Anda di halaman 1dari 21

Golongan Obat Diuretik

Oleh :
1. Alma Sulistya
2. Sindi Anisa
3. Vira Siti Wildayanti
PENGERTIAN • Diuretik adalah obat yang
Diuretik berasal dari kata digunakan untuk membuang
dioureikos yang berarti
kelebihan garam dan air dari
merangsang perkemihan
dalam tubuh melalui urine.
• Fungsi utama diuretika adalah
Obat yang bekerja pada
ginjal untuk untuk mobilisasi cairan edema,
meningkatkan sekresi air yang berarti mengubah
dan natrium klorida (M. keseimbangan cairan sedemikian
J Neal, medical rupa sehingga volume cairan
farmacology) ekstrasel kembali menjadi normal.
Ginjal
Nefron

Unit Fungsional
Ginjal
Macam-macam Obat Diuretika
Inhibitor Loop Hemat Diuretik
karbonik diuretic Tiazid Kalium Osmotik
anhydrase
Yang termasuk
Yang termasuk golongan diuretik ini Yang
adalah : Yang termasuk
golongan termasuk
Yang termasuk diuretik ini - Klorotiazid golongan golongan
golongan diuretik - Hidroklorotiazid diuretik ini diuretik ini
adalah : adalah :
ini adalah : - Hidroflumetiazi adalah :
- Asam etakrinat - Aldosteron - Manitol
- Asetazolamid - Bendroflumetiazid
(spironolactone)
- Furosemid - Politiazid - Urea
- Diklorofenamid - Traimteren
- Bumetanid - Benztiazid - Gliserin
- Meatzolamid - Siklotiazid - Amilorid
- Isosorbid
- Metiklotiazid
- Klortalidon
- Kuinetazon
- Indapamid
Cara Kerja Obat Diuretik
Inhibitor karbonik • Tempat kerja utama di Tubuli Proksimal. Bekerja dengan meningkatkan
anhydrase pengeluaran asam bikarbonat, natrium, kalium, dan air.

• Tempat kerja utama Ansa Henle pada bagian dengan epitel tebal. Cara kerja
Loop diuretic loop diuretik, yaitu menurunkan penyerapan Na+/K+/Cl-.

• Tempat kerja utama Hulu Tubuli Distal. Sedangkan cara kerja penghambatan
Tiazid terhadap reabsorsi Natrium Klorida.

• Hemat Kalium Tempat kerja utama di Hilir Tubuli Distal dan Duktus Koligentas daerah
Hemat Kalium korteks. Cara kerjanya yaitu dengan meningkatkan volume cairan dan natrium di dalam
urine dengan tetap mempertahankan kadar kalium dalam tubuh.

• Diuretik osmotik meningkatkan jumlah cairan tubuh yang disaring keluar


Diuretik Osmotik oleh ginjal, sekaligus menghambat penyerapan cairan kembali oleh ginjal.
Diuretik bekerja dengan mencegah penyerapan garam,
termasuk natrium dan klorida, di ginjal. Kadar garam juga
mempengaruhi kadar air yang diserap atau dikeluarkan oleh
ginjal. Dengan cara kerja ini, garam dan air akan dibuang
dari tubuh melalui pengeluaran urine.

Khasiat Obat
Indikasi/Kontraindikasi
Inhibitor Karbonik Indikasi : menurunkan Kontraindikasi :
Anhidrase tekanan intraokuler, -sirosis hepatis, Reaksi
Asetazolamid (-Mountain alergi, Renal (sulfonamid),
siknes), bermanfaat untuk obat ini dapat menimbulkan
alkalinisasi. efek teratogenik.
Loop Diuretik (Diuretik Kuat) Indikasi : gangguan jantung, Kontraindikasi : Gagal ginjal
hati atau ginjal, ganguan yang disertai Anuria, ibu
saluran cerna (Furosemid), menyusui, Defisiensi elektrolit.
Edema paru akut, Edema
Refrakter, GGA
Tiazid Indikasi : udem akibat payah
jantung, hipertensi,diabetes
insipidus
Diuretik Hemat Kalium Indikasi : (Antagonis
aldosteron) hipertensi
dan udem yang
refrakter, (Triamteren
dan Amilorid) udem

Diuretik Osmotik Kontraindikasi :


(Manitol) penyakit ginjal
dengan anuria, kongesti
atau udem paru yang
berat, dehidrasi hebat dan
perdarahan intrakranial
Indikasi Diuretik
1. Hipertensi
Digunakan untuk mengurangi volume darah seluruhnya hingga tekanan darah
menurun. Khususnya derivate-thiazida digunakan untuk indikasi ini.
2. Payah jantung kronik kongestif
Diuretik golongan tiazid, digunakann bila fungsi ginjal normal.
3. Udem paru akut
Biasanya menggunakan diuretik kuat (furosemid)
4. Sindrom nefrotik
Biasanya digunakan tiazid atau diuretik kuat bersama dengan spironolakton.
5. Payah ginjal akut
Manitol dan/atau furosemid, bila diuresis berhasil, volume cairan tubuh yang
hilang harus diganti dengan hati-hati.
6. Penyakit hati kronik
Spironolakton (sendiri atau bersama tiazid atau diuretik kuat).
7. Udem otak
Diuretik osmotik
8. Hiperklasemia
Diuretik furosemid, diberikan bersama infus NaCl hipertonis.
9. Batu ginjal
Diuretik tiazid
10. Diabetes insipidus
Diuretik golongan tiazid disertai dengan diet rendah garam
11. Open angle glaucoma
Diuretik asetazolamid digunakan untuk jangka panjang.
12. Acute angle closure glaucoma
Diuretik osmotik atau asetazolamid digunakan prabedah.
EFEK SAMPING

Inhibitor Karbonik Anhidrase Loop Diuretik

Setalozamid, Asidosis metabolik Alkalosis metabolik


hiperkloremik, Batu ginjal, hipokalemik, Ototoksisitas,
Pembuangan kalium ginjal, Hipomagnesemia, Reaksi alergik,
Rasa mengantuk, paresthesia, Gangguan toleransi karbohidrat,
toksisitas sistem saraf, reaksi Hiponatremia, Reaksi alergi,
hipersensitivitas, Depresi sum- Rasa lemah letih, paresthesia dan
sum tulang,Toksisitas pada impotensi, Hipertensi, Gagal
jantung ringan, Edema resisten
kulit.
parah, Diabetes insipidus
nefrogenik.
EFEK SAMPING

Diuretik Hemat Kalium Diuretik Osmotik

 Asidosis metabolik  Ekspansi cairan ekstrasel


hiperkloremia  Dehidrasi, hiperkalemia,

 Ginekomastia dan hipernatremia


 Sakit kepala, mual, dan
 Hiperkalemia
muntah
 Gagal ginjal akut
 Edema paru (pada pasien
 Batu ginjal gagal jantung dan kongesti
paru)
EFEK SAMPING DIURETIK DAN CARA MENGATASINYA

Semua diuretika menyebabkan kehilangan ion – ion kalium yang disebut Hypokatismia dengan gejala-
gejala antara lain :
1. Lemah otot dan kejang
2. Pusing – pusing
3. Gangguan Pada ritme jantung

obat – obat yang dapat menyebabkan hipokalemia ini antara lain ialah kelompok thiazida. Guna
mengatasinnya dapat diberikan KCL dalam bentuk larutan. Pemberian KCL sebagai Tablet maupun
enteric coated sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan luka pada usus.

Efek samping lainnya :


1. Gangguan pada lambung – usus.
2. Meningkatnya kadar asam urat.
3. Meningginya kadar glukosa dalam darah.
4. Toksisitas terhadap glikosida jantung.
Hendaknya diperhatikan pemakain diuretika pada pasien – pasien penyakit encok , diabetes dan jantung
Dosis obat diuretik
Diuretik Loop Diuretik Inhibitor
Obat Dosis Oral Obat Dosis Oral
Harian Total1 Normal

Bumetanid 0,5-2mg Acetazolamide 250 mg 1-4 kali


sehari
Asam etakrinat 50-200mg
Diklorfenamide 50 mg 1-3 kali
Furosemid 20-80mg sehari

Methazolamide 50-100 mg 2-3 kali


Torsemid 5-20mg sehari
Dosis Tiazid Dan Diuretik Terkait
Obat Total Dosis Oral Harian
Bendroflumetiazid 2.5-10 mg
Klorotiazid 0,5-2 mg
Klortalidon 25-50 mg
Hidroklorotiazid 25-100 mg
Hidroflumetiazid 12,5-50 mg
Indapamid 2.5-10 mg
Metilklotiazid 2.5-10 mg
Politiazid 2.5-10 mg
Dosis Diuretik Hemat Kalium Dan Preparat Kombinasi

Nama dangang Diuretik Hemat Kalium


Aldactazid Spironolakton 25 mg
Aldacton Spironolakton 25, 50, atau 100 mg
Dyazid Triamteren 37.5 mg
Dyrenium Triamteren 50 atau 100 mg
Inspra Eplerenon 25, 50, atau 100 mg
Maxzid Triamteren 75 mg
Midamor Amilorid 5 mg
Moduretic Amilorid 5 mg
Jurnal Penelitian
Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi Esensial di Poliklinik Ginjal
Hipertensi RSUP DR. M. Djamil (2011)
Penyakit hipertensi tidak dapat disembuhkan dan berkaitan erat dengan penurunan usia
harapan hidup. Penderita hipertensi juga sering kali disertai oleh penyakit penyerta. Umumnya,
golongan obat antihipertensi yang dikenal yaitu, diuretik, ACE Inhibitor, Angiotensin Reseptor
Bloker, Canal Calcium Blocker, and Beta Blocker. Terapi yang diberikan pada penderita
hipertensi tanpa penyakit penyerta dan dengan penyakit penyerta tentunya berbeda. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui penggunaan obat antihipertensi antara pasien hipertensi esensial
dengan penyakit penyerta dan yang tidak disertai dengan penyakit penyerta di poliklinik RSUD
Dr. M. Djamil, Padang. Berdasarkan data penelitian didapatkan penggunaan obat antihipertensi
yang sering digunakan yaitu Hidroklortiazid (35, 5%), Captopril (26, 2%), Valsartan (20, 6%),
Amlodipin (15, 2%), dan obat antihipertensi lain (2, 5%). Berdasarkan hasil penelitian
disimpulkan bahwa hipertensi dengan penyakit penyerta terbanyak adalah diabetes melitus dan
penggunaan obat terbanyak berasal dari golongan diuretik yaitu penggunaan Hidroklortiazid.
Kasus Kebidanan
Apakah hipertensi dan pengobatan diuretik pada kehamilan meningkatkan risiko skizofrenia pada keturunan?
Holger J Sørensen, Erik L Mortensen, June M Reinisch, Sarnoff A Mednick
American Journal of Psychiatry 160 (3), 464-468, 2003
OBJEKTIF:
Diuretik yang diresepkan setelah trimester pertama untuk pengobatan hipertensi pada wanita hamil dapat mengganggu ekspansi
volume plasma normal dan menyebabkan penurunan volume. Para penulis berhipotesis bahwa paparan prenatal terhadap diuretik dan
hipertensi ibu dapat mengganggu perkembangan saraf janin dan meningkatkan risiko skizofrenia pada keturunannya.
METODE:
Menggunakan data dari Kopenhagen Perinatal Cohort individu yang lahir antara 1959 dan 1961, penulis mempelajari hubungan
hipertensi ibu dan pengobatan diuretik selama kehamilan dengan risiko skizofrenia (kode ICD-8 295) pada keturunannya. Informasi
medis prenatal ditautkan ke Daftar Psikiater Nasional Denmark. Efek hipertensi ibu dan pengobatan diuretik disesuaikan dengan
riwayat skizofrenia ibu, status sosial pencari nafkah keluarga, usia ibu, dan pengobatan bersama selama kehamilan.
KESIMPULAN:
Anak-anak dari ibu dengan hipertensi dalam kehamilan ditambah pengobatan diuretik pada trimester ketiga secara signifikan
meningkatkan risiko skizofrenia. Pada kehamilan dengan komplikasi hipertensi, diuretik dapat mengganggu aspek perkembangan
saraf janin dan dengan demikian meningkatkan kerentanan keturunan terhadap perkembangan skizofrenia di kemudian hari.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai