Anda di halaman 1dari 2

PROSEDUR PENANGANAN SISA PLASENTA

Nomor Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT 0 1/2
PUTRA WASPADA 183/SPO/Pelayanan/
III/2017

Tanggal terbit Ditetapkan,


Direktur,
STANDAR
4 Maret 2017
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. L. Kusbandono, SpKK. FINSDV
NIK 209
PENGERTIAN Suatu keadaan sewaktu bagian plasenta tertinggal satu atau lebih
lobus tertinggal maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif.
TUJUAN Sebagai acuar tatalaksana penanganan sisa plasenta dengan tujuan
mencegah terjadinya pendarahan pasca persalinan.
KEBIJAKAN 1. UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. SK Menkes Republik Indonesia nomor : 436 / Menkes / SK /
VI/ 1993 tentang : Penerapan Standar Pelayanan RS dan
Standar Pelayanan Medis
PROSEDUR PERSIAPAN
 Infus set / tranfusi set
 Heating set
 Cairan Infus
 Oksigen
 Obat suntik axytocin 10 unit dan methyl ergometrin
 Semprit Injeksi
 Kateter
 Kapas Alkohol
 Doek Steril
 Bethadine
 Kapas Savlon
 Pot Tamoung / Ember tampung
 Handscoen
 Tempat sampah medis dan non medis

PELAKSANAAN
1. Petugas melakukan cuci tangan
2. Petugas mengucapkan salam
3. Petugas melakukan identifikasi pasien
4. Pasien diberitau tentang tindakan yang akan dilakukan.
5. Suami / keluarga juga diberi penjelasan tentang tindakan yang
akan dilakukan serta diminta menandatangani surat ijin.
6. Periksa suhu, dadi, tekanan darah dan HB pasien.
7. Kalau perlu diberi oksigen.
8. Penolong cuci tangan dan memakai skort plastic.
9. Memakai Handscoen.
10. Tidurkan penderita dengan posisi lithotomic.
11. Raba bagian dalam uterus untuk mencari sisa plasenta,
eksplorasi manual uterus menggunakan teknik yang serupa
dengan teknik yang digunakan untuk mengeluarkan plasenta
yang tidak keluar.
PROSEDUR PENANGANAN SISA PLASENTA

Nomor Dokumen No. Revisi Halaman


2/2
RUMAH SAKIT
PUTRA WASPADA
PROSEDUR 12. Keluarkan sisa plasenta dengan tangan, sunan ovum atau
kuret besar.
13. Petugas melakukan dekontaminasi alat
14. Petugas melakukan cuci tangan pasca tindakan
15. Petugas melakukan pendokumentasian

Catatan :
1. “Plasenta yang
melekatdengan kuat mungkin merupakan plasenta akreta.
Usaha untuk melepaskan yang melekat kuat dapat
mengakibatkan pendarahan berat atau perforasi uterus, yang
biasanya membutuhkan tindakan histerektomi”.
2. Jika pendarahan berlanjut,
lakukan uji pembekuan darah dengan uji sederhana, kegagalan
terbentuknya pembekuan darah setelah 7 menit atau adanya
bekuan lunak yang dapat pecah dengan mudah menunjukkan
adanya kongulopati.
UNIT TERKAIT Kamar Bersalin

Anda mungkin juga menyukai