TRAUMA THORAX
Suplai arterial
Pembuluh-pembuluh darah yang memvaskularisasi dinding toraks
terutama terdiri dari arteri interkostal posterior dan anterior, yang berjalan
mengelilingi dinding toraks dalam spatium interkostalis di antara rusuk -
rusuk yang bersebelahan (Hudak, 2011).
Arteri interkostal posterior berasal dari pembuluh-pembuluh yang
berhubungan dengan dinding toraks posterior. Dua arteri interkostal posterior
yang paling atas pada tiap sisinya berasal dari arteri interkostal suprima, yang
turun memasuki toraks sebagai percabangan trunkus kostoservikal pada leher.
Trunkus kostoservikal merupakan suatu cabang posterior dari arteri
subklavian. Sembilan pasang arteri interkostal posterior sisanya berasal dari
permukaan posterior aorta torakalis (Hudak, 2011).
Pada sekitar level spatium interkostalis keenam, arteri ini bercabang
menjadi dua cabang terminal :
1. arteri epigastrik superior, yang lanjut berjalan secara inferior
menujudinding abdomen anterior.
2. arteri muskuloprenikus, yang berjalan sepanjang tepi kostal, melewati
diafragma, dan berakhir di dekat spatium interkostal terakhir Arteri
interkostal anterior yang menyuplai enam spatium interkostal teratas
muncul sebagai cabang lateral dari arteri torakal internal, sedangkan yang
menyuplai spatium yang lebih bawah berasal dari arteri muskuloprenikus.
Pada tiap spatium interkostalis, biasanya terdapat dua arteri interkostal
anterior :
1.satu yang lewat di bawah tepi rusuk di atasnya,
2. satu lagi yang lewat di atas tepi rusuk di bawahnya dan kemudian
bertemu dengan sebuah kolateral percabangan arteri interkostal
posterior Distribusi pembuluh - pembuluh interkostal anterior dan
posterior saling tumpang tindih dan dapat berkembang menjadi
hubungan anastomosis.
Suplai Vena
Drainase vena dari dinding toraks pada umumnya paralel dengan pola
suplai arterialnya. Secara sentral, vena - vena interkostal pada akhirnya akan
didrainase menuju sistem vena atau ke dalam vena torakal internal, yang
terhubung dengan vena brakhiosefalika dalam leher. Vena - vena interkostal
posterior pada sisi kiri akan bergabung dan membentuk vena interkostal
superior kiri, yang akan didrainase ke dalam vena brakhiosefalik kiri
(Patriani, 2012).
Drainase Limfatik
Pembuluh limfatik pada dinding toraks didrainase terutama ke dalam
limfonodi yang berhubungan dengan arteri torakal internal (nodus
parasternal), dengan kepala dan leher rusuk (nodus interkostal), dan dengan
diafragma (nodus diafrgamatikus) (Patriani, 2012).
Innervasi
Innervasi dinding toraks terutama oleh nervus interkosta, yang
merupakan ramus anterior nervus spinalis T1 - T11 dan terletak pada
spatium interkostalis di antara rusuk-rusuk yang bersebelahan. Nervus
interkostal berakhir sebagai cabang kutaneus anterior, yang muncul baik
secara parasternal, di antara kartilage kosta yang bersebelahan, ataupun
secra lateral terhadap midline, pada dinding abdomen anterior, untuk
menyuplai kulit pada toraks, nervus interkostal membawa :
1. Inervasi somatik motorik kepada otot – otot dinding toraks (
intercostal,subcostal, and transversus thoracis muscles )
- Fraktur kosta terjadi karena adanya gaya tumpul secara langsung maupuntidak
langsung. Gejala yang spesifik pada fraktur kosta adalah nyeri, yang meningkat
pada saat batuk, bernafas dalam atau pada saat bergerak.
- Flail chest adalah suatu kondisi medis dimana kosta - kosta yang berdekatan patah
baik unilateral maupun bilateral dan terjadi pada daerah kostokondral.
- Fraktur sternum terjadi karena trauma tumpul yang sangat berat sering kalidisertai
dengan fraktur kosta multipel.
- Kontusio parenkim paru adalah manifestasi trauma tumpul toraks yang
palingumum terjadi.
- Pneumotoraks adalah adanya udara pada rongga pleura. Pneumotoraks pada trauma
tumpul toraksterjadi karena pada saat terjadinya kompresi dada tiba - tiba
menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intraalveolar yang dapat
menyebabkan rupture alveolus..Gejala yang paling umum pada Pneumotoraks
adalah nyeri yang diikuti oleh dispneu
-
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Identitas klien
Nama : Tn. D
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Bahasa : Melayu
Pendidikan :SMA
Golongan darah :B
No. register :
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Penurunan kesadaran dan sesak
Kesadaran : Sopor
TTV
Tekanan Darah :120/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 110x/menit
Pernapasan : 35x/menit
Suhu : 38,7oC
a) Kepala
Inspeksi : Distribusi rambut baik, bentuk kepala simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
b) Mata
Inspeksi : Anemis, skelera an ikterik, bentuk simetris.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c) Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris, pernapasan cuping hidung, penggunaan otot-
otot pernapasan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
d) Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, terdapat darah
Palpasi : Ada lesi dan nyeri tekan
e) Mulut
Inspeksi : Bentuk simetris, sianosis, serta keluarnya darah segar dan lendir
f) Leher
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak
dicurigai fraktur cervikal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembenkakan
g) Toraks
Inspeksi : Bentuk tidak simetris, terdapat jejas dan bengkak, pergerakan
dinding dada tidak simetris, terdapat otot bantu pernapasan.
Palpasi : Terdapat nyeri tekn dan ada pembengkakan
Auskultasi : Bunyi napas ronchi, suara ngorok, frekuensi napas 30x/menit Perkusi
: Snoring
h) Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada jejas
Palpasi : ada nyeri tekan pada supra pubik
Auskultasi : Bising usus normal 12x/menit
Perkusi : Tympani
i) Genetalia
Inspeksi : Bersih, tidak ada kelainan, terpasang kateter spool blase
j) Ekstremitas Atas
Inspeksi : Simetris, tidak ada pembengkakan dan terpasang ada jejas
ditangan kanan, terpasang infus ditangan kiri, fleksi dan ekstensi (- )
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
k) Eksremitas Bawah
Inspeksi : Simetris, tidak ada pembengkakan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Data tambahan pasien
1. Data psikologi
Keluarga bisa di ajak bekerja sama dengan baik dalam proses keperawatan
2. Data social
Hubungan keluarga dan klien baik, terlihat dari keluarga yang selalu menunggu
klien.
3. Data spiritual
Klien beragama islam, keluarga selalu berdoa untuk kesembuhan klien.
Klasifikasi data
Ds:
1. Keluarga mengatakan pasien muntah darah
2. Keluarga mengatakan dada korban membentur stir mobil sebelum mengalami penurunan
kesadaran
3. Keluarga mengtakan pasien bernapas cepat (sesak)
4. Keluarga mengatakan bahwa pasien sebelum tak sadarkan diri mengalami muntah darah
5. Keluarga mengatakan bahwa pasien mengalami kecelakaan bermobil dengan posisi dada
membentur stir mobil kemudian mengalami penurunan kesadaran
6. Keluarga mengatakan ada bengkak dan jejas di bagian dada pasien
7. Penolong mengatakan dada pasien membentur stir
Ds:
1. Suara napas ngorok
2. Terdapat lendir dan gumpalan darah di mulut pasien
3. Frekuensi napas 35x/menit
4. Suara napas ronchi
5. Pasien bernapas menggunakan cuping hidung dan oto-otot pernapasan
6. Terdapat gumpalan darah di area mulut dan menggangu proses ventilasi
7. Pasien tampak sesak, pucat
8. Napas cepat dan dangkal
9. Pemeriksaan AGD : Saturasi 85%
10. Pasien mengalami penurunan kesadaran
11. Terdapat bengkak dan jejas di dada
12. Pemeriksaan gcs 8 kesadaran spoor
13. Tampak sianosis, dan pucat
14. Akral teraba dingin
15. SPo2 85%
16. CRT > 3 detik
17. Pemeriksaan ttv : TD :120/80 mmHg N : 110x/m RR : 35x/m S : 38,7oc
18. Pengkajian PQRST
19. Region : Tampak ada bengkak dan jejas didada pasien sebelah kiri.
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds :- Penolong mengatakan pasien Hematoraks Ketidakefek tifan
muntah darah bersihan jalan
Do : - suara napas ngorok Ekspensi paru napas
- Terdapat lendir dan
gumpalan darah di mulut Gangguan ventilasi
pasien
- Frekuensi napas 35x/menit
2 Ds : - Penolong mengatakan dada Trauma thorak Gangguan pola
korban membentur stir napas
mobil sebelum mengalami Reabsorsi darah
penurunan kesadaran
- Penolong mengtakan Hemathorak Ekspensi
pasien bernapas cepat
(sesak) paru
Do : - Suara napas ronchi
- Pasien bernapas Gangguan ventilasi
menggunakan cuping
hidung dan oto-otot
pernapasan
- Frekuensi napas 30x/menit
Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan secret yang berlebih, gumpalan
darah yang menghalangi pernapasan
2. Gangguan pola napas, dispneu berhubungan dengan penurunan kemampuan paru
Tindakan keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan
1 Ketidakefektifan bersihan Setelah di lakukan 1. Pastikan kebutuhan
jalan napas berhubungan tindakan keperawatan oral/suction
dengan secret yang berlebih, selama 1 x 24 jam di 2. Auskultasi suara napas
gumpalan darah yang harapakan jalan nafas sebelum dan sesudah
menghalangi pernapasan efektif dengan Kriteria suction
hasil : 3. Berikan oksigen
1. Suara napas bersih, menggunakan nasal kanul
tidak ada sianosis, 4. Monitor status napas dan
mampu bernapas oksigen
dengan mudah 5. Buka jalan napas gunakan
DAFTAR PUSTAKA
Aru W, Sudoyo. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V.
Jakarta: Interna Publishing
Hudak dan Gallo. (2011). Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan
Holistik. Edisi VIII Jakarta: EGC
Nugroho, T. Putri, B.T, & Kirana, D.P. (2015). Teori asuhan
keperawatana gawat darurat. Padang : Medical book
Nurarif, A.H, dan Kusuma, H. (2015). APLIKASI Asuhan keperawatan
berdasarkan diagnosa medis & NANDA NIC-NOC , jilid 1.
jogjakarta : penerbit buka Mediaction.
Patriani. (2012). Asuhan Keperawatan pada pasien trauma dada.
http://asuhan- keperawatan-patriani.pdf.com/2008/07/askep-
trauma-dada.html. Diakses pada tanggal 02 Januari 2019
Rendy , M.C, & Th, M. (2012). Asuhan keperawatan medikal bedah
penyakit dalam . yogjakarta : Nuha medika