5.1.1 EKLAMPSIA
EKLAMPSIA
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
IIDB
Kebijakan
Prosedur 1. Pastikan prosedur persetujuan tindakan telah dijalankan.
2. Pastikan kesiapan pasien sesuai prosedur persiapan pasien.
3. Cuci tangan.
4. Pasang sarung tangan panjang.
5. Bersihkan bekuan dan selaput ketuban dari vagina dan saluran serviks.
6. Pastikan bahwa kadung kemih ibu kosong, jika penuh lakukan kateter
sesuai prosedur.
7. Bersihkan bekuan dan selaput ketuban dari vagina dan saluran serviks.
8. Pastikan bahwa kadung kemih ibu kosong, jika penuh lakukan kateter
sesuai prosedur.
Masukan tangan yang memakai sarung tangan kedalam vagina.
Kepalkan tangan
Tekankan tangan yang ada dalam vagina (forniks anterior) dengan
mantap pada bagian bawah uterus
Tekankan tangan kiri korpus bagian belakang pada perut dan
kepalan tangan kanan yang berada didalam vagina bersamaan
Tahan dengan mantap.
RSUDPATUT PERDARAHAN PASCA PERSALINAN (ATONIA
PATUH PATJU UTERI)
LOMBOK BARAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
5.1.2/IIDB/ XII/2013 02 2/2
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR IIDB
Kebijakan
Prosedur 1. Pastikan prosedur persetujuan tindakan telah dijalankan.
2. Pastikan kesiapan pasien sesuai prosedur persiapan pasien.
3. Cuci tangan.
4. Bantu ibu mengambil posisi litotomi.
5. Tempatkan lampu sedemikian rupa sehingga perineum bisa dilihat
dengan jelas.
6. Pakai sarung tangan steril.
7. Tempatkan handuk atau kain bersih dibawah bokong ibu.
8. Periksa daerah luka sesuai prosedur.
9. Berikan anastesi lokal sesuai prosedur.
10. Siapkan jarum dan benang kromik 2-0 atau 3-0.
11. Tempatkan jarum pada pemegang jarum.
12. Nilai kedalaman luka dan lapisan jaringan mana yang terluka.
13. Lakukan penjahitan luka sesuai prosedur.
14. Ulangi pemeriksaan vagina.
15. Masukkan jari paling kecil ke dalam anus raba apakan ada jahitan pada
rectum.
16. Obati daerah luka dengan menggunakan betadine.
RSUDPATUT PENJAHITAN ROBEKAN PERINEUM
PATUH PATJU
LOMBOK No. Dokumen No. Revisi Halaman
BARAT 5.1.3/IIDB/I/2012 01 2/2
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR IIDB
UnitTerkait
dr SpOG, dr umum, bidan
5.1.4 RETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTA
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR IIDB
SEPSIS PUERPERALIS
STANDAR
OPERASIONAL (Drg.Hj.Ni Made Ambaryati, M.Kes)
PROSEDUR IIDB NIP : 19611230 198701 2 001
Pengertian Infeksi saluran genital yang terjadi setelah pecah ketuban atau mulas
persalinan hingga 42 hari setelah persalinan.
Kebijakan
Prosedur 1. Pastikan prosedur persetujuan tindakan telah dijalankan.
2. Pastikan kesiapan pasien sesuai prosedur persiapan pasien.
3. Cucitangan.
4. Obervasi tanda vital : tensi, nadi , respirasi.
5.Lakukan pemeriksaan laboratorium DL dan HBSAg.
6. Lakukan pemeriksaan abdomen jika ada nyeri.
7.Lakukan penilaian uterus (involusio uterus) dan nyeri perut.
8.Periksa genetalia eksterna, lupa parut episiotomi, ada atau tidaknya
cairan pervaginam yang berbau.
9. Lakukan kolaborasi dengan dr SPOG tidakan USG.
10. Dekontaminasi sarung tangan dan alat yang digunakan
11. Cuci tangan
12. Pastikan semua prosedur yang telah dilakukan sesuai dengan urutan
yang benar
PERSALINAN MACET
Kebijakan
Prosedur 1.Pastikan prosedur persetujuan tindakan telah di jalankan.
2.Pastikan kesiapan pasien sesuai dengan prosedur persiapan pasien.
3.Lakukan anamnesis
4.Lakukan pemeriksaan fisik dan obstetric.
5. Lakukan pemantauan selama asuhan :vital sign,his, DJJ.
6. Pasang infus.
7. Konsul dokter SpOG untuk tindakan selanjutnya.
Kebijakan
Prosedur
1.Pastikan prosedur persetujuan tindakan telah dijalankan
2. Pastikan kesiapan pasien sesuai prosedur persiapan pasien
3. Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput
ketuban dan penurunan bokong serta kemungkinan adanya penyulit
4. Instruksikan pasien agar meneran dengan benar selama ada his
5. Pimpin berulang kali hingga bokong turun kedasar panggul.
6. Lakukan episotomi saat bokong membuka vulva dan perineum sudah
Tipis.
7. Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua
ibu jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari jari yang lain
memegang daerah panggul)
8.Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.
RSUDPATUT PERSALINAN LETAK SUNGSANG SPONTAN
PATUH PATJU BRACHT
LOMBOK
BARAT No. Dokumen No. Revisi Halaman
5.1.7/IIDB/ XII/2013 02 2/2
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR IIDB
Prosedur 9. Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.
10.Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus skapula inferior
tampak dibawah simfisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior
yaitu punggung janin didekatkan kearah perut ibu tanpa tarikan)
disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.
11.Gerakkan keatas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.
12.Letakkan bayi diatas perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat,
bersihkan jalan lafas, potong tali pusat.
13.Setelah asuhan bayi baru lahir, berikan pada ibu untuk laktasi atau
kontak dini.
14.Pastikan prosedur telah dilakukan sesuai dengan urutan yang benar.
Kebijakan
Prosedur 1. Pastikan prosedur persetujuan tindakan telah dijalankan
2. Pastikan kesiapan pasien sesuai prosedur persiapan pasien
2. Longgarkan tali pusat
3. Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik
keatas
Dengan tangan kiri dan menarikknya kearah kanan
atas ibu untuk melahirkan bahu kiri bayi yang
berada di belakang
Dengan tangan kanan dan menariknya ke arah kiri
atas ibu untuk melahirkan bahu kanan bayi yang
berada di belakang
4. Masukkan dua jari tangan kanan/ kiri (sesuai letak bahu
belakang) sejajar dengan lengan bayi, untuk melahirkan lengan
belakang bayi
5. Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki di tarik kearah
bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan
bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama
6. Pastikan prosedur telah dilakukan sesuai dengan urutan yang
benar
MELAHIRKAN BAHU DENGAN CARA KLASIK
RSUDPATUT
PATUH PATJU
LOMBOK BARAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
5.1.8/IIDB/XII/2013 02 2/2
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR IIDB
STANDAR
OPERASIONAL
(Drg.Hj.Ni Made Ambaryati, M.Kes)
PROSEDUR IIDB
NIP : 19611239 198701 2 001
Pengertian Melahirkan bahu secara Muller dilakukan jika dengan cara Bracht
bahu dan tangan tidak bisa lahir
Kebijakan
Prosedur CARA MULLER
1. Pastikan prosedur persetujuan tindakan telah dijalankan
2. Pastikan kesiapan pasien sesuai prosedur persiapan pasien
1. Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik
kedua kaki dengan cara yang sama seperti klasik, kearah
belakang kontra lateral dari letak bahu depan
2. Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang
samauntuk melahirkan bahu dan lengan belakang
3. Pastikan semua prosedur sesuai dengan urutan yang benar
CARA LOUVSET
Dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit dibelakang
kepala/nuchal arm
1. Pastikan prosedur persetujuan tindakan telah dijalankan
2. Pastikan kesiapan pasien sesuai dengan prosedur kesiapan
pasien
3. Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bayi dengan ke
dua tangan
4. Memutar bayi 180° dengan lengan bayi yang terjungkit kearah
petunjuk jari tangan yang nuchal
RSUDPATUT MELAHIRKAN BAHU DENGAN CARA MULLER
PATUH PATJU DAN LOUVSET
LOMBOK BARAT
EKSTRAKSI KAKI
STANDAR
(Drg.Hj.Ni Made Ambaryati, M.Kes)
OPERASIONAL
NIP : 19611239 198701 2 001
PROSEDUR IIDB
Pengertian Dilakukan bila kala II tidak maju atau tampak kegawatan ibu bayi,
keadaan janin/ibu yang mengharuskan bayi segera dilahirkan
Kebijakan
Prosedur 1. Pastikan prosedur persetujuan tindakan telah dijalankan
2. Pastikan kesiapan pasien sesuai prosedur persiapan pasien
4. fleksi, tangan yang lain mendorong fundus kebawah. Setelah kaki
fleksi pergelangan kaki di pegang dengan dua jari dan di tuntun
keluar dari vagina sampai batas lutut
5. Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari
diletakkan dibelakang betis sejajar sumbu panjang paha dan jari jari
lain didepan betis, kaki ditarik curam ke bawah sampai pangkal
paha lahir
6. Pegangan dipindah kepangkal paha pada setinggi mungkin dengan
kedua ibu jari dibelakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari
lain di depan paha
7. Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir.
Kemudian panglak paha dengan pegangan yang sama dielevasi
keatas hingga trokhanter belakang lahir
8. Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dahulu, maka
yang akan lahir lebih dahulu adalah trokhanter belakang dan untuk
melahirkan trokhanter depan maka panglak paha ditarik terus curam
kebawah.
9. Setelah bokong lahir maka dilanjutkan dengan cara Klasik, atau
Muller, atau Louvset
RSUDPATUT EKSTRAKSI KAKI
PATUH PATJU
LOMBOK BARAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
5.1.10/IIDB/ XII/2013 02 2/2
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR IIDB
Prosedur 10. Pastikan prosedur yang dilakukan sudah sesuai dengan urutan
yang benar
EKSTRAKSI BOKONG
Kebijakan
Prosedur
1. Pastikan prosedur persetujuan tindakan telah dijalankan
2. Pastikan kesiapan pasien sesuai prosedur persiapan pasien
3. Jari telujuk penolong yang sejajar dengan bagian kecil janin,
dimasukkan kedalam jalan lahir dan diletakkan dilipatan paha/krista
iliaka dikait dan ditarik curam kebawah. Untuk memperkuat tenaga
dengan tarikan ini, maka tangan penolong yang lain mencekam
pergelangan tadi dan turut menarik curam kebawah
4. Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak dibawah
simfisis, maka jari telunjuk penolong yang lain mengkait lipatan paha
ditarik curam kebawah sampai bokong lahir
5. Setelah bokong lahir bayi dilahirkan secara Klasik, Muller atau
Louvset
6. Pastikan prosedur yang dilakukan sudah sesuai dengan urutan yang
benar
Kebijakan
Prosedur
MAURIECEAU
1. Pastikan prosedur persetujuan tindakan telah dijalankan
2. Pastikan kesiapan pasien sesuai prosedur persiapan pasien
3. Tangan kanan memegang atau mencekam bahu tengkuk bayi
4. Minta seorang asisten menekan fundus uteri penolong persalinan
melakukan tarikan ke bawah sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari
yang dimasukkan untuk menekan dagu / mulut bayi
5. Pastikan prosedur yang dilakukan sudah sesuai dengan urutan yang
benar
CUNAM PIPPER
1. Pastikan prosedur persetujuan tindakan telah dijalankan
2.Pastikan kesiapan pasien sesuai prosedur persiapan pasien
3. Tangan dan badan bayi dibungkus kain steril, angkat ke atas
4. Cunam pipper dipasang melintang terhadap panggul dan kepala
kemudian ditarik
5. Pastikan prosedur yang dilakukan sudah sesuai dengan urutan yang
benar
UnitTerkait dr SpA, dr Umum, bidan, perawat
5.1.13 EKTRAKSI VAKUM
EKTRAKSI VAKUM
Kebijakan
Prosedur 1. Pastikan prosedur persetujuan tindakan telah dijalankan
2. Pastikan kesiapan pasien sesuai prosedur persiapan pasien
3. Instruksikan asisten untuk menyiapkan ekstraksi vakum dan
pastikan petugas dan persiapan untuk menolong bayi telah
tersedia
4. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan terpenuhinya
persyaratan ekstraksi vakum
5. Masukkan tangan kedalam wadah yang mengandung larutan
klorin 0,5%. Bersihkan darah dan cairan tubuh yang melekat pada
sarung tangan , lepaskan secara terbalik dan rendam dalam
larutan tersebut
6. Masukkan mangkok vakum melalui introitus vagina secara miring
dan setelah melewati introitus , pasangkan pada kepala bayi
(perhatikan agar tepi mangkok tidak terpasang pada bagian yang
tidak rata/moulage di daearah ubun-ubun kecil)
7. Dengan jari tengah dan telunjuk, tahan mangkok pada posisinya
dan dengan jari tengah dan telunjuk tangan lain, lakukan
pemeriksaan di sekeliling tepi mangkok untuk memastikan tidak
ada bagian vagina atau porsio yang terjepit diantara mangkok dan
kepala bayi
RSUDPATUT EKTRAKSI VAKUM
PATUH PATJU
LOMBOK BARAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR 5.1.13/IIDB/ XII/2013 02 2/2
OPERASIONAL
PROSEDUR IIDB
Prosedur 8. Setelah hasil pemeriksaan ternyata baik, keluarkan jari tangan
pemeriksa dan tangan penahan mangkok tetap pada posisinya
9. Instruksikan asisten untuk menurunkan tekanan (membuat vakum
mangkok) secara bertahap
10. Pompa hingga tekanan skala 10 (silastik) atau -2 (Malmstroom)
setelah 2 menit, naikkan hingga skala 60 (silastik) atau -6
(Malmstroom) dan tunggu 2 menit . Jangan gunakan tekanan
maksimal pada kepala bayi lebih dari 8 menit
11. Sambil menunggu his, jelaskan pada pasien bahwa pada puncak his
(fase acme) pasien harus mengedan sekuat dan selama mungkin. Tarik
lipat lutut dengan lipat siku agar tekanan abdomen menjadi lebih
efektif
12. Pada fase acme (puncak) dari his, minta pasien untuk mengedan,
secara simultan lakukan penarikan dengan pengait mangkok dengan
arah sejajar lantai (tangan luar menarik pengait, ibu jari tangan dalam
mangkok, telunjuk dan jari tengah pada kulit kepala bayi
13. Bila belum berhasil pada tarikan pertama, ulangi lagipada tarikan
kedua. Episiotomi pada pasien perineum kaku dilakukan pada saat
kepala mendorong perineum dan tidak masuk kembali
14. Bila tarikan ketiga dilakukan dengan benar dan bayi belum lahir,
sebaiknya pasien dirujuk
15. Apabila dalam penarikan mangkok terlepas 2 kali kondisi ini juga
mengharuskan pasien di SC
16. Saat subocciput berada dibawah simfisis, arahkan tarikan keatas
hingga lahirlah berturut turut dahi, muka dan dagu
17. Lahirkan bayi sesuai prosedur
18. Lahirkan plasenta sesuai prosedur
19. Lakukan eksplorasi dan penjahitan luka perineum sesuai prosedur
20. Pastikan prosedur telah dilakukan sesuai dengan urutan yang benar
KEHAMILAN PRETERM
STANDAR
OPERASIONAL
(Drg.Hj.Ni Made Ambaryati, M.Kes)
PROSEDUR IIDB
NIP : 19611230 198701 2 001
Pengertian Kelahiran bayi sebelum usia gestasi 37 minggu atau 259 hari
Tujuan 1. Mengidentifikasi kasus dengan riwayat preterm
2. Mengidentifikasi infeksi vagina dan cervisitis
3. Mengidentifikasi sumber infeksi : bakteriuria
4. Mengidentifikasi kelainan medis : anemia, jantung, hipertensi
5. Kelainan uterus dan servik
6. Kelainan obstetrik : gamelli, hidramnion, kelainan janin
Prosedur
3. Pasang infus
4. Monitor kontraksi uterus dan denyut jantung janin
5. Konsul dr SpOG untuk menentukan penyebab persalinan preterm
6. Tentukan umur kehamilan lebih pasti dengan:
Anamnesa
Pemeriksaan Klinis
Kalau Perlu USG
7. Berikan deksametason 2 x 12 mg/im/hari diberikan dalam 2 hari
jadi total pemberian 24 mg
8. Berikan tokolitik untuk memberikan kesempatan pematangan paru :
Nifedipine 10 mg diberikan 1 – 2 kali dalam 1 jam, kemudian
diberikan 4 x 10 mg sampai his hilang hari pertama. Bila his
mereda hilang atau mereda maka obat-obatan dapat dihentikan
Bila nifedipine tidak efektif dapat dicoba terbutalin sulfas
dengan dosis 0.25 mg yang diberikan secara subcutan,
selanjutnya dalam drip infuf 4 mg/500 ml, 12 tetes permeni
Bila kedua obat tersebut merupakan kontraindikasi terhadap
pasien pertimbangkan pemberian infus magnesium sulfat 4 g
bolus perlahan + 6 g / 500 ml diberikan 15 tetes/ menit
Pemberian tokolitik dianggap gagal bila kontraksi tetap
kuat dan pembukaan ≥ 5 cm
Tokolitik tidak dibenarkan pada perdarahan atau pada kelainan
kardiovaskuler – edema paru
9. Bila selaput ketuban masih utuh maka tidak diperlukan pemberian
antibiotika
Pastikan semua prosedur yang dilakukan sudah sesuai dengan urutan
yang benar
RSUDPATUT KEHAMILAN PRETERM
PATUH PATJU
LOMBOK BARAT
Prosedur
RAWAT GABUNG
RSUDPATUT
PATUH PATJU RAWAT GABUNG
LOMBOK BARAT
RAWAT GABUNG
RSUDPATUT
PATUH PATJU No. Dokumen No. Revisi Halaman
LOMBOK BARAT 5.1.15/IIDB/ XII/2013 02 3/3
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR IIDB
Prosedur 5. Sasaran dan Saran
Bayi lahir dengan spontan, baik presentasi kepala atau
bokong
Jika bayi lahir dengan tindakan maka rawat gabung dapat
dilakukan setelah bayi cukup sehat, reflex baik dan tidak ada
tanda-tanda infeksi
Bayi lahir dengan sectio sesarea dengan anastesi umum,
rawat gabung dilakukan segera setelah bayi dan ibu sadar
penuh (bayi tidak ngantuk) 4-6 jam setelah operasi
Bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama (nilai Apgar
minimal 7)
Umur kehamilan 37 minggu atau lebih
Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih
Tidak terdapat tanda-tanda infeksi inpartu
Bayi dan ibu sehat
6. Kontra Indikasi
Ibu
a. Penyakit jantung derajat tiga
b. Pasca Eklampsia
c. Infeksi akut, TBC
d. Hepatitis, terinfeksi HIV, sitomegalovirus,Herpes
Simplek
e. Karsinoma
Bayi
a. Bayi kejang
b. Sakit berat pada jantung
c. Bayi yang memerlukan pengawasan intensif
d. Cacat bawaan sehingga tidak mampu menyusui
7. Cek prosedur yang dilakukan sudah sesuai protap
UnitTerkait dr SpA, dr SpOG, dr umum, bidan, perawat
PERSALINAN KALA I
Kebijakan
Persiapan 1. Persiapan Alat
Spuit 3 cc
Spuit 5 cc
Patus set
Heacting set
Betadine
Kasa steril
Handscon steril
Sepatu Boat
Masker
Topi
Kaca mata PI
Celemek
2. Persiapan Bahan
Oksitosin 8 ampul
Lidocain
Aquapro
Metergin 0,2 mg
Prosedur 1. Pastikan prosedur persetujuan tindakan telah dijalankan
2. Pastikan kesiapan pasien sesuai prosedur persiapan pasien
RSUDPATUT
PATUH PATJU PERSALINAN KALA I
LOMBOK BARAT
PERSALINAN KALA II
Tujuan Persalinan kala II dikelola dengan persalinan yang bersih dan aman
Kebijakan
Persiapan 1. Persiapan Alat
Spuit 3 cc
Spuit 5 cc
Partus set
Heacting set
Betadine
Kasa steril
Handscon steril
Sepatu Boat
Masker
Topi
Kaca mata PI
Celemek
2. Persiapan Bahan
Oksitosin 8 ampul
Lidocain
Aquapro injeksi
Metergin 0,2 mg
RSUDPATUT PERSALINAN KALA II
PATUH PATJU
LOMBOK BARAT No. Dokumen No. Revisi Halaman
5.1.17/IIDB/ XII/2013 02 1/3
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR IIDB
Prosedur 1. Pastikan prosedur persetujuan tindakan telah dijalankan
2. Pastikan kesiapan pasien sesuai dengan prosedur persiapan pasien
3. Amati tanda & gejala persalinan kala II :
Ibu mempunyai keinginan untuk miksi
Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum
dan vaginanya
Perineum menonjol
Vulva, vagina dan spingter anal membuka
4. Siapkan pertolongan persalinan
Pastikan perlengkapan bahan & obat-obatan esensial siap
digunakan mematahkan ampul oksitosin 10 unit &
menempatkan tabung suntik steril sekali pakai dalam partus set
Gunakan baju penutup dan celemek plastik yang bersih
Lepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku mencuci
ke 2 tangan dengan sabun dan secara bersih. Menyikat dan
menggunakan air yang mengalir & mengeringkan tangan
dengan handuk satu persatu
Pakai sarung tangan DTT\steril untuk pemeriksaan dalam
Hisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik ( dengan
memakai sarung tangan DTT/ steril) meletakkan kembali di
partus set /wadah DTT /steril
3. Pastikan pembukaan lengkap & k/u janin baik
Bersihkan vulva & perineum
Dengan menggunakan tehnik aseptik, melaksanakan
pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan
servik sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah
sedangkan pembukaan sudah lengkap
PERSALINAN KALA II
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR IIDB
Prosedur lakukan amniotomi
Dekontaminasi sarung tangan. Periksa DJJ
Ambil tindakan sesuai jika DJJ abnormal
Dokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, pada
partograf
4. Siapkan ibu & keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran
Beri tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan janin baik
membantu ibu berada pada posisi yang nyaman
Bantu ibu mempunyai keinginan untuk meneran
Jelaskan kepada anggota keluarga bagaimana meneran dapat
mendukung & memberi semangat
5. Siapkan Petolongan Kelahiran Bayi
Jika kepada bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6
meletakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan
bayi
Letakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian bokong ibu
Buka partus set
Pakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan
6. Tolong Kelahiran Bayi
Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
letakkan tangan yang laindikepala bayi & lakukan tekanan
lembut & tidak menghambat pada kepala bayi
Dengan lembut meyeka muka, mulut & hidung bayi dengan
kain/kasa yang bersih
Periksa lilitan tali pusat
Tunggu hingga kepada bayi melakukan putaran paksi luar
secara spontan
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua
tangan di masing- masing sisi muka
PERSALINAN KALA III
RSUDPATUT
PATUH PATJU No. Dokumen No. Revisi Halaman
LOMBOK BARAT 5.1.18/IIDB/ XII/2012 02 3/3
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR IIDB
Prosedur bayi. Anjurkan ibu untuk meneran saat berikutnya. Dengan
lembut menariknya ke arah bawah & kearah luar hingga bahu
anterior muncul dibawah arkus pubis & kearah atas serta
kearah luar untuk melahirkan bahu posterior
Setelah kedua bahu dilahirkan, telusurkan tangan mulai kepada
bayi yang berada di bagian bawah kearah perineum. Tangan
membiarkan bahu & lengan posterior lahir ke tangan tersebut.
Mengendalikan kelahiran siku & tangan bayi saat menyangga
tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior
(bagian atas) untuk mengendalikan siku & tangan anterior bayi
saat ke duanya lahir
Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada
diatas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk
meyangga saat punggung dan kaki lahir, memegang kedua
mata kaki bayi & dengan hati-hati membatu kelahiran kaki
Nilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi diatas
perut ibu
Segera mengeringkan bayi membungkus kepala dan badan bayi
Cek TFU menyuntikkan oxytocin 10 IU/IM
Jepit tali pusat
Pegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
gunting & memotong tali pusat
Ganti handuk yang basah & meyelimuti bayi dengan kain yang
bersih
7. Berikan bayi kepada ibunya & memulai pemberian ASI
8. Pastikan semua prosedur sudah dilakukan sesuai urutan yang
benar
PERSALINAN KALA IV
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR IIDB (Drg.Hj.Ni Made Ambaryati, M.Kes)
NIP : 19611230 198701 2 001
Pengertian Suatu proses penatalaksanaan dari lahirnya plasenta
Kebijakan
Persiapan 1. Persiapan Alat
Spuit 3 cc
Spuit 5 cc
Partus set
Heacting set
Betadine
Kasa steril
Handscon steril
Sepatu Boat
Masker
Topi
Kaca mata PI
Celemek
2. Persiapan Bahan
Oksitosin 8 ampul
Lidocain
Aquapro
Metergin 0,2 mg
Prosedur 1. Pastikan prosedur persetujuan tindakan telah dijalankan
2. Pastikan kesiapan pasien sesuai dengan prosedur persiapan pasien
3. Cuci tangan
4. Periksa tangan darah, nadi ,kandung kemih setiap 15 menit selama 1
jam pertama pasca persalinan setiap 30 menit selama jam ke 2 pasca
persalinan
5. Pantau kontraksi uterus & pendarahan pervaginam :
PERSALINAN KALA IV
RSUDPATUT
PATUH PATJU
LOMBOK BARAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
5.1.20/IIDB/ XII/2013 02 2/2
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR IIDB
STANDAR
OPERASIONAL (Drg.Hj.Ni Made Ambaryati, M.Kes)
PROSEDUR IIDB NIP : 19611230 198701 2 001
Pengertian Proses setelah lahirnya bayi sampai dengan lahirnya plasenta
Kebijakan
Persiapan 1. Persiapan Alat
Spuit 3 cc
Spuit 5 cc
Partus set
Heacting set
Betadine
Kasa steril
Handscon steril
Sepatu Boat
Masker
Topi
Kaca mata PI
Celemek
2. Persiapan Bahan
Oksitosin 8 ampul
Lidocain
Aquapro
Metergin 0,2 mg
Prosedur 1. Lakukan Peregangan Tali pusat terkendali
2. Lihat adanya tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu tali pusat
bertambah panjang, adanya semburan darah dan uterus membulat
3. Bantu plasenta dengan peregangan yang lembut bergerak alamiah
dari panggul dengan sedikit kearahposterior dan kemudian menuju
anterior ibu
PERSALINAN KALA III
RSUDPATUT
PATUH PATJU
LOMBOK BARAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
5.1.21/IIDB/ XII/2013 02 2/2
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR IIDB
Prosedur 4. Ketika pelasenta muncul dan keluar dari dalam vulva, anda boleh
memegang plasenta dengan tangan anda sendiri dengan lembut
5. Segera setelah plasenta dan membran dilahirkan dengan perlahan
tapi kokoh melakukan massage uterus dengan gerak melingkar
hingga fundus menjadi kencang (keras) 15-20 kali
6. Sementara tangan kiri melakukan masage unterus, periksalah
plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa kotiledon
dan membran sudah lengkap, tempatkan kotiledon tersebut dalam
plastik
7. Periksalah vagina dan perineum untuk memastikan tidak ada
laserasi
8. Pastikan semua prosedur sudah dilakukan sesuai urutan yang benar
Unit Terkait Dr SpOG, dr umum, Bidan
5.1.22 PEMBERIAN INJEKSI ANASTESI LOKA SEBELUM PENJAHITAN JALAN LAHIR
Kebijakan
Persiapan 1. Persiapan Alat
Heacting set
Kasa steril
Betadine
Spuit 5 cc
2. Persiapan Bahan
Aqua pro injeksi
Lidocain 2 %
PEMBERIAN INJEKSI ANASTESI LOKAL
SEBELUM PENJAHITAN JALAN LAHIR
RSUDPATUT
PATUH PATJU
LOMBOK BARAT No. Dokumen No. Revisi Halaman
5.1.22/IIDB/ XII/2013 02 2/2
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR IIDB
PEMERIKSAANJALAN LAHIRSETELAH
PERSALINAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR IIDB (Drg.Hj.Ni Made Ambaryati, M.Kes)
NIP : 19611230 198701 2 001
Pengertian Memeriksa robekan perineum dan jalan lahir segera setelah persalinan
Kebijakan
Persiapan 1. Persiapan Alat
Lampu sorot
2. Persiapan Bahan
Kasa steril
Prosedur 1. Pastikan prosedur persetujuan tindakan telah dijalankan
2. Pastikan kesiapan pasien sesuai dengan prosedur persiapan pasien
3. Periksa kontraksi uterus
4. Pasang lampu sorot
5. Lihat dan raba sambil memisahkan labia dengan tangan
6. Periksa apakah ada robekan atau hematoma
7. Tekan dengan kuat dinding vagina belakang ibu denganjari, jika
terdapat banyak darah, serap dengan kain kasa agar dinding vagina
bisa terlihat
8. Lihat sampai jauh kedalam vagina. Perdarahan dan laserasi mungkin
saja bisa berupa cucuran perlahan atau semburan deras arteri yang
berdenyut
9. Tekan dinding vagina secara perlahan dan gerakkan jari kebagian
atas dinding vagina satu per satu
10. Pastikan semua prosedur sudah dilakukan sesuai urutan yang benar
UnitTerkait dr SpOG, dr umum, bidan
5.1.24 PENJAHITAN LUKA PERINEUM
STANDAR
OPERASIONAL (Drg.Hj.Ni Made Ambaryati, M.Kes)
PROSEDUR IIDB NIP : 19611230 198701 2 001
Pengertian Melakukan penjahitan pada luka jalan lahir setelah pertolongan
persalinan
Kebijakan
Persiapan 1. Persiapan Alat
Hecting set
Kasa steril
Betadine
Spuit 5 cc
2. Persiapan Bahan
Aquapro
Lidocaine
Prosedur 1. Pastikan prosedur persetujuan tindakan telah dijalankan
2. Pastikan kesiapan pasien sesuai dengan prosedur persiapan
pasien
3. Inspeksi Perineum dan Jalan Lahir
4. Setelah memberikan anastesi local, pastikan bahwa daerah
tersebut sudah dianastesi dan menelusuri dengan hati-hati
menggunakan satu jari untuk secara jelas menentukan batas-
batas luka
5. Nilai kedalaman luka jahitan dan bagian yang terluka
Kebijakan
Prosedur 1. Buat jahitan pertama ± 1 cm dari ujung laserasi dibagian dalam
vagina
2. Setelah membuat tusukkan pertama, ikat dan potong pendek
benang yang lebih dari ikatan
3. Tutup mukosa vagina secara jelujur dan menjahitnya kea rah cincin
hymen
4. Tepat sebelum cincin hymen, masukkan jarum kedalam mukosa
vagina lalu kebawah cincin hymen sampai jarum ada dibawah
laserasi perhatikan dekat jarum dengan puncak luka
5. Teruskan kearah bawah luka menggunakan jahitan jelujur hingga
mencapai bagian bawah laserasi
6. Perhatikan jarak setiap jahitan sama dan bagian yang luka sudah
dijahit
7. Jika laserasi meluas keotot, mungkin perlu melakukan satu atau
dua lapis jahitan terputus-putus untuk menghentikan perdarahan
dan mendekatkan jaringan tubuh secara efektif
8. Setelah mencapai ujung laserasi, mengarahkan jarum keatas dan
meneruskan penjahitan jelujur untuk menutup lapisan subkutikuler,
jahitan ini akan menjadi jahitan lapis kedua
9. Periksa l;ubang bekas jarum, dimana jahitan lapis kedua ini akan
meninggalkan luka yang tetap terbuka berukuran 0,5 cm atau
kurang dan luka akan menutup dengan sendirinya pada saat
penyembuhan luka
Kebijakan
Prosedur 1. Lakukan pemeriksaan vagina dengan lembut untuk memastikan
bahwa tidak ada kasa atau peralatan yang tertinggal didalam vagina
2. Anjurkan pada ibu/keluarga untuk melakukan massage uterus
3. Pastikan peralatan yang dipakai dikelola sesuai dengan protap
4. Bersihkan ibu dengan air DTT
5. Berikan bayi kepada ibunya & memulai pemberian ASI
Pastikan prosedur yang dilakukan sesuai dengan urutan yang benar
UnitTerkait Dokter SPOG, dokter umum dan bidan
2.2 Standar Operasional Prosedur NEONATAL
PEMERIKSAAN NEONATUS
Kebijakan Pentingnya penilaian fisik terhadap kualitas asuhan yang diberikan pada neonates
Prosedur 1. LENGKAPI RIWAYAT MEDIS
Dokumentasikan data pada saat masuk fasilitas kehamilan, diagnosis
provisional
Dokumentasikan riwayat prenatal
Dokumentasikan riwayat persalinan
Dokumentasikan riwayat paska kelahiran
2. LENGKAPI PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS LENGKAP
Periksa tanda vital : FJ, frekuensi napas, suhu, waktu pengisian ulang
kapiler (CRT)
Periska ukuran pertumbuhan: berat, panjang, lingkar kepala
Dokumentasi penilaian system : dilakukan setiap jadwal tugas jaga (shift)
atau terjadi perubahan pada kondisi klinis
Nilai keberhasilan menyusui
3. SISTEM PERNAPASAN
Warna yang teramati
Frekuensi napas yang teramati
Observasi untuk retraksi
Observasi untuk grunting
Observasi untuk sianosis dan apnea
Observasi pergerakan dinding dada
Auskultasi bunyi napas
Hitung skor downe