Anda di halaman 1dari 13

MENGENAL DAN BERESPON TERHADAP KTD SERTA

PENGGUNAAN TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN


KESELAMATAN PASIEN
(Dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah” Keselamatan Pasien dan K3 dalam
Keperawatan”)

Disusun Oleh :
Suci L. Tonote, S.Tr.Kep
Beaktris B. Lalompoh, S.Tr.Kep
Grace Tamara, S.Tr.Kep
Yeheskel Y. Slarmanat, S.Tr.Kep

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI NERS LANJUTAN
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
karena penyertaan-Nya,maka makalah tentang “Mengenal Dan Berespon
Terhadap KTD Serta Penggunaan Teknologi Untuk Meningkatkan Keselamatan
Pasien” yang dapat tersusun dengan baik.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini,


oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dalam memahami penggunaan teknologi untuk meningkatkan keselamatan pasien.

Manado, Juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................
Daftar Isi .............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................


B. Rumusan Masalah .................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kejadian Tak Diharapkan (KTD) ......................................
B. Jenis-jenis Insiden di Rumah Sakit .....................................................
C. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien di RS .....................................
D. Jenis dan Metode Pelaporan ................................................................
E. Pengertian Teknologi Keselamatan Pasien .........................................
F. Teknologi Dalam Pelayanan Kesehatan ..............................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Saran ..................................................................................................
Daftar Pustaka ..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Program Keselamatan Pasien di rumah sakit Rumah sakit merupakan


tempat yang paling kompleks, terdapat ratusan macam obat, ratusan test dan
prosedur, dan beragam profesi serta latar belakang sumber daya manusia yang
memberikan pelayanan kepada pasien selama 24 jam secara terus menerus
(Depkes, 2008). Rumah sakit sebagai pemberi layanan kesehatan harus
memperhatikan dan menjamin keselamatan pasien. Rumah sakit merupakan
organisasi yang berisiko tinggi terhadap terjadinya incident keselamatan pasien
yang diakibatkan oleh kesalahan manusia. Kesalahan terhadap keselamatan paling
sering disebabkan oleh kesalahan manusia terkait dengan risiko dalam hal
keselamatan, dan hal ini disebabkan oleh kegagalan sistem di mana individu
tersebut bekerja (Reason, 2009).

Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis


obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit
yang cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis
(medical errors). Menurut Institute of Medicine (1999), medical error
didefinisikan sebagai: The failure of a planned action to be completed as intended
(i.e., error of execusion) or the use of a wrong plan to achieve an aim (i.e., error
of planning). Artinya kesalahan medis didefinisikan sebagai: suatu Kegagalan
tindakan medis yang telah direncanakan untuk diselesaikan tidak seperti yang
diharapkan (yaitu., kesalahan tindakan) atau perencanaan yang salah untuk
mencapai suatu tujuan (yaitu., kesalahan perencanaan). Kesalahan yang terjadi
dalam proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event
(Kejadian Tidak Diharapkan/KTD).

Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius
tidak terjadi, karena keberuntungan (misalnya,pasien terima suatu obat kontra
indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis
lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum
obat di berikan), dan peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan,
diketahui secara dini lalu diberikan antidotenya). Adverse Event atau Kejadian
Tidak Diharapkan (KTD) merupakan suatu kejadian yang mengakibatkan cedera
yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dan bukan karena
“underlying disease” atau kondisi pasien.

Payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk


memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu
teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi
segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses
dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu,
teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak
terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian
luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi,
pengelolaan, pemindahan informasi antar media.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan KTD ?


2. Bagaimana respon terhadap KTD ?
3. Apa itu teknologi kesehatan untuk pasien ?
4. Bagaimana penggunaan teknologi untuk meningkatkan keselamatan pasien ?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui apa itu KTD


2. Memahami respon terhadap KTD
3. Mengetahui apa itu teknologi kesehatan untuk pasien
4. Memahami penggunaan teknologi untuk meningkatkan keselamatan pasien
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kejadian Tak Diharapkan (KTD)

Kesalahan melakukan identifikasi pasien berpotensi besar menimbulkan


masalah dan ancaman keselamatan pasien. Ancaman tersebut jika tidak diatasi
akan menimbulkan masalah kesehatan secara berkelanjutan seperti terjadinya
KTD dimana suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cidera
pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien
(Depkes RI, 2008).

Kejadian nyaris cidera/ Near Miss adalah kejadian memberikan tindakan


atau penghilangan yang dapat membahayakan pasien tetapi tidak terjadi bahaya
disebabkan kerena keberuntungan, dibatalkan, dan peringanan (Aspen, et al. 2004
cited in Wagner, et al 2006). Sedangkan menurut Depkes RI (2008), kejadian
nyaris cidera adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatau tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission)
yang dapat menciderai pasien tetapi cidera tidak serius terjadi karena:

1. Keberuntungan, misalnya perawat memberikan obat kepada pasien


tanpa mengidentifikasi pasien dan obat terlebih dahulu. pasien
menerima suatu obat kontraindikasi tetapi tidak reaksi obat.
2. Pencegahan, misalnya suatu obat dengan overdosis lethal akan
diberikan oleh perawat, tetapi perawat lain sempat mengidentifikasi
dan membatalkan pemberian obat tersebut.
3. Peringanan, misalnya perawat tanpa melakukan identifikasi
memberikan obat dengan overdosis lethal, setelah dan diketahui
secara dini lalu diberikan antidotenya.rse events atau kejadian tidak
diharapkan (KTD), kejadian nyaris cidera (KNC), dan kejadian tidak
cidera (KTC). (Depkes RI, 2011).
4. Dalam menjalankan perannya, perawat mungkin melakukan kesalahan.
Nursing error adalah kegagalan merencanakan tindakan menjadi
lengkap seperti yang diharapkan atau penggunaan rencana
keperawatan yang salah untuk mencpai tujuan. (Institute of Medicine,
1999 cit. Silveira, 2008). Kebijakan atau prosedur yang secara
kolaboratif dikembangkan untuk memperbaiki proses identifikasi,
khususnya yang digunakan untuk mengidentifikasi pasien ketika
pemberian obat, pengambilan darah dan specimen lain untuk
pemeriksaan klinis, atau memberikan pengobatan atau tindakan lain.
Kebijakan atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk
mengidentifikasi pasien seperti nama pasien, nomor identitas
menggunakan nomor rekam medis, tanggal lahir, gelang (identitas
pasien) dengan barcode atau cara lain. Nomor kamar atau lokasi
pasien tidak bisa digunakan untuk identifikasi (Komisi Akreditasi
Rumah Sakit, 2012).

B. Jenis-jenis Insiden di Rumah Sakit

Menurut Departemen Kesehatan RI, 2008 menyatakan Insiden


keselamatan pasien/ patient safety incident merupakan kejadian atau situasi yang
dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang tidak
seharusnya terjadi (dapat dicegah). Adapun beberapa jenis insiden adalah sebagai
berikut :

1. Kejadian tidak diharapkan (KTD)/ adverse event yaitu insiden yang


mengakibatkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan
karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan
oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis.
2. Kejadian nyaris cedera (KNC)/ near miss merupakan suatu insiden
yang tidak menyebabkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu
11 tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), dapat terjadi karena :
“keberuntungan” (misalnya pasien yang menerima suatu obat kontra
indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat). “pencegahan” (misalnya
secara tidak sengaja pasien akan diberikan suatu obat dengan dosis
lethal, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat
diberikan). “peringanan” (misalnya pasien secara tidak sengaja telah
diberikan suatu obat dengan dosis lethal, segera diketahui secara dini
lalu diberikan antidotumnya, sehingga tidak menimbulkan cidera yang
berarti).

Kejadian Nyaris Cedera mengacu pada salah satu definisi dalam literatur
safety management sebagai suatu kejadian yang berhubungan dengan keamanan
pasien yang berpotensi atau mengakibatkan efek diakhir pelayanan, yang dapat
dicegah sebelum konsekuensi aktual terjadi atau berkembang (Aspden, 2004).
KNC juga diungkapkan sebagai kejadian yang berpotensi menimbulkan cedera
atau kesalahan, yang dapat dicegah karena tindakan segera atau karena
kebetulanm dimana hasil akhir pasien tidak cedera (Medical Human Reseources,
2008).

KNC lebih sering terjadi dibandingkan dengan kejadian tidak diharapkan,


frekuensi kejadian ini tujuh sampai seratus kali lebih sering terjadi. Data KNC
harus dianalisis agar pencegahan dana pembentukan sistem dapat dibuat sehingga
cedera aktual tidak terjadi. Sebagian besar kasus KNC memberi dampak pada
pada penyebab insiden atau proses hingga kejadian nyaris cedera itu terjadi
(Mustikawati, 2011). Terciptanya keselamatan pasien sangat didukung oleh sistem
pelaporan yang baik setiap kali inisiden terjadi. Faktor penyebab kejadian nyaris
cedera sulit didapatkan jika tidak didukung oleh dokumentasi yang baik (sistem
pelaporan). Hal ini dapat mengakibatkan langkah pencegahan dan implementasi
untuk perbaikan sulit dilakukan (Cahyono,2008)

Standar Keselamatan Pasien di rumah sakit Standar Keselamatan pasien


berdasarkan “Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang
diterbitkan pada tahun 2006. Menguraikan tentang Standar Keselamatan Pasien,
yang dimana standar tersebut terdiri dari tujuh standar, yaitu :

1) Hak pasien,
2) Mendidik pasien dan keluarga,
3) Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan,
4) Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien,
5) Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien,
6) Mendidik staf 13 tentang keselamatan pasien, dan
7) Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien.

C. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien di Rumah Sakit

Salah satu startegi dalam merancang sistem keselamatan pasien adalah


bagaimana mengenali kesalahan sehingga dapat dilihat dan segera diambil
tindakan guna memperaiki efek yang terjadi. Upaya untuk mengenali dan
melaporkan kesalahan ini dilakukan melalui sistem pelaporan. Kegagalan aktif
(petugas yang melakukan kesalahan) atau yang berkombinasi dengan konsisi laten
akan menyebabkan terjadinya suatu kesalahan berupa kejadian nyaris cedera
(KNC), KTD, atau bahkan kejadian yang menyebabkan kematian atau cedera
serius (sentinel). Berhenti sampai tahap melaporkan saja tentu tidak akan
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien, yang lebih penting adalah bagaimana
melakukan suatu 20 pembelajaran dari keselahan tersebut sehingga dapat diambil
solusi agar kejadian yang sama tidak terulang kembali (Iskandar, 2014). Pelaporan
insiden keselamatan pasien adalah jantung dari mutu layanan, yang merupakan
bagian penting dalam proses belajar dan pembenahan ke dalam revisi dari
kebijakan, termasuk standar prosedur operasional (SPO) dan panduan yang ada.

Rumah sakit wajib untuk melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang
meliputi kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris cedera (KNC) dan
kejadian sentinel. Pelaporan insiden dilakukan secara internal dan eksternal.
Pelaporan internal dilakukan dengan mekanisme/ alur pelaporan keselamatan
pasien rumah sakit di lingkungan internal rumah sakit. Pelaporan eksternal
dilakukan dengan pelaporan dari rumah sakit ke KKP-RS nasional. Dalam
lingkup rumah sakit, unit kerjakeselamatan pasien rumah sakit melakukan
pencatatan kegiatan yang telah dilakukan dan membuat laporan kegiatan kepada
Direktur rumah sakit. (Departemen Kesehatan, 2008).

D. Jenis dan Metode Pelaporan

Pelaporan insiden dapat dilakukan dengan dua cara ,seperti secara internal
dan eksternal. Pelaporan internal dilakukan dengan mekanisme/ alur pelaporan
keselamatan pasien rumah sakit di lingkungan internal rumah sakit. Pelaporan
eksternal dilakukan dengan pelaporan dari rumah sakit ke KKP-RS nasional.
Dalam lingkup rumah sakit, unit kerjakeselamatan pasien rumah sakit melakukan
pencatatan 21 kegiatan yang telah dilakukan dan membuat laporan kegiatan
kepada Direktur rumah sakit.

Banyak metode yang digunakan mengidentifikasi resiko, salah satu caranya


adalah dengan mengembangkan sistem pelaporan dan sistem analisis insiden
keselamatan pasien. Sehingga, dapat dipastikan bahwa sistem pelaporan akan
mengajak semua orang dalam organisasi untuk peduli akan bahaya/potensi bahaya
yang dapat terjadi kepada pasien. Adapun ketentuan terkait pelaporan insiden
sesuai dengan Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (2008) akan di
jabarkan sebagai berikut:

1) Insiden sangat penting dilaporkan karena akan menjadi awal proses


pembelajaran untuk mencegah kejadian yang sama terulang
kembali.
2) Memulai pelaporan insiden dilakukan dengan membuat suatu
sistem pelaporan insiden di rumah sakit meliputi kebijakan, alur
pelaporan, formulir pelaporan dan prosedur pelaporan yang harus
disosialisasikan pada seluruh karyawan.
3) Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi,
potensial terjadi ataupun yang nyaris terjadi.
4) Pelapor adalah siapa saja atau semua staf rumah sakit yang pertama
menemukan kejadian atau yang terlibat dalam kejadian.
5) Karyawan diberikan pelatihan mengenai sistem pelaporan insiden
mulai dari maksud, tujuan dan manfaat laporan, alur pelaporan,
bagaimana cara mengisi 22 formulir laporan insiden, kapan harus
melaporkan, pengertian-pengertian yang digunakan dalam sistem
pelaporan dan cara menganalisa laporan.

E. Pengertian Teknologi Keselamatan Pasien

Teknologi secara harfiah berasal dari bahasa latin “texere” yang berarti
menyusun atau membangun. Sehingga istilah teknologi seharusnya tidak terbatas
pada penggunaan mesin, meskipun dalam arti sempit hal tersebut sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Jika secara umum teknologi dibagi atas teknologi informasi dan


komunikasi, maka dalam penerapannya dalam bidang kesehatan teknologi
dijelaskan dalam teknologi kesehatan. Menurut Feeny (1986), teknologi kesehatan
didefinisikan sebagai seperangkat teknik-teknik, obat-obatan, prosedur yang
digunakan oleh profesional kesehatan dalam memberikan pelayanan medis kepada
perorangan dan pelayanan kesehatan di masyarakat. Dalam UU RI No.39 tahun
2009 ayat (2) disebutkan bahwa teknologi kesehatan mencakup segala metode dan
yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit, mendeteksi adanya
penyakit, meringankan penderitaan akibat penyakit, menyembuhkan,memperkecil
komplikasi dan memulihkan kesehatan setelah sakit.

Teknologi kesehatan dibagi dalam 5 kelompok sebagai berikut :

1) Obat-obat; meliputi : bahan-bahan kimia dan subtansi biologis yang


dipakai untuk dimakan, diinjeksikan ke tubuh manusia untuk
kepentingan medis;
2) Alat-alat (device) meliputi : alat-alat khusus untuk tujuan :
diagnostik,terapi;
3) Prosedur bedah dan medis atau kombinasinya yang sering kali
sangat komplek;
4) Sistem penunjang atau support system : adalah teknologi yang
digunakan untuk memberikan pelayanan medis di rumah sakit.;
5) Sistem organisasional, adalah teknologi yang digunakan untuk
menjamin penyampaian pelayanan kesehatan yang efektif dan
efisien

Adanya teknologi dibidang kesehatan memberi dampak yang cukup besar


dalam perkembangan pelayanan kesehatan baik pada bidang kuratif maupun
preventif. Dampak yang dimaksud disini ialah teknologi dapat memudahkan
dalam penyebaran informasi kesehatan dan kemajuan dalam segi pengobatan.
Seiring dengan perkembangan zaman menuju arah yang lebih modern maka
teknolgi yang sudah ada harus terus dikembangkan agar tetap sesuai dengan
pergerakkan zaman guna memenuhi kebutuhan dalam pelayanan kesehatan
masyarakat itu sendiri.

F. Teknologi Dalam Pelayanan Kesehatan

1. Telehealth

Pada telehealth secara umum ada dua tekhnologi yang dalam pelayanan:
store forward dan real time tekhnologi.

a) Tekhnologi simpan dan sampaikan (store and forward) misalnya :


gambar yang didapatkan dari elektonik seperi tekhnologi x ray,
dapat dikirimkan pada spesialis untuk diinterpretasi. Gambar
tersebut saja yang berpindah pindah.Radiologi, dermatologi, patologi
adalah contoh spesialisasi yang sangat kelihatan menggunakan
tekhnologi ini.
b) Tekhnologi real time
Real time adalahtekhnologi yang membuat pasien dan provider
berinteraksi dalam waktu yang sama. Banyak alat telekomunikasi
yang memfasilitasi komunikasi dua arah menggunakan tekhnologi
real time dalam telehealth. Tekhnologi realtime juga dapat membuat
alat untuk menstransimisikan gambar dari tempat yng berbeda.
Misalnya kamera untuk mengobservasi keadaan klien. Tekhnologi
realtime memfasilitasi komunikasi dua arah baik audio maupun
video, yang bisa digunakan dalam telehealth.

2. Electronic Health Record


Informatika dalam pelayanan kesehatan dimulai pada pengelolaan informasi
keuangan yang mulai berkembang era tahun 60-an. Mulai sejak itu aplikasi
komputer untuk pelayanan kesehatan berkembang. Pada akhir era 60-an Sistim
informasi rumah sakit sudah memasukkan data tentang diagnosa serta informasi
lain dalam rencana perawatan pasien.

Tekhnologi yang digunakan dapat mengurangi kerja dengan kertas


(paperwork) dan meningkatkan komunikasi serta menghemat waktu perawat.
Salah satu awal program komputer yang bagus untuk perawatan pasien adalah
Problem Oriented Medical Record Information System (PROMIS) yang dibuat
oleh DR Lawrence Weed dari University Medical Center Burlington tahun 1968.
Sistem ini menyediakan integrasi berbagai aspek pelayanan kesehatan termasuk
tindakan pada pasien. Sistem ini menggunakan kerangka kerja POMR ( problem
oriented medical record).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesalahan melakukan identifikasi pasien berpotensi besar menimbulkan
masalah dan ancaman keselamatan pasien. Ancaman tersebut jika tidak diatasi
akan menimbulkan masalah kesehatan secara berkelanjutan seperti terjadinya
KTD dimana suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan
cidera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau
kondisi pasien.

Salah satu startegi dalam merancang sistem keselamatan pasien adalah


bagaimana mengenali kesalahan sehingga dapat dilihat dan segera diambil
tindakan guna memperaiki efek yang terjadi. Upaya untuk mengenali dan
melaporkan kesalahan ini dilakukan melalui sistem pelaporan.

Adanya teknologi dibidang kesehatan memberi dampak yang cukup besar


dalam perkembangan pelayanan kesehatan baik pada bidang kuratif maupun
preventif. Dampak yang dimaksud disini ialah teknologi dapat memudahkan
dalam penyebaran informasi kesehatan dan kemajuan dalam segi pengobatan.

B. Saran
Rumah sakit sebagai pemberi layanan kesehatan harus memperhatikan dan
menjamin keselamatan pasien. Rumah sakit merupakan organisasi yang berisiko
tinggi terhadap terjadinya incident keselamatan pasien yang diakibatkan oleh
kesalahan manusia. Kesalahan terhadap keselamatan paling sering disebabkan
oleh kesalahan manusia terkait dengan risiko dalam hal keselamatan, dan hal ini
disebabkan oleh kegagalan sistem di mana individu tersebut bekerja. Oleh karena
itu pentingnya penggunaan teknologi dalam mengurangi kejadian yang tidak
diharapkan dari pasien.

Anda mungkin juga menyukai