BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Defenisi.
Stroke atau cedera serebrovaskular ( CVA ), adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
berhentinya suplai darah kebagian otak.
( Brunner & Suddarth, 2002 ; hal 2131 ).
Stroke adalah setiap gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau
terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak.
( Sylvia A.Price, 2006 ; hal 1110 ).
2. Klasifikasi.
Ada beberapa klasifikasi dari stroke :
A. Klasifikasi stroke menurut WHO :
1. Berdasarkan perubahan patologis pada otak
a. Perdarahan subarachnoid
b. Perdarahan intraserebral
c. Nekrosis ischemic serebral
2. Berdasarkan stadium klinik
a. Transient Ischemic Attack ( TIA )
b. Stroke Ischemic Attack
c. Completed Stroke
d. Reversible Iskhemik Neurologikal Defisit ( RIND )
4. Etiologi
Adapun etiologi dari stroke adalah :
1. Trombosis.
2. Embolisme
3. Perdarahan serebri
Plak
Hemorrhagi serebral berlemak pada
aterosklerosis
menyebar keseluruh
hemisfer otak
embolus
trombus
TIK↑ Oedema
Lumen arteri Lumen arteri Nyeri Muntah Kesadaran T↑ Hemi kejang nadi↑ pupil
Menyempit tersumbat Kepala Menurun plegia umum mengecil
Suplay darah + o2
menurun nekrosis
mikroskopik
Neuron
7. Komplikasi
Ada 3 komplikasi utama stroke :
1. Vasospasme
2. Hidrosefalus
3. Disritmia
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan bagi penderita stroke :
1. Menurunkan kerusakan iskemik
Ada 3 unsur dalam menurunkan kerusakan iskemik :
a. Oksigen
b. Glukosa
c. Aliran darah yang adekuat
2. Terapi farmakologi
a. Pada stroke haemorragik →Pemberian antikoagulasi
b. Jika mengalami TIA →Persantine,anturane,dan aspirin
c. Nimadipin ( Mengobati vasospasme serebral )
d. Trental digunakan untuk menaikkan aliran darah mikrosirkulasi
3. Intervensi pembedahan
a. Endarterektomi ( Untuk pasien dengan penyempitan pembuluh darah )
b. Pembedahan bypass kranial
4. Pencegahan komplikasi
5. Mengatasi masalah-masalah perubahan emosional dan perilaku
6. Mengatasi masalah-masalah perubahan komunikasi
B. ASUHAN KEPERAWATAN.
1. Pengkajian
Data dasar yang dikaji pada klien dengan gangguan system persyarafan Stroke Haemorrhagic
adalah :
o Sirkulasi
Gejala : Adanya penyakit jantung, polisitemia, riwayat hipotensi posturnal.
Tanda : Hipertensi Arterial sehubungan dengan adanya embolisme/ malformasi vaskular.
Nadi : frekuensi dapat bervariasi.
Disritmia, perubahan EKG
Desiran pada waktu karotis, femoralis dan arteri iliaka/aorta yang abnormal.
o Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih, seperti : inkontinensia urine, anuria.
Distensi abdomen, bising usus negatif.
o Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda.
Tanda : Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot/fasia.
o Pernafasan
Gejala : Merokok ( faktor resiko ).
Tanda : ketidakmampuan menelan/ batuk/ hambatan jalan nafas. Timbulnya pernafasan sulit dan tidak teratur.
Suara nafas terdengar/ ronki ( aspirasi sekresi ).
o Keamanan
Gejala : Motorik/ Sensorik : masalah dengan penglihatan
Perubahan persepsi terhadap orientasi tempat tubuh ( stroke kanan ), kesulitan untuk melihat objek dari
sisi kiri.
Tidak mampu mengenali objek, warna, kata dan wajah yang pernah dikenalnya dengan baik.
Gangguan berespon terhadap panas dan dengan dingin/ gangguan regulasi suhu tubuh.
Kesulitan dalam menelan, tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi sendiri.
Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, tidak sabar/ kurang kesadaran diri
( stroke kanan ).
Intervensi Rasional
- Pantau/ catat status neurologist - Mengetahui kecenderungan tingkat
sesering mungkin dan bandingkan kesadaran dan potensial peningkatan TIK
dengan keadaan normalnya dan mengetahui lokasi, luas dan kemajuan/
- Pantau tanda-tanda vital resolusi kerusakan SPP.
- Variasi mungkin terjadi oleh karena
tekanan/ trauma serebral pada daerah
- Evaluasi pupil, catat ukuran, vasomotor otak.
bentuk, kesamaan, dan reaksinya - Reaksi pupil diatur oleh saraf kranial
terhadap cahaya. okulomotor (III) dan berguna dalam
menentukan apakah batang otak tersebut
- Kaji fungsi-fungsi yang lebih masih baik.
tinggi, seperti fengsi bicara jika - Perubahan dalam isi kognitif dan bicara
pasien sadar. merupakan indikator dari gangguan
- Letakkan kepala dengan posisi serebral.
agak ditinggikan dan dalam posisi - Menurunkan tekanan arteri dan
anatomis. peningkatan drainase dan perfusi serebral.
- Berikan oksigen sesuai indikasi. - Menurunkan hipoksia yang dapat
menyebabkan vasodilatasi serebral.
Dx II : Kerusakan mobilitas fisik b/d kelemahan, parestesia, kerusakan perceptual/ kognitif d/d
ketidakmampuan bergerak, kerusakan kordinasi, keterbatasan rentang gerak, penurunan kekuatan/ kontrol
otot.
Tujuan : Mobilitas fisik kembali normal
K. H. : - Dapat meningkatkan kekuatan dan fungsi tubuh yang terkena.
- Klien dapat menunjukkan teknik/ prilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas.
- Dapat mempertahankan integritas kulit.
Intervensi Rasional
- Kaji kemampuan secara - Mengedentifikasi kekuatan/ kelemahan dan
fungsional melalui skala aktivitas dapat memberikan informasi mengenai
( 0-4 ) pemulihan.
- Ubah posisi minimal setiap 2 - Menurunkan resiko terjadinya trauma/ iskemia
jam jaringan ( dekubitus ).
- Lakukan latihan gerak aktif dan - Meminimalkan atrofi otot, meningkatkan
pasif pada semua ekstremitas sirkulasi, membantu mencegah kontraktur.
- Tinggikan tangan dan kepala.
- Perubahan dalam isi kognitif dan bicara
merupakan indikator dari gangguan serebral.
- Alasi kursi duduk atau tempat - Meningkatkan aliran balik vena dan
tidur dengan busa atau balon air. membantu mencegah edema.
- Berikan tempat tidur dengan
matras bulat. - Mencegah/ menurunkan tekanan koksigeal/
kerusakan kulit.
Dx III : Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan b/d keterbatasan kognitif,
kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat, tidak mengenal sumber-sumber informasi d/d meminta
informasi, pernyataan kesalahan informasi.
Tujuan : Klien memiliki pengetahuan kondisi dan pengobatan.
K. H. : - Klien tidak tampak meminta informasi lagi mengenai kondisi penyakit dan
pengobatan.
- Tampak dari pernyataan klien bahwa ia memiliki informasi yang benar.
Intervensi Rasional
- Diskusi keadaan patologis yang - Membantu dalam membangun harapan
khusus dan kekuatan pad individu. yang realistis dan mengingatkan
pemahaman terhadap keadaan dan
- Tinjau ulang keterbatasan saat ini kebutuhan saat ini.
dan diskusikan rencana - Meningkatkan pemahaman, meberikan
melakukan aktivitas kembali. harapan pada masa datang dan
menimbulkan harapan dari keterbatasan
- Tinjau ulang pengobatan yang hidup secara normal.
diberikan. - Merupakan suatu hal yang penting pada
- Diskusikan rencana untuk kemajuan pemulihan komplikasi.
memenuhi kebutuhan perawatan - Berbagai tingkat bantuan mungkin
diri. diperlukan berdasarkan pada kebutuhan
- Berikan instruksi dan jadwal secara individual.
mengenai aktivitas, pengobatan - Memberikan pengetahuan visual dan
dan faktor-faktor penting lainnya. sumber rujukan setelah sembuh.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. PENGKAJIAN
= Perempuan
IV. Riwayat lingkungan :
Kebersihan : Lingkungan rumah selalu dibersihkan.
Bahaya : Tidak ada situasi yang dapat membayakan klien di
Lingkungan rumah.
Polusi : Tidak ada polusi udara disekitar rumah klien
Data laboratorium :
Darah lengkap
Pemeriksaan Hasil Normal
Head CT Scan : infark didaerah basal ganglia kanan dan perifentrikuler kiri, juga
tampak mild cerebral atrofi
.
Pengobatan :
Bedrest total
Diet sonde 2000 kalori
IVFD RL 20 tts/I, Nacl 0,9 % 10 tts/m
Cateter terpasang urin 50 cc/ jam
Inj. Cefotaxime 1 gr/8jam ( 16,00,06 )
Inj. Ranitidine 1 amp/12jam (16, 04 )
Inj. Citicolin 1 amp/12jam (16, 04 )
Captopril 3x 25mg ( 05, 13, 21 )
Asam asetil salicilat 1x80mg ( 16 )
ANALISA DATA
DS : -
2.DO : Kelemahan, Resiko tinggi
tingkat kesadaran koma,GCS:3 penurunan terhadap
kesadaran kerusakan
bedrest total
integritas kulit
DS : -
3. Kurang Kurang
DO : informasi pengetahuan
keluarga sering bertanya tentang
penyakit dan prosedur pengobatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan cerebral b/dermis gangguan oklusi d/d kesadaran koma GCS 3, TD :
148/ 84 mmhg, HR : 108X/m,RR :27X/m, Temp :37,4 ° C, saturasi 02 ; 78 %, sungkup o2
terpasang 8 ltr/m, hasil Ct scan : infark didaerah basal gangli kanan dan perifentrikuler kiri, juga
tampak mild cerebral atrofi
2. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d kelemahan d/d tingkat kesadaran koma,
bedrest total
3. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi d/d keluarga sering bertanya tentang penyakit dan
prosedur pengobatan
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama : Tn. R S
Umur : 59 thn
sa medis : Stroke iskemik
Ruangan : A4
26 Mei 2010
Mengkaji / memantau tingkat
status neurologi.
I 08.00 Memantau tanda- tanda vital S: -
Mengevaluasi pupil dan mencatatO:kesadaran koma
08.15 ukuran, bentuk dan reaksi terhadap ( GCS 3 ), vital sign
08.30 cahaya 90/ 60 mmhg,
Meletakkan kepala pada posisi HR:92X/m,
agak ditinggikan dan dalam posisi RR:21X/m,
08.40 anatomis Temp:37,4°C,
Saturasi 02 ; 71 %
Kolaborasi A:masalah perfusi
Memberikan 02 sesuai indikasi Jaringan belum
Memberikan obat teratasi
P: intervensi
08.50 - anti hipertensi (Captopril), dilanjutkan
- anti trombosit.(asam acetil salicilat)
09.00 Memberikan infuse (RL dan Nacl
09.00 0,9 %)
BAB III
PEMBAHASAN
Setelah penulis menerapkan asuhan keperawatan pada pasien Tn.RS dengan gangguan
system persyarafan stroke iskemik di ruang RA4 RSUP Haji Adam malik Medan, maka penulis
membahas kesenjangan antara teoritis dan kasus secara nyata. Pembahasan ini sesuai dengan
tahap proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
Asuhan keperawatan pada Tn. P dilaksanakan selama 3 hari, yaitu dari tanggal 24 Mei
2010 sampai 26 Mei 2010. Dalam hal ini penulis berperan sebagai perawat pelaksana asuhan
keperawatan dan kerja sama dengan tim kesehatan lainnya.
Adapun uraian pembahasan mengenai asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada
pasien adalah:
Berdasarkan landasan teoritis pada pasien dengan stroke iskemik terdapat tiga diagnosa
keperawatan dan yang ditemukan pada kasus terdapat tigat diagnosa keperawatan.
2. Prioritas masalah juga disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dasar manusia menurut hirarki
Maslow.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada tahap pengkajian penulis melakukan pendekatan terhadap pasien dan keluarga sehingga
data yang mencakup bio, psiko, sosial, dan spiritual dapat dikumpulkan dengan baik.
2. Pada tahap diagnosa keperawatan penulis menemukan enam diagosa pada Tn. RS yaitu:
Perubahan perfusi jaringan cerebral, Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit , Kurang
pengetahuan
3. Pada tahap perencanaan penulis memfokuskan pada rencana tindakan sesuai dengan masalah
dan kondisi klien.
4. Pada tahap pelaksanaan penulis melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan.
5. Pada tahap evaluasi penulis melakukan penilaian terhadap implementasi yang telah dilakukan.
B. Saran
1. Diharapkan pada pasien yang mengalami tanda dan gejala stroke supaya secepatnya
memeriksakan diri ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan.
2. Kepada perawat untuk lebih memperhatikan dalam perawatan untuk mencegah komplikasi.
3. Diharapkan sebelum pulang keluarganya diberi pendidikan kesehatan meningkatkan derajat
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah,edisi 8,vol 3. Jakarta : EGC
Hudak & Gallo. 1996. Keperawatan Kritis,edisi VI,Volume 2. Jakarta : EGC
Poskan Komentar
Pengikut
Arsip Blog
► 2012 (4)
▼ 2011 (16)
o ▼ Desember (16)
ASKEP LEUKIMIA TERBARU
ASKEP GERONTIK TERBARU
ASKEP GERONTIK TERBARU
ASKEP STROKE ISKEMIK TERBARU
ASKEP DIABETES MIELITUS (DM) TERBARU
ASKEP GAGAL GINJAK KRONIS (GGK) TERBARU
ASKEP GAGAL GINJAK KRONIS (GGK) TERBARU
10 sikap agar menjadi pribadi yang baik
ASKEP KB PIL TERBARU
ASKEP MYOMA UTERI TERBARU
ASKEP KONTRASEPSI MANTAP (KONTAP) TERBARU
ASKEP KONTRASEPSI MANTAP (KONTAP) TERBARU
TEORI HEMODIALISA TERBARU
ASKEP ANGINA PEKTORIS
ASKEP HIV/AIDS TERBARU
posting terbaru
Mengenai Saya