135050100111193
135050100111200
135050100111201
135050100111208
135050100111234
135050100111236
135050100111241
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada dasarnya kegiatan persuteraan alam adalah kegiatan agro-industri yang
merupakan bagian dari kegiatan perhutanan sosial, terdiri dari beberapa kegiatan
antara lain : budidaya tanaman Murbei, pembibitan ulat sutera, pemeliharaan ulat
sutera, pengendalian hama dan penyakit tanaman Murbei dan ulat sutera,
pemanenan kokon, pemintalan benang sutera dan pertenunan kain sutera.
Budidaya tanaman Murbei menjadi hal yang sangat penting, mengingat daun
Murbei merupakan pakan ulat sutera yang sangat menentukan untuk mencapai
keberhasilan produksi kokon baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Pengaruh
pakan ulat sutera yang berupa daun Murbei mencapai 38 40 % dari keseluruhan
faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan pemeliharaan ulat sutera.
Wilayah negara Indonesia memiliki keuntungan dalam kegiatan budidaya tanaman
Murbei. Sebagai negara yang memiliki iklim tropis, tanaman Murbei di wilayah
Indonesia dapat berproduksi sepanjang tahun. Hal tersebut sangat menguntungkan
bagi petani sutera alam, karena petani dapat memelihara ulat sutera sepanjang
tahun. Namun hingga saat ini keuntungan tersebut belum dapat dimanfaatkan
secara maksimal oleh
belum optimalnya produksi tanaman Murbei dari kebun-kebun yang dikelola oleh
petani. Keterbatasan produksi tanaman Murbei disebabkan oleh terbatasnya
penggunaan Murbei jenis unggul dan penerapan teknik budidaya yang masih
belum sesuai dengan standar.
Produksi daun Murbei dengan kualitas dan kuantitas yang baik dipengaruhi teknik
budidaya tanaman Murbei yang dilaksanakan. Faktor faktor yang terdapat dalam
tersebut harus dilaksanakan dengan baik sesuai dengan standar yang ada untuk
meningkatkan produktivitas tanaman Murbei.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Makalah Budidaya Tanaman Murbei untuk memahami
pengetahuan dalam kegiatan budidaya tanaman Murbei.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Taksonomi Tanaman Murbei
Taksonomi tanaman Murbei dapat dijelaskan sebagai berikut :
Divisio
: Spermatophyta
Sub Divisio
: Angiospermae
Kelas
: Urticalis
Famili
: Moraceae
Genus
: Morus
Spesies
: Morus sp.
L),
murbei
hitam
(M.
merah/American mulberry (M. rubra L), murbei korea (M. australis), murbei
Himalaya (M. laevigata), murbei India (M. indica), M. multicaulis, M. cathayana,
M.
macroura,
murbei
Jepang
(M.
tosawase,
M.
tsukasaguwa,
M.
Tanaman Murbei dipercayai sebagai tanaman yang berasal dari India dan China di
kaki pegunungan Himalaya. Dari wilayah tersebut kemudian tanaman Murbei
tersebar hingga ke beberapa wilayah seiring dengan perkembangan pengusahaan
persuteraan alam. Selain itu penyebaran tanaman Murbei ke beberapa wilayah juga
didukung oleh kemudahan tanaman Murbei yang dapat tumbuh dari daerah sub
tropis hingga ke daerah tropis.
Beberapa negara yang telah mengembangkan tanaman Murbei diantaranya :
Jepang, China, Korea, Rusia, India, Brazil, Italia, Perancis, Spanyol, Yunani,
Yugoslavia, Hungaria, Rumania, Polandia, Bulgaria, Turki, Mesir, Syria, Cyprus, Sri
Lanka, Iran, Bangladesh, Afghanistan, Lebanon, Thailand, Myanmar, Vietnam,
Indonesia dan Kamboja.
C. Karakteristik Tanaman Murbei
Tanaman Murbei merupakan tanaman perdu, tingginya dapat mencapai 6 meter
dengan tajuk yang jarang, bercabang banyak, daunnya berwarna hijau tua dengan
bentuk mulai dari bulat, berlekuk dan bergerigi dengan permukaan kasar atau halus
tergantung jenisnya.
Pertumbuhan tanaman Murbei sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah dan iklim
setempat. Di Daerah tropis seperti di Indonesia, meskipun tanaman Murbei tidak
mengalami masa istirahat, tetapi terdapat perbedaan pertumbuhan pada saat
musim hujan dan musim kemarau. Penyebabnya adalah faktor kandungan air
tanah. Perbedaan pertumbuhan yang nyata terlihat antara musim hujan dan musim
kemarau. Waktu pertumbuhan yang paling baik bagi tanaman Murbei adalah
diantara musim hujan dan musim kemarau, saat curah hujan mulai berkurang
sedangkan temperatur udara masih cukup tinggi.
Tanaman Murbei merupakan jenis tanaman yang tahan pangkasan dan mudah
bertunas kembali. Tanaman ini bila dipangkas secara berkala tidak menjadi tinggi
dan tetap menghasilkan daun, tetapi apabila tidak dipangkas dapat menjadi
tanaman yang berbentuk pohon. Oleh karena itu, tanaman Murbei dapat berfungsi
sebagai tanaman penguat teras, batas areal dan penghasil kayu bakar.
Pada bagian batang akan tumbuh cabang setelah 90 hari kemudian, dan pada saat
yang sama daun bagian bawah akan rontok. Dari segi pertumbuhan batang, saat
yang paling baik untuk memulai panen adalah antara 60 90 hari setelah mulai
bertunas.
Buah tanaman Murbei pada waktu muda berwarna putih kehijau-hijauan kemudian
berubah menjadi merah muda dan rasanya asam. Pada saat buah telah matang,
warna buah Murbei menjadi merah tua agak kehitaman dan rasanya manis.
Tanaman Murbei dapat ditanam bersama dengan tanaman lainnya dengan sistem
tumpang sari. Apabila ditanam dengan tanaman lainnya, perlu diperhatikan bahwa
tanaman Murbei tidak tahan terhadap naungan berat.
Beberapa cara perbanyakan secara vegetatif yang telah dikenal antara lain:
1. Layering
Cara ini dilakukan dengan membengkokkan cabang tanaman ke tanah,
dengan bagian tengah ditimbun dengan tanah yang telah dicampur dengan
pupuk kandang atau kompos. Bagian ujung tanaman yang dibengkokkan
tetap berada di atas tanah. Yang perlu diperhatikan pada saat cabang
dibengkokkan adalah jangan sampai patah.
2. Root Grafting (Okulasi Pangkal Lepas)
Cara ini dilakukan untuk mengganti kebun dengan jenis yang baru dan
unggul, atau mengganti kebun yang sudah tidak produktif lagi tanpa
membongkar tanaman yang sudah ada. Caranya adalah memotong tanaman
yang akan diganti pada bagian pangkal batang dan menempelkan stek
Murbei jenis unggul pada bagian tersebut.
3. Suetsugi Grafting (Sambungan Pangkal Hidup)
Cara ini hampir sama dengan Root Grafting hanya pada saat melakukan
penyambungan, tanaman yang akan dijadikan batang bawah dipotong
serata permukaan tanah dengan gergaji dan bahan tanaman ditempelkan
diantara bagian kayu dan bagian kulit dari batang bagian bawah tersebut,
kemudian ditekan dengan mempergunakan alat jepit dan ditutupi dengan
tanah.
4. Okulasi
Cara ini dilakukan dengan menempelkan mata tunas dari tanaman Murbei
jenis unggul pada tanaman Murbei lain yang mempunyai sifat perakaran
kuat, sehingga nantinya didapatkan jenis Murbei baru dengan kualitas
unggul.
5. Stek batang
Cara ini merupakan cara yang paling ekonomis dan paling banyak dilakukan,
biasanya langsung dilakukan di lapangan atau melalui persemaian terlebih
Morus
Dikenal dengan nama murbei hitam. Berupa perdu yang dapat mencapai
ketinggian sampai 1,5 meter. Warna batang hijau kecoklat-coklatan, adakalanya
coklat hitam jika sudah tua. Bentuk daun lonjong dan ujungnya lancip, dengan
panjang antara 5 10 cm atau lebih, tergantung dari daerah tumbuhnya. Daun
berwarna hijau tua dengan permukaan halus dan adakalanya bercelah/berlekuk
dalam. Morus nigra memiliki cabang yang banyak. Stek yang berusia 9 12
bulan mempunyai 10 cabang atau lebih apalagi jika sudah dipangkas. Jarak
antar mata 6 cm. Buah berwarna merah jambu, ketika masih muda, dan
berwarna hitam apabila telah berumur tua. Bunga dan buah akan banyak
apabila tanaman telah mencapai umur lebih dari 8 bulan (langsung dari stek)
atau lebih dari 2 bulan setelah pemangkasan.
b.
alba
Morus
Dikenal dengan nama Murbei buah, karena pada umumnya ditanam untuk
diambil buahnya. Sifat yang sangat mencolok dari jenis ini adalah tentang buku
atau ruas batangnya yang pendek-pendek dan pertumbuhannya yang tidak ke
atas melainkan ke samping. Bentuk daunnya seperti jenis Nigra, atau Australis
tetapi lebih kecil lagi. Tinggi pohon mampu mencapai 1,5 meter apabila tumbuh
di daerah dingin dengan cabang yang banyak.
c. Morus australis
Dikenal dengan nama Murbei pagar atau Murbei kecil, mengingat sering
ditanam sebagai pagar dan daunnya kecil-kecil. Sifat hidupnya hampir sama
dengan Morus nigra, hanya batangnya berwarna coklat kekuning-kuningan dan
dapat mencapai ketinggian sampai 3 5 meter, berupa pohon. Apabila telah
berumur 10 tahun lebih, dari satu batang dapat tumbuh sampai 50 cabang yang
lebat dengan daun, sehingga setiap musim (3 4 bulan sekali) dari satu pohon
yang sudah tua bisa didapat 200 400 Kg daun. Sekarang banyak ditanam
sebagai batang bawah, yang bagian atasnya disambung dengan okulasi,
dengan jenis
Nigra
atau
Multicaulis.
Hal
ini
disebabkan
oleh
daya
tumbuhnya, yang besar dan kuat dan tahan terhadap pergantian musim atau
cuaca dan penyakit.
d. Morus cathayana
Morus cathayana memiliki bentuk daun 3 skepsis dengan ketebalan daun tipis
berwarna hijau muda. Percabangan berwarna coklat tua berukuran sedang,
perakarannya baik dan dalam. Pertumbuhan batang lurus ke atas dengan sedikit
percabangan, cabang mulai tumbuh pada bagian tengah dari cabang utama.
Ketahanan terhadap musim kemarau cukup kuat, demikian pula ketahanan
terhadap serangan penyakit.
e. Morus multicaulis
Dikenal dengan nama murbei multi atau murbei besar. Berupa perdu yang
cepat besar dan tinggi. Warna batang coklat, atau coklat kehijau-hijauan.
Daunnya
sangat
besar,
membulat
dan
permukaannya
bergelombang,
dan M. cathayana
mempunyai sifat
b. Topograf
Ketinggian tempat yang optimal bagi tanaman Murbei adalah pada ketinggian
400 800 mdpl dengan kemiringan lahan 0 -
15 %. Meskipun demikian,
tanah
tebal,
pengairan/drainase
berlempung geluh.
B. Persiapan Lahan
a. Pembersihan Lahan
kemampuan
baik,
tanah
porous/berpori,
menahan
tekstur
kelembaban
tanah
berupa
baik,
geluh
Gambar 5. Lahan yang telah bersih dan telah diolah, siap untuk ditanami Murbei
lahan yang miring, jalur penanaman dibuat searah dengan kontur. Tujuan
pembuatan jalur searah dengan kontur adalah untuk mengurangi erosi yang
terjadi terutama pada saat musim hujan. Pada lahan yang miring juga perlu
dilaksanakan teknik konservasi berupa pembuatan teras. Jenis teras yang
dibuat disesuaikan dengan kemiringan lahan. Apabila lahan yang akan ditanami
Murbei tidak memungkinkan untuk dibuat larikan tanaman, misal karena tanah
yang berbatu, maka untuk penanaman Murbei dapat dibuat lubang tanam
dengan ukuran panjang 20 cm, lebar
20 cm dengan kedalaman 20 40 cm
(sistem cemplongan).
d.
Pemberian
Dasar
Pupuk
indica. Selain itu terdapat pula jenis tanaman Murbei yang lain, yaitu : M. alba, M.
Teknik yang paling sering digunakan untuk penyediaan bibit tanaman Murbei
adalah menggunakan stek batang. Teknik ini lebih mudah dilaksanakan oleh petani
di lapangan.
a.
Stek
Pemilihan
Bahan
Tanaman Murbei yang akan digunakan sebagai bahan stek harus memenuhi
kriteria sebagai berikut :
-
Tanaman Murbei harus sehat dan telah berumur lebih dari 1 tahun
b. Pembuatan Stek
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan stek tanaman Murbei,
yaitu:
-
Pada saat memotong cabang menjadi stek, harus digunakan alat potong
yang tajam berupa gunting stek atau parang.
Apabila stek tidak segera ditanam, simpan di tempat yang lembab dan teduh
paling lama 2 3
Untuk transportasi stek dengan jarak yang cukup jauh, stek/bahan stek
dapat dibungkus karung goni/kain yang dibasahi.
c. Persemaian
Apabila diperlukan persemaian (umumnya dilakukan pada saat musim kemarau
atau sebagai cadangan untuk sulaman pemeliharaan), perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
-
Tempat persemaian dibuat dari bahan kayu atau bambu dengan naungan
dari daun kelapa, alang-alang atau paranet.
Media tanam yang digunakan dalam polybag berupa tanah, pasir dan pupuk
kandang dengan perbandingan 2 : 1 : 1
Pemeliharaan
persemaian
dilakukan
dengan
cara
mencabut
Setelah berumur
siap ditanam.
D. Penanaman Murbei
a. Waktu tanam
Waktu tanam untuk setiap daerah akan berbeda, tergantung kondisi iklim
setempat. Waktu tanam sebaiknya dilakukan pada permulaan sampai dengan
pertengahan musim hujan. Hal ini dimaksudkan agar pertumbuhan akar dan
tanaman cukup kuat menghadapi musim kemarau.
b. Pola tanam
-
Murni
Pola tanam Murbei Murni berupa suatu hamparan yang hanya terdiri dari
tanaman Murbei saja, tidak bercampur dengan tanaman lain. Pola tanam ini
dilakukan untuk pengelolaan kebun Murbei secara intensif.
dicampur
dengan
tanaman
Tembakau,
karena
daunnya
dapat
Gambar 10. a. Pola tanam Murbei Murni; b. Pola tanam Murbei tumpang sari
c. Jarak Tanam
Jarak tanam Murbei tergantung dari jenis Murbei, kondisi lahan tanam dan
sistem pengelolaan tanaman Murbei selanjutnya. Apabila tanaman Murbei
dikelola secara Manual jarak tanam dapat lebih kecil, sedangkan apabila
dikelola secara mekanis atau akan dilakukan secara campuran (tumpang
sari) maka jarak tanam dibuat lebih besar. Beberapa pilihan jarak tanam yang
dapat digunakan, antara lain : 1,0 x 0,5 m ; 1,5 x 0,5 m ; 1,0 x 1,0 m dan 2,0 x
0,5 m.
Pada saat penanaman Murbei juga perlu diperhatikan adanya naungan
pada areal atau sekitar areal tanam Murbei. Tanaman Murbei merupakan
tanaman yang tidak tahan terhadap naungan (intolerant), oleh karena itu
apabila terdapat naungan jarak antara tanaman Murbei dengan tanaman
penaung perlu diperlebar.
polybag, terlebih dahulu kantong plastik dibuka dengan hati-hati agar tidak
merusak akar yang telah tumbuh. Kemudian bibit dimasukkan ke dalam lubang
yang telah disiapkan dan lubang tanam ditutup kembali dengan tanah.
tidak tumbuh atau tanaman Murbei yang mati, bibit sulaman ditanam pada
lokasi tersebut. Penyulaman perlu dilakukan agar produktivitas kebun Murbei
yang telah dibuat mampu berproduksi sesuai dengan yang telah direncanakan.
b. Penyiangan
Penyiangan merupakan kegiatan pembersihan kebun Murbei dari tanaman
pengganggu (gulma). Tumbuhnya gulma disekitar tanaman Murbei akan
mengganggu pertumbuhan tanaman, karena gulma turut menghisap zat hara di
sekitar perakaran tanaman Murbei. Oleh karena itu penyiangan perlu dilakukan
secara periodik, agar tanaman Murbei dapat tumbuh dengan baik.
Penyiangan dapat dilakukan secara manual menggunakan cangkul atau secara
mekanis menggunakan traktor. Gulma yang telah disiangi dikumpulkan dan
dibuang atau dikubur bersamaan dengan kegiatan pendangiran kebun. Cara lain
untuk
Herbisida
d. Pemupukan
Panen daun Murbei yang dilakukan beberapa kali dalam setahun akan
menguras zat hara yang tersedia di dalam tanah. Untuk meningkatkan
kandungan zat hara dalam tanah di sekitar tanaman Murbei, maka harus
dilakukan kegiatan pemupukan.
1. Unsur pemupukan pada tanaman Murbei
Tanaman Murbei seperti juga tanaman lainnya, membutuhkan unsur-unsur
makro dan mikro. Unsur-unsur makro seperti : N (Nitrogen), P (Phospor)
dan K (Kalium) dan unsur mikro terdapat secara alami dalam tanah.
2. Jenis pupuk
Jenis pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk organik dan pupuk
anorganik (buatan). Pupuk organik dapat berupa pupuk kandang maupun
kompos yang dapat dibuat sendiri dari rumput, jerami dan bahan lainnya.
Kandungan
Unsur Hara
N
P
K
N, P, K
Dosis Pemupukan
(Kg/Ha/Tahun)
Kebun Ulat Kebun Ulat
Kecil
Besar
420
210
100
130
260
Dosis di atas untuk 3 kali pemupukan dalam setahun. Untuk pupuk organik
berupa pupuk kandang digunakan dosis 10 ton/ha.
4. Waktu pemupukan
Pemupukan dilakukan segera setelah selesai pemangkasan (7 10 hari).
Waktu pemberian pupuk pada tanaman Murbei umumnya dilakukan pada
awal musim hujan, akhir musim hujan dan antara musim hujan dan musim
kemarau.
5. Cara pemupukan
Cara pemupukan dapat dilakukan dengan teknik penugalan (pembuatan
lubang di samping tanaman), teknik lingkaran dan penaburan pupuk di
sepanjang jalur di tengah baris tanaman.
-
Teknik penugalan
Untuk menugal diperlukan tonggak dari kayu atau dari bahan lainnya,
kemudian dibuat lubang di samping tanaman 30 cm dari batang
Teknik lingkaran
Teknik ini dilakukan dengan cara mencangkul tanah di sekitar tanaman
dengan diameter
Teknik penaburan
Tanah dicangkul sepanjang baris di tengah-tengah tanaman, kemudian
pupuk ditaburkan pada bekas cangkulan, selesai pemupukan segera
ditimbun dengan tanah agar tidak menguap. Cara ini baik dilakukan
karena pertumbuhan akar seimbang ke semua jurusan, ini baik sekali
dilakukan pada tanaman Murbei yang sudah tua.
Selain pemberian pupuk, pada kebun Murbei perlu diberikan jerami serta sekam
padi sebagai mulching setebal 10 cm.
e. Pemangkasan
Pemangkasan tanaman Murbei bertujuan untuk membentuk tanaman dan
mengatur produksi daun Murbei pada waktu dan tingkat produksi tertentu.
Apabila tanaman Murbei tidak dipangkas akan menyulitkan dalam proses
pengambilan daun karena tanaman akan tumbuh tinggi. Melalui pemangkasan
akan tumbuh tunas-tunas baru yang mampu menghasilkan daun dengan
kualitas yang sesuai untuk pakan ulat sutera.
Untuk tanaman Murbei yang baru ditanam, pemangkasan pertama dilakukan
setelah tanaman berumur 9 12 bulan. Hal ini dimaksudkan agar perakaran
tanaman telah kuat sehingga apabila dipangkas tanaman tidak terganggu
pertumbuhannya. Waktu dan metode pemangkasan selanjutnya dilakukan
sesuai dengan tujuan pemangkasan. Metode-metode pemangkasan dan panen
daun
yang
digunakan
disesuaikan
dengan
lingkungan
alam,
metode
Pangkasan rendah
Pada pangkasan rendah tanaman Murbei dipangkas 10 30 cm dari
permukaan tanah. Metode ini akan menghasilkan jumlah daun banyak dan
tidak cepat mengeras. Keuntungan metode ini adaah pemungutan daun
lebih mudah dan hasil daunnya banyak. Namun perlu diperhatikan bahwa
Pangkasan sedang
Pada pangkasan sedang tanaman Murbei dipangkas 50 100 cm dari
permukaan tanah. Metode ini memberi kemungkinan tanaman Murbei untuk
mempunyai perakaran yang dalam, sehingga tidak mudah terserang
penyakit kerdil. Metode pangkasan sedang disebut juga dengan pangkasan
produksi.
Pangkasan tinggi
Pada pangkasan tinggi tanaman Murbei dipangkas lebih dari 100 cm.
Pangkasan ini baik dilakukan pada sistem tanam tumpang sari. Pada
metode ini cabang yang dibiarkan tumbuh dari batang pokok sebanyak 2 3
batang saja. Metode ini mengakibatkan waktu menunggu panen daun cukup
lama dan pelaksanaan panen daun sulit dilakukan.
atas
makan pertama bagi ulat sutera) Tunas yang tumbuh pada bagian
atas cabang tanaman, dipotong 15 cm dari atas (pucuk). Daun yang
masih ada di bagian bawah tunas dipetik sekali. Pemetikan daun
harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari terjadinya luka
pada tunas. Beberapa hari kemudian dari bekas pangkasan dan
pemetikan akan tumbuh tunas muda yang sangat cocok untuk ulat
kecil.
cabang
Pemangkasan
sedang
Pangkasan
bulan
kedua
Kabunaosi
Pemangkasan ini bertujuan untuk merapikan tanaman Murbei setelah
dilakukan pemangkasan sehingga mempunyai tinggi cabang yang sama.
Kegiatan ini dimaksudkan agar produksi daun lebih banyak serta
mencegah timbulnya hama.
Kabusage
dengan
pemotongan
batang
pokok
yang
terserang
batang
pokok,
diharapkan
hama/penyakit
yang
Kabukirei
Pemangkasan ini bertujuan memangkas cabang yang kecil dan tidak
produktif sehingga pertumbuhan tanaman tidak terganggu. Cabang yang
tersisa diharapkan akan tumbuh dengan baik. Selain itu cabang yang
terserang penyakit juga dibuang agar penyebaran penyakit bisa ditekan.