Oleh:
Debi Firta Artima (0203196492)
Febi Alicia Futri (0203196493)
Siti Masropah (0203196497)
Umiyanti Azizah (0203196498)
DAFTAR ISI i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 RUMUSAN MASALAH 1
1.3 TUJUAN PENULISAN 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 KONSEP ANAK 2
2.2 DEFINISI ATRAUMATIK CARE 3
2.3 PRINSIP ATRAUMATIK CARE 4
2.4 APLIKASI ATRAUMTAIK CARE 7
BAB III PENUTUP 9
3.1 KESIMPULAN 9
3.2 SARAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10
i
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati kami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan anugerah dan berkat – Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Prinsip Atraumatik Care pada Anak” dengan baik. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mata kuliah Keperawatan Anak.
Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat bantuan
dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pengampu bapak agung surachman ali
sstp sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran menambah
pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak atas bantuan, dukungan dan doanya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah.
Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini.
Cibinong, 5 Oktober 2020
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Atraumatik care atau asuhan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarganya
merupakan asuhan yang terapeutik karena bertujuan sebagai terapi bagi anak. Dasar pemikiran
pentingnya asuhan ini adalah bahwa walaupun ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
pediatrik telah berkembang pesat, tindakan yang dilakukan pada anak tetap menimbulka trauma,
rasa nyeri, marah, cemas dan takut pada anak. Sangat disadari bahwa sampai saat ini belum ada
teknlogi yang dapat mengatasi masalah yang timbul sebagai dampak perawatan tersebut. Hal ini
memerlukan perhatian khusus dari tenaga kesehatan, khususnya perawatan dalam melaksankan
tindakan pada anak dan orang tua (Supartini, 2004)
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
Atraumatic care berfokus pada pencegahan terhadap trauma yang dialami anak dan orang
tua yang menjalani hospitalisasi dan merupakan bagian dari keperawatan anak (Hidayat, 2008).
Perawatan tersebut melibatkan proses membimbing anak dan keluarga melalui pengalaman
mereka selama menjalani perawatan kesehatan dengan pendekatan yang berpusat pada keluarga
serta mempromosikan peran keluarga, membina dukungan keluarga anak, dan menyediakan
informasi yang tepat (Kyle, 2008).
Perawatan terapeutik diharapkan mampu mengurangi stres psikologis dan fisik dari
tindakan yang diberikan selama menjalani hospitalisasi (Hidayat, 2008). Tindakan tersebut
berupa membantu mereka mengatasi pengalaman selama menjalani hospitalisasi, melakukan
persiapan berupa orientasi sebelum anak menjalani hospitalisasi, menerapkan komunikasi
terapeutik, permainan terapeutik, serta edukasi pada anak dan orang tua sehingga membantu
memahami tentang alasan anak perlu dirawat di rumah sakit serta pemeriksaan dan tindakan yang
akan dilakukan (Kyle, 2008).
c. Fasilitasi pertemuan anak dengan teman sekolah dan guru yang anak inginkan untuk
mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah selama menjalani proses hospitalisasi.
2. Kemampuan orang tua dalam mengawasi perawatan anaknya meningkat.
Meningkatnya kemampuan orang tua dalam mengawasi perawatan anaknya, diharapkan
anak akan menjadi lebih mandiri. Kemandirian anak tersebut dapat berupa berhatihati dalam
menjalankan kegiatan sehari-hari dan bersikap waspada (Hidayat, 2008). Peningkatan
kemampuan orang tua dalam mengawasi perawatan anak dapat dilakukan melalui pemberian
edukasi tentang perawatan anak (Supartini, 2012). Upaya meningkatkan kemampuan orang tua
dalam mengawasi perawatan anak dapat dilakukan dengan cara:
a. Jika selama proses hospitalisasi anak bersikap kooperatif dengan perawat, maka
pembatasan fisik dapat dilakukan. Jika anak harus diisolasi, modifikasi lingkungan dapat
dilakukan untuk mengurangi stres pada anak dan orang tua.
b. Buatlah jadwal kegiatan untuk setiap prosedur yang akan dilakukan, therapeutic play dan
aktivitas lainnya untuk menangani perubahan yang terjadi pada anak.
c. Beri kesempatan anak untuk mengambil keputusan dari setiap tindakan keperawatan
dengan melibatkan orang tua sehingga ketergantungan terhadap perawat dapat
diminimalisir.
d. Orang tua diperbolehkan untuk mengetahui keadaan kesehatan anaknya.
e. Pertahankan kegiatan harian anak seperti ketika di rumah.
f. Libatkan orang tua dan anak dalam asuhan keperawatan yang akan dilakukan dari proses
perencanaan sampai evaluasi.
3. Mencegah dan mengurangi cidera anak selama menjalani perawatan di rumah
sakit.
Saat melaksanakan asuhan keperawatan pada anak, manajemen nyeri perlu dilakukan
untuk mengurangi nyeri sehingga tidak mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak
selama menjalani hospitalisasi. Manajemen nyeri yang dapat dilakukan dapat berupa tehnik
distraksi, relaksasi, dan guided imagery (Hidayat, 2008). Tindakan untuk mencegah dan
mengurangi cidera anak selama menjalani perawatan di rumah sakit yaitu :
a. Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang dapat menyebabkan nyeri serta berikan
dukungan psikologis kepada orang tua.
b. Terapkan therapeutic play pada anak sebelum melaksanakan tindakan keperawatan yang
dapat menyebabkan nyeri.
6
c. Libatkan orang tua dalam setiap melakukan tindakan keperawatan yang dapat
menyebabkan nyeri.
d. Sikap empati perawat diperlukan sebagai pendekatan untuk mengurangi nyeri.
e. Orientasi kamar bedah, tindakan yang akan dilakukan, perawat yang bertugas melalui
therapeutic play dapat dilakukan sebagai persiapan anak yang akan menjalani tindakan
pembedahan.
f. Cegah dan minimalisir dampak dan tindakan yang menyebabkan nyeri seperti injeksi
apabila memungkinkan.
g. Cegah dan minimalisir stres fisik yang dirasakan anak selama proses hospitalisasi seperti
bau tidak enak di ruang rawat.
h. Teknik anastesi dapat digunakan setiap prosedur tindakan keperawatan yang
menyebabkan nyeri.
i. Restrain dapat digantikan dengan tindakan alternatif berupa therapeutic hugging.
j. Apabila anak akan menjalani prosedur operasi, persiapan yang dapat dilakukan dengan
melatih anak teknik relaksasi.
4. Tidak melakukan kekerasan terhadap anak.
Tindakan kekerasan anak saat menjalani hospitalisasi dapat berupa membuat stres anak
seperti memaksa anak untuk makan dan minum obat, melakukan restrain pada anak yang
ditandai anak menangis dan tidak mau berhenti, serta tidak kooperatif selama dilakukan
tindakan (Rahmah & Agustina, 2016).
Gangguan psikologis pada anak selama proses hospitalisasi dapat terjadi apabila anak
mendapatkan tindakan kekerasan. Kekerasan pada anak dapat mengganggu proses tumbuh
kembang anak sehingga akan terjadi keterlambatan pencapaian kematangan anak (Hidayat,
2008).
b. Lemari, kursi, tempat tidur, serta meja di dalam ruang rawat maupun ruang tindakan harus
tersusun rapi dan sesuai dengan aturan kerja yang benar.
c. Ruang rawat dan ruang tindakan anak dibuat semenarik mungkin dengan melakukan
dekorasi seperti menempelkan stiker di dinding.
d. Adanya tempat bermain untuk anak di setiap bangsal ruang rawat anak dan ruang
tindakan anak.
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut,
memperhatikan, mengocok – ook apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang
– kadang berusaha membongkar
2) Bermain konstruksi (construction play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok – balok menjadi rumah
3) Bermain drama (dramatic play)
Misanya bermain sandiwara boneka, main rumah – rumahan dengan teman – temannya
4) Bermain fisik
Misalnya bermain bola, berlompat tali dan lain – lain.
b. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif anatar lain dengan melihat dan mendengar.
Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bermain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk
mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contohnya seperti melihat gambar atau majalah, mendengar cerita atau musik, menonton
televisi dsb. Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan delam bermain,
yaitu apabila terdapat hal – hal seperti :
1) Kesehatan anak menurun, anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain
2) Tidak ada variasi dari alat permainan
3) Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya
4) Tidak mempunyai teman bermain
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Atraumatic care adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkungan oleh personal dan
melalui penggunaan intervensi yang menghapuskan atau memperkecil distress psikologis dan
fisik yang diderita oleh anak-anak dan keluarga mereka dalam system pelayanan kesehatan.
Prinsip-prinsip yang dilakukan oleh perawat yaitu menurunkan atau mencegah dampak
perpisahan dari keluarga, meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontril perawatan
anak, mencegah dan mengurangi cedera (injury) nyeri (dampak psikologis), tidak melakukan
kekerasan pada anak dan modifikasi lingkungan fisik.
Aplikasi penerapan prinsip atraumatic care yaitu alat permainan sesuai dengan kebutuhan
anak dan ajarkan kebiasaan mencuci tangan kepada anak dan keluarga.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan mohon untuk
memberikan kritik yang baik.
9
DAFTAR PUSTAKA
Fetianingsih, I. (2017). Hubungan Atraumatic Care Dengan Kepuasan Orang Tua Selama
Anak Mengalami Hospitalisasi Di Ruang Cempaka Rsud Dr. R. Goeteng Tharoenadibrata
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Purwokerto). Diakses pada tanggal 5 Oktober
2020
Anonim. (2014, Januari 3). Makalah Atraumatic Care. Retrieved Oktber 4, 2020, from
Scribd: https://www.scribd.com/doc/197249660/Makalah-Atraumatic-Care. Diakses pada tanggal
5 Oktober 2020
Rista, A. (2014, OKTOBER 4). ATRAUMATIC CARE. Retrieved OKTOBER 4, 2020,
from Slideshare: https://www.slideshare.net/ristaayustri/bab-i-40050739. Diakses pada tanggal 5
Oktober 2020
10