Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN

PADA
DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2
BAYI
SENTIA ARMAILI (F0G019009)
BARU
ANGGUN DINETI (F0G019001)
AY U T I VA N I A I N U N N I S S A ( F 0 G 0 1 9 0 0 6 )
LAHIR
E R I K A S H E R LY (F0G019040)
POPI MONIKA (F0G019005)
RAPIKASAPITRI (F0G019017)
ELLEN MEILANI (F0G019014)
REKAPUTRI AGUSTIN (F0G019041)
REVIA MARISKA (F0G019044)
L I N D AYA N I (F0G019020)
MEMBERIKAN ASUHAN PADA BAYI LAHIR
SEGERA

 A.Adaptasi fisiologi BBL terhadap kehidupan diluar uterus

 1 . PENG ERTI AN ADAPTASI B AYI BAR U LA HIR


 - Ad alah p erio d e a dap tasi terh ad ap k ehid u pan k elu ar ra him
 - Per iod e ini da pat be rlan gsu ng h in gg a satu bu lan ata u leb ih setelah k elah ira n
u nt uk b eb era pa siste m tu bu h ba yi.
 - Tran s isi p alin g n ya ta d an cep at terja di pa da sistem p ern ap asan d an sir ku lasi,
sis tem k em amp u an m eng atu r suh u, d an da lam k em am pu an m eng am bil da n
m en gg u na kan g lu ko sa.

 2 . FAKTOR YAN G ME MPE NGAR U HI KE HID UPAN DI LUAR U TER US Fa kto r-


f ak tor y ang m em p en gar uh i a dap tasi ba yi bar u lah ir
 - R iway at ante pa rtu m ibu d an b ay i b ar u lah ir misaln ya ter pa par zat tok sik, sika p
ib u ter ha dap k eh am ilann y a d an p en ga lama n pe ng asu han b ay i.
 - R iway at in trap ar tu m ib u da n b ay i b aru lah ir, m isaln ya lam a p ersalin an , tip e
an alg es ik ata u an este si in trap ar tum .
 - K ap asit as fisiolo gi s b ay i bar u la hir u ntu k m ela ku ka n tr ansisi d ari k ehid u pa n
in tra uter in k e k eh id u pa n e kstra ute rin . K em amp u an pet ug as k eseha tan d ala m
m en gk aji da n mer esp on m asalah d en g an tep at p ad a saa t ter jad i.
B. P E RLI N D U N G A N T ER MA L ( TE RM O RE G U LA S I )

 1. SISTEM THERMOREGULASI
*Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu , sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan.
* Saat bayi masuk ruang bersalin masuk lingkungan lebih dingin.  
* Suhu dingin menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga
mendinginkan darah bayi.  
Koreksi penggunaan gula darah dapat terjadi 3 cara :  
 1.Melalui penggunaan ASI (setelah lahir bayi didorong untuk secepat
mungkin menyusu pada ibunya)
 2. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenolisis)
 3. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak
(glukoneogenesis)
C . P EM ELI H A R A A N PE R N A FA S A N

 1.PERUBAHAN SISTEM PERNAPASAN


 1). Perkembangan paru
 a. Paru berasal dari benih yang tumbuh di rahim, yg
bercabang-cabang dan beranting menjadi struktur pohon
bronkus.
 b. Proses ini berlanjut dari kelahiran hingga sekitar usia 8
tahun ketika jumlah bronkiol dan alveol sepenuhnya
berkembang, walaupun janin memperlihatkan gerakan
pernapasan pada trimester II dan III. Ketidakmatangan paru
terutama akan mengurangi peluang kelangsungan hidup bayi
baru lahir sebelum usia 24 minggu. Keadaan ini karena
keterbatasan permukaan alveol, ketidakmatangan sistem
kapiler paru dan tidak mencukupinya jumlah surfaktan
 2. Awal timbulnya pernapasan Dua faktor yang berperan
pada rangsangan napas pertama bayi :
 1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik
lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan di
otak.
 2. Tekanan dalam dada, yang terjadi melalui pengempisan
paru selama persalinan, merangsang masuknya udara ke
dalam paru secara mekanik. Interaksi antara sistem
pernapasan, kardiovaskuler, dan susunan saraf pusat
menimbulkan pernapasan yang teratur dan
berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk
kehidupan. Jadi sistem-sistem harus berfungsi secara normal
U PAYA N A PA S P E R TA M A B AY I B E R F U N G S I U N T U K :  
1. a.Mengeluarkan cairan dalam paru
2. b. Mengembangkan jaringan alveol paru untuk pertama kali.
 Untuk mendapat fungsi alveol, harus terdapat surfaktan yang cukup dan
aliran darah melalui paru.
 Fungsi pernapasan dalam kaitan dengan fungsi kardiovaskuler  Oksigenasi
merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan
pertukaran udara.  Jika terjadi hipoksia, pembuluh darah paru akan
mengalami vasokonstriksi.
  Pengerutan pembuluh darah ini berarti tidak ada pembuluh darah yang
berguna menerima oksigen yang berada dalam alveol, sehingga terjadi
penurunan oksigenasi ke jaringan,yang memperburuk hipoksia
  Peningkatan aliran darah paru akan memperlancar pertukaran gas dalam
alveoli dan menyingkirkan cairan paru, dan merangsang perubahan sirkulasi
janin menjadi sirkulasi luar rahim.
 
D.PEMOTONGAN TALI PUSAT

 M emotong dan Mengikat Tal i P usat


 Klem, potong dan ikat tali pusat d ua meni t pasca bayi lahi r. P enyunt ikan
oks itosin pada ibu dilakukan sebel um tali pusat dipoton g.
  Lakukan penjepitan k e-1 tal i pusat dengan k lem logam DTT 3 cm dari dinding
perut (pangkal pusat ) bayi. Dari ti tik jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari
kemudian d orong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat
di laku kan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepi tan ke-2 dengan jarak 2 cm
dari t empat jepitan ke-1 k e arah ibu.
  P egang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan
t ali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang l ain memoto ng tal i p usat di antara
kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT atau st eri l.
 Ikat t ali pusat dengan benang DTT atau steri l pada satu sisi kemu dian
melin gkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya den gan si mpul ku nci
pada sisi lai nnya
 Lepaskan klem logam p enjepit tali pusat dan masukkan ke dal am l arutan
kl ori n 0,5%.  Letakkan bayi ten gkurap di dada i bu untuk upaya Inisiasi
M enyusu Dini .
 . Nasihat untuk Merawat Tali Pusat
  Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat.
  Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan atau bahan
apapun ke puntung tali pusat. Nasihatkan hal ini juga kepada ibu dan
keluarganya.
 Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih diperkenankan apabila
terdapat tanda infeksi, tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali
pusat basah atau lembab.
  Berikan nasihat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi:

 Ø Lipat popok di bawah puntung tali pusat.
 Ø Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa tali pusat
mengering dan terlepas sendiri.
 Ø Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan
sabun dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
 Ø Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada kulit sekitar tali
pusat, tampak nanah atau berbau. Jika terdapat tanda infeksi, nasihati ibu
untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan.
E. EVA L U A S I N ILA I A PG A R

1. Pengerti an Nilai Apgar

Skor Apgar atau nilai Apgar (bahasa Inggris: Apgar score) adalah
sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952
oleh Dr. Virginia Apgar sebagai sebuah metode sederhana untuk
secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat
setelah kelahiran. Apgar yang berprofesi sebagai ahli anestesiologi
mengembangkan metode skor ini untuk mengetahui dengan pasti
bagaimana pengaruh anestesi obstetrik terhadap bayi
LANJUTAN

 Penilaian APGAR adalah sebuah tes cepat yang dilakukan


pada menit pertama dan kelima pasca kelahiran, skor pada
menit ke-1 memberi gambaran seberapa baik bayi melakukan
toleransi terhadap proses kelahiran. Menit ke-5, skor
memberikan penilaian akan bagaimana bayi beradaptasi
dengan lingkungan yang baru. Nilai Apgar ditentukan dengan
menilai denyut jantung, pernafasan, ketegangan otot, warna
kulit dan respon terhadap rangsangan (refleks); masing-
masing diberi nilai 0, 1 atau 2. Total Skor bernilai antara 1
sampai dengan 10, dengan nilai 10 memberikan gambaran
bayi yang paling sehat.
2 . T U J U A N M E N G E VA L U A S I N I L A I A P G A R

Penilaian ini dibuat untuk menolong tenaga kesehatan dalam


mengkaji kondisi secara umum bayi baru lahir dan memutuskan
untuk melakukan tindakan darurat atau tidak. Penilaian ini bukan
ditujukan sebagai preidiksi terhadap kesehatan bayi atau perilaku
bayi, atau bahkan status intelegensia/kepandaian. Beberapa bayi
dapat mencapai angka 10, dan tidak jarang, bayi yang sehat
memiliki skor yang lebih rendah dari biasanya, terutama pada
menit pertama saat baru lahir.
.
 Ada beberapa hal yang didug a menjadi penyebab nilai APGAR yang rendah pada
bayi baru lahir, di antaranya adalah:

 1) Persalinan yang terlalu cepat. Hi poksia (kekurangan oksigen) dapat terj adi
pada p ersali nan yang terlal u cepat o leh karena kontraksi yang terlal u kuat atau
t rauma pada kepala bayi .
 2) Terjerat t ali pusat. Umum d ikenal deng an “nuchal cord”, di mana t ali pu sat
(plasenta/ari-ari) melili t pada leher jani n (baik sekali waktu atau beberapa kali )
dan mengganggu ali ran darah, maka hipoksia bi sa t erjadi karen a l ilitan i ni.
 3) P rol aps tal i pusat. Kondi si yang terj adi ketika tali pusat mendahului fetus
keluar dari rahim. Kondisi ini adal ah kedarut an obstetri yang membahayakan
kehidupan janin. Namun prolaps tali pu sat adal ah kasus yang j arang. Ketika fetus
j uga akan ikut lahi r, seri ng kal i menekan tali pusat dan menimbul kan hi poksia.
 4) Plasenta previ a (placenta preavia). Merupakan kondisi kelai nan obstretri di
mana tal i pusat terhubung pad a dindi ng rahim yang l etaknya dekat atau menutup
l eher rahim. Hal ini meningkatkan risiko perdarahan antepartu m (vagin al), yang
berujung ju ga pada hipoksia bagi j anin.
 5) Aspirasi mekoniu m. Ji ka mekonium di ada dalam paru-paru fetus, maka b isa
t erjad i permasalahan pernapasan. Hal ini di kenal juga sebagai “S indrom Aspirasi
M ekonium”.
 6) Beberapa sebab lain bi sa berupa obat -obatan yang di kon sumsi i bu seb elum
persalinan, dan bayi preterm (prematur).
3 . M E N G E VA L U A S I N I L A I A P G A R
F. BO U N D IN G ATTA C H E M N T

A. Pengertian

Bounding attachment adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu dan bayi
pada menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi. Dalam hal
ini, kontak ibu dan ayah akan menentukan tumbuh kembang anak menjadi
optimal. Pada proses ini terjadi penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan
yang tulus dari orang tua terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan
dalam keperawatannya.
 B. Tahap-tahap Bounding Attachment
 Menurut Klaus Kenell dalam Lusa (2010), bagian penting dalam bounding
attachment adalah :
 1) Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh,
berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
 2) Bounding (keterikatan)
 3) Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu
lain.
C. E L E M E N - E L E M E N B O U N D I N G AT TA C H M E N T

 1) Sentuhan – Sentuhan atau indera peraba


 2) Kontak mata
 3) Suara
 4) Aroma
 5) Entrainment
 6) Bioritme
 7) Kontak dini

D. Bentuk interaksi dalam bounding attachment


 1) Sentuhan pada tungkai dan muka bayi secara halus
dengan tangan ibu
 2) Sentuhan pada pipi
.
 3) Tatap mata bayi dan ibu
 4) Tangis bayi

E. Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachment


 1) Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).
 2) Sentuhan orang tua pertama kali.
 3) Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan
orang tua ke anak.
 4) Kesehatan emosional orang tua.
 5) Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.

F. Keuntungan Bounding Attachment


 1) Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai,
menumbuhkan sikap sosial.
 2) Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.
G. PEMBERIAN ASI AWAL

Memberikan ASI dini (dalam 1 jam pertama setelah bayi baru lahir) akan
memberikankeuntungan yaitu:
 a. Merangsang produksi ASI
 Rangsangan isapan bayi pada puting susu ibu akan diteruskan oleh serabut
syaraf ke hipofiseanterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin (hormon ini
yang memacu payudara untukmenghasilkan ASI.

 b. Memperkuat reflek menghisap


 1). Reflek rooting (reflek mencari putting susu)
 2). Reflek suckling (reflek menghisap)
 3). Reflek swallowing (reflek menelan)
 c. Mempercepat hubungan batin ibu dan bayi (membina ikatan emosional
dan kehangatan ibu- bayi).
 d. Memberikan kekebalan pasif yang segera kepada bayi melalui kolostrum.
 e. Merangsang kontraksi uterus dan mencegah terjadi perdarahan pada ibu.
H . P E M B E R I A N V I TA M I N K , S A L A F M ATA

 1. Perawatan mata
Memberikan eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% untuk mencegah
penyakit mata karenaklamidia (penyakit menular seksual). Obat
mata diberikan pada 1 jam pertama setelah persalinan.

 2. Pemberian vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K
pada bayi baru lahirlakukan hal-hal berikut :
 a. Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi
vitamin K peroral 1mg/hari.
 b. Bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis
0,5-1 mg IM dipaha kiri.
I. IMUNISASI HB 0

 Imunisasi HB 0/Hepatitis B diberikan dengan injeksi secara IM.


Untuk hasil terbaik imunisasi hepatitis B harus diberikan sedini
mungkin. Palinng lama tujuh hari setelah kelahiran, semakin
ditunda semakin berkurang efektivitas perlindungannya terhadap
penularan hepatitis B.
 Pemberian imunisasi hepatitis B dapat ditunda bila bayi dalam
keadaan kejang, asfiksi, panas tinggi lebih dari 2500 gram, atau
klasifikasi merah.
C A RA P EM BE RI A N D A N D O S I S :

ara pemberian dan dosis:


 Sebelum digunakan vaksin harus dokocok terlebih dahulu agar
suspensi menjadi hhomogen
 Sebelum disuntikkan, kondisikan vaksin hingga mencapai suhhu
kamar
 Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB
 Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB ADS PID,
pemberian suntikkan secara intra muskuler, sebaiknya pada
anterolateral paha
 Pemberian sebanyak 3 dosis
 Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan
interval minimum 4 minggu (1 bulan)
 Di unit pelayanan statis, vaksin HB yang telah dibuat hanya boleh
digunakan selama 4 minggu. Sedangkan di posyandu vaksin yang
sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya.
.

Anda mungkin juga menyukai