Anda di halaman 1dari 21

HAND OUT

Mata Kuliah : Pelayanan Keluarga Berencana


Topik : Pelayanan Kontrasepsi dengan Metode Modern
Sub Topik : a. Kontrasepsi Hormonal
1) Oral kontrasepsi (pil)
2) Suntikan/injeksi
Waktu : 100 menit
Dosen : Febri Hartini J.L., SST., M. KM

Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca hand out ini mahasiswa dapat menguraikan pelayanan kontrasepsi hormonal :
1. Oral kontrasepsi
2. Suntikan

Sumber Pustaka
1. Affandi Biran, 2011, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta
2. Jitowiyono S., Rouf M. A., 2019, Keluarga Berencana dalam Perspektif Bidan, Pustaka Baru,
Yogyakarta

Isi
1. Oral Kontrasepsi
1.1 Pil Progestin (Minipil)
Sebelum klien memakai alat kontrasepsi, terlebih dahulu harus diuji kelaikan medik kontrasepsi hormonal
progestin. Berikut penjelasannya :
Kategori WHO 1 (aman dan bermanfaat) Kategori 2 (Manfaat di atas risiko)
 Dalam usia reproduksi dan semua paritas  Penyakit diabetes melitus (tanpa komplikasi atau
termasuk nullipara > 20 tahun lamanya)
 Menghendaki kontrasepsi sangat efektif, jangka  Penyakit hepatitis (asimptomatik atau pembawa)
panjang tetapi belum ingin menghentikan  Hipertensi (< 180/110mmHg)
fertilitas  Riwayat pre eklamsi

1
 Belum ingin hamil dan sedang memberikan ASI  Perokok (tanpa batasan usia atau jumlah batang
(pasca nifas 6 minggu) rokok)
 Pasca persalinan dan tidak memberikan ASI atau  Penyakit yg memerlukan tindakan pembedahan
pasca keguguran (dengan atau tanpa istirahat lama di ranjang)
 dengan riwayat KET  Penyakit katup jantung
 Hipertensi < 180/110mmHg, masalah  Penyakit trombo emboli vena (darah beku)
pembekuan darah, anemia bulan sabit
 Mengalami kram menstruasi sedang atau berat
 Perokok (tanpa batas usia dan jumlah batang
rokok)
 Yang tidak ingin atau tidak boleh menggunakan
estrogen
 Pelupa atau sering kali lupa minum pil setiap hari

Kategor WHO 3 (pertimbangkan manfaat Kategori WHO 4 (Risiko lebih besar dari
terhadap risiko) manfaat)
Tidak dianjurkan kecuali apabila metode lain tidak Perempuan dengan kondisi sebagai berikut :
ada atau tidak sesuai dengan kondisi klien yg  Hamil (dipastikan atau kemungkinan)
mengalami :  Mengalami perdarahan pervaginam yang belum
 Ikterus (aktif simptomatik) jelas penyebabnya atau diduga mempunyai
 Penyakit jantung iskemik masalah serius pada organ ginekologi
 Kanker payudara  Mengidap karsinoma payudara
 Neoplasia hati
 Pemakaian obat untuk epilepsi (fenitoin dan
barbiturat) atau tuberkulosis (rifampisin)

a. Profil pil progestin


Pil progestin baik digunakan pada perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB, karena tidak
menurunkan produksi ASI sehingga sangat efektif bila digunakan pada masa laktasi. Dosis yang
rendah, serta dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.
b. Jenis minipil
Kemasan dengan isi 35 pil : 300 g levonogestrel atau 350 g noretindron
Kemasan denga nisi 28 pil : 75 g desogestrel

2
c. Cara kerja minipil
1) Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium
2) Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit
3) Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma
4) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
d. Efektivitas
Minipil memiliki tingkat efektivitas sebesar 98.5%. Dihimbau kepada klien agar minum di jam
yang sama setiap harinya dan jangan sampai melupakan satu atau dua tablet karena kemungkinan
terjadi kehamilan besar. Penggunaan obat-obat mukolitik asetilsilen bersamaan dengan minipil
perlu dihindari karena mukolitik jenis ini dapat meningkatkan penetrasi sperma sehingga
kemampuan kontraseptif minipil dapat terganggu. Agar minipil bekerja dengan baik anjurkan ibu
untuk senggama 3 – 20 jam setelah penggunaan minipil.
e. Keuntungan kontrasepsi dan non kontrasepsi
Keuntungan Kontrasepsi Keuntungan non Kontrasepsi
 Sangat efektif bila digunakan secara benar  Mengurangi nyeri haid, jumlah darah haid
 Tidak mengganggu hubungan seksual sehingga menurunkan tingkat anemia
 Tidak mempengaruhi ASI  Mencegah kanker endometrium
 Kesuburan kembali cepat  Melindungi dari penyakit radang panggul
 Nyaman dan mudah digunakan  Tidak meningkatkan pembekuan darah
 Efek samping sedikit  Dapat diberikan pada penderita
 Dapat dihentikan setiap saat endometriosis
 Tidak mengandung estrogen  Kurang menyebabkan peningkatan tekanan
darah, nyeri kepala dan depresi
 Dapat mengurangi keluhan premenstrual
sindrom (sakit kepala, perut kembung, nyeri
payudara, nyeri betis, lekas marah)
 Sedikit sekali mengganggu metabolism
karbohidrat, sehingga relatif aman diberikan
pada ibu dengan kencing manis

f. Keterbatasan
Minipil memiliki keterbatasan antara lain:
 Hampir 30 – 60% mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting amenorea)

3
 Peningkatan/penurunan berat badan
 Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
 Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
 Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat
 Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi risiko ini lebih rendah jika
dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan minipil
 Efektivitasnya menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberculosis atau obat
epilepsi
 Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual atau HIV/AIDS
 Hirsutisme (tumbuh rambut/bulu berlebihan di daerah muka), tetapi sangat jarang terjadi
g. Ibu yang boleh dan tidak boleh menggunakan minipil
Yang boleh menggunakan minipil Yang tidak boleh menggunakan minipil
 Usia reproduksi  Hamil atau diduga hamil
 Telah atau belum memiliki anaka=  Perdarahan pervaginam yang belum jelas
 Menginginkan suatu metode kontrasepsi penyebabnya
yang sangat efektif selama periode menyusui  Tidak dapat menerima terjadinya gangguan
 Pascapersalinan dan tidak menyusui haid
 Pasca keguguran  Menggunakan obat tuberculosis (rifampisin)
 Perokok segala usia atau obat epilepsi (fenitoin dan barbiturate)
 Mempunyai tekanan darah tinggi (< 180/110  Kanker payudara atau riwayat kanker
mmHg) atau dengan pembekuan darah payudara
 Tidak boleh menggunakan estrogen atau  Sering lupa menggunakan pil
lebih sering tidak menggunakan estrogen  Mioma uterus, karena progestin memicu
mioma uterus
 Riwayat stroke, karena progestin
menyebabkan spasme pembuluh darah

h. Waktu menggunakan minipil


 Mulai hari pertama sampai hari ke-5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan
kontrasepsi lain
 Dapat digunakan setiap saat, asal klien tidak hamil. Bila menggunakannya setelah hari ke-5 siklus
haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan kontrasepsi lain
untuk 2 hari saja

4
 Bila klien tidak hamil, minipil dapat digunakan setiap saat, asal yakin klien tidak hamil. Jangan
melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2
hari saja
 Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pascapersalinan dan tidak haid, minipil dapat dimulai
setiap saat. Bila menyusui penuh tidak memerlukan kontrasepsi tambahan
 Bila lebih dari 6 minggu pascapersalinan dan klien telah mendapat haid, minipil dapat dimulai
pada hari ke 1 – 5 siklus haid
 Minipil dapat segera diberikan pascakeguguran
 Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan
minipil, minipil dapat segera diberikan, dengan catatan klien tidak hamil atau kontrasepsi
sebelumnya digunanakan secara benar. Klien tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya
 Bila kontrasepsi yang sebelumnya kontrasepsi suntikan, minipil diberikan pada jadwal suntikan
yang berikutnya, tidak diperlukan metode kontrasepsi yang lain
 Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal dan ibu ingin menggantinyaa
dengan minipil, minipil dapat diberikan pada hari 1 – 5 siklus haid dan tidak memerlukan
kontrasepsi lain
 Bila kontrasepsi sebelumnya AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon), minipil dapat
diberikan pada hari 1 – 5 siklus haid.
i. Instruksi kepada klien
 Minum minipil setiap hari pada jam yang sama
 Minum pil pertama pada hari pertama haid
 Bila klien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minumlah pil yang lain atau
gunakan kontrasepsi lain bila klien berniat melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya
 Bila klien terlambat minum pil lebih dari 3 jam, minumlah pil tersebut begitu klien ingat,
Gunakan metode pelindung selama 48 jam
 Bila klien lupa 1 atau 2 pil, minumlah segera pil yang terlupa tersebut sesegera klien ingat dan
gunakan metode pelindung sampai akhir bulan
 Walaupun klien belum haid, mulailah paket baru sehari setelah paket terakhir habis
 Bia haid teratur setiap bulan dan kemudian kehilangan 1 siklus (tidak haid) atau bila merasa
hamil, temui petugas kesehatan

5
j. Informasi lain yang perlu disampaikan
 Terjadinya perubahan pola haid merupakan hal yang paling sering ditemukan selama
menggunakan minipil, terutama pada 2 – 3 bulan pertama. Perubahan pola haid tersebut
umumnya hanya sementara dan tidak sampai mengganggu kesehatan
 Kadang dapat timbul efek samping berupa peningkatan berat badan, sakit kepala ringan dan
nyeri payudara. Semua efek ini tidak berbahaya dan biasanya hilang dengan sendirinya
 Obat-obatan tertentu seperti obat tuberculosis (rifampisin) dan beberapa obat epilepsi dapat
mengurangi efektivitas minipil. Minipil tidaak mencegah terjadinya Infeksi Menular Seksual
(IMS), termasuk AIDS. Bila pasangannya memiliki risiko, sebaiknya menggunakan kondom
k. Penanganan efek samping
Efek samping Penanganan
Amenorea Pastikan tidak hamil, bila tidak hamil, berikan konseling dan tidak
perlu tindakan khusus. Bila amenorea berlanjut atau hal tersebut
membuat klien khawatir, rujuk ke klinik yang lebih lengkap
fasilitasnya.
Bila tidak hamil, hentikan pil. Jelaskan kepada klien bahwa efek
minipil sangat kecil menimbukan kelainan pada janin. Bila diduga
kehamilan ektopik, klien perlu dirujuk, jangan memberikan obat-
obatan hormonal untuk merangsang terjadinya haid.
Perdarahan tidak Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan/tidak hamil, tidak perlu
teratur/spotting tindakan khusus. Bila klien tidak dapat menerima, maka perlu dicari
metode kontrasepsi lain

l. Peringatan khusus untuk pemakai minipil


 Bila beberapa blan mengalami haid teratur dan kemudian terlambat haid, maka perlu dipikirkan
telah terjadi kehamilan
 Bila mengeluh perdarahan bercak disertai nyeri perut hebat, maka perlu dipikirkan terjadi
kehamilan ektopik
 Masalah penglihatan seperti kabur atau kehilangan penglihatan, nyeri kepala hebat, maka perlu
dipikirkan kemungkinan terjadinya hipertensi atau masalah pada pembuluh darah
1.2 Pil Kombinasi
a. Profil Pil Kombinasi
Pil kombinasi terbukti efektif dan reversible, dapat digunakan pada ibu usia reproduksi, baik
yang sudah mempunyai anak atau belum dan harus diminum setiap hari. Pada bulan-bulan pertama

6
efek samping berupa mual dan perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera berhenti. Pil ini
dapat mulai diminum setiap saat bila yakin sedang tidak hamil. Pil kombinasi tidak dianjurkan pada
ibu yang sedang menyusui serta dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.
b. Jenis
1) Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
2) Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin
(E/P) dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
3) Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
c. Cara kerja
1) Menekan ovulasi
2) Mencegah impantasi
3) Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui sperma
4) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur akan terganggu
d. Manfaat
1) Efektivitas tinggi bila cara pemakaian benar
2) Risiko terhadap kesehatan sangat kecil
3) Tidak mengganggu hubungan seksual
4) Siklus haid menjadi teratur, volume darah haid berkurang sehingga dapat mencegah anemia dan
5) tidak terjadi nyeri haid
6) Dapat digunakan jangka panjang selama ibu masih ingin menggunakannya untuk mencegah
kehamilan
7) Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause
8) Mudah dihentikan setiap saat
9) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
10) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
11) Membantu mencegah KET, kanker ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, penyakit
radang panggul, kelaian jinak payudara, dismenore, jerawat
e. Keterbatasan
 Mahal dan membuat bosan, karena harus dikonsumsi setiap hari
 Mual, perdarahan bercak atau perdarahan sela terutama dalam 3 bulan pertama
 Pusing
 Nyeri payudara

7
 Berat badan naik sedikit
 Berhenti haid (amenorea), namun jarang pada pil kombinasi
 Tidak dapat diberikan pada ibu menyusui
 Pada sebagian kecil ibu dapat menimbulkan depresi, perubahan suasana hait, sehingga keinginan
melakukan hubungan seksual berkurang
 Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga risiko stroke dan gangguan
pembekuan darah pada vena meningkat. Pada ibu usia > 35 tahun dan merokok perlu hati-hati
 Tidak mencegah IMS, Hepatitis B, HIV/AIDS
f. Ibu yang dapat menggunakan dan tidak dapat menggunakan pil kombinasi
Yang dapat menggunakan pil kombinasi Yang tidak dapat menggunakan pil kombinasi
 Usia reproduksi  Hamil atau dicurigai hamil
 Telah memiliki anak ataupun yang belum  ASI eksklusif
memiliki anak  Perdarahan pervaginam yang belum diketahui
 Gemuk atau kurus penyebabnya
 Menginginkan metode kontrasepsi dengan  Penyakit hati (hepatitis)
efektivitas tinggi  Perokok dengan usia > 35 tahun
 Setelah melahirkan dan tidak menyusui  Riwayat penyakit jantung, stroke dan tekanan
 Setelah melahirkan 6 bulan dan tidak darah tinggi > 180/110 mmHg
memberikan ASI eksklusif, sedangkan semua  Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau
cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok kencing manis > 20 tahun
untuk ibu tersebut  Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara
 Anemia karena haid berlebih  Migrain dan gejala neurologik fokal
 Nyeri haid hebat (epilepsi/riwayat epilepsi)
 Riwayat kehamilan ektopik  Tidak dapat menggunakan pil secara teratur
 Kelainan payudara jinak setiap hari
 Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal,
pembuluh darah, mata dan saraf
 Penyakit tiroid, penyakit radang panggul,
endometriosis atau tumor ovarium jinak
 Penderita tuberculosis (kecuali yang
menggunakan rifampisin)
 Varises vena

8
g. Waktu mulai menggunakan pil kombinasi
 Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau ibu tidak hamil
 Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
 Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain
(kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai ibu
telah menghabiskan paket pil tersebut
 Apabila ibu setelah melahirkan dapat digunakan 6 bulan pemberian ASI eksklusif, pasca
melahirkan 3 bulan dan tidak ASI ekslusif serta pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)
 Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi dan ingin mengganti dengan pil kombinasi, pil
dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid
h. Instruksi kepada klien
Tunjukkan pada ibu cara mengeluarkan pil dari kemasannya dan pesankan untuk mengikuti panah
yang menunjuk deretan pil berikutnya
 Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik pada saat yang sama setiap hari
 Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
 Sangat dianjurkan mulai penggunaan pada hari pertama haid
 Pada paket 28 pil, dianjurkan minum plasebo sesuai dengan hari yang ada pada paket
 Beberapa paket pil terdapat 28 pil dan 21 pil. Bila paket 28 pil habis, sebaiknya ibu minum pil
dari paket yang baru. Bila paket 21 habis, sebaiknya tunggu 1 minggu baru kemudian mulai minum
dari paket yang baru
 Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, ambil pil yang lain
 Bila terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam, kemudian keadaaan memungkinkan dan
tidak memperburuk keadaan ibu, maka pil dapat diberikan
 Bila muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, cara penggunaan pil mengikuti cara
penggunaan pil lupa
 Bila lupa minum 1 pil (hari 1 – 21), sebaiknya minum setelah ingat boleh minum 2 pil pada hari
yang sama. Tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain. Bila lupa 2 pil atau lebih
(hari 1 – 21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai jadwal yang ditetapkan. Bila mendapat
kasus terebut, maka anjurkan ibu untuk menggunakan metode kontrasepsi yang lain atau tidak
melakukan hubungan seksual sampai telah menghabiskan paket pil tersebut
 Bila tidak haid, segera datang ke fasilitas kesehatan untuk cek kehamilan

9
i. Informasi lain yang perlu disampaikan
 Pada awal penggunaan pil kadang-kadang timbul mual, pusing atau sakit kepala, nyeri payudara
serta perdarahan bercak (spotting) yang bisa hilang sendiri. Kelainan seperti ini munculnya
terutama 3 bulan pertama penggunaan pil dan makin lama penggunaan maka kelainan tersebut akan
hilang dengan sendirinya. Anjurkan ibu untuk minum pil pada saat hendak tidur atau pada saat
makan malam, Bila keluhan masih tetap ada, anjurkan untuk berkonsultasi ke dokter.
 Beberapa jenis obat dapat mengurangi efektivitas pil, seperti rifampisin, fenitoin, barbiturat,
griseofulvin, trisiklik antidepresan, ampisilin, penisilin dan tetrasiklin. Ibu yang memakai obat-
obatan tersebut untuk jangka Panjang sebaiknya menggunakan pil kombinasi dengan dosis
etinilestradiol 50 g atau dianjurkan untuk menggunakan metode kontrasepsi yang lain
j. Perhatian khusus untuk pengguna pil kombinasi
Keadaan Saran
Tekanan darah tinggi Pil tidak boleh digunakan
Sistolik > 160 mmHg atau Diastolik > 90 mmHg
Kencing manis Pil dapat diberikan
Tanpa komplikasi
Migrain Pil dapat diberikan
Tanpa gejala neurologik fokal yang berhubungan dengan
nyeri kepala
Menggunakan obat fenitoin, barbiturate, rifampisin Pil dengan etinilestradiol 50 g
Anemia bulan sabit Pil jangan digunakan

k. Penanganan efek samping


Efek samping atau masalah Penanganan
Amenorea (tidak ada perdarahan atau Periksa dalam atau tes kehamilan. Bila klien tidak
spotting) hamil dan minum pil dengan benar, tenangkan klien.
Tidak munculnya haid kemungkinan besar karena
kurang adekuatnya efek estrogen terhadap
endometrium. Tidak perlu pengobatan khusus. Coba
berikan pil dengan dosis estrogen 50 g atau dosis
estrogen tetap, tetapi dosis progestin dikurangi. Bila
klien hamil intrauterin, hentikan pil dan yakinkan

10
klien bahwa pil yang telah diminumnya tidak berefek
pada janin
Mual, pusing atau muntah (akibat reaksi Tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologik. Bila
anafilaktik) tidak hamil, sarankan minum pil saat makan malam
atau sebelum tidur
Perdarahan pervaginam/spotting Tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologik.
Sarankan minum pil pada waktu yang sama. Jelaskan
bahwa perdarahan hal yang biasa terjadi dalam 3 bulan
pertama dan lambat laun akan berhenti. Bila
perdarahan/spotting tetap saja terjadi ganti pil dengan
dosis estrogen lebih tinggi (50 g) sampai perdarahan
teratasi, lalu kembali ke dosis awal. Bila
perdarahan/spotting timbul lagi, lanjutkan lagi dengan
dosis 50 g atau ganti dengan metode kontrasepsi yang
lain

Pada penggunaan pil kombinasi perlu diperhatikan sebagai berikut :

Tanda Masalah yang mungkin terjadi


Nyeri dada hebat, batuk, nafas pendek Serangan jantung atau bekuan darah di dalam paru
Sakit kepala hebat Stroke, hipertensi, migrain
Nyeri tungkai hebat Sumbatan pembuluh darah tungkai
Nyeri abdomen hebat Penyakit kandung empedu, bekuan darah,
pankreatitis
Kehilangan penglihatan/kabur Stroke, hipertensi atau masalah pada pembuluh
darah
Tidak terjadi perdarahan/spotting setelah Kemungkinan hamil
selesai minum pil

2. Suntikan/Injeksi
2.1 Suntikan Progestin
a. Profil Suntikan Progestin

11
Suntikan progestin ini sangat efektif, aman dan dapat digunakan semua perempuan dalam usia
reproduksi, sesuai digunakan untuk ibu yang menyusui karena tidak menekan produksi ASI.
Kembalinya kesuburan lebih lambat, memakan waktu kurang lebih 4 bulan
b. Jenis
Tersedia dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu :
 Depo Medroksiprogesterone Asetat (Depo Provera), mengandung 150 mg DMPA yang diberikan
setiap 3 bulan dengan cara intramuskuler
 Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat,
diberikan setiap 2 bulan dengan cara intramuskuler
c. Cara kerja
Kontrasepsi progestin bekerja dengan cara :
 Mencegah ovulasi
 Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
 Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
 Menghambat transportasi gamet oleh tuba
d. Efektivitas
Kontrasepsi suntik memiliki efektivitas yaitu 0,3 kehamilan per 100 perempuan, dengan catatan
penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditetapkan
e. Keuntungan dan Keterbatasan
Keuntungan Keterbatasan
 Sangat efektif  Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
 Pencegahan kehamilan jangka Panjang siklus haid memendek/memanjang,
 Tidak berpengaruh pada hubungan suami perdarahan banyak/sedikit, perdarahan tidak
istri teratur.spotting, tidak haid sama sekali
 Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak  Klien sangat bergantung pada sarana
berdampak serius terhadap penyakit jantung pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
dan gangguan pembekuan darah suntikan
 Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI  Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik sebelum suntikan berikutnya
 Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35  Permasalahan berat badan
tahun sampai perimenopause  Tidak menjamin terhadap penularan IMS,
 Membantu mencegah kanker endometrium hepatitis B dan HIV
dan kehamilan ektopik

12
 Menurunkan kejadian penyakit jinak  Lambatnya kesuburan datang kembali setelah
payudara penghentian pemakaian
 Mencegah beberapa penyakit radang panggul  Terjadi perubahan lipid serum pada
 Menurunkan krisis anemia bulan sabit penggunaan jangka panjang
 Pada penggunaan jangka panjang apat
menurunkan kepadatan tulang (densitas),
kekeringan pada vagina, menurunkan libido,
gangguan emosi (jarang), sakit kepala,
nervositas, jerawat

f. Ibu yang dapat dan tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin
Yang dapat menggunakan Yang tidak boleh
menggunakan
 Usia reproduksi  Hamil atau dicurigai hamil
 Nulipara dan multipara (risiko cacat pada janin 7
 Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan efektivitas tinggi per 100.000 kehamilan)
 Ibu menyusui yang membutuhkan kontrasepsi yang sesuai  Perdarahan pervaginam
 Setelah melahirkan dan tidak menyusui yang belum penyebabnya
 Pascakeguguran  Tidak dapat menerima

 Ibu yang sudah punya anak banyak, namun belum ingin terjadinya gangguan haid
tubektomi (terutama amenorea)

 Perokok  Menderita kanker payudara

 Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan atau riwayat kanker

pembekuan darah atau anemia bulan sabit payudara

 Menggunakan obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat  Diabetes mellitus disertai
tuberkulosis (rifampisin) komplikasi

 Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung


estrogen
 Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
 Anemia defisiensi besi
 Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi

13
g. Waktu mulai menggunakan
 Setiap saat selama siklus haid, pastikan ibu tidak hamil
 Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
 Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan ibu tidak hamil.
Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
 Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi
suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar dan ibu
tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu haid berikutnya
datang
 Bila ibu sedang menggunakan alat kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis
kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat
jadwal kontrasepsi suntikan sebelumnya
 Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi
hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal dapat segera diberikan, dengan catatan ibu
tidak hamil dan pemberiaannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik
setelah hari ke -7 haid, maka tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari
 Ibu ingin mengganti Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dengan kontrasepsi hormonal.
Suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertamaa sampai hari ke-7 siklus haid atau dapat
diberikan setiap saat setelah hari ke-7, dengan catatan pastikan ibu tidak hamil
 Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat diberikan setiap
saat, dengan catatan ibu tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan ibu tidak boleh melakukan
hubungan seksual
h. Cara penggunaan
 Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskuler dalam
di daerah bokong. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan
akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 (sembilan puluh)
hari. Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 (tiga) injeksi berikutnya diberikan setiap
8 (delapan) minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu
 Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol, biarkan kulit kering dan penyuntikan
dilakukan setelah kulit kering. Penyuntikan juga dapat dilakukan dengan air Desinfeksi Tingkat
Tinggi (DTT)
i. Informasi yang perlu disampaikan
 Kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorea). Gangguan haid biasanya
bersifat sementara dan gangguan kesehatan minimal

14
 Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala dan nyeri payudara. Efek
ini tidak berbahaya, jarang terjadi dan cepat hilang
 Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada ibu usia muda yang
ingin menunda kehamilan atau ibu yang berencana untuk hamil dalam waktu dekat
 Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang kembali pada umumnya
setelah 6 (enam) bulan. Selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3 – 6
bulan tidak juga haid, klien harus kembali ke dokter atau fasilitas kesehatan yang lebih lengkap
untuk menelusuri penyebab tidak haid
 Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan dapat diberikan 2 (dua)
minggu sebelum jadwal. Suntikan dapat juga diberikan 2 minggu setelah jadwal yang telah
ditetapkan, dengan catatan tidak hamil. Klien tidaak diperbolehkan melakukan hubungan seksual
selama 7 (tujuh) hari atau menggunakan metode kontrasepsi lainnya selama 7 hari. Bila perlu
menggunakan kontrasepsi darurat
 Bila klien sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan kemudian meminta untuk
diganti dengan kontrasepsi suntikan yang lain, sebaiknya jangan dilakukan. Bila terpaksa
dilakukan, kontrasepsi yang akan diberikan tersebut disuntikkan sesuai dengan jadwal suntikan
dan kontrasepsi hormonal yang sebelumnya
 Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan dengan catatan klien tidak hamil
j. Peringatan bagi pemakai
 Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan hamil
 Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu
 Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi
 Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat atau penglihatan kabur
 Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam satu
periode masa haid
k. Instruksi bagi klien
Klien harus kembali ke tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan suntikan kembali setiap 12
minggu untuk DMPA atau setiap 8 minggu untuk Noristerat
l. Cara penghitungan jadwal kunjungan berikutnya
Contoh : tanggal 10 Januari 2020 Ibu A datang untuk disuntik.
Siklus haid 28 hari. 28 hari x 3 = 84 + 10 (tanggal kunjungan) = 94
Lihat kalender Januari sebanyak 31 hari. Februari 29 hari. Maret 31 hari.
Cara : 31+29+31 = 91
Kemudian 94 – 91 = 3

15
Jadi tanggal kunjungan berikutnya 3 April 2020
m. Penanganan efek samping
Efek Samping Penanganan
Amenorea Bila tidak hamil, tidak diperlukan pengobatan apapun. Jelaskan
darah haid tidak terkumpul dalam rahim
Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien. Hentikan penyuntikan
Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera
Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan
karena tidak akan berhasil. Tunggu 3 – 6 bulan, bila tidak juga
terjadi perdarahan, rujuk klien segera
Perdarahan/perdarahan bercak Informasi bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi bukan
(spotting) masalah serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila
klien tidak dapat menerima perdarahan dan tetap ingin melanjutkan
suntikan, maka dapat disarankan 2 pilihan sebagai berikut :
 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30 – 35 g etinilestradiol),
ibuprofen (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari) atau obat
sejenisnya. Jelaskan bahwa selesai pemberian kontrasepsi
kombinasi dapat terjadi perdarahan. Bila terjadi perdarahan
bantak selama pemberikan suntikan ditangani dengan pemberian
2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari selama 3 – 7 hari
dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal atau diberi
50 g etinilestradiol ata 1,25 g estrogen equin konjugasi untuk 14
– 21 hari
Meningkatnya/menurunnya Informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1-2
berat badan kg dapat terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan
terlalu mencolok. Bila berat badan berlebihan hentikan suntikan dan
anjurkan metode kontrasepsi lain

n. Keadaan yang memerlukan perhatian khusus


Bila klien menghadapi keadaan seperti penyakit hati akut, penyakit jantung dan stroke maka hindari
penggunaan kontrasepsi suntikan.

16
2.2 Suntikan Kombinasi
a) Jenis suntikan
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) dan 5 mg
Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi intramuskular sebulan sekali (Cyclofem) dan 50 g
Noretindron Valerat yang diberikan injeksi sebulan sekali
b) Cara Kerja
Menekan ovulasi
Membuar lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu
Perubahan lendir pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu
Menghambat transportasi gamet oleh tuba
c) Efektivitas
Sangat efektif (0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan
d) Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan Kerugian
Keuntungan Kontrasepsi  Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur,
 Risiko terhadap kesehatan dan efek samping perdarahan bercak/spotting atau perdarahan sela
rendah sampai 10 hari
 Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami  Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan
istri keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan
 Tidak diperlukan pemeriksaan dalam kedua atau ketiga
 Jangka Panjang  Ketergantungan klien terhadap pelayanan
 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari
untuk mendapatkan suntikan
Keuntungan non Kontrasepsi  Efektivitasnya berkurang bila digunakan
 Mengurangi jumlah perdarahan sehingga bersamaan dengan obat epilepsi (fenitoin dan
mencegah anemia barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin)
 Mengurangi nyeri saat haid  Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti
 Mencegah kanker ovarium dan kanker jantung, stroke, bekuan darah pada paru dan otak,
endometrium serta kemungkinan timbulnya tumor hati
 Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista  Penambahan berat badan
ovarium  Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan
 Mengurangi kehamilan ektopik IMS, hepatitis B dan HIV
 Melindungi klien dari penyakit radang panggul

17
 Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada  Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan
perempuan usia perimenopause setelah penghentian pemakaian

e) Ibu yang boleh dan tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi


Yang boleh menggunakan Yang tidak boleh menggunakan
 Usia reproduksi  Hamil atau diduga hamil
 Nulipara atau multipara  Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan
 Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan  Perdarahan pervaginam yang belum jelas
efektivitas yang tinggi penyebabnya
 Ibu menyusui > 6 bulan pascapersalinan  Penyakit hati akut
 Pascapersalinan dan tidak menyusui  Usia > 35 tahun yang merokok
 Anemia  Riwayat penyakit jantung, stroke atau dengan
 Nyeri haid tekanan darah tinggi (>180/110 mmHg)
 Haid teratur  Riwayat kelaian tromboemboli atau dengan
 Riwayat kehamilan ektopik kencing manis > 20 tahun
 Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi  Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan
sakit kepala atau migrain
 Keganasan pada payudara

f) Waktu mulai penggunaan


 Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi
tambahan
 Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan
hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi untuk 7 hari
 Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan kapan saja dengan catatan klien tidak
hamil. Klien tidak boleh melakukukan hubungan seksual selama 7 hari ke depan atau
menggunakan kontrasepsi yang lain
 Bila klien pascapersalinan 6 bulan dan selalu menyusui serta belum haid, suntikan pertama dapat
diberikan kapan saja dengan catatan tidak hamil
 Bila klien pascapersalinan > 6 bulan, menyusui serta telah mendapat haid maka suntikan pertama
diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7
 Bila pascapersalinan < 6 bulan dan menyusui, jangan diberikan suntikan kombinasi
 Bila pascapersalinan 3 minggu dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberikan

18
 Pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam waktu 7 hari
 Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin menggantinya
dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu menggunakan kontrasepsi sebelumnya
dengan benar, suntikan kombinasi dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid. Bila ragu,
perlu dilakukan tes kehamilan terlebih dahulu.
 Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal dan ibu ingin mengganti ke suntikan
kombinasi, maka suntikan kombinasi dapat diberikan sesuai dengan jadwal kontrasepsi
sebelumnya dan tidak diperlukan metode kontrasepsi lain
 Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan
suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat segera diberikan, dengan catatan ibu tidak
hamil, dan pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada hari 1 – 7
siklus haid, metode kontrasepsi lain tidak diperlukan. Bila sebelumnya menggunakan AKDR dan
ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan hari 1 – 7 siklus
haid. AKDR segera dicabut.
g) Cara penggunaan
Suntikan kombinasi diberikan tiap bulannya secara intramuskular. Klien diminta datang setiap 4
minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan
perdarahan. Suntikan kombinasi dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah
ditentukan, dengan catatan ibu tidak hamil. Tidak diperbolehkan melakukan hubungan seksual
selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari.
h) Cara penghitungan jadwal kunjungan
Contoh : Tanggal 10 Januari 2020 Ibu B datang ke BPM Bd. Lestari untuk suntik KB. Siklus haid
28 hari.
Cara : 10 + 28 = 38
Lihat kalender Januari 31 hari
38 – 31 = 7
Jadi ibu datang untuk kunjungan berikutnya tanggal 7 Februari 2020
i) Penanganan efek samping
Efek Samping Penanganan
Amenorea Pastikan tidak terjadi kehamilan dan tidak perlu diberikan
pengobatan khusus. Jelaskan bahwa darah haid tidak
terkumpul dalam Rahim. Anjurkan klien untuk kembali ke
klinik bila tidak datangnya haid masih menjadi masalah. Bila

19
klien hamil, rujuk klien. Hentikan penyuntikan dan jelaskan
bahwa hormon progestin dan estrogen sedikit sekali
pengaruhnya pada janin
Mual/pusing/muntah Pastikan tidak ada kehamilan. Bila hamil, rujuk. Bila tidak
hamil, informasikan bahwa hal ini adalah hal biasa dan akan
hilang dalam waktu dekat
Perdarahan/perdarahan bercak Bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil cari penyebab
(spotting) perdarahannya yang lain. Jelaskan bahwa perdarahan yang
terjadi merupakan hal biasa. Bila perdarahan berlanjut dan
mengkhawatirkan klien, metode kontrasepsi lain perlu dicari

j) Instruksi untuk klien


 Klien harus kembali ke dokter/klinik untuk mendapatka suntikan kembali setiap 4 minggu
 Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke dokter/klinik untuk memastikan hamil
atau tidak
 Jelaskan efek samping tersering yang didapat pada penyuntikan dan apa yang harus dilakukan bila
hal tersebut terjadi. Bila klien mengeluh mual, sakit kepala atau nyeri payudara, serta perdarahan
informasikan bila keluhan tersebut sering ditemukan, dan biasanya hilang pada suntikan ke 2 atau
ke 3
 Apabila klien sedang menggunakann obat-oabatan tuberculosis atau obat epilepsi, obat-obat
tersebut dapat mengganggu efektivitas kontrasepsi yang sedang digunakan
k) Tanda-tanda yang harus diwaspadai
 Nyeri dada hebat atau napas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah di paru atau serangan
jantung
 Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi stroke, hipertensi atau
migrain
 Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada tungkai
 Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan berikutnya, kemungkinan
terjadi kehamilan
l) Keadaan yang memerlukan perhatian khusus
Keadaan Anjuran
Tekanan darah tinggi < 180/110 mmHg dapat diberikan, tetapi perlu pengawasan

20
Kencing manis Dapat diberikan pada kasus tanpa komplikasi dan kencing manisnya
terjadi < 20 tahun. Perlu diawasi
Migrain Bila tidak ada gejala neurologik yang berhubungan dengan sakit
kepala, boleh diberikan
Menggunakan obat Berikan pil kontrasepsi kombinasi dengan 50 g etinilestradiol atau
tuberkulosis/epilepsi cari metode kontrasepsi lain
Mempunyai penyakit Sebaiknya jangan menggunakan suntikan kombinasi
anemia bulan sabit
(sickle cell)

Latihan Soal
1. Jelaskan cara kerja pil progestin dalam mencegah kehamilan
2. Sebutkan siapa saja yang dapat menggunakan pil progestin
3. Hitung jadwal kunjungan ulang berikutnya pada klien dengan memakai cyclofem. Tanggal
kunjungan 20 Maret 2020.
4. Jelaskan kapan waktu penggunaan KB pil kombinasi
5. Apa saja efek samping penggunaan pil progestin dan bagaimana penanganannya
6. Sebutkan keuntungan dan kerugian dalam pemakaian suntikan kombinasi
7. Bagaimana cara kerja suntikan kombinasi dalam mencegah kehamilan
8. Hitung jadwal kunjungan ulang berikutnya pada Ny. B yang menggunakan KB suntik Depo
Provera. Tanggal kunjungan 15 Maret 2020.
9. Ny. B P0A1 pascakeguguran 3 hari yang lalu, datang ke BPM Bd. Lestari. Metode kontrasepsi apa
yang dapat Bidan berikan ?
10. Sebutkan bagaimana penanganan efek samping amenorea pada penggunaan KB suntik kombinasi

21

Anda mungkin juga menyukai