Anda di halaman 1dari 3

A.

Hipoglikemia
1. Pengertian
Hipoglikemia adalah Suatu Keadaan Dimana Kadar Glukosa Dalam Darah
Secara Abnormal Rendah Yaitu < 50 Mg/Dl Atau Bahkan < 40 Mg/Dl
( Rahardjo, 2012 )
Hiploglikemia pada neonates merupakan penyebab kematian dan
gangguan kemampuan neurologis yang dapat dicegah. Kematian neonates
yang dapat terjadi merupakan 50-60% dari semua kasus kematian pada anak
yang terjadi di Negara berkembang (pal.et.al., 2000).
Kira-kira 20-50% bayi ibu dengan diabetes mellitus akan mengalami
hipoglikemia pada 24 jam pertama setelah lahir biasanya dengan bayi
makrosimia dengan kelainan vascular, hipolglikemia biasanya terjadi setelah
6-12jam setelah lahir, karena hiperinsulinemia dan cadangan glikogen yang
kurang (saifuddin, 2010)

2. Gejala
Gejala hipoglikemia dapat di klasifikasikan dalam 2 kelompok besar,
yaitu:
a) Yang berasal dari system saraf otonomi dan,
b) Gejala yang berhungan denagn kurangnya suplai glukosa pada otak.
Pada neonatus gelaja hipoglikemia tidak spesifik, antara lain tremor, peka
rangsang, apnea dan sianosis, hipotonia, iritabel, sulit minum, kejang, koma,
tangisan nada tinggi, nafas cepat, dan pucat ( Sihombing, 2013 ).

3. Diagnosis
a) Anamnesa
 Riwayat bayi menderita asfiksia, hipotermi, hipertermi, dan gangguan
pernapasan
 Riwayat bayi premature
 Riwayat bayi lewat bulan
 Riwayat bayi besar untuk masa kehamilan (BMK)
 Riwayat bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)
 Riwayat bayi dengan ibu diabetes mellitus
 Riwayat bayi dengan penyakit jantung bawaan
 Bayi yang beresiko terkena hipoglikemia
 Bayi dengan polisitemia
 Obat-obatan yang di konsumsi ibu (misalnya steroid,
betasimpatomimetik, dan beta-blocker)
 Bayi dengan eritoblastosis
 Bayi sakit atau stress ( respiratory distress sindrom, hipotermia)
4. Penatalaksanaan
Menurut ( Iswanto, 2013 ), penatalaksanaan untuk hipoglikemia pada
neonatus adalah sebagai berikut :
a) Pertahankan suhu tubuh dengan cara membungkus bayi dengan kain
hangat, jauhkan dari hal – hal yang dapat menyerap panas bayi.
b) Segera beri ASI ( Air Susu Ibu )
c) Observasi keadaan bayi, yaitu tanda- tanda vital, warna kulit, reflek dan
tangisan bayi.
d) Bila tidak ada perubahan kurang lebih 24 jam dalam gejala – gejala
tersebut segera rujuk ke rumah sakit.

Menurut ( Iswanto. 2013 ) jika ditemukan masalah seperti berikut


penatalaksanaannya adalah :
1) Glukosa darah < 25 mg/ dl ( 1.1 mmol/l) atau terdapat tanda hipoglikemia ,
maka :
 Pasang jalur IV umbilical, berikan glukosa 10% 2ml/kg BB secara
pelan dalam 5 menit.
 Infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan;
 Periksa kadar glukosa darah 1 jam setelah bolus glukosa dan
kemudian 3 jam sekali.
 Jika kadar glukosa darah masih <25 mg/dl ( 1.1 mmol/l) ulangi
pemberian air gula dan lanjutkan pemberian infus.
 Jika kadar glukosa darah 24 – 25 mg.dl ( 1.1 – 2. 6 mmol/l ) lanjutkan
infus dan ulangi pemeriksaan kadar glukosa setiap 1 jam sampai
kadar glukosa 45 ,g/dl ( 2.6 mmol/l ) atau lebih.
 Jika glukosa darah 45 mg/dl ( 2.6 mmol/l) atau lebih dalam dua kali
pemberian berturut – turut lanjutkan infus glukosa.
 Anjurkan ibu menyusui, bila bayi tidak menyusui berikan ASI perah
dengan menggunkan sendok.
 Bila kemampuan minum bayi meningkat, turunkan pemberian cairan
infus setiap hari secara bertahap,anjurkan ibu menyusui bayinya
secara on demend, jangan hentikan infus glukosa secara tiba – tiba.

Berikut tatalaksana pemberian ASI pada bayi hipoglikemia menurut IDAI


(2010) :

 Pemberian ASI sedini mungkin dan sering akan menstabilkan kadar


glukosa darah. Teruskan menyusui bayi (kira-kira setiap 1-2 jam) atau
beri 3-10 ml ASI perah tiap kg berat badan bayi, atau berikan
suplementasi (ASI donor atau susu formula)
 Periksa ulang kadar glukosa darah sebelum pemberian minum
berikutnya sampai kadarnya normal dan stabil
 Jika bayi tidak bias menghisap atau tidak bias mentoleransi
asupannya, hindari pemaksaan pemberian minum, dan mulailah
pemberian glukosa intravena. Pada beberapa bayi yang tidak normal
diperluka pemeriksaan seksama dan diperluka evaluasi untuk
mendapatkan terapi yang insentif.
 Jika kadar glukosa tetap rendah meskipun sudah diberi minum
mulailah terapi glukosa intravena dan sesuaikan dengan kadar
glukosa darah
 ASI diteruskan selama terapi intravena. Turunkan jumlah dan
konsentrasi glukosa intravena sesuai dengan kadar glukosa darah
 Catat manifestasi klinis, pemeriksaan fisik, kadar skring glukosa
darah, konfirmasi laboratorium, terapi dan perubahan kondisi klinik
bayi (misalnya respon dari terapi yang diberikan)

5. Komplikasi

https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=hipoglikemia+pada+bayi+baru+lahir&oq=Hipoglik
emia+
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=definisi+hipoglikemia+pada+bbl&oq=hipoglikemi
a+
http://repository.unimus.ac.id/2648/
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/29666/Hubungan-Antara-
Hipoglikemi-Dengan-Kejadian-Hipotermi-Pada-Neonatus-Rujukan-Di-Rsud-
Dr-Moewardi

Anda mungkin juga menyukai