SYOK SEPTIK
OLEH :
2214901165
FAKULTAS KESEHATAN
2023
A. TINJAUAN TEORI SYOK SEPTIK
1 Definisi
2 Etiologi
3 Patofisiologi
4 Manifestasi klinis
Manifestasi klinik Menurut Brunner & Suddarth (2016) manifestasi klinik dari syok
septik adalah, yaitu:
a. Manifestasi Kardiovaskular.
1) Perubahan Sirkulasi
2) Perubahan Miokardial
b. Manifestasi Pulmonal
c. Manifestasi Hematologi
d. Manifestasi Metabolik
5 Komplikasi
Menurut Brunner & Suddarth (2016) komplikasi s Menurut Brunner & Suddarth
(2016) komplikasi syok septik, yaitu :
a. Meningitis
b. Hipoglikemi
c. Asidosis
d. Gagal ginjal
e. Disfungsi miokard
g. Ikterus
h. Gagal hati
j. Kematian
6 Penatalaksanaan medis
Suplemen tinggi protein protein harus diberikan 4 hari dari awitan syok.
Pemberian makan enteral lebih dipilih daripada parenteral kecuali terjadi penurunan
perfusi kesaluran gastrointestinal. (Brunner & Suddarth, 2016). Sepsis, sindroma
sepsis maupun syok septik merupakan salah satu penyebab kematian yang
mencolok di penyebab kematian yang mencolok di rumah-rumah sak rumah-rumah
sakit. Hal ini disebabkan it. Hal ini disebabkan karena kurangnya kemampuan cara
pengobatan yang adekuat, atau ketidakjelasan dasar pengelolaan maupun terapi yang
diberikan. Infeksi pada rongga mulut seperti abses atau selulitis bila tidak ditangani
secara adekuat dapat menajdi suatu induksi untuk terjadinya sepsis, dan bahkan
terkadang pasien datang sudah d pasien datang sudah dalam keadaan sepsis.
Menginga alam keadaan sepsis.
Mengingat keadaan sepsis ini keadaan sepsis ini akan dengan cepat berubah
menjadi keadaan yang lebih berbahaya, maka pengenalan pengenalan sepsis dii
sangat diperlukan. diperlukan. Pada makalah makalah ini akandibahas akan dibahas
mengenai tanda-tanda sepsis, syok septik, mekanisme serta penangannya 16
(Brunner & Suddarth, 2016). Sepsis neonatus, sepsis neonatorum dan septikemia
neonatus merupakan istilah yang telah digunakan untuk menggambarkan respon
terhadap infeksi pada hadap infeksi pada bayi baru lahir. baru lahir. Ada sedikit
Ada sedikit kesepakatan pada kesepakatan pada penggunaan penggunaan istilah
secara tepat, istilah secara tepat, yaitu, apakah harus dibatasi berdasarkan pad infeksi
bakteri, biakan darah positif, atau keparahan sakit.
Kini, ada pembahasan yang cukup banyak mengenai definisi sepsis yang tepat
dalam kepustakaan perawatan kritis. Hal ini merupakan akibat dari ledakan
informasi mengenai patogenesis sepsis dan ketersediaannya zat baru untuk terapi
potensial, ketersediaannya zat baru untuk terapi potensial, misalnya, antibodi
monoklonal salnya, antibodi monoklonal terhadap endotoksin dan faktor nekrosis
tumor (TNF), yang dapat mengobati sepsis yang mematikan pada binatang
percobaan. Untuk mengevaluasi dan memanfaatkan cara terapi baru ini secara tepat,
“sepsis” memerlukan definisi yang lebih tepat (Brunner & Suddarth, 2016). Pada
orang dewasa, istilah sindrom respons radang sistemik (SIRS) digunakan stemik
(SIRS) digunakan untuk menggambarkan sindrom klinis yang ditandai oleh 2 atau
lebih hal berikut berikut ini: (1) demam atau hipotermia, (2) takikardia,
(3) takipnea, dan (4) kelainan sel darah putih (leukosit) atau peningkatan frekuensi
bentuk-bentuk imatur. SIRS dapat merupakan akibat dari trauma, imatur. SIRS dapat
merupakan akibat dari trauma, syok hemoragik, atau sebab- ok hemoragik, atau
sebabsebab iskhemia lain, pankreatitis atau jejas sebab iskhemia lain, pankreatitis
atau jejas imunologis. Bila hal ini merupakan ogis.
Bila hal ini merupakan akibat dari infeksi, keadaan ini disebut sepsis. Kriteria
ini belum ditegakkan pada bayi dan anak- pada bayi dan anak-anak, dan tidak
mungkin dap anak, dan tidak mungkin dapat diterapkan pad at diterapkan pada bayi
baru a bayi baru lahir. Meskipun demikian, konsep sepsis sebagai sindrom yang
disebabkan oleh akibat infeksi metabolik dan hemodinamik terasa masuk akal dan
penting. (Brunner & Suddarth, 2016). Di masa mendatang, definisi sepsis pada bayi
baru lahir dan anak akan menjadi lebih tepat. Saat ini, kriteria lebih tepat. Saat ini,
kriteria sepsis neonatorum h sepsis neonatorum harus mencakup adanya infeksi arus
mencakup adanya infeksi pada bayi baru lahir yang menderita yang menderita
penyakit penyakit sistemik sistemik serius yang tidak yang tidak ada penjelasan
penjelasan non-infeksi non-infeksi dan patofisiologi patofisiologi abnormalnya.
abnormalnya. Sakit sistemik sistemik serius pada bayi baru lahir dapat disebabkan
oleh asfiksia perinatal, penyakit saluran pernafasan, penyakit jantung, metabolik,
neurologis, atau hematologis. Sepsis atau hematologis. Sepsis menempati bagian
kecil dari semua infeksi neonatus.
7 Pemeriksaan penunjang
Menurut Brunner & Suddarth (2016) pemeriksaan diagnostik dari syok septik,
yaitu :
1. Pengkajian
1) Airway : Cek airway, cek kepatenan jalan napas, berikan alat bantu napas
jika perlu, jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli
anastesi dan bawa segera mungkin ke ICU.
2) Breathing : Tidak terdapat masalah pada fase awal syok septik. Gangguan
pada breathing ditemukan bila ada gangguan lanjut setelah adanya gagal
sirkulasi. Biasanya ditemukan pada suara nafas crackles (+), respirasi rate >
30x/mnt.
3) Circulation : Gangguan sirkulasi jelas tampak terlihat pada fase awal
(hiperdinamik) akral teraba hangat karena suhu tubuh yang meingkat. Pada
fase lanjut yaitu fase hipodinamik ditandai dengan penurunan tekanan
darah/hipotensi, penurunan prfusi ke jaringan tekanan darah/hipotensi,
penurunan perfusi ke jaringan ditandai dengan akral yang dingin, CRT lebih
dari 2 detik, urin output <2cc/kg/bb.jam. nadi teraba lemah dengan
frekuensi >100x/mnt.
4) Disabillity : Isikan tingkat kesadaran pasien secara cepat dengan pengkajian
AVPU
a) Allert : Bila pasien dalam keadaan sadar penuh, orientasi
b) Verbal : Bila pasien dalam penurunan kesadaran namun hanya dapat
mengeluarkan suara secara verbal
c) Pain : bila pasien hanya berespon terhadap rangsangan nyeri yang
diberikan
d) Unrespon : bila pasien tidak memberikan respon apapun terhadap
rangsangan yang telah diberikan pemeriksa baik dengan suara keras
sampai pada rangsang nyeri
5) Exposure : Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan
tempat suntikan dan tempat sumber infeksi lainnya.
b. Pengkajian Secondary Survey \
PemeriksaanB1-B
1) B1 (Breathing)
3) B3 (Brain)
5) B5 (Bowel)
Pada inspeksi keadaan mulut mungkin kotor, mukosa bibir kering atau
lembab, lodak mungkin kotor, kebiasaan menggosok gigi sebelum dan saat
MRS, tenggorokan ada atau tidak ada kesu;itan menelan, bisa terjadi mual,
muntah, penurunan BB, polifagia, polidipsi. Pada palpasi adakah nyeri
abdomen, pada erkusi didaatkan bunti thympani, pada auskultasi terdengar
peristaltik usus. Kebiasaan BAB di rumah dan saat MRS, bagaimana
konsistensi, warna, bau, dan tempat yang digunakan.
6) B6 (Bone)
Pada inspeksi kulit tampak kotor, adakah luka, kulit atau membran mukosa
mungkin kering, ada oedema, lokasi ukuran. Pada palpasi kelembaanp kulit
mungkin lembab, akral hangat, turgor kulit hangat. Kekuatan otot dapat
menurun, pergerakan sendi dan tungkai bisa mengalami pada penurunan.ada
perkusi adakah fraktur, dislokasi.
2. Diagnosa Keperawatan
Melakukan tindakan asuhan keperawatan yang sesuai dengan intervensi yang telah
disusun.
5. Evaluasi Keperawatan
Kegiatan dalam menilai suatu tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk
mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan megukur hasil dari
proses. Pada kasus syok septik diharapkan hasil evaluasi :
a. Pola nafas tidak efektif : Dispnea menurun, Penggunaan otot bantu nafas
menurun, Frekuensi nafas membaik, Kedalaman nafas membaik
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif : Produksi sputum menurun Dispnea menurun,
Frekuensi napas membaik, Pola napas membaik
c. Ketidakefektifan kadae glukosa darah : Lelah/lesu menurun, Berkeringat
menurun, Kadar glukosa dalam darah membaik (<140)
d. Termoregulasi tidak efektif : Suhu tubuh dalam batas nomal (36,5-370C), Tekanan
darah membaik (120/80mmHg)
e. Gangguan integritas kulit/jaringan : Kerusakan jaringan menurun, Kerusakan
lapisan kulit menurun, Kemerahan menurun, Tekstur membaik
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. (2017). Definisi dan Kriteria Syok Septik (A. M. Frans J (ed.)). PERDICI.
HA, G. (2012). SIRS, SEPSIS dan SYOK SEPTIK (Imunologi, Diagnosis dan
Penatalaksanaan). Sebelas Maret University Press.
Herzum. (2014). Inflammatory Markers in SIRS, Sepsis and Septic Shock. Curr Med
Chem.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia. DPP
PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. DPP
PPNI.