Di Susun Oleh
Kelompok VII
Indah Kususmawati, S.Kep 2019032038
Rahmad Dunggio, S.Kep 2019032075
Muhlis R Miu, S.Kep 2019032054
Nilasari Lakoro, S.Kep 2019032060
Rahayu Ningsih, S.Kep 2019032074
Sultina, S.Kep 2019032094
Aa Putu Mahyani, S.Kep 20190320
Dewi Kuntuamas, S.Kep 20190320
Telah disahkan
Pada Tanggal 10 September 2020
Mengetahui
CI LAHAN CI INSTITUSI
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. Karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan seminar kasus ini dalam
bentuk maupun isinya yang sederhana. Maksud dan tujuan dibuat laporan seminar
kasus ini adalah agar lebih memahami materi mengenai hipertensi yang akan kami
bersangkutan dengan materi. Dalam penyusunan laporan seminar kasus ini, tentulah
pengetahuan dan kemampuan yang kami punya. Kami menyadari bahwa laporan
seminar kasus ini jauh dari sempurna baik secara penyajian ataupun kelengkapannya.
Oleh karena itu, kami siap menerima segala kritik dan saran demi sempurnanya
Tak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
Semoga laporan seminar kasus ini bermanfaat bagi semua pihak di bidang
KELOMPOK VII
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP..................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
A. Latar Belakang
peningkatan tekanan darah pada pembuluh arteri yang mengalirkan darah dari
jantung ke seluruh tubuh selama terus menerus dari satu periode (Irianto,
2014).
mmHg dan tekanan darah diastolik dalam rentan 90-99 mmHg, seseorang
memiliki tekanan darah dalam rentan tersebut maka orang tersebut dapat
mengalami peningkatan dari 600 juta pada tahun 1980 menjadi 1 milyar pada
meningkat sekitar 1,56 miliar pada tahun 2020 (Karim et al, 2018). Sedangkan
menurut Jaszcz et al, 2016 hipertensi termasuk penyakit yang umum, dewasa
mempunyai prevelansi 26% pada tahun 2000 dan diperkirakan akan
bertambah menjadi 29,2% pada tahun 2025 di seluruhdunia. Dari data Riset
sebanyak 25,8% dari populasi atau sekitar 65 juta orang yang menderita
30,9% dan angka kejadian terendah yaitu sebanyak 16,8% terdapat di daerah
penyakit apapun relatif memiliki masalah pada fisiologis, sosial dan spiritual.
Besral 2013). Dan banyak penderita penyakit kronis memiliki perasaan cemas,
ekonomi.
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
1. Untuk kelompok sendiri, hasil karya tulis ini dapat digunakan sebagai
3. Untuk uptd urusan pukesmas kawatuna palu, hasil karya tulis ini
E. Metode Penulisan
1. Wawancara/anamnesa
anamnesa atau wawancara secara langsung kepada klien lansia Ny. W dan
hipertensi.
2. Pemeriksaan fisisk
Tehnik pengumpulan data dengan cara pemeriksaan fisisk adalah
memeriksa seluruh bagian tubuh dengan metode per sistem dengan tujuan
TINJAUAN TEORI
1. Konsep Medis
A. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara
terus menerus lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140
mmHg dan tekanan diastolik diatas 90mmHg. (Aspiani 2015).
B. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Sistem kardiovaskuler adalah system transport (peredaran) yang
membawa gas -gas pernafasan , nutrisi, hormon - hormon dan zat lain ke
dari dan jaringan tubuh. Sistem kardiovaskuler di bangun oleh :
1) Jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot
jantung meupakan jaringan istimewa karena di lihat dari bentuk dan
susunanya sama dengan otot lintang, tetapi cara kerjanya sama otot
polos yaitu di luar kemauan kita ( dipengaruhi oleh susunan saraf
otonom) . Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya
tumpul (pangkal jantung) dan di sebut basis kordis. Di sebelah bawah
agak runcing yang disebut apeks kordis.
Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan ( kavum
mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga
dada, d atas diafragma , dan pangkalnya terdapat di belakang kiri
antara kosta V dan VI dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempat
ini teraba adanya jantung yang di sebut iktus kordis. Ukuran jantung
kurang lebih sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira – kira
250 – 300 gram.
a) Lapisan jantung
Endokardium merupakan lapisan jantung yang terdapat di
sebelah dalam sekali yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput
lender yang melapisi rongga endotel atau selaput lender yang
melapisi permukaan rongga jantung. Miokardium merupakan
lapisan inti dari jantung terdiri dari otot – otot jantung, otot
jantung ini membentk bundalan – bundalan otot yaitu:
Bundalan otot atria , yang terdapat di bagian kiri/ kanan dan
basis kordis yang membentuk serambi atau aurikula kordis.
Bundalan otot ventrikel , yang membentuk bilik jantung, di
ualai dari cincin atrioventrikular sampai di apeks jantung.
Bundalan dari otot ventrikuler merupakan dinding pemisah
antara ruang serambi dan bilik jantung.
b) Katup – katup jantung
Di dalam jantung terdapat katup – katup yang sangat penting
artinya dalam susunan perdaran darah dan pergerakan jantung
manusia.
Valvula biskuspidalis , terdapat antara atrium dextra dengan
ventrikel dextra terdiri dari 3 katup.
vena biskuspidalis, terletak antara atrium sinistra dengan
ventrikel sinistra terediri 2 katup.
vulva semilunaris artei pulmonalis, terletak antara ventrikel
dextra dengan arteri pulmonali , tempat darah mengalir menuju
ke paru – paru.
vena semilunaris aorta, terletak antara ventrikel sisnistra
dengan aorta tepat darah mengalir menuju keseluruh tubuh.
2) Pembuluh darah
a) pembuluh darah arteri
Arteri merupakan Jenis pembuluh darah yang keluar dari jantung
yang membawa darah ke seluruh dari ventrikel sinistra di sebut
aorta. Arteri mempunyai 3 lapisan yang kuat dan tebal tetapi
sifatnya elastic dan trdiri dari 3 lapisan.
Tunika intima / interna. Lapisa paling dalam sekali
behubungan dengan darah dan terdiri dari jaringn endotel.
Tunika media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot
yang terdiri dari jaringan otot yang polos.
Tunika eksterna / adventesia. Lapisan yang palng luar sekali
trdiri dari jaringan ikat lembur yang menguatkan dinding
arteri.
b) Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil teraba dari
cabang terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dari
bawah mikroskop. Kapiler pembentuk anyaman di seluruh
jaringan tubuh. Kapiler selanjutnya bertemu satu dengan yang lain
menjadi darah yang lebih besar disebut vena
c) Vena ( pembuluh darah balik )
Vena membawa darah kotor kembali ke jantung Beberapa vena
yang penting :
Vena cava superior Vena balik yang memasuki atrium kanan
membawa darah kotor dari daerah kepala, thorax dan
ektremitas atas.
Vena cava inferor Vena yang mengembalikan darah kotor ke
jantung dari semua organ tubuh bagian bawah.
Vena cava jugularis Vena yang mengembalikan darah kotor
dari otak ke jantung
khusus sistem pengantar atrium ke ventrikel terdapat perlambatan 1/10
detik antara jalan implus jantung dan atrium ke dalam ventrikel. Hal ini
memungkinkan atrium berkontraksi mendahului ventrikel , atrium bekerja
sebagai pompa primer bagi ventrikel dan ventrikel kemudian menyediakan
sumber tenaga utama bagi pergerakan darah melalui sistem vaskular.
C. Klasifikasi Hipertensi
Menurut (WHO 2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan
darah sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang
dari 80 mmHg. Seseorang yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa Berusia 18 Tahun Ke Atas
Hipertensi
vasokontriksi
gangguan sirkulasi
asam laktat
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Data Biografi
Nama : Ny. W
Tempat & Tanggal Lahir : Sibowi 9 Agustus 1969
Pendidikan Terakhir : SMA
Status Perkawinan : Cerai Hidup
TB/BB : 148 cm/58,5 kg
Gol. Darah : AB
Alamat : JL. Cendrawasih
Orang yang dekat dihubungi : Ny. W
Hubungan dengan lansia : Menantu
Alamat : JL. Cendrawasih
2. Riwayat Keluarga
a. Susunan Anggota Keluarga
N NAMA L/P HUBUNGAN PENDIDIKAN PEKERJAAN Ke
o. KELUARGA t
1 Tn. S L Anak SMA Pegawai Honor
Tn. A L Anak SMA Pelajar
X X
Keterangan:
A : orang tua ibu pasien : laki-laki
B : orang tua ayah pasien : Perempuan
C : ibu pasien bersaudara : meninggal
D : ayah pasien bersaudara : pasien
E : pasien bersaudara
3. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : pasien mengatakan padat karya
Alamat pekerjaan : pasien mengatakan tidak menentu
Berapa jarak dari rumah : pasien mengatakan tidak menentu
Alat transportasi : pasien mengatakan motor
Pekerjaan sebelumnya : IRT
Sumber pendapatan dan kecukupan : pasien mengatakan dari hasil kerja
Terhadap kebutuhan sendiri untuk kecukupan kebutuhannya
Dan anaknya yang masih pelajar.
4. Riwayat Lingkungan Hidup
Tipe tempat tinggal : rumah milik sendiri
Jumlah kamar : tiga kamar
Jumlah tongkat dikamar : tidak ada
Kondisi tempat tinggal : rumah dan lingkungan tampak bersih
Jumlah orang yang tinggal : 3 laki-laki dan 3 perempuan
Tetangga terdekat : Nn. A
Alamat : JL. Cendrawasih
5. Riwayat Rekreasi
Hobby : pasien mengatakan bermain dengan cucu
Organisasi : pasien mengatakan ikut pengajian dan kelompok lansia
Liburan perjalanan : pasien mengatakan setiap liburan atau ada waktu luang
Pasien dan keluarga pergi berlibur ke pantai.
6. Sistem Pendukung
No Nama Obat Dosis Keterangan
1 Amlodipin 10 mg 1x1/oral Bekerja dengan cara
melemaskan dinding
pembuluh darah dan akan
memperlancar aliran darah
menuju jantung dan
mengurangi tekanan darah.
7. Diskripsi Kekhususan
Kebiasaan ritual
Pasien mengatakan tidak ada kebiasaan ritual yang biasa ia lakukan
kecuali sholat 5 waktu, berzikir, dan membaca al-qur’an.
8. Status Kesehatan
a. Status kesehatan umum setahun yang lalu
Pasien mengatakan setahun yang lalu tidak pernah dirawat di RS,
pasien mengatakan hanya mengontrol kesehatannya di puskesmas. Pasien
mengatakan sudah mengalami hipertensi 2 tahun yang lalu.
b. Status kesehatan umum 5 tahun yang lalu
Pasien mengatakan tidak ada.
9. Keluhan Utama
Sakit kepala
Pasien mengatakan penyebab nyerinya jika terlalu banyak pikiran dan pada
saat tekanan darahnya tinggi. Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti
berdenyut-denyut dan tegang pada leher belakang. Pasien juga mengatakan
nyeri pada kepala dan menyebar hingga ke leher belakang. Pasien
mengatakan nyeri yang dirasakan berada diskala 5 (nyeri sedang). Pasien
juga mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul, nyeri mulai muncul
pada saat pasien banyak pikuran dan pada saat tekanan darahnya naik, dan
hilang pada saat pasien tidur dan minum obat. Selain itu pasien mengatakan
mudah lelah pada saat beraktivitas.
10. Alergi
Obat-obatan : pasien mengatakan tidak ada alergi pada obat-obatan
Makanan : pasien mengatakan tidak ada alergi makanan
Faktor lingkungan :pasien mengatakan tidak ada alergi
11. Penyakit Yang Di Derita
Hipertensi dan Asam Urat
12. Aktivitas Hidup Sehari-Hari
a. Indeks katz
Pasien masuk kriteria A karena pasien masih mampu dalam hal makan,
kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan mandi secara
mandiri.
b. Oksigenasi
RR : 22 x/menit dan CRT <2 detik
c. Cairan dan Elektrolit
Pasien mengatakan sebelum sakit dan saat sakit pasien tetap minum air
putih 6-7 gelas setiap hari.
d. Nutrisi
- Pasien mengatakan sebelum sakit makan 3x sehari
Nasi : Nasi putih
Lauk : Tahu, tempe, telur, dan ikan
Sayur : Semua jenis sayur
- Pasien mengatakan saat sakit makan 3x sehari
Nasi : Nasi putih
Lauk : Ikan dan telur
Sayur : Wortel dan labu siam
e. Eliminasi
- pasien mengatakan sebelum sakit
BAB
Jumlah : 2x sehari
Warna : Kecoklatan
Bau : Khas
Konsistensi : Lunak
BAK
Jumlah : 4-5x sehari
Warna : kuning
Bau : amoniak
- pasien mengatakan saat sakit
BAB
Jumlah : 1x sehari
Warna : kecoklatan
Bau : khas
Konsistensi : keras
BAK
Jumlah : 4-5x sehari
Warna : kuning
Bau : amoniak
f. Aktivitas Istirahat Dan Tidur
- pasien mengatakan sebelum sakit
siang : 11.30-13.00
malam : 21.30-05.00
- pasien mengatakan saat sakit
siang : pasien mengatakan jarang tidur siang dan pada saat
kunjungan rumah pasien didapatkan tidak pernah
tidur siang.
malam : 23.00-03.00 dan pasien mengatakan bangun sholat
tahajud sampai pagi tidak bisa tidur lagi.
g. Personal Hygiene
- Pasien mengatakan sebelum sakit
Frekuensi mandi : 2x sehari
Frekuensi cuci rambut : 3x seminggu
Frekuensi gosok gigi : 2x sehari
Keadaan kuku : pendek dan bersih
- Pasien mengatakan saat sakit
Frekuensi mandi : 2x sehari
Frekuensi cuci rambut: 2x seminggu
Frekuensi gosok gigi : 2x sehari
Keadaan kuku : pendek dan bersih
h. Rekreasi
Pasien mengatakan setiap liburan atau ada waktu luang pasien dan
keluarga berlibur ke pantai.
i. Psikologis
Pasien mengatakan merasa bersyukur karena disaat umurnya yang
sekarang pasien masih bisa berkumpul dengan anak, susu dan
menantunya.
j. Persepsi Pasien
Pasien mengatakan pasien menyadari bahwa dirinya sudah tua, sehingga
harus lebih banyak beribadah dan berikhtiar.
k. Konsep Diri
Pasien pengatakan pasien menyadari bahwa dirinya sudah tua, dan
perubahan fisik yang pasien alami saat ini adalah hal yang wajar serta
pasien menerima dengan keadaannya sekarang.
l. Emosi
Emosi baik, pasien selalu tersenyum dan ramah pada semua orang yang
berinteraksi dengannya.
m. Adaptasi
Pasien mengatakan masih mampu mengingat apapun, mampu beradaptasi
dengan keadaan perubahan fisik yang ia alami sekarang dan mampu
beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
n. Mekanisme Pertahanan Diri
Pasien mampu melawa semua stresnya dalam keadaan apapun dan pasien
selalu ikhlas dengan semua keadaan yang pasien hadapi.
o. Keadaan umum
Keadaan umum pasien baik, ekspresi wajah tampak sesekali meringis,
tingkat kesadaran composmentis dengan nilai GCS E4V5M6=15.
p. Tanda-Tanda Vital
TD : 180/100 mmHg
N : 88 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36 oC
TB : 148 cm
BB : 58,5 kg
13. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Kardiovaskuler
Tidak ada pembesan jantung, ictus cordis tidak tampak pada ICS 5
midclavikula, ictus cordis teraba pada ICS 5 midclavikula sinistra, tidak
tampak adanya pembesaran vena jugularis, CRT < 2 detik, TD 180/100,
HR 88 x/menit.
b. Sistem pernapasan
Tidak ada pembengkokkan pada tulang hidung, tidak ada perdarahan,
tidak ada peradangan, tidak ada sekret yang menghalangi penciuman,
posis septum nasi baik tidak ada pembengkokan, tidak ada polip, bentuk
dada normal chest, bentuk dada simetris antara kiri dan kanan, tidak ada
retraksi dada, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada lesi pada
dada, tidak ada pembengkakan pada dada kiri dan kanan, vocal
vremitus/getaran antara kiri dan kanan teraba sama, pengembangan
dinding dada simetris saat inspirasi dan ekspirasi, suara napas vesikuler,
tidak ada suara napas tambahan seperti wheezing, ronchi, stridor, RR 22
x/menit.
c. Sistem integumen
Kulit tampak keriput, warna kulit sawo matang, tidak ada jaringan parut,
tidak tampak adanya luka, tidak tampak adanya edema, S 36oC.
d. Sistem perkemihan
Pasien mengatakan tidak ada kesulitan dalam berkemih. Pasien
mengatakan BAK 4-5 x/menit.
e. Sistem muskuloskeletal
Ekstremitas atas dan bawah simetris kiri dan kanan, jumlah jari-jari
lengkap, tidak tampak adanya edema, tidak tampak adanya deformitas,
tidak tampak adanya luka, pasien mengatakan tidak sulit bergerak tetapi
jika nyerinya muncul lututnya muncul pasien susah beraktivitas, refleks
positif, kekuatan otot T1 5 5 T2
K1 5 5 K2
Keterangan :
T1 : tangan kiri dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan
maksimal
K1: kaki kiri dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan
maksimal
T2 : tangan kanan dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan
maksimal
K2: kaki kanan dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan
Maksimal
f. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
g. Sistem gastrointestinal
Pergerakan dinding abdomen simetris, tidak tampak adanya luka, tidak
tampak adanya pembengkakan, BAB 1x sehari, peristaltik usus 5 x/menit.
h. Sistem reproduksi
Tidak dilakukan pemeriksaan, namun pasien saat ini sudah mengalami
menopause.
i. Sistem persarafan
Tidak dilakukan pemeriksaan pada 12 saraf cranial
j. Sistem penglihatan
Kedua mata lengkap dan simetris antara kiri dan kanan, tidak tampak
adanya eksoftalmus, tidak tampak adanya endofthalmus, tidak tampak
adanya edema pada palpebra, tidak tampak adanya ptosis, tidak ada
peradangan, bulu mata tidak rontok, konjungtiva ananemis, sclera
berwarna putih, warna iris coklat, reaksi pupil terhadap cahaya miosis,
pupil kiri dan kanan isokor, tidak tampak adanya nightasmus, tidak
tampak adanya strabismus, pasien mengatakan saat tensinya naik
penglihatannya kabur, VOD 5/60, VOS 5/60.
k. Sistem pendengaran
Kedua daun telinga simetris, kedua daun telinga bersih, tidak tampak
adanya luka, tidak ada peradangan, tidak tampak adanya pengeluaran
cairan dari telinga, pasien masih mendengar dengan baik, tidak ada nyeri
tekan pada area telinga.
l. Sistem pengecapan
Warna lidah merah mudah, tidak ada kelainan kongenital, tidak ada lesi,
terdapat karies gigi, dan fungsi pengecapan baik.
m. Sistem penciuman
Tidak ada kelainan dan fungsi penciuman baik
n. Tactil respon
Pasien masih dapat menerima respon, tactil vremitus kiri dan kanan
teraba sama.
14. Data Penunjang
Laboratorium
Asam urat 7,7 mg/dl (N : 2,4-6,0)
15. Terapi
a. Diclofenac 2x1 berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit, peradangan,
dan kekakuan sendi yang disebabkan oleh artritis, asam urat, sakit gigi,
dan sebagainya,
b. Amlodipin 10 mg 1x1 berfungsi melemaskan dinding pembuluh darah
dan memperlancarkan aliran darah menuju jantung dan mengurangi
tekanan darah.
c. Allopurinol 1x1 berfungsi untuk menurunkan kadar asam urat dalam
darah.
d. Captopril 25 mg 1x1 berfungsi untuk menangani hipertensi dan gagal
jantung.
PENGUMPULAN DATA
N : 88 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36 oC
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri Kronis Berhubungan Dengan Agen Cedera Biologis
b. Gangguan Pola Tidur Berhubungan Dengan Perjalanan Penyakit
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Perencanaan Rasional
1 Nyeri Kronis Berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Ukur tanda-tanda vital 1. Mengetahui keadaan
Dengan Agen Cedera keperawatan selama 3x ±3jam umum pasien
Biologis diharapkan nyeri dapat berkurang 2. Kaji nyeri secara 2. Mengetahui
dengan kriteria hasil : komprehensif perkembangan nyeri dan
a. Mampu mengontrol nyeri dapat menentukan
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang intervensi selanjutnya
3. Ajarkan tehnik non
dengan skala 1-3 (nyeri ringan) 3. Tehnik non farmakologi
farmakologi
c. Tanda-tanda vital dalam batas dapat merilekskan otot-
normal otot dan mengurangi rasa
TD : 130/80 mmHg nyeri
4. Anjurkan pasien dan
N : 60-100 x/menit 4. Agar pasien dan keluarga
keluarga untuk
RR : 18-24 x/menit dapat memperhatikan pola
menghindari makanan
S : 36,5-37,2 oC makan pasien sehingga
yang dapat meningkatkan
tidak memperberat
tekanan darah
penyakitnya
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari / Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Respon Pasien / Hasil Paraf
Jum’at Nyeri kronis 1. Mengukur tanda-tanda vital 1. TD : 180/100 mmHg
28 agustus 20 berhubungan dengan N :88 x/menit
agen cedera biologis RR : 22 x/menit
2. Mengkaji nyeri secara S : 36,5 oC
komprehensif 2. Pasien mengatakan penyebab nyerinya
jika terlalu banyak pikiran dan pada
saat tekanan darahnya tinggi. Pasien
mengatakan nyeri yang dirasakan
seperti berdenyut-denyut dan tegang
pada leher belakang. Pasien juga
mengatakan nyeri pada kepala dan
meenyebar hingga ke leher belakang.
Pasien mengatakan nyeri yang
dirasakan berada di skala 5 (nyeri
sedang), serta nyeri yang dirasakan
3. Mengajarkan tehnik non hilang timbul.
farmakologi 3. Pasien diajarkan menggunakan tehnik
relaksasi napas dalam. Caranya
letakkan kedua tangan pada uluhati,
kemudian tarik napas dalam melalui
hidung secara perlahan dan tahan
selama 3-5 detik kemudian keluarkan
melalui mulut dengan menguncupkan
bibir. Ulangi 5-10 kali, dilakukan sehari
3-4 kali. Dengan hasil pasien mengerti
dan dapat mempraktekkannya.
4. Menganjurkan pasien dan 4. Pasien dan keluarga diberi penjelasan
keluarga untuk menghindari tentang pantangan atau makanan yang
makanan yang dapat dapat meningkatkan tekanan darah
meningkatkan tekanan darah seperti mengkonsumsi garam
berlebihan, makan gorengan dan
makanan yang bersantan dan lain
sebagainya. Pasien dan keluarga
mengerti semua makanan yang harus
dihindari.
5. Menganjurkan pasien untuk 5. Pasien mengatakan susah tidur tidur
istirahat yang cukup pada malam hari dan tidur siang pun
jarang.
6. Anjurkan pasien untuk minum 6. Pada saat pasien memeriksakan
obat sesuai instruksi dokter kesehatannya di UPTD Puskesmas
Kawatuna, dokter memberikan obat
amlodipin 10 mg 1x1 dan captopril 25
mg 1x1. Pasien mengatakan minum
obat sesuai anjuran dokter.
Jum’at Gangguan pola tidur 1. Mengukur tanda-tanda vital 1. TD : 180/100 mmHg
28 agustus 20 berhubungan dengan N : 88 x/menit
perjalanan penyakit RR : 22 x/menit
S : 36 oC
2. Mencatat kebutuhan tidur pasien 2. Siang : pasien mengatakan jarang tidur
setiap hari dan jam tidur siang
Malam : pasien mengatakan tidur mulai
jam 23.00-03.00 (4 jam)
E. EVALUASI
Hari / Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Paraf
Jum’at, Nyeri kronis berhubungan S :
28 agustus 2020 dengan agen cedera - Pasien mengatakan sakit kepala
biologis - Pasien mengatakan penyebab nyerinya jika terlalu banyak
pikiran dan pada saat tekanan darahnya tinggi
- Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti berdenyut-
denyut dan tegang di leher belakang
- Pasien mengatakan nyeri pada kepala dan menyebar ke leher
belakang
- Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan berada diskala 5
(nyeri sedang)
- Pasien mengatakan nyeri di rasakan hilang timbul
O:
- Ekspresi wajah tampak sesekali meringis
- Tanda-tanda vital
TD : 180/100 mmHg
N : 88 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36 oC
A : Masalah Nyeri Belum Teratasi
P : Pertahankan Intervensi
1. Ukur tanda-tanda vital
2. Kaji nyeri secara komprehensif
3. Ajarkan tehnik nonfarmakologi
4. Anjurkan pasien dan keluarga untuk menghindari
makanan yang dapat meningkatkan tekanan darah
5. Anjurkan untuk istirahat yang cukup
6. Anjurkan pasien untuk minum obat sesuai instruksi
dokter
Jum’at Gangguan pola tidur S :
28 agustus 2020 berhubungan dengan - Pasien mengatakan jarang tidur siang, tidur malam hanya 4
perjalanan penyakit jam
- Pasien mengatakan jika bangun sholat tahajud sampai pagi
tidak bisa tidur lagi
O:
- Saat kunjungan rumah pasien didapatkan tidak pernah tidur
siang
- Tanda-tanda vital
TD : 180/100 mmHg
N : 88 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36 oC
A : Masalah Gangguan Pola Tidur Belum Teratasi
P : Pertahankan Intervensi
1. Ukur tanda-tanda vital
2. Catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam tidur
3. Jelaskan pentingnya tidur adekuat
4. Anjurkan pasien menggunakan aroma terapi
CATATAN PERKEMBANGAN
A. PENGKAJIAN
Pada pengkajian didapatkan keluhan yang dirasakan klien semenjak
pasien memeriksakan kesehatannya di pukesmas yaitu keluhan utamanya sakit
kepala, kemudian dilanjutkan pengkajian di rumah pasien dengan cara
melakukan home visite atau kunjungan rumah, didapatkan data pasien atau
keluhan lainnya yaitu sering pusing, tegang bagian belakang leher dan sussah
tidur. Didukung dengan data dari keluarga pasien.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada teori didapatkan banyak diagnose keperawatan yang muncul dari
kasus hipertensi yaitu:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload
vasokontriksi
3. Resiko injuri berhubungan dengan kesadaran menurun
4. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan
sirkulasi darah yang kurang ke otak
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kondisi fisik
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum
Pada laporan kasus diagnose keperawatan yang didapatkan sesuai dengan
keadaan pasien dengan kasus hipertensi adalah:
1. Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera biologis
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perjalanan penyakit
C. PERENCANAAN
Pada laporan kasus HIPERTENSI di pukesmas kawatuna diangkat 2
diagnosa keperawatan, dari kedua diagnosa keperawatan selanjutnya dibuat
rencana asuhan keperawatan sebagai tindakan pemecahan masalah
keperawatan dimana kelompok membuat rencana keperawatan berdasarkan
diagnose keperawatan kemudian menetapkan tujuan , selanjutnya menetapkan
tindakan yang tepat. Pada perencanaan ini tidak jauh berbeda antara tinjauan
teori dan tinjauan kasus yan dilaksanakan atas dasar teori yang dimuat pada
Bab II sebelumnya.
D. PELAKSANAAN
Semua tindakan yang dilaksanakan selalu berorientasi pada rencana yang
telah dibuat terdahulu dengan mengantisipasi seluruh tanda-tanda yang timbul
sehingga tindakan keperawatan dapat tercapai pada asuhan keperawatan yang
dilaksankan dengan menerapkan komunikasi terapeutik. Pada kasus ini tidak
jauh beda dengan teori –teori yang ada dalam rencana keperawatan.
Pelaksanaan asuhan keperawatan adalah sebagai berikut:
1) Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera biologis: Lakukan
pengkajian nyeri yang kompherensif meliputi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri dan factor presipitasiya,
Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan, Observasi tanda-tanda
vital, Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama
akan berlangsung atau antisipasi ketidak nyamanan akibat prosedur,
Ajarkan teknik non farmakologi.
2) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perjalanan penyakit: lakukan
pengukuran tanda tanda vital, catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan
jam tidur, jelaskan pentingnya tidur yang adekuat, dan anjurkan pasien
menggunakan aroma terapy. Di lakukan sesuai prosedur.
E. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, evaluasi
meliputi hasil dan proses dari asuhan keperawatan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada tujuan pada laporan kasus hipertensi pada Ny. W maka dapat
disimpulkan beberapa hal antara lain :
1. Pengkajian pada pasien hipertensi terfokus pada pengkajian nyeri, nutrisi,
dan aktivitas pasien. Semua pengkajian diperoleh lansung dari pasien dan
keluarga pasien dengan metode wawancara dan pemeriksaan fisik.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien Ny. W ada 2 yaitu:
- Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera fisik
- Gangguan pola tidur berhubungan dengan perjalanan penyakit
B. Saran
Berdasrkan kasus yang diambil oleh kelompok dengan judul asuhan keperawatan
Pada Pasien “Ny. W” Dengan Diagnose Medis “Hipertensi” Di Uptd Urusan
Pukesmas Kawatuna Palu. Demi kebaikan selanjutnya maka kelompok
menyarankan kepada:
1. Instasi pelayanan kesehatan mampu meningkatkan kinerja perawat dan tenaga
medis yang lain sehingga mampu meningkatkan asuhan keperawatan pada
pasien dengan kasus hipertensi.
2. Tenaga kesehatan khususnya perawat diharapkan untuk melanjutkan asuhan
keperawatan yang sudah dibuat oleh kelompok yang bertujuan untuk
pemulihan kesehatan pasien dengan kasus hipertensi sehingga dapat
melakukan aktifitas sehari-hari seperti orang sehat pada umumnya.
3. Pasien dan keluarga pasien diharpkan mampu mengenali atau mengetahui
bagaimana tindak lanjut perawatan pada kasus hipertensi dan terapi yang
diberikan oleh tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
World Health Organization (WHO). 2018. Data Hipertensi Global. Asia Tenggara:
WHO