Anda di halaman 1dari 5

A. .

B. Kebersamaan Dalam Pluralitas Beragama

Pluralitas agama atau pluralisme agama. Kata “Pluralisme agama” berasal


dari dua kata, yaitu “pluralism” dan “agama” dalam bahasa arab yang
diterjemahkan dengan “al-ta’ddudiyah” dan dalam bahasa inggris
“pluralisme religius”. Dalam bahasa belanda, merupakan gabungan kata
jamak dan isme. Kata jamak diartikan dengan menunjukan lebih dari satu.
Sementara isme diartikan sesuatu yang berhubungan dengan paham atau
aliran. jadi pluralism agama adalah lebih dari satu agama yang memiliki
eksistensi hidup berdampingan.

Pluralisme adalah konsep yang mempunyai makna yang luas, yang


berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda, dan
dipergunakan dalam cara berlainan pula. Setiap penganut agama di
dituntut bukan hanya saling memahami dan memahami hak agama lain,
tetapi juga terlibat dalam upaya-upaya kemitraan, dan membantu
tercapainya kerukunan dalam konteks perspektif sosial agama.

1. Pandangan islam dalam menyikapi pluralisme

Dalam hal pluralism agama, al-qur’an mengakui terhadap pluralism


atau keragaman agama. Al-qur’an disamping membenarkan, mengakui
keberadaan, ekistensi agama-agama lain, juga memberikan kebebasan
untuk menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Ini adalah konsep
yang secara sosiologis dan kultural menghargai keragaman, tetapi
sekaligus secara teologis mempersatukan keragamaan, tersebut dalam
satu umat yang memiliki kitab suci ilahi. Karena memang pada
dasarnya tiga agama samawi yaitu Yahudi, Kristen dan islam adalah
bersaudara, kakak adek, masih terkait berhubungan kekeluargaan yaitu
sama-sama berasal dari nabi Ibrahim.
Pengakuan al-qur’an terhadap pluralisme dipertegas dalam khutbah
Nabi Muhammad. Sebagaimana dikutip oleh Fazlur Rahman, ketika
Nabi menyatakan bahwa :

“ kamu semua adalah keturunan Adam, tidak ada kelebihan orang Arab
terhadap orang lain, tidak pula orang Arab terhadap orang Arab , tidak
pula manusia yang berkulit putih terhadap orang yang berkulit hitam,
dan tidak pula orang yang hitam terhadap yang putih kecuali karena
kebajikannya.”

Khutbah tersebut menggambarkan tentang persamaan derajat umat


manusia dihadapan Tuhan, tidak ada perbedaan orang Arab dan non
Arab, yang membedakan hanya tingkat ketakwaan . sebagaiman
firman allah “ sesungguhnya orang yang paling mulia di antarakamu
disisi Allah adalah yang paling bertakwa”. (QS.Al-hujurat:13)

Al_qur’an dalam memberikan pendidikan kesadaran pluralisme agama


terhadap umat manusia diantaranya tampak dari sikap-sikap berikut :

 Mengakui eksistensi agama lain (Q.S An-Nahl:93)


 Memberikan hak untuk hidup berdampingan saling menghormati
pemeluk agama lain (Al-An’am:108)
 Menghindari kekerasan dan memelihara tempat-tempat beribadah
umat beragama lain. (Al-Hajj:40)
 Tidak memaksakan kehendak kepada penganut agama lain (Al-
Baqarah:229)

Begitu banyak pro dan kontra dari paham pluralisme ini namun
demikian, paham pluralisme ini banyak dijalankan dan kian disebarkan
oleh kalangan muslim itu sendiri. Solusi islam terhadap adanya
pluralisme agama adalah dengan mengakui perbedaan dan identitas
agama masing-masing (lakum diinukum wa liya diin). Tapi solusi
paham agama pluralisme agama diorientasikan untuk menghilangkan
konflik dan sekaligus menghilangkan perbedaan dan identitas agama
yang ada.

2. Memaknai Kebersamaan Dalam Pluralisme atau Pluralitas Beragama


 Pluralisme atau pluralitas agama di dalam Q.S An-Naml:125)
mengajurkan dialog yang baik untuk saling mengenal mitra dialog.
Dialog tersebut dengan sendirinya akan memperkaya wawasan
kedua bela pihak dalam rangka mencapai persamaan yang dapat di
jadikan landasan untuk menjalankan kerukunan.
 Pluralisme atau pluralitas bukan hanya toleransi atau kebersamaan
yang pasif, melainkan kesediaan untuk melindungi dan mengakui
kesetaraan diantara sesame manusia. Terlepas dari perbedaan
keyakinan, dan kepercayaan agama yang dianut.

3. Dampak pluralisme Dalam Kehidupan Bermasyarakat

Dampak positif :

 Adanya toleransi beragama.


 Adanya kerukunan antara umat beragama di Indonesia.

Dampak negatif :

 Digunakan sebagai alasan pencampuran antara ajaran agama.


 Digunkan sebagai alasan untuk merubah ajaran suatu agama agar
sesuai dengan ajaran agama lain.

Anda mungkin juga menyukai