molekuler didorong oleh upaya kolaboratif
dari fisikawan, ahli kimia dan ahli biologi. Seperti disebutkan, biologi molekuler modern
muncul dengan penemuan struktur heliks ganda DNA. Pada tahun 1962, Hadiah Nobel dalam
Fisiologi atau Kedokteran diberikan bersama-sama kepada Francis Crick H., James D.
Watson, dan Maurice Wilkins HF “untuk penemuan mereka mengenai struktur molekul asam
nukleat dan signifikansi untuk mentransfer informasi dalam material hidup”.
Kemajuan dan penemuan di bidang biologi molekuler terus membuat kontribusi besar untuk
penelitian medis dan pengembangan obat.
BAB II
Istilah biologi molekular pertama kali dikemukakan oleh William Astbury pada tahun
1945. Pengertian biologi molekular pada saat ini merupakan ilmu yang mempelajari fungsi
dan organisasi jasad hidup (organisme) ditinjau dari struktur dan regulasi molekular unsur
atau komponen penyusunnya (Yuwono, 2007).
Mahluk hidup yang menjadi objek dalam biologi molekular meliputi dua kelompok
besar yaitu : organisme selular, dan organisme nonselular. Organisme selular tersusun atas
satuan atau unit yang disebut sel. Sel mempunyai komponen subselular dan organel yang
terorganisasi dalam satu-kesastuanyang holistik. Contoh dari organisme seluler meliputi
bakteri, jamur, tumbuhan, hewan, dan manusia. Sementara organisme nonselular meliputi
prion, viroid, dan virus.
Radioisotop
Sentrifugasi digunakan untuk fraksionasi sel atau pemisahan bagian-bagian sel atau
organel dan juga pemisahan molekuler. Prinsip sentrifugasi berdasarkan atas fenomena
bahwa partikel yang tersuspensi di dalam suatu wadah (tabung) akan mengendap ke dasar
wadah karena pengaruh gravitasi. Laju pengendapan akan dipercepat dengan alat sentrifuge
dengan cara diputar dengan kecepatan tinggi.
Elektroforesis
Biologi Molekuler sebagai cabang ilmu pengetahuan tergolong relatif masih baru dan
merupakan ilmu multidisiplin yang melintasi sejumlah disiplin ilmu terutama Biokimia,
Biologi Sel, dan Genetika. Akibatnya, seringkali terjadi tumpang tindih di antara materi-
materi yang dibahas meskipun seharusnya ada batas-batas yang memisahkannya. Sebagai
contoh, reaksi metabolisme yang diatur oleh pengaruh konsentrasi reaktan dan produk adalah
materi kajian Biokimia. Namun, apabila reaksi ini dikatalisis oleh sistem enzim yang
mengalami perubahan struktur, maka kajiannya termasuk dalam lingkup Biologi Molekuler.
Demikian juga, struktur komponen intrasel dipelajari di dalam Biologi Sel, tetapi
keterkaitannya dengan struktur dan fungsi molekul kimia di dalam sel merupakan cakupan
studi Biologi Molekuler. Komponen dan proses replikasi DNA dipelajari di dalam Genetika,
tetapi macam-macam enzim DNA polimerase beserta fungsinya masing-masing dipelajari di
dalam Biologi Molekuler.
Prinsip dasar biomolekul adalah peran dan interaksi molekul-molekul hayati dalam
mengontrol reaksi-reaksi biologis. Interaksi tersebut berlangsung di dalam sel (intrasel)
maupun di luar sel (ekstasel) makhluk hidup. Inti reaksi biologis tersebut adalah berupa
reaksi metabolisme pembentuk senyawa (anabolisme) atau penguraian senyawa
(katabolisme) dengan bantuan enzim-enzim tertentu. Bahan dasar metabolisme tersebut
diperoleh dari makromolekul yang tekandung dalam makanan yaitu karbohidrat, lemak, dan
protein. Asam nukleat berperan dalam meregulasi reaksi metabolisme tubuh seperti proses
Lemak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa
organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
non-polar, misalnya dietil eter, kloroform, benzena dan
hidrokarbon lainnya. Lemak disusun oleh 2 jenis
molekul yaitu gliserol dan asam lemak. Gliserol adalah
alkohol yang terdiri dari 3 stom karbon dengan setiap
atom karbon mengikat satu gugus hidroksil. Asam
lemak memiliki rangka karbon panjang, biasanya 16
atau 18 karbon, dengan gugus karboksil pada bagian
ujungnya. Lemak terbentuk bila asam lemak berikatan
dengan setiap gugus karboksil pada gliserol dan menghasilkan ikatan ester. Hasil dari reaksi
Asam nukleat adalah makromolekul terbesar dalam sel, berupa polimer linier sangat
panjang disebut juga polinukletida yang terdiri dari 106 atau lebih nukleotida. Nukleotida
terdiri dari molekul gula dengan 5 atom C
(pentosa), satu atau lebih gugus fosfat, dan basa
nitrogen. Asam nukleat yang paling umum
adalah Asam deoksiribonukleat (DNA) dan
Asam ribonukleat (RNA). Asam
Deoksiribonukleat (DNA) merupakan asam
nukleat yang mengandung informasi genetik dan
biasanya dalam bentuk kompleks nukleoprotein
(DNA-protein) yang disebut kromosom. Tiap
kromosom membawa informasi genetik yang
dibutuhkan pada sintesis senyawa yang diperlukan untuk pemeliharaan, pertumbuhan dan
replikasi sel. DNA merupakan molekul yang sangat besar dengan struktur sederhana, berupa
4 subunit nukleotida yang terikat dalam suatu rantai dengan urutan tertentu. Urutan
nukleotida dalam DNA berfungsi sebagai sandi untuk menyampaikan semua informasi
Alat – Alat Biologi Molekuler 7
kepada sel guna membuat segala sesuatu untuk kebutuhan kehidupannya. Asam ribonukleat
(RNA) berperan sebagai pembawa bahan genetik dan memainkan peran utama
dalam ekspresi genetik.
Meskipun sebagai cabang ilmu pengetahuan tergolong relatif masih baru, Biologi
Molekuler telah mengalami perkembangan yang sangat pesat semenjak tiga dasawarsa yang
lalu. Kebanyakan dari kemajuan-kemajuan itu pada awalnya adalah berkat kerja yang baik
para peneliti yang memberi perhatian pada jasad renik. Menurut Francois Jacob dan James D.
Watson penemuan sukses di tahun 1950-an dan 960-an yang dapat digunakan dalam
mempelajari sel dan organ pada organisme tingkat tinggi adalah berupa :
Telah diadakan pendekatan molekuler dalam biologi dan akan sangat mempengaruhi
tiap disiplin ilmu dalam biologi seperti : Histologi, Sitologi ,Anatomi,Embriologi, Genetika,
fisiologi, evolusi. Perbedaannya adalah, pada saat itu para ahli biologi dalam studinya
menggunakan sel-sel prokariotik, terutama suatu tipe bakteri Eschericia coli. Berbeda dengan
waktu ini yang menggunakan sel eukariotik. Tetapi kebanyakan sifat-sifat yang menyebabkan
organisme tingkat tinggi berbeda dengan bakteri sekarang sudah dapat ditunjukkan pada
tingkat molekuler.
Pada akhir abad ke-19 timbul 2 teori, yaitu teori evolusi dan teori sel, yang
mendorong adanya konversi dalam biologi dari masa lalu yang observasional menjadi ilmu
Pada akhir abad ke-17 ahli berkebangsaan Belanda, Anton Van Leeuwenhoek,
membuat mikroskop yang pertama. Alat ini menunjukkan padanya adanya partikel-partikel
kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Pada waktu yang hampir bersamaan, Robert
Hooke mengamati unitunit mikroskopik yang menyusun gabus, suatu jaringan mati. Ia
menamakan unit-unit tersebut sel. Setelah mikroskop yang modern, teknik-teknik
pengawetan jaringan, serta alat-alat untuk membuat irisan tipis telah ada pada awal abad ke-
19 para penyelidik tidak hanya melihat bahwa jaringan disusun oleh unit-unit sel, tetapi juga
bahwa sel-sel dapat membelah. Mulailah diketahui bahwa tiap sel menunjukkan kehidupan.
Hingga dapat dinyatakan bahwa ada satu prinsip universal mengenai perkembangan untuk
bagian-bagian dasar pada organisme, walaupun berbeda, dan prinsip ini adalah pembentukan
sel-sel.
Menurut kepercayaan orang dahulu tidak ada suatu bagianpun dari organisme yang
dulunya hidup. Selain itu, dulu diduga bahwa suatu bentuk primitif protoplasma, suatu
“blastema primitif”, merupakan bahan asal kebanyakan organisme. Namun, teori sel sangat
melemahkan pendapat ini dengan dalil organisme dapat timbul dari organisme-organisme
penyusunnya.suatu kesimpulan dari teori sel adalah paling penting jika sel-sel masing-masing
dapat tumbuh dan membelah, maka sel-sel itu adalah subyek yang cocok untuk studi
organisme hidup. Sbelum jaman Louis Pasteur, organisme bersel satu yang diamati
Leeuwenhoek dianggap timbul sebagai “generatio spontanea”. Tetapi percobaan Pasteur
memunyai bobot untuk melawan konsep tersebut. Menjelang akhir abad ke-19 teori sel
diterima secara luas dan dasar biologi modern telah ada.
Pada awal abad ke-19 ditemukan bahwa suatu bagian utama ekstrak yang berasal dari
sel-sel tumbuhan dan hewan adalah bahan yang sangat kompleks yang menghasilkan endapan
“fibrous” jika ekstrak tersebut dipanasi atau dicampur dengan asam.G.J. Mulder
berkesimpulan di tahun 1838 bahwa bahan “fibrous” tersebut adalah protein. Pada tahun
1900, 16 dari 20 asam amino standard yang menjadi penyusun protein telah diketahui.Pada
tahun 1865 hukum-hukum dasar pewarisan ditemukan oleh Gregor Mendel. Namun
Alat – Alat Biologi Molekuler 9
kesimpulan-kesimpulannya ini jauh lebih awal dari ilmu yang bersangkutan sehingga
diabaikan begitu saja. Baru pada tahun 1900 kesimpulan-kesimpulan tersebut diterima dalam
dunia ilmu pengetahuan. Adalah suatu hal yang wajar jika teori sel mengakar lebih kuat
dahulu sebelum para ahli biologi memahami hubungan antara genetika Mendel dengan
pembelahan sel. Setelah itu orang memalingkan perhatiannya kepada sperma dan sel telur
yang persatuannya merupakan langkah pertama dalam semua pembelahan sel pada organisme
tingkat tinggi.
Para peneliti biologi molekular menggunakan teknik-teknik khusus yang khas biologi
molekular (lihat subbab Teknik di bagian lain artikel), namun kini semakin memadukan
teknik-teknik tersebut dengan teknik dan gagasan-gagasan dari genetika dan biokimia. Tidak
terdapat lagi garis tegas yang memisahkan disiplin-disiplin ilmu ini seperti sebelumnya.
Secara umum keterkaitan bidang-bidang tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Biokimia – telaah zat-zat kimia dan proses-proses vital yang berlangsung pada
makhluk hidup.
Genetika – telaah atas efek perbedaan genetik pada makhluk hidup (misalnya telaah
mengenai mutan).
Biologi molekular – telaah dalam skala molekul atas proses replikasi, transkripsi, dan
translasi bahan genetik.
Telah diadakan pendekatan molekuler dalam biologi dan akan sangat mempengaruhi tiap
disiplin ilmu dalam biologi seperti :
b. Sitologi : ilmu yang mempelajari tentang sel. Pemeriksaan sitologi yang sering
digunakan untuk mendeteksi kanker payudara adalah dengan cairan antara selaput
pembungkus paru (cairan pleura).
c. Anatomi : cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi
dari makhluk hidup.
Semakin banyak bidang biologi lainnya yang memfokuskan diri pada molekul, baik
secara langsung mempelajari interaksi molekular dalam bidang mereka sendiri seperti pada
biologi sel dan biologi perkembangan, maupun secara tidak langsung (misalnya dengan
menggunakan teknik biologi molekular untuk menyimpulkan ciri-ciri historis populasi atau
spesies) seperti pada genetika populasi dan filogenetika.
a. Kloning ekspresi
Salah satu teknik dasar biologi molekular adalah kloning ekspresi, yang digunakan misalnya
untuk mempelajari fungsi protein. Pada teknik ini, potongan DNA penyandi protein yang
diinginkan ditransplantasikan ke suatu plasmid (DNA sirkuler yang biasanya ditemukan pada
bakteri; dalam teknik ini, plasmid disebut sebagai vektor ekspresi).
Setelah penyisipan ke dalam sel, protein yang disandi oleh potongan DNA tadi dapat
diekspresikan oleh sel bersangkutan. Berbagai jenis cara dapat digunakan untuk membantu
ekspresi tersebut agar protein bersangkutan didapatkan dalam jumlah besar, misalnya
inducible promoter dan specific cell-signaling factor. Protein dalam jumlah besar tersebut
kemudian dapat diekstrak dari sel bakteri atau eukaryota tadi.
Polymerase chain reaction ("reaksi [be]rantai polimerase", PCR) merupakan teknik yang
sangat berguna dalam membuat salinan DNA. PCR memungkinkan sejumlah kecil sekuens
DNA tertentu disalin (jutaan kali) untuk diperbanyak (sehingga dapat dianalisis), atau
dimodifikasi secara tertentu. Sebagai contoh, PCR dapat digunakan untuk menambahkan
situs enzim restriksi, atau untuk memutasikan (mengubah) basa tertentu pada DNA. PCR juga
dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan sekuens DNA tertentu dalam sampel.
PCR memanfaatkan enzim DNA polimerase yang secara alami memang berperan dalam
perbanyakan DNA pada proses replikasi. Namun, tidak seperti pada organisme hidup, proses
PCR hanya dapat menyalin fragmen pendek DNA, biasanya sampai dengan 10 kb (kb=kilo
base pairs=1.000 pasang basa). Fragmen tersebut dapat berupa suatu gen tunggal, atau hanya
bagian dari suatu gen.
Proses PCR untuk memperbanyak DNA melibatkan serangkaian siklus temperatur yang
berulang dan masing-masing siklus terdiri atas tiga tahapan. Tahapan yang pertama adalah
denaturasi cetakan DNA (DNA template) pada temperatur 94-96 °C, yaitu pemisahan utas
ganda DNA menjadi dua utas tunggal. Sesudah itu, dilakukan penurunan temperatur pada
tahap kedua sampai 45-60 °C yang memungkinkan terjadinya penempelan (annealing) atau
hibridisasi antara oligonukleotida primer dengan utas tunggal cetakan DNA. Primer
c. Elektroforesis gel
Elektroforesis gel merupakan salah satu teknik utama dalam biologi molekular. Prinsip dasar
teknik ini adalah bahwa DNA, RNA, atau protein dapat dipisahkan oleh medan listrik. Dalam
hal ini, molekul-molekul tersebut dipisahkan berdasarkan laju perpindahannya oleh gaya
gerak listrik di dalam matriks gel. Laju perpindahan tersebut bergantung pada ukuran
molekul bersangkutan. Elektroforesis gel biasanya dilakukan untuk tujuan analisis, namun
dapat pula digunakan sebagai teknik preparatif untuk memurnikan molekul sebelum
digunakan dalam metode-metode lain seperti spektrometri massa, PCR, kloning, sekuensing
DNA, atau immuno-blotting yang merupakan metode-metode karakterisasi lebih lanjut.
Gel yang digunakan biasanya merupakan polimer bertautan silang (crosslinked) yang
porositasnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Untuk memisahkan protein atau asam
nukleat berukuran kecil (DNA, RNA, atau oligonukleotida), gel yang digunakan biasanya
merupakan gel poliakrilamida, dibuat dengan konsentrasi berbeda-beda antara akrilamida dan
zat yang memungkinkan pertautan silang (cross-linker), menghasilkan jaringan
poliakrilamida dengan ukuran rongga berbeda-beda. Untuk memisahkan asam nukleat yang
lebih besar (lebih besar dari beberapa ratus basa), gel yang digunakan adalah agarosa (dari
ekstrak rumput laut) yang sudah dimurnikan.
Dalam proses elektroforesis, sampel molekul ditempatkan ke dalam sumur (well) pada gel
yang ditempatkan di dalam larutan penyangga, dan listrik dialirkan kepadanya. Molekul-
molekul sampel tersebut akan bergerak di dalam matriks gel ke arah salah satu kutub listrik
sesuai dengan muatannya. Dalam hal asam nukleat, arah pergerakan adalah menuju elektrode
positif, disebabkan oleh muatan negatif alami pada rangka gula-fosfat yang dimilikinya.
Untuk menjaga agar laju perpindahan asam nukleat benar-benar hanya berdasarkan ukuran
(yaitu panjangnya), zat seperti natrium hidroksida atau formamida digunakan untuk menjaga
Setelah proses elektroforesis selesai, dilakukan proses pewarnaan (staining) agar molekul
sampel yang telah terpisah dapat dilihat. Etidium bromida, perak, atau pewarna "biru
Coomassie" (Coomassie blue) dapat digunakan untuk keperluan ini. Jika molekul sampel
berpendar dalam sinar ultraviolet (misalnya setelah "diwarnai" dengan etidium bromida), gel
difoto di bawah sinar ultraviolet. Jika molekul sampel mengandung atom radioaktif,
autoradiogram gel tersebut dibuat.
Pita-pita (band) pada lajur-lajur (lane) yang berbeda pada gel akan tampak setelah proses
pewarnaan; satu lajur merupakan arah pergerakan sampel dari "sumur" gel. Pita-pita yang
berjarak sama dari sumur gel pada akhir elektroforesis mengandung molekul-molekul yang
bergerak di dalam gel selama elektroforesis dengan kecepatan yang sama, yang biasanya
berarti bahwa molekul-molekul tersebut berukuran sama. "Marka" atau penanda (marker)
yang merupakan campuran molekul dengan ukuran berbeda-beda dapat digunakan untuk
menentukan ukuran molekul dalam pita sampel dengan meng-elektroforesis marka tersebut
pada lajur di gel yang paralel dengan sampel. Pita-pita pada lajur marka tersebut dapat
dibandingkan dengan pita sampel untuk menentukan ukurannya. Jarak pita dari sumur gel
berbanding terbalik terhadap logaritma ukuran molekul.
BAB III
Biologi molekuler sendiri merupakan cabang ilmu biologi yang mengkaji kehidupan
secara skala molekuler. Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan
praktikum atau penelitian. Alat – alat laboratorium mempunyai cara dan prindip kerja yang
berbeda. Selain itu kita juga dapat meminimalisir resiko kesalahan kerja pada saat melakukan
praktikum biologi molekuler. Setiap pengguna harus mengikuti hal – hal tersebut agar dalam
Polymerase chain reaction (PCR) adalah sebuah teknologi laboratorium yang utama
dalam biologi mokuler. PCR mempunyai derajat spesifisitas dan sensitivitas yang cukup
tinggi. Dengan teknik PCR ini, dalam hitungan menit kita bisa menghasilkan jutaan copy
DNA.
Berikut penjelasan mengenai prinsip kerja dan fungsi alat – alat yang digunakan di dalam
laboratorium biologi molekuler :
Prinsip kerja :
Prinsip kerja :
Berdasarkan pergerakan partikel-partikel
bermuatan negatif dalam hal ini DNA yang
bergerak menuju kutub positif sedangkan partikel-
partikel bermuatan positif akan bergerak menuju
kutub negatif.
Fungsi :
Untuk mengukur laju perpindahan atau pergerakan
partikel-pertikel bermuatan dalam suatu medan
listrik
3 Gel Document
Prinsip kerja :
Memvisualisasi gel dengan menggunakan UV transluminator
dan didokumentasikan menggunakan computer yang
terhubung dengan alat atau dengan menggunakan kamera.
Fungsi :
Untuk mendokumentasikan hasil elektroforesis
4 Sentrifugator
Prinsip kerja :
Mikropipet terdiri dari ukuran 20 µl, 100 µl, 1000
µl. gunakan tip yang baru untuk setiap sampel
yang berbeda untuk menghindari kontaminasi.
Fungsi :
Untuk mengambil cairan yang ukurannya sangat
kecil( dalam ukuran mikro) dalam hal ini
mengambil sampel DNA
6 Spektrofotometer
Prinsip kerja :
Berdasarkan panjang gelombang untuk mengukur kuantitas dan kemurnian DNA
baik rantai tunggal maupun rantai ganda.
Fungsi :
Untuk mengukur kuantitas dan kemurnian DNA
Alat laboratorium Thermal Cycler (juga dikenal sebagai thermocycler, mesin PCR
atau amplifier DNA) adalah peralatan laboratorium yang paling umum digunakan untuk
memperbanyak segmen DNA melalui polymerase chain reaction (PCR). Thermal
Cycler juga dapat digunakan di laboratorium untuk memfasilitasi reaksi lain yang
membutuhkan reaksi yang sensitif terhadap suhu, termasuk reaksi enzim restriksi atau
diagnosa yang cepat. Perangkat ini dilengkapi dengan
blok termal dengan lubang yang dapat menampung
tabung reaksi (tube) dimana yang menampung
reagensia. Thermal Cycler kemudian mengontrol
suhu, naik dan turun sesuai dengan program yang
dimasukan kedalam komputer PCR tersebut, sehingga
proses polymerase chain reaction (PCR) terjadi.
Major Cycler is an automated instrument designed for application in Hot Start thermal
cycling reactions. Also major Cycler contains a RT program function, it is simple and
Stackable Yes
Kromatografi
Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam
menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter dapat
mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang perokok dapat
diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan mengetahui
konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya. Demikian halnya air kencing, darah dan
fluida badan lainnya bisa memberikan data yang akurat dan cepat sehingga keberadaan suatu
penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat.
Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting
terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti
spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja
ekstra dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan dengan
teknik kromatografi.
Dengan alasan-alasan inilah, kromatografi kemudian menjadi pilihan utama dalam
membantu mengatasi permasalahan dalam dunia bioteknologi, farmasi, klinik dan kehidupan
manusia secara umum.
Elektroforesis
Mikropipet
Pengertian mikropipet sendiri adalah suatu alat yang digunakan untuk mengambil
dan/atau memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat. Sebenarnya mikropipet
mempunyai fungsi seperti pipet biasa, yaitu untuk memindahkan cairan atau larutan. Hanya
saja beda akurasi antara mikropipet dengan pipet biasa.
1. Mengatur volume
Setiap mikropipet dilengkapi dengan bagian
pengaturan volume (volume adjustment knob) yang
terletak pada kepala pipet. Untuk mengaturnya, kita
tinggal memutar-mutar bagian tersebut dan
memperhatikan angka yang tertera di bagian tengah
(badan) mikropipet (digital volume indicator).
Misal, untuk mengambil sample larutan dengan volume 10.5 mikroliter, kita bisa
menggunakan P100. Hal ini karena range mikropipet P100 memang diperuntukan pada
pengambilan sample larutan antara 100-1000 mikroliter.
2. Memasang tips
Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya bahwa
setiap mikropipet memerlukan tips yang berbeda. Tips biru
(blue tips) digunakan untuk mengambil sampel larutan
dengan volume sampai dengan 1 mL, berarti blue tips ini
cocok untuk P1000. Lalu untuk P100 menggunakan tips
kuning (yellow tips) yang dapat menampung volume hingga
200 mikroliter. Tancapkan ujung mikropipet pada tips yang
sesuai. Pastikan tips terpasang dengan benar.
Pastikan tips tercelup ke dalam sampel larutan, kemudian lepaskan tekanan dari
tombol knop secara perlahan agar cairan tertarik ke dalam mikropipet. Setelah itu, untuk
memindahkan sample larutan yang sudah kita ambil, tinggal tekan tombol knop sampai
hambatan kedua (second stop).
Pastikan semua cairan yang kamu ambil sudah terpindahkan semua. Terakhir, untuk
melepaskan tips yang melekat pada mikropipet kamu tinggal tekan tombol tip ejector button.
Centrifuge adalah alat untuk memutar sampel pada kecepatan tinggi, memaksa partikel
yang lebih berat terkumpul ke dasar tabung centrifuge. Pemakaian centrifuge yang paling
sering adalah untuk pemisahan komponen sel darah dari cairannya sehingga cairannya bisa
dipakai untuk pemeriksaan.
Microhaematocrit centrifuge
Untuk mengetes adanya anemia ketika pengukuran penggunaan hematokrit tidak dapat
digunakan, untuk melaksanakan pengukuran konsentrasi microhematokrit untuk
mengecek pergerakan trypanosomes dan microfilaria. (Cheesbrough, 2005).
Dalam sebuah laboratorium centrifuge berguna untuk memisahkan partikulat padat dalam
cairan.Sebagai contoh:
Medan gaya dikenakan ke cairan multi-komponen, komponen dari cairan tersebut akan
memisah berdasarkan kepadatan relatifnya. Gaya tersebu tmemberikan efek yang sama pada
partikel dalam suspensi cairan.Centrifuge adalah suatu alat yang dirancang untuk
membangkitkan gaya sentrifugal yang jauh lebih tinggi dari gaya gravitasi, karena tenaga
yang tingg iakan mempercepat proses pemisahan dan mengakibatkan pemisahan yang tidak
akan terjadi pada kondisi biasa.Contoh : Pengolahan Spesimen Darah ( Serum &
Plasma)Pembuatan Serum
UV transiluminator
Dna Sequencing
Sequencing adalah penentuan urutan basa DNA dalam segmen molekul DNA yang relatif
pendek . Pengurutan ( sequencing ) asam nukleat memungkinkan kita mengetahui kode
genetic dari molekul DNA.
Magnetic stirrer
Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan
suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan
sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
Prinsip kerja :
https://id.wikipedia.org/wiki/Biologi_molekular
http://www.generasibiologi.com/2010/06/biologi-molekular.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2100410-pengertian-biologi-molekular/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sekuensing_DNA
http://budisma.net/2016/01/pengertian-biologi-molekuler.html
http://www.biozatix-news.com/alat-laboratorium-thermal-cycler-pcr/
http://labhomepage.com/609/proteomics/gel-doc-system-promises-high-resolution-in-small-
footprint/