Anda di halaman 1dari 24

Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan

“Perubahan Maternal pada Masa Nifas


Normal”

Oleh :
Amanda (00218013)
D-III Kebidanan
Sub Materi :

Sistem reproduksi Sistem pencernaan

Payudara Sistem perkemihan

Sistem pernafasan Sistem hormonal

Sistem Sistem
kardiovaskuler muskuloskeletal

Hematologi
h an
u b a si
Per roduk
rep Perubahan
tempat Perubahan
plasenta pada
serviks
Perubahan
uterus
Lochi
a
Perubahan pada
vagina dan
Perineum
 Pada uterus terjadi proses involusi, proses kembalinya uterus ke
dalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. P U
 Dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot e t
polos uterus.
 Pada tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira- r e
kira 2 cm di bawah umbilicus dengan bagian fundus bersandar u r
pada promontorium sakralis.
 Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus uteri mencapai kurang lebih 1
b u
cm di atas umbilicus. Dalam beberapa hari kemudian, perubahan a s
involusi berlangsung dengan cepat. Fundus turun kira-kira 1-2 cm h
setiap 24 jam.
 Pada hari pascapartum keenam fundus normal akan berada di a
pertengahan antara umbilicus dan simpisis pubis. n
 Seminggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggung
sejati lagi.
 Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk kembali pada masa
keadaan tidak hamil.
 Proses involusi uterus adalah sebagai berikut :
1. Iskemia miometium
2. Autolysis
3. Efek oksitosin
      D  
Tinggi I B i Keadaan serviks
fundus n e a

Tinggi fundus Berat Keadaan serviks


uteri v r m

Involusi Diameter bekas


o a e
l t t

L
u e
s u r
i t
e b

uteri uterus melekat plasenta


r e
u k
s a
s

m
e

a
l
e
k
a

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr


t

p
l
a
s
e

n
n

Uri lahir 2 jari di bawah 750 gr 12,5 cm Lembek


t
a
Setinggi B 1    
pusat a 0
y 0
i 0

pusat
l g
a r
h

j
i
r

Satu minggu Pertengahan pusat- 500 gr 7,5 cm Beberapa hari


2 jari di U 7 1 Lembek
bawah r 5 2
pusat i 0 ,
5
l g
a r c

simfisis setelah post partum


u
h m
i
r

Pertengaha S 5 7 Beberapa hari setelah


n pusat- a 0 , postpartum
simpisis t 0 5

Dua minggu Tak teraba di atas 350 gr 3-4 cm Dapat dilalui 2 jari
u
g c

t
m r m
i
n
g

simfisis akhir minggu


g
u

pertama dapat
Tak teraba D 3 3  

a
di atas u 5 - Dapat dilalui 2 jari akhir
simpisis a 0 4 minggu pertama dapat
dimasuki 1 jari

Enam Bertambah kecil 50-60 gr 1-2 cm


m g c
i r m

dimasuki 1 jari
n
g
g

minggu
u

n
Bertambah E 5 1
kecil n 0 -
a - 2
m 6
0 c

Delapan Sebesar normal 30 gr


m m
i g
n r
g
g
u

minggu Sebesar
normal
D
e
l
3
0
 

a g
p r
a
n

m
i
n
g
g
u
Perubahan tempat plasenta

 Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan


permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan.
 Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar
3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.
 Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada permulaan nifas
bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang
tersumbat oleh thrombus.
 Biasanya luka yang demikian sembuh dengan menjadi parut, tetapi
luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut hal ini disebabkan karena
luka ini sembuh dengan cara dilepaskan dari dasarnya tetapi diikuti
pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka.
Perubahan serviks
 Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus.
 Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks postpartum adalah
bentuk serviks yang akan menganga seperti corong.
 Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan
kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah
pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam
cincin.
 Warna merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah.
 Beberapa hari setelah persalinan, ostium externum dapat dilalui oleh 2
jari, pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan
dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh
1 jari saja, dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari
canalis cervikallis.
 Pada serviks terbentuk sel-sel otot baru yang
mengakibatkan serviks memanjang seperti celah.
Luchia
 Eksresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi
basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari
pada kondisi asam yang ada pada vagina normal.
 Mempunyai bau yang amis meskipun tidak terlalu menyengat dan
volumenya berbeda-beda pada setiap wanita.
 Secret mikroskopik luchia terdiri dari eritrosit, peluruhan deciduas, sel
epitel dan bakteri. Lochia mengalami perubahan karena proses involusi.
 Pengeluaran lochia dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya
diantaranya: Lochia rubra/merah (kruenta), Lokhea sanguinolenta,
Lochia serosa, Lochia alba
 Bila pengeluaran lochia tidak lancar maka disebut lochiastatis. Kalau
lochia tetap berwarna merah setelah 2 minggu ada kemungkinan
tertinggalnya sisa plasenta atau karena involusi yang kurang sempurna
yang sering disebabkan retroflexio uteri.
 Total jumlah rata-rata pembuangan lochia kira-kira 8 hingga 9 oz atau
sekitar 240 hingga 270 ml.
Perubahan vagina dan
perineum
Estrogen pascapartum yang menurun
berperan dalam penipisan mukosa vagina
dan hilangnya rugae. Vagina yang semula
sangat teregang akan kembali secara
bertahap keukuran sebelum hamil, 6-8
minggu setelah bayi lahir. Rugae akan
kembali terlihat sekitar minggu keempat,
walaupun tidak akan menonjol pada wanita Kekurangan estrogen menyebabkan
nulipara. Pada umumnya rugae akan penurunan jumlah pelumas vagina dan
memipih secara permanen. Penebalan penipisan mukosa vagina. Kekeringan
mukosa vagina terjadi seiring pemulihan lokal dan rasa tidak nyaman saat koitus
fungsi ovarium. (dyspareunia) menetap sampai fungsi
ovarium di-anjurkan menggunakan
pelumas larut air saat melakukan
hubungan seksual untuk mengurangi
nyeri. Penyembuhan baru berlangsung
dalam 2-3 minggu.
h a n
b a
u ara
Pe r
u d
p ay

Payudara mengalami kongesti selama beberapa hari pasca


persalinan untuk pembentukan air susu ibu (ASI). Pada hari kedua
dan ketiga postpartum, pengaruh hormon prolaktin lebih dominan
sehingga payudara mulai menyekresi kolostrum yang
mengandung imunoglobulin, lemak dan protein. ASI matur adalah
cairan biologis kompleks dan dinamis yang termasuk lemak,
protein, karbohidrat, faktor bioaktif, mineral, vitamin, hormon,
dan banyak produk selular. Dua refleks penting dalam proses
laktasi adalah refleks prolaktin dan refleks aliran (let down
refleks) yang timbul akibat perangsangan puting susu oleh
hisapan bayi.
Sistem pernafasan

Fungsi pernafasan kembali pada rentang


normal wanita selama jam pertama pasca
persalinan. Setelah rahim kosong, diafragma
menurun. Keadaan pernafasan selalu
berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut
nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan
juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada
gangguan khusus pada saluran napas.
Sistem kardiovaskuler

 Volume darah

 Curah jantung

 Nadi

 Tekanan darah
 Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor,
misalnya kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisasi
serta pengeluaran cairan ekstravaskuler (edema fisiologis).
V D
 Pada minggu ke 3 dan ke 4 setelah bayi lahir volume darah
biasanya menurun sampai mencapai volume darah sebelum
o A
hamil.
 Pada persalinan pervagainam kehilangan darah sekitar 300-400
l R
cc. Bila kelahiran melalui seksio sesaria, maka kehilangan darah
dapat dua kali lipat. Bila persalinan pervaginan, hematokrit akan
u A
naik dan pada seksio sesaria, hematokrit cenderung stabil dan
kembali normal setelah 4-6 minggu.
m h
e
Nadi Denyut nadi normal pada
orang dewasa 60-80
x/menit. Sehabis melahirkan
Denyut jantung, volume sekuncup, dan curah jantung biasanya denyut nadi itu
meningkat sepanjang masa hamil. Segera setelah akan lebih cepat.
wanita melahirkan, keadaan ini meningkat bahkan lebih
tinggi selama 30-60 menit karena darah yang biasanya
melintasi sikuir uteroplasenta tiba-tiba kembali ke
sirkulasi umum. Nilai ini meningkat pada semua jenis
kelahiran.

Curah
jantung
Biasanya tidak berubah, kemungkinan
tekanan darah akan rendah setelah
Tekanan melahirkan karena ada pendarahan.
darah Tekanan darah tinggi pada postpartum
dapat menandakan terjadinya pereklamasi
postpartum.
te m
Sis rnaan
n c e
pe

 Nafsu makan

 Motilitas

 Pengosongan
usus
Secara khas, penurunan tonus
dan motilitas otot traktus cerna
Motilitas menetap selama waktu yang
singkat setelah bayi lahir.
Kelebihan analgesia dan
anastesia bisa memperlambat
pembalian tonus dan motilitas
ke keadaan normal.
Ibu sering kali cepat lapar setelah melahirkan dan siap makan
Nafsu pada 1-2 jam post primordial, dan dapat ditoleransi dengan diet
makan yang ringan. Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia,
anastesia, dan keletihan, kebanyakan ibu merasa sangat lapar.
Permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari jumlah
yang biasa dikonsumsi disertai konsumsi camilan sering
ditemukan. Kerapkali untuk pemulihan nafsu makan, diperlukan
waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun
kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan
makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari,
gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong
jika sebelum melahirkan diberikan enema.
 Sistem pencernaan pada masa nifas membutuhkan
waktu yang berangsur-angsur untuk kembali normal.
 Pada makan ibu nifas tidak akan seperti biasa dalam
beberapa hari dan perineum ibu akan terasa sakit untuk
defekasi.
 Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama 2-
Pengosongan 3 hari setelah melahirkan.
usus  Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot usus
menurun selama proses persalinan dan pada awal masa
pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum
melahirkan, kurang makan atau dehidrasi.
 Kebiasaan buang air yang teratur perlu dicapai kembali
setelah tonus usus kembali normal. Kebiasaan
mengosongkan usus secara regular perlu dilatih
kembali untuk merangsang pengosongan usus.
Sistem
perkemihan

Sistem urinarius

Komponen urine

Diuresis postpartum

Uretra dan kandung


kemih
Diuresis
postpartum

Komponen
urine Pengeluaran kelebihan
cairan yang tertimbun
Sistem selama hamil kadang-
urinarius BUN (blood urea kadang disebut kebalikan
nitrogen), yang metabolisme air pada masa
meningkat selama pasca hamil (reversal of the water
Fungsi ginjal kembali partum, merupakan akibat metabolisme of pregnancy).
normal dalam waktu otolisis uterus yang Dalam 12 jam pasca
satu bulan satelah wanita berinvolusi. Pemecahan melahirkan, ibu mulai
melahirkan. Diperlukan kelebihan protein di membuang kelebihan cairan
kira-kira 2-8 minggu dalam sel otot uterus juga yang tertimbun di jaringan
supaya hipotonia pada menyebabkan proteinuria selama ia hamil, terutama
kehamilan dan dilatasi ringan (+1) selama 1-2 pada malam hari, selama 2-
ureter serta pelvis ginjal hari setelah wanita 3 hari pertama setelah
kembali ke keadaan melahirkan. Hal ini terjadi melahirkan.
sebelum hamil. pada sekitar 50% wanita.
Lanjutan..

 Distensi kandung kemih yang muncul segera


setelah wanita melahirkan dapat menyebabkan
Uretra &
pendarahan berlebih karena keadaan ini bisa kandung
menghambat uterus berkontraksi dengan baik.
Pada masa pascapartum tahap lanjut, distensi kemih
yang berlebihan ini dapat menyebabkan
kandung kemih lebih peka terhadap infeksi
sehingga mengganggu proses berkemih normal.

 Apabila terjadi terdistensi berlebih pada


kandung kemih dapat mengalami kerusakan
lebih lanjut (atoni). Dengan mengosongkan
kandung kemih secara adekuat, tonus kandung
kemih bisanya akan pulih kembali dalam 5-7
hari setelah bayi lahir.
 
Sistem
hormonal

Setelah lahirnya plasenta, kadar estrogen dan progesteron sirkulasi


turun tiba-tiba, tetapi kadar prolaktin meningkat yang merangsang
sekresi ASI. Peningkatan konsentrasi oksitosin terjadi terutama saat
bayi menyusu dan mungkin dialami oleh ibu sebagai sensasi
'kesemutan' di payudara, karena meningkatnya tekanan intra-
alveolar. Mungkin ada nyeri kram di perut akibat kontraksi uterus.
Akhirnya, mekanisme umpan balik negatif memicu pelepasan FSH
(follicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone), yang
bertanggung jawab untuk memulai kembali siklus menstruasi.
Ovulasi terjadi sebelum menstruasi, sehingga ibu dapat hamil lagi
pada periode tersebut. Dengan demikian, semua ibu harus
disarankan menggunakan kontrasepsi sebelum melakukan
hubungan seksual.
Sistem
muskuloskeletal Beberapa gejala sistem
musculoskeletal yang tumbuh
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis pada masa pasca partum antara
serta fasia yang meregang sewaktu lain:
 Nyeri punggung bawah.
kehamilan dan partus, setelah jalan lahir,
 Sakit kepala dan nyeri leher.
berangsur-angsur menciut kembali
 Nyeri pelvis posterior.
seperti sediakala. Tidak jarang pula
 Disfungsi simpisis pubis.
wanita mengeluh “kandungannya turun”
 Diastasis rekti.
setelah melahirkan oleh karena ligamen,
 Osteoporosis akibat
fasia, jaringan penunjang alat genetalia
menjadi agak kendor. kehamilan.
 Disfungsi rongga panggul.
Adaptasi sistem musculoskeletal
pada masa nifas, meliputi:
 Dinding perut dan peritoneum.
 Kulit abdomen.
 Striae.
 Perubahan ligamen.
 Simpisis pubis.
Sistem
hematologi

Selama berminggu-minggu kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta


faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum,
kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih
mengental dengan peningkatan fiskositas sehingga meningkatkan faktor
pembekuan darah. Leukositosis yang meningkat di mana jumlah sel darah
putih dapat mencapai 15.000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam
beberapa hari pertama dari masa post partum. Jumlah sel darah putih
tersebut masih bisa naik sampai 25.000-30.000 tanpa adanya kondisi
patologis. Kira-kira selama kelahiran dan masa post partum terjadi
kehilangan darah sekitar 200-500 ml. Penurunan volume dan peningkatan sel
darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan
hemoglobin pada hari ke 3 sampai ke 7 post partum dan akan kembali
normal dalam 4-5 minggu post partum.

Anda mungkin juga menyukai