Disusun oleh :
ARUM MUTIASARI
NIM. P17324118048
2019
Topik : Asuhan ibu menyusui
Waktu/Jam :
I. Tujuan
b. Khusus :
Ibu dapat menguraikan tentang apa saja masalah yang terjadi pada ibu
menyusui
IV. Sumber :
1. Dr. Arsdiani, et al. (2017). Catatan Cinta Pejuang ASI. Ihsan Media.
Tanggerang Selatan
Susunan Acara
A. Pengertian Menyusui
2. Puting lecet
Pengertian : Luka lecet pada puting susu
Penyebab :
a. Teknik pelekatan dan posisi menyusui yang kurang tepat.
b. Hisapan bayi yang sangat kuat
Gejala :
a. Terdapat luka di puting
b. Puting terasa perih terutama saat menyusui
Pencegahan :
a. Menyusui dengan teknik pelekatan yang benar.
b. Gunakan bra sesuai ukuran/menyokong payudara.
c. Susui sebelum bayi sangat lapar agar menghisapnya tidak terlalu kuat.
d. Perhatikan cara melepaskan mulut bayi dari puting setelah selesai
menyusui. Letakan jari kelingking di sudut bawah atau tekan dagu bayi
dengan ibu jari.
e. Jangan membersihkan puting dengan sabun atau alkohol.
f. Keluarkan sedikit ASI untuk dioles pada puting sebelum dan setelah
menyusui.
Penanganan :
a. Olesi puting yang lecet dengan ASI.
b. Mulai menyusui pada puting yang tidak sakit.
c. Menyusui pada puting lecet saat luka tidak begitu sakit.
d. Jika lecet sangat parah, puting dapat istirahat sementara (24 jam)
dengan tetap mengeluarkan ASI dengan tangan.
e. Perbaiki cara pelekatan, bibir bayi menutupi areola (daerah
kehitaman di sekitar puting) diantara gusi atas dan bawah. Jangan
hanya puting saja yang masuk ke mulut bayi.
f. Biarkan puting kering sebelum memakai bra.
g. Jika lecet tidak sembuh dalam 1 minggu atau muncul bintil putih
segera periksakan ke tenaga kesehatan.
Gejala :
a. Payudara bengkak dan keras
b. Terasa nyeri pada payudara
Pencegahan :
a. Menyusui bayi sesuai permintaan atau setiap 2-3 jam sekali di awal
kelahiran.
b. Menyusui dengan teknik pelekatan yang benar.
c. Memakai bra yang menopang/sesuai ukurannya.
Penanganan :
a. Kompres payudara dengan air hangat selama 5 menit
b. Urut payudara ke arah puting
c. Sebelum menyusui, perah ASI sampai payudara terasa lebih lembut
d. Bila setelah menyusui payudara belum terasa kosong dapat diperah
untuk memaksimalkan pengosongan payudara
e. Kompres payudara dengan air dingin setelah menyusui/dipompa.
f. Bila tidak kunjung reda setelah tiga hari segera periksa ke tenaga
kesehatan.
Penyebab :
a. Teknik pelekatan menyusui yang salah
b. Puting lecet
c. Pembengkakan payudara
d. Bra yang terlalu ketat
e. Tekanan jari saat menyusui
f. Kurangnya variasi posisi menyusui
g. Tongue-tied (tali lidah pendek) pada bayi.
Gejala :
a. Terjadi penumpukan masa (benjolan) di daerah tertentu payudara
b. Bintil putih (jerawat) teraba keras dan nyeri
Pencegahan :
a. Perbaiki teknik pelekatan menyusui
b. Sering mengubah posisi menyusui agar semua saluran ASI dapat
dikosongkan
c. Memakai bra yang menopang namun jangan terlalu ketat
Penanganan :
a. Menyusui mulai dari payudara yang saluran ASI-nya tersumbat
b. Mengurut daerah yang tersumbat ke arah puting
c. Kompres hangat sebelum menyusui dan kompres dingin setelah
menyusui
d. Perah ASI bila belum kosong setelah menyusui
e. Bunda dapat meminta bantuan tenaga kesehatan, sehingga dapat
menggunakan jarum yang steril untuk menganggkat sumbatan saluran
ASI.
5. Mastitis
Pengertian : Radang pada sebagian payudara (lokasi tertentu) karena
pengosongan payudara yang kurang baik saat menyusui.
Penyebab :
a. Puting lecet
b. Bengkak payudara yang kurang ditangani secara tepat
c. Frekuensi menyusui jarang atau menyusui kurang lama
d. Teknik pelekatan menyusui yang kurang tepat
e. Pemakaian bra yang terlalu ketat
f. Pernah mengalami mastitis pada masa laktasi sebelumnya
g. Berhenti menyusui secara mendadak misalnya saat bepergian dan
tidak memompa
h. Produksi ASI terlalu banyak
i. Ibu stress atau kelelahan
Gejala :
a. Payudara keras pada lokasi tertentu (bedakan dengan bengkak biasa
yang terjadi pada seluruh payudara)
b. Terdapat daerah kemerahan yang berbatas tegas di kulit (erythema).
Daerah kemerahan tersebut terasa keras dan mungkin bengkak, tapi
bagian payudara lainnya tetap lunak dan puting tidak terpengaruh
(sementara pada kasus bengkak, seluruh payudara membengkak dan
puting tertarik ketat dan mendatar).
c. Terasa sangat sakit dan panas terutama di daerah yang berwarna
merah.
d. Dapat disertai demam ringan.
e. Pengeluaran ASI tidak mengurangi rasa keras pada area yang merah,
berbeda dengan bengkak biasa.
f. ASI perah akan terlihat lebih kental, bisa juga seperti gelatin dan
rasanya lebih asin karena meningkatnya kandungan sodiium&klorida.
ASI ini aman untuk bayi hanya saja mungkin pada sebagian bayi akan
menolaknya.
Pencegahan :
a. Menyusui dengan teknik pelekatan yang benar
b. Memakai bra yang sesuai dengan ukuran
c. Kosongkan payudara dengan baik dalam setiap sesi menyusui
Penanganan :
a. Sebelum menyusui, perah ASI sampai payudara terasa lebih lembut
b. Kompres hangat sebelum menyusui untuk mengurangi bengkak
c. Tetap menyusui dimulai dari payudara yang tidak terasa sakit
d. Kompres dingin pada payudara setelah menyusui untuk mengurangi
nyeri.
e. Segera periksakan ke tenaga kesehatan bila mastitis tidak kunjungi
sembuh agar mendapat penanganan yang tepat.
6. Abses Payudara
Pengertian : Komplikasi dari mastitis atau mastitis yang terinfeksi bakteri.
Gejala :
a. Gejalanya sama seperti mastitis
b. Kadang keluar nanah dari puting
Penanganan :
a. Segera periksa ke tenaga kesehatan
b. Tidak menyusukan payudara yang terkena abses tetapi perah ASI
untuk menjaga produksi ASI dan membantu penyembuhan.
7. Bingung puting
Pengertian : Bayi enggan menyusu atau hisapan bayi kurang kuat/efektif
Penyebab :
a. Penggunaan dot atau kempeng
b. Bayi ditinggal terlalu lama.
Pencegahan :
a. Menyusui dengan teknik pelekatan yang tepat
b. Berikan ASIP pada bayi melalui cangkir, sendok, atau pipet.
c. Hindari penggunaan dot atau kempeng
Penanganan :
a. Skin to skin dan selalu menawari payudara setiap kali bayi
menunjukan keinginan untuk minum.
b. Konsultasikan segera ke konselor menyusui atau tenaga kesehatan
lainnya sehingga bingung puting tidak berlarut-larut sehingga dapat
mengakibatkan bayi menyapih dini.
c. Jangan beralihbke susu formula tanpa indikasi medis dari dokter
d. Bila ada indikasi medis dan dianjurkan memberi susu formula, berikan
melalui cangkir, sendok atau pipet. Jangan berikan melalui dot.
8. Bayi banyak tidur
Pengertian : Bayi sering mengantuk, tetap tidur meski sudah lebih dari 3 jam.
Penanganan :
a. Letakkan bayi di dada ibu sesering mungkin sehingga dapat melihat
tanda-tanda bayi mulai terjaga dan dapat segera menawarinya
menyusu
b. Redupkan cahaya dalam ruangan agar bayi mau membuka matanya
c. Bangunkan bayi dengan cara berbicara dengan bayi, membuka
selimut/pakaian bayi, mengusap-usap wajah dan tubuh bayi serta
memandikan bayi.
d. Rangsang refleks rooting (mencari puting susu) bayi dengan
menyentuhkan puting ibu ke pipi atau sudut bibir
e. Teteskan ASI perah ke mulut bayi
f. Setiap kali gerakan menghisap dari mulut bayi berkurang, gerakan
payudara ke arah langit-langit mulut bayi.
9. Bayi sumbing
Penanganan :
a. Penanganan bergantung tingkat keparahan.
b. Bila celah hanya bibir dan langit-langit saja, susui dengan posisi bayi
duduk. Tutup celah menggunakan ibu jari
c. Bila celah meluas sampai gusi perlu dibuat penutup celah agar tidak
tersedak. ASI diberikan melalui pipet, sendok, atau cangkir dengan
posisi agak tegak.
Penanganan :
a. Penanganan bergantung pada usia kehamilan, berat badan lahir, dan
kemampuan bayi menghisap dan menelan.
b. Bila bayi lahir minimal usia kehamilan 34 minggu dengan berat >1.800
gr, dapat langsung disusui ibunya.
c. Bila bayi lahir usia kehamilan 32-34 minggu dengan berat 1.500-1.800
gr, beri ASI perah melalui pipet, sendok, atau cangkir.
d. Bila bayi lahir usia kehamilan 30-32 minggu dengan berat 1.250-1.500
gr, beri ASI perah melalui pipa lambung.
e. Bila bayi lahir usia kehamilan <30 minggu dengan berat <1.250 gr, beri
ASI perah melalui pipa lambung ditambah dengan cairan infus.
f. Berikan ASI sesering mungkin meski waktu meminumnya pendek.