Anda di halaman 1dari 11

Teori Tindakan Beralasan (Theory Of Reasoned

Action) / Teori Perilaku yang


Direncanakan (Theory of Planned Behaviour)
Oleh:
Amalia Dwi Aryanti 1016143008
Sejarah Theory of Reasoned Action dan Theory of Planed Behavior

Berasal dari suatu program penelitian yang dimulai pada tahun 1950-an.
Dikembangkan di tahun 1967, selanjutnya teori tersebut terus direvisi dan
diperluas oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein.
Mulai tahun 1980 teori tersebut digunakan untuk mempelajari perilaku
manusia dan untuk mengembangkan intervensi-intervensi yang lebih
mengena.
Pada tahun 1988, hal lain ditambahkan pada model reasoned action yang
sudah ada tersebut dan kemudian dinamai Theory of Planned Behavior
(TPB), untuk mengatasi kekurangadekuatan yang ditemukan oleh Ajzen
dan Fishbein melalui penelitian-penelitian mereka dengan menggunakan
TRA.
Theory of Reasoned Action
Pengertian
Niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku, menentukan
akan dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku tersebut.
Niat tersebut dipengaruhi oleh dua penentu dasar, yang pertama
berhubungan dengan sikap terhadap perilaku dan yang lain
berhubungan dengan pengaruh sosial yaitu norma subjektif.
Dalam upaya mengungkapkan pengaruh sikap dan norma
subjektif terhadap niat untuk dilakukan atau tidak dilakukannya
perilaku, Fishbein dan Ajzen melengkapi teori tindakan
beralasan ini dengan keyakinan (belief).
Sikap berasal dari keyakinan terhadap perilaku (behavioural
belief), sedangkan norma subjektif berasal dari keyakinan
normatif (normative belief).
Theory of Reasoned Action
Variabel variabel
Behaviour Belief : keyakinan seseorang terhadap perilaku tertentu, untung atau rugi dari perilaku tersebut (outcome
of the behavior ), pentingnya konsekuensi yang akan terjadi bagi individu bila ia melakukan perilaku tersebut
(evaluation regarding of the outcome).
Normative Belief : dampak keyakinan normatif, dampak dari normanorma subyektif dan norma sosial , bagaimana
dan apa yang dipikirkan orangorang (referent persons) dan motivasi seseorang untuk mengikuti perilaku tersebut.
Attitude towards the behaviour : kepercayaan tentang konsekuensi perilaku atau keyakinan normatif, perasaan umum
yang menyatakan keberkenaan atau ketidakberkenaan seseorang terhadap suatu objek
Importance Norms: normanorma penting atau norma yang berlaku di masyarakat. Pengaruh faktor sosial budaya
yang berlaku di masyarakat dimana seseorang itu tinggal.
Subjective Norms adalah norma subjektif atau norma yang dianut seseorang (keluarga). Dorongan anggota keluarga,
saran, nasehat dan motivasi dari keluarga atau kawan.
Behavioural Intention: hasil pertimbangan untung dan rugi dari perilaku tersebut (outcome of behavior ), pentingnya
konsekuensi-konsekuensi yang akan terjadi bagi individu (evaluation regarding of the outcome).
Perilaku adalah sebuah tindakan yang telah dipilih seseorang untuk ditampilkan berdasarkan atas niat yang sudah
terbentuk.
Theory of Reasoned Action
Modifikasi Theory of Reasoned Action menjadi Theory of
Planned Behaviour

Theory of Reasoned Action paling berhasil ketika diaplikasikan pada perilaku yang di bawah kendali individu
sendiri. Jika perilaku tersebut tidak sepenuhnya di bawah kendali atau kemauan individu, meskipun ia sangat
termotivasi oleh sikap dan norma subjektifnya, ia mungkin tidak akan secara nyata menampilkan perilaku tersebut.
Theory of Planned Behaviour memperhitungkan bahwa semua perilaku tidaklah di bawah kendali dan bahwa
perilaku-perilaku tersebut berada pada suatu titik dalam suatu kontinum dari sepenuhnya di bawah kendali
sampai sepenuhnya di luar kendali.
Individu mungkin memiliki kendali sepenuhnya ketika tidak terdapat hambatan apapun untuk menampilkan suatu
perilaku. Dalam keadaan ekstrim yang sebaliknya, mungkin sama sekali tidak terdapat kemungkinan untuk
mengendalikan suatu perilaku karena tidak adanya kesempatan, karena tidak adanya sumber daya atau
ketrampilan.
Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, Ajzen memodifikasi TRA dengan menambahkan anteseden intensi yang ke
tiga yang disebut perceived behavioral control (PBC). Dengan tambahan anteseden ke tiga tersebut, ia menamai
ulang teorinya menjadi Theory of Planned Behavior (TPB).
PBC menunjuk suatu derajat dimana seorang individu merasa bahwa tampil atau tidaknya suatu perilaku yang
dimaksud adalah di bawah pengendaliannya.
Theory of Planned Behaviour
Pengertian
Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan pengembangan lebih
lanjut dari TRA.
Ajzen (1988) menambahkan konstruk yang belum ada dalam TRA,
yaitu kontrol perilaku yang dipersepsi (perceived behavioral control).
Konstruk ini ditambahkan dalam upaya memahami keterbatasan
yang dimiliki individu dalam rangka melakukan perilaku tertentu .
Dengan kata lain, dilakukan atau tidak dilakukannya suatu perilaku
tidak hanya ditentukan oleh sikap dan norma subjektif semata, tetapi
juga persepsi individu terhadap kontrol yang dapat dilakukannya
yang bersumber pada keyakinannya terhadap kontrol tersebut
(control beliefs).
Theory of Planned Behaviour
Theory of Planned Behaviour
Variabel variabel
Latar belakang (background factors): Seperti usia, jenis kelamin, suku, status sosial
ekonomi, suasana hati, sifat kepribadian, dan pengetahuan) mempengaruhi sikap dan
perilaku individu terhadap sesuatu hal.
Sikap: Suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon terhadap suatu objek dalam
bentuk rasa suka atau tidak suka. Terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang
yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.
Norma Subjektif: Merupakan persepsi seseorang terhadap adanya tekanan sosial
untuk menampilkan atau tidak menampilkan tingkah laku.
Kontrol Perilaku yang dirasakan: Merupakan persepsi seseorang tentang kemudahan
atau kesulitan untuk menampilkan tingkah laku, refleksi dari pengalaman masa
lampau individu dan juga halangan atau rintangan untuk menampilkan tingkah laku.
Niat: Seberapa keras seseorang mempunyai keinginana untuk mencoba, seberapa
besar usaha mereka untuk merencanakan, sehingga menampilkan suatu tingkah laku.
Perilaku: Tanggapan atau reaksi seseorang ( individu ) terhadap rangsangan /
lingkungan.
Aplikasi Penerapan Teori Perilaku yang Direncanakan (Theory of Planned Behaviour) dalam
Bidang Kesehatan Ibu dan Anak: Intensi Kehamilan pada Perempuan dengan HIV dan AIDS

Sikap
1. Keyakinan (beliefs) perempuan dengan
HIV/AIDS untuk hamil
2. Evaluasi Konsekuensi

LATAR BELAKANG:
Norma Subjektif
DEMOGRAFI 1. Keyakinan (beliefs) normatif individu atas Intensi kehamilan pada
Usia pasangan, orang tua, dan teman perempuan dengan
Status Pernikahan 2. Motivasi perempuan dengan HIV/AIDS untuk HIV/AIDS
hamil
INFORMASI
Pengetahuan

Perceived Behavioral Control


1. Keyakinan (beliefs) pengendalian
Keputusan untuk memilih
2. Kekuatan faktor pengendalian
hamil pada perempuan
dengan HIV/AIDS
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai