Anda di halaman 1dari 13

1

MAKALAH
PROGRAM PELAYANAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS)

Untuk memenuhi Tugas Keperawatan Komunitas I


Dosen Pengampu :
Ns. Angga SR, M.Kep., Sp, Kep.Kom

Disusun Oleh :
Feby Alicia Futri (020319693)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN
Jalan Raya Mayor Oking Jaya Atmaja No.9 Cibinong – Bogor
Telp. (021) 89111110 (Hunting) Fax. (021) 8905196
E-mail: info@imds.ac.id Website: www.imds.ac.id
Tahun 2021 – 2022
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dan junjungan kita Nabi Muhammad SAW karena
atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Prolanis” sebagai
salah satu pemenuhan tugas Keperawatan Komunitas I dalam Prodi Sarjana Keperawatan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada bapak dosen pembimbing makalah atas kesediaan beliau meluangkan waktu dan
pikiran untukmendukung, dan memberikan masukan kepada penulis sehingga makalah ini
dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, baik dari segi
materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah ini
dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang
kesehatan. Atas bantuan dan segala dukungan dari berbagai pihak baik secara moral maupun
spiritual, penulis mengucapkan terima kasih.

Cibinong, 20 Oktober 2021

Penulis
3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) merupakan pengelolaan penyakit
kronis termasuk diabetes melitus dan hipertensi pada penderita yang merupakan peserta BPJS
Kesehatan untuk mencegah komplikasi, peningkatan kualitas hidup, dan pembiayaan jaminan
kesehatan yang efektif dan efisien. [ CITATION Sar15 \l 1057 ]
Pada makalah ini, menjelaskan tentang suatu program BPJS, yaitu Prolanis, sebagai
suatu upaya dalam menekan angka insidensi penyakit kronis. Dengan kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang Prolanis, membuat masyarakat ragu dalam mengenali keadaan tubuhnya
sendiri, sehingga terlambat mendeteksi adanya kedua penyakit tersebut. Dengan pembuatan
makalah ini, diharapkan Prolanis dapat lebih diketahui luas oleh masyarakat dan dapat
menekan angka mortalitas dan morbiditas dari kedua penyakit tersebut.

1.2. Tujuan Penelitian


Untuk lebih mengerti dan memahami mengenai Prolanis BPJS dan untuk memenuhi
persyaratan dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Departemen
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.

1.3. Manfaat Penelitian


a. Untuk meningkatkan informasi di dunia ilmu pengetahuan terutama dalam hal studi
literatur, baik bagi penulis maupun pembaca dan masyarakat luas.
b. Sebagai tolak ukur bagi penelitian berikutnya.
c. Untuk memberi edukasi pada masyarakat.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)


Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang dibentuk
dengan Undang-Undang untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS menurut
UU SJSN adalah transformasi dari badan penyelenggara jaminan sosial yang sekarang telah
berjalan dan dimungkinkan untuk membentuk badan penyelenggara baru sesuai dengan
dinamika perkembangan jaminan sosial.[ CITATION Put14 \l 1057 ]
Menurut Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 Pasal 1
tahun 2015, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat
menjadi BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan
jaminan kesehatan.[ CITATION Bad15 \l 1057 ]
Adapun cakupan dari pelayanan BPJS Kesehatan pada Rawat Jalan Tingkat Pertama
meliputi :
a. Administrasi pelayanan, meliputi biaya administrasi pendaftaran peserta untuk berobat,
penyediaan dan pemberian surat rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan untuk penyakit
yang tidak dapat ditangani di fasilitas kesehatan tingkat pertama.
b. Pelayanan promotif preventif, meliputi:
a) Kegiatan penyuluhan kesehatan perorangan
Penyuluhan kesehatan perorangan meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai
pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.
b) Imunisasi dasar
Pelayanan imunisasi dasar meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis
Tetanus dan Hepatitis-B (DPTHB), Polio, dan Campak.
c) Keluarga berencana;
1. Pelayanan keluarga berencana meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi
dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga
berencana.
2. Penyediaan dan distribusi vaksin dan alat kontrasepsi dasar menjadi tanggung
jawab pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah.
5

3. BPJS Kesehatan hanya membiayai jasa pelayanan pemberian vaksin dan alat
kontrasepsi dasar yang sudah termasuk dalam kapitasi, kecuali untuk jasa
pelayanan pemasangan IUD/Implan dan Suntik di daerah perifer.
d) Skrining kesehatan
1. Pelayanan skrining kesehatan diberikan secara perorangan dan selektif.
2. Pelayanan skrining kesehatan ditujukan untuk mendeteksi risiko penyakit dan
mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu, meliputi:
1) Diabetes mellitus tipe 2;
2) Hipertensi;
3) Kanker leher rahim;
4) Kanker payudara; dan
5) Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri.
3. Pelayanan skrining kesehatan penyakit diabetes mellitus tipe 2 dan hipertensi
dimulai dengan analisis riwayat kesehatan, yang dilakukan sekurang-kurangnya 1
(satu) tahun sekali.
4. Jika Peserta teridentifikasi mempunyai risiko penyakit diabetes mellitus tipe 2
dan hipertensi berdasarkan riwayat kesehatan, akan dilakukan penegakan
diagnosa melalui pemeriksaan penunjang diagnostik tertentu dan kemudian akan
diberikan pengobatan sesuai dengan indikasi medis.
5. Pelayanan skrining kesehatan untuk penyakit kanker leher rahim dan kanker
payudara dilakukan sesuai dengan indikasi medis.

c. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis.


d. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif.
e. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai.
f. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama.
g. Pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui dan bayi.
h. Upaya penyembuhan terhadap efek samping kontrasepsi termasuk penanganan
komplikasi KB paska persalinan.
i. Rehabilitasi medik dasar.

2.2. PROLANIS BPJS


2.2.1. Pengertian PROLANIS BPJS
6

Prolanis adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang
dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta, Fasilitas Kesehatan dan BPJS
Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang
menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya
pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. [ CITATION Bad \l 1057 ]
Tujuan program ini dalam BPJS adalah untuk mendorong peserta penyandang penyakit
kronis mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang
berkunjung ke Faskes Tingkat Pertama memiliki hasil “baik” pada pemeriksaan spesifik
terhadap penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi sesuai Panduan Klinis terkait sehingga dapat
mencegah timbulnya komplikasi penyakit. [ CITATION Bad \l 1057 ]
Adapun Program Pengelolaan Penyakit Kronis memiliki karateristik sebagai berikut:
a. Penetapan target kesehatan individual bagi setiap penderita penyakit kronis.
b. Penanganan kesehatan per individual peserta penderita penyakit kronis fokus pada upaya
promotif dan preventif untuk mencegah episode akut.
c. Edukasi dan upaya meningkatkan kesadaran dan peran serta Peserta penderita penyakit
kronis terhadap perawatan kesehatannya secara mandiri.
d. Penerapan protokol pengobatan yang berdasaran evidence base medicine.
e. Peningkatan fungsi gate keeper pada tingkat Rawat Jalan Tingkat Pertama dalam rangka
pengendalian biaya pelayanan rujukan. [ CITATION Rin14 \l 1057 ]

2.2.2. Sasaran PROLANIS


Sasaran Prolanis adalah seluruh peserta Askes Sosial penderita penyakit kronis
Diabetes Mellitus dan Hipertensi. Tahapannya, peserta harus mendaftar dahulu di Kantor
Cabang PT Askes (Persero) terdekat atau di Puskesmas dan Dokter keluarga tempat peserta
terdaftar. Setelah mendaftar, peserta akan mendapatkan Dokter Keluarga Prolanis atau Dokter
di Puskesmas Prolanis yang dipilih serta buku pemantauan status kesehatan. Dokter
Keluarga/Puskesmas di sini berperan sebagai gatekeeper yang tidak hanya memilih pasien
untuk dirujuk ke spesialis terkait, tetapi diharapkan juga dapat memberikan pelayanan
komprehensif dan terfokus pada upaya promotif dan preventif.
Dokter Keluarga/Dokter Puskesmas akan bertindak sebagai manajer kesehatan bagi
penderita penyakit kronis ini. Dokter keluarga juga akan berperan sebagai konsultan bagi
peserta yang memberikan bimbingan, edukasi, dan peningkatan kemampuan peserta untuk
melakukan pemeliharaan atas kesehatan pribadinya secara mandiri. Dokter akan memantau
7

kondisi dan status kesehatan peserta Prolanis secara rutin serta bisa memberikan resep obat
kronis pada level Rawat Jalan Tingkat Pertama.[ CITATION Rin14 \l 1057 ]

2.2.3. Mekanisme PROLANIS BPJS


Pelayanan Program Pengelolaan Penyakit Kronis bersifat komprehensif (menyeluruh)
meliputi :
a. Upaya promotif; penyuluhan/informasi berbagai media, konsultasi, dan reminder
aktifitas medis.
b. Upaya preventif; imunisasi, penunjang diagnostik, kunjungan rumah (home visite),
konseling.
c. Upaya kuratif; pemeriksaan dan pengobatan penyakit pada Rawat Jalan Tingkat
Pertama, Rawat Jalan Lanjutan, Rawat Inap Lanjutan serta pelayanan obat.
d. Upaya rehabilitatif; penanganan pemulihan dari penyakit kronis
Pelayanan Prolanis di fasilitas kesehatan primer lebih fokus pada pelayanan promotif
dan preventif meliputi :
a) Pemberian konsultasi medis, informasi, edukasi terkait penyakit kronis kepada
penderita dan keluarga
1) Kunjungan ke rumah pasien
2) Penyuluhan penyakit kronis
3) Pelatihan bagi tata cara perawatan bagi penderita
b) Pemantauan kondisi fisik peserta kronis secara berkesinambungan
c) Pemberian resep obat kronis dan kemudian peserta mengambil obat
pada Apotek yang ditunjuk
d) Pemberian surat rujukan ke Fasilitas yang lebih tinggi untuk kasus-kasus yang tidak
dapat ditanggulangi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama / Primer.
e) Penanganan terapi penyakit kronis dan peresepan obat kronis sesuai Panduan Klinis
penanganan penyakit kronis yang berlaku
f) Membuat dokumentasi status kesehatan per Pasien terhadap setiap pelayanan yang
diberikan kepada tiap pasien
g) Membuat jadwal pemeriksaan rutin yang harus dijalani oleh peserta

2.2.4. Langkah-Langkah Pelaksanaan


Sebelum melaksanakan Prolanis, ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum
aktivitas Prolanis itu sendiri:
8

1. Melakukan identifikasi data peserta sasaran berdasarkan:


a. Hasil Skrining Riwayat Kesehatan
b. Hasil Diagnosa DM dan HT (pada Faskes Tingkat Pertama maupun RS)
2. Menentukan target sasaran
3. Melakukan pemetaan Faskes Dokter Keluarga/ Puskesmas berdasarkan distribusi target
sasaran peserta
4. Menyelenggarakan sosialisasi Prolanis kepada Faskes Pengelola
5. Melakukan pemetaan jejaring Faskes Pengelola (Apotek, Laboratorium)
6. Permintaan pernyataan kesediaan jejaring Faskes untuk melayani peserta Prolanis
7. Melakukan sosialisasi Prolanis kepada peserta (instansi, pertemuan kelompok pasien
kronis di RS, dan lain-lain)
8. Penawaran kesediaan terhadap peserta penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan
Hipertensi untuk bergabung dalam Prolanis
9. Melakukan verifikasi terhadap kesesuaian data diagnosa dengan form kesediaan yang
diberikan oleh calon peserta Prolanis
10. Mendistribusikan buku pemantauan status kesehatan kepada peserta terdaftar
11. Melakukan rekapitulasi data peserta terdaftar
12. Melakukan entri data peserta dan pemberian flag peserta Prolanis
13. Melakukan distribusi data peserta Prolanis sesuai Faskes Pengelola
14. Bersama dengan Faskes melakukan rekapitulasi data pemeriksaan status kesehatan
peserta, meliputi pemeriksaan GDP, GDPP, Tekanan Darah, IMT, HbA1C. Bagi
peserta yang belum pernah dilakukan pemeriksaan, harus segera dilakukan pemeriksaan
15. Melakukan rekapitulasi data hasil pencatatan status kesehatan awal peserta per Faskes
Pengelola (data merupakan luaran Aplikasi P-Care)
16. Melakukan Monitoring aktifitas Prolanis pada masing-masing Faskes Pengelola:
a. Menerima laporan aktifitas Prolanis dari Faskes Pengelola
b. Menganalisa data
17. Menyusun umpan balik kinerja Faskes Prolanis
18. Membuat laporan kepada Kantor Divisi Regional/ Kantor Pusat
Setelah semua persiapan pelaksanaan Prolanis sudah dipenuhi, Aktivitas Prolanis dapat
dilakukan. Adapun aktivitas Prolanis dijalankan sebagai berikut :
1. Konsultasi Medis Peserta Prolanis : jadwal konsultasi disepakati bersama antara peserta
dengan Faskes Pengelola
2. Edukasi Kelompok Peserta Prolanis
9

Definisi dari Edukasi Klub Risti (Klub Prolanis) adalah kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan kesehatan dalam upaya memulihkan penyakit dan mencegah timbulnya kembali
penyakit serta meningkatkan status kesehatan bagi peserta Prolanis
Sasaran terbentuknya kelompok peserta (Klub) Prolanis minimal 1 Faskes Pengelola 1
Klub. Pengelompokan diutamakan berdasarkan kondisi kesehatan Peserta dan kebutuhan
edukasi.
Langkah - langkah:
a. Mendorong Faskes Pengelola melakukan identifikasi peserta terdaftar sesuai tingkat
severitas penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi yang disandang
b. Memfasilitasi koordinasi antara Faskes Pengelola dengan Organisasi Profesi/Dokter
Spesialis diwilayahnya
c. Memfasilitasi penyusunan kepengurusan dalam Klub
d. Memfasilitasi penyusunan kriteria Duta Prolanis yang berasal dari peserta.
Duta Prolanis bertindak sebagai motivator dalam kelompok Prolanis (membantu Faskes
Pengelola melakukan proses edukasi bagi anggota Klub)
e. Memfasilitasi penyusunan jadwal dan rencana aktifitas Klub minimal 3 bulan pertama
f. Melakukan Monitoring aktifitas edukasi pada masing-masing Faskes Pengelola:
1) Menerima laporan aktifitas edukasi dari Faskes Pengelola
2) Menganalisis data
g. Menyusun umpan balik kinerja Faskes Prolanis
h. Membuat laporan kepada Kantor Divisi Regional/Kantor Pusat dengan tembusan
kepada Organisasi Profesi terkait diwilayahnya
3. Reminder melalui SMS Gateway
Definisi dari Reminder adalah kegiatan untuk memotivasi peserta untuk melakukan
kunjungan rutin kepada Faskes Pengelola melalui pengingatan jadwal konsultasi ke Faskes
Pengelola tersebut
Sasaran tersampaikannya reminder jadwal konsultasi peserta ke masing-masing Faskes
Pengelola
Langkah – langkah:
a. Melakukan rekapitulasi nomor Handphone peserta Prolanis/Keluarga peserta per
masing-masing Faskes Pengelola
b. Entri data nomor handphone kedalam aplikasi SMS Gateway
c. Melakukan rekapitulasi data kunjungan per peserta per Faskes Pengelola
d. Entri data jadwal kunjungan per peserta per Faskes Pengelola
10

e. Melakukan monitoring aktifitas reminder (melakukan rekapitulasi jumlah peserta yang


telah mendapat reminder)
f. Melakukan analisa data berdasarkan jumlah peserta yang mendapat reminder dengan
jumlah kunjungan
g. Membuat laporan kepada Kantor Divisi Regional/Kantor Pusat
4. Home Visit
Definisi dari Home Visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah Peserta
Prolanis untuk pemberian informasi/edukasi kesehatan diri dan lingkungan bagi peserta
Prolanis dan keluarga
Sasaran untuk Peserta Prolanis dengan kriteria :
a. Peserta baru terdaftar
b. Peserta tidak hadir terapi di Dokter Praktek Perorangan/Klinik/Puskesmas 3 bulan
berturut-turut
c. Peserta dengan GDP/GDPP di bawah standar 3 bulan berturut-turut (PPDM)
d. Peserta dengan Tekanan Darah tidak terkontrol 3 bulan berturut-turut (PPHT)
e. Peserta pasca opname
Langkah – langkah:
a. Melakukan identifikasi sasaran peserta yang perlu dilakukan Home Visit
b. Memfasilitasi Faskes Pengelola untuk menetapkan waktu kunjungan
c. Bila diperlukan, dilakukan pendampingan pelaksanaan Home Visit
d. Melakukan administrasi Home Visit kepada Faskes Pengelola dengan berkas sebagai
berikut:
1) Formulir Home Visit yang mendapat tanda tangan Peserta/Keluarga peserta yang
dikunjungi
2) Lembar tindak lanjut dari Home Visit/lembar anjuran Faskes Pengelola
e. Melakukan monitoring aktifitas Home Visit (melakukan rekapitulasi jumlah peserta
yang telah mendapat Home Visit)
f. Melakukan analisa data berdasarkan jumlah peserta yang mendapat Home Visit dengan
jumlah peningkatan angka kunjungan dan status kesehatan peserta
g. Membuat laporan kepada Kantor Divisi Regional/Kantor Pusat
11

BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam makalah, maka kesimpulan yang diperoleh untuk
mengurangi biaya pengobatan penyakit kronis tak menular yang menjadi epidemi skarang,
yaitu DM dan hipertensi, BPJS Kesehatan membuat Program Penanggulangan Penyakit
Kronis (Prolanis) yang berfokus pada pengobatan promotif dan preventif. Beberapa aktivitas
pada Prolanis adalah konsultasi penyakit peserta, edukasi medis, reminder SMS gateway,
Home Visit, aktivitas klub dan pemantauan status kesehatan.
Dengan dilaksanakannya Prolanis secara optimal, dapat memenuhi salah satu indikator
Pemenuhan Komitmen yang bertujuan meningkatkan mutu fasilitas kesehatan primer.
Pencapaian indikator tersebut juga dapat menentukan besaran kapitasi yang didapat FKTP
yang bersangkutan.

3.2 Saran
Sebaiknya edukasi dari Prolanis semakin diperluas mengenai pentingnya penanganan
promotif dan preventif pada penyakit DM dan hipertenis. Tenaga kesehatan memberikan
informasi yang lebih tentang Prolanis, sehingga masyarakat menjadi lebih peduli dan
berpartisipasi dalam upaya mendeteksi kemungkinan adanya bibit penyakit kronis seperti DM
dan Hipertensi.
12

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan, 2014. Program Pengelolaan Penyakit


Kronis (Prolanis). In: Panduan Praktis. Jakarta: BPJS Kesehatan.
Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan, 2015. Norma Penetapan Besaran Kapitasi
dan pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama. Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nomor 2
Tahun 2015.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, 2015. Tata Cara Pendaftaran dan Pembayaran
Iuran Bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja. Peraturan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 Tahun 2015.
Budiarto, W. & Kristiana, L., 2015. Pemanfaatan Dana Kapitasi Oleh Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (Fktp) Dalam Penyelenggaraan JKN.
Idris, F., 2014.Pengintegrasian Program Preventif Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2
PT Askes (Persero) ke Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS). J Indon Med
Assoc, 64(Fakultas Kedokteraan Universitas Sriwijaya), pp. 115-121.
Ikatan Dokter Indonesia, 2014. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: s.n.
Januraga, P. P., 2008. Analisis Besaran Biaya Per Kapita dan Premi Jaminan
Kesehatan Jembrana (JKJ) Berdasarkan Biaya Klaim dan Utilisasi Pelayanan Tahun 2005.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Standar Tarif Pelayanan Kesehatan
dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014.
13

Purnamasari, D., 2014. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus. In: Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta: FKUI, pp. 2323-2327.
Putri, A. E., 2014. Seri Buku Saku-2 BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
s.l.:Friedrich-Ebert-Stiftung.
Rini, D. E., 2014. Analisis Partisipasi Tenaga Kesehatan Pelayanan Primer dalam
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) di Kota Kendari. Issue Makassar.
Sari, N. M., 2015. Analisis Implementasi Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(Prolanis) BPJS Kesehatan pada. Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai