Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASKEB KEHAMILAN

DOSEN PENGAMPUH :
SURIYATI, S.ST., M. Keb.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8:

1. ATRISIAH (F0G020059)
2. RISKI ANITA RAHAYU ( F0G020060)
3. KITRI ANDRIYANI (F0G020072)
4. PIPI ULAN SARI (F0G020069)
5. LARA DWI R ( F0G020085)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya. Sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktunya.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan rekan-rekan
yang telah banyak membantu memberikan sumbang saran sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktunya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya.

Bengkulu,9 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………….………………............
B. Rumusan Masalah………………………………….……...……………………………
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A.Mengembangkan perencanaan asuhan yang komprehensif ...............................................
1. menetapkan kebutuhan tes laboratorium
2. menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan
3. menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional lainnya
4. menetapkan untuk kebutuhan konseling spesifik atau anticipatory guidance
5. menetapkan kebutuhan konseling HIV atau PMS
6. menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan kehamilan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpualan…………………………………………………………………………….
B. Saran……………………………………………………………………….....................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di
dalam tubuhnya, masa ini merupakan masa yang paling penting dalam kehidupan seorang
wanita. Masa ini juga merupakan tahap penyesuaian sebelum memasuki masa menjadi
seorang ibu. Dalam mengembangkan asuhan yang komprehensif hal perlu diperhatikan
adalah: Menetapkan kebutuhan tes labolatorim Menetapkan kebutuhan belajar
Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan Menetapkan kebutuhan
konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional lainnya Menetapkan kebutuhan untuk
konseling spesifik atau anticipatory guidance Menetapkan kebutuhan konseling
HIV/PMS Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan tahap perkembangan kehamilan.
Pemeriksaan laboratorium awal pada wanita dengan resiko ringan meliputi tes
darah berikut: golongan darah dan faktor rhesus (RH), skining antibody, hitung darah
lengkao (hematokrit), rapit plasma reagen (RPR) atau tes lain untuk mendeteksi sipilis,
titer, rubela, HBSAg dan HIV. Banyak juga klinisi melakukan klutur urine. kondisi
umum klien memungkinkan pelaksanaan tes tambahan. Seiring kemajuan tes kehamilan,
tes tambahan seperti skrining tipel serum maternal juga diperlukan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Untuk menetapkan kebutuhan tes laboratorium
2. Untuk menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan
3. Untuk menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional
lainnya
4. Untuk menetapkan untuk kebutuhan konseling spesifik atau anticipatory guidance
5. Untuk menetapkan kebutuhan konseling HIV atau PMS
6. Untuk menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan kehamilan
C. TUJUAN
1. menetapkan kebutuhan tes laboratorium
2. menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan
3. menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional lainnya
4. menetapkan untuk kebutuhan konseling spesifik atau anticipatory guidance
5. menetapkan kebutuhan konseling HIV atau PMS
6. menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan kehamilan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mengembangkan perencanaan asuhan yang komprehensif


1. menetapkan kebutuhan tes laboratorium
Pemeriksaan laboratorium awal pada wanita dengan resiko ringan meliputi
tes darah berikut: golongan darah dan faktor rhesus (RH), skining antibody,
hitung darah lengkao (hematokrit), rapit plasma reagen (RPR) atau tes lain untuk
mendeteksi sipilis, titer, rubela, HBSAg dan HIV. Banyak juga klinisi melakukan
klutur urine. kondisi umum klien memungkinkan pelaksanaan tes tambahan.
Seiring kemajuan tes kehamilan, tes tambahan seperti skrining tipel serum
maternal juga diperlukan.

2. menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan


a. Anemia
Kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah
merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik.
Akibatnya, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen, sehingga membuat
penderita anemia pucat dan mudah lelah.
Anemia dapat terjadi sementara atau dalam jangka panjang, dengan tingkat
keparahan yang bisa ringan sampai berat. Anemia merupakan gangguan darah
atau kelainan hematologi yang terjadi ketika kadar hemoglobin (bagian utama
dari sel darah merah yang mengikat oksigen) berada di bawah normal.
b. Vaginitis
Peradangan pada vagina yang dapat menghasilkan keputihan, gatal, dan nyeri.
Vaginitis biasanya disebabkan oleh perubahan keseimbangan normal bakteri
vagina, infeksi, atau mengurangi tingkat estrogen setelah menopause.
c. Asymtomatic bacterivnia
Asimtomatik adalah suatu kondisi penyakit yang sudah positif diderita, tetapi
tidak memberikan gejala klinis apapun terhadap orang tersebut. Kondisi
asimtomatik mungkin tidak akan ditemukan sampai seseorang melakukan tes
medis berupa sinar-X, pemeriksaan laboratorium klinik, dan jenis
pemeriksaan lainnya. Beberapa penyakit tetap tidak diketahui gejalanya untuk
waktu yang panjang, termasuk beberapa jenis kanker.[1] Asimtomatik juga
umum terjadi pada penularan TORCH oleh ibu ke janin dengan risiko tinggi
terhadap kelainan bawaan atau kematian bayi baru lahir.[2] Kondisi
asimtomatik juga terjadi pada zoonosis, khususnya toksoplasmosis. Kondisi
yang nampak sama dengan manusia yaitu infeksi yang bersifat asimtomatik
d. Infeksi saluran kandung kemih awal
Infeksi kandung kemih adalah penyakit infeksi yang menyerang kandung
kemih. Penyakit ini sering ditandai dengan rasa sakit saat buang air kecil.
Infeksi kandung kemih merupakan salah satu jenis infeksi saluran kemih yang
paling sering terjadi. Penyakit ini lebih sering menyerang wanita
dibandingkan pria. Hal ini disebabkan oleh ukuran uretra (saluran urine dari
kandung kemih ke luar tubuh) yang lebih pendek, dan jarak uretra yang lebih
dekat dengan anus.

3. menetapkan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional lainnya


a. Definisi
Sistem rujukan dalam pelayanan obstetri adalah suatu pelimpahan
tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik
secara vertikal maupun horizontal.
Rujukan vertikal maksudnya rujukan dan komunikasi antara satu unit ke unit lain
yang lebih lengkap. Umpamanya dari rumah sakit kabupaten ke rumah sakit
provinsi atau rumah sakit tipe C ke rumah sakit tipe B yang lebih spesialistis
fasilitas dan personalianya. Sedangkan horizontal maksudnya konsultasi dan
komunikasi antar unit yang ada dalam satu rumah sakit, misalnya antara bagian
kebidanan dan bagian ilmu kesehatan anak.

b. Tujuan Rujukan
1) Agar setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik-
baiknya
2) Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman pendrota atau bahan laboratorium
dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap fasilitasnya
3) Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge
and skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah

c. Kegiatan rujukan dan pelayanan ini antara lain berupa :


1) Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan yang kurang lengkap ke unit
kesehatan yang lebih lengkap
2) Rujukan kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan dan nifas
3) Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya, seperti kasus-kasus
ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis
4) Pengiriman bahan laboratorium
5) Bila penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan
dan kirimkan lagi kepada unit semula, bilamana perlu disertai dengan
keterangan yang lengkap (surat balasan)

d. Kegiatan rujukan informasi medis antara lain berupa :


1) Membalas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan advis
rehabilitas kepada unit yang mengirim
2) Menjalin kerjasama sistem pelaporan data-data medis umumnya dan data-data
parameter pelayanan kebidanan khususnya terutama mengenai kematian
maternal dan perinatal. Hal ini sangat berguna untuk memperoleh angka-angka
secara regional dan nasional.

4. Menetapkan untuk kebutuhan konseling spesifik atau anticippatory


Kebutuhan konseling pada setiap ibu hamil itu berbeda-beda dan konseling yang
diberikan pun harus disesuaikan dengan usia kehamilan dan kebutuhan klien.
Adapun kebutuhan konseling yang ibu hamil perlukan pada trimester I,
diantaranya sebagai berikut:
1. Kebutuhan nutrisi
Pola kenaikan berat badan adalah hal yang penting untuk dipantaukarena
kenaikan berat badan total wanita hamil penting untuk mengetahui berat badan
wanita di awal kehamilan, dan mendukungkemajuannya. Sangatlah penting
bahwa wanita hamil makan dengan polagizi yang sehat.Berat badan yang tetap
atau terjadi sedikit penurunan berat badan selama trimester I adalah hal yang
normal.

2. Tanda-tanda bahaya
Yang harus diwaspadai saat kehamilan trimester I adalah terjadinya kehamilan
ektopik atau kehamilan di luar kandungan dan abortus spontaneous yaitu abortus
yang terjadi dengan sendirinya. Perdarahan pervaginam, hipertensi gravidarum,
nyeri perut bagian bawah, danhiperemesis gravidarum.
Perdarahan pervaginam bisa disebabkan oleh abortus, kehamilan mola, dan
kehamilan ektopik. Klasifikasi hipertensi gravidarum yaitu hipertensi essensial,
hipertensi gestasional, preeklampsia dan eklampsia, preeklampsia dengan
hipertensi kronik, serta hipertensi kronik.
Nyeri perut bagian bawah bisa disebabkan oleh kista ovarium, apendisistis,
kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang pelvik, gastritis, penyakit kantong
empedu, solusio plasenta, infeksi saluran kemih, ataupun karena sistitis.

3. Ketidaknyamanan yang normal pada trimester I


Ketidak nyamann yang terjadi pada trimester I adalah hal yang umum terjadi
misalnya ibu hamil mengalami kelelahan, hal tersebut bisa disebabkan oleh
kurangnya asupan nutrisi atau anemia. Kelelahan yang berlebihan menunjukan
bahwa wanita hamil tersebut mengalami tekanan psikologis atau fisiologis.
Nutrisi yang kurang mungkin jugamenyebabkan kelelahan ketika wanita tersebut
mengalami mual muntah.
Beberapa ketidaknyamanan yang terjadi selama trimester I, yaitu:
a. Mual dan muntah (morning sickness)
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan. Mual dan muntah biasanya timbul pada minggu kedua kehamilan
setelah pembuahan dan terjadi kurang lebih antara minggu ke-6 sampai bulan ke-
4 kehamilan.Timbul gejala mual dan muntah terutama pada pagi hari yang
disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
Keadaan seperti ini bisa diatasi dengan makan dalam jumlah sedikit tapi sering,
jangan makan dalam jumlah atau porsi besar dan berlemak, karena hanya akan
menimbulkan rasa mual, serta makanlah selagi hangat.
Untuk mengatasi mual dan muntah di pagi hari, anjurkan ibu untuk makan
makanan ringan seperti biskuit atau roti ditambah dengan teh manis hangat
sebelum bangun dari tempat tidur.
Bidan menyarankan agar ibu menghubungi dokter atau bidan bila mual-muntah
menjadi sangat hebat, sehingga tidak dapat makan atau minum apapun, dan juga
dapat menimbulkan kekurangan cairan/dehidrasi atau yang disebut dengan
Hyperemesis Gravidarum
b. Sering berkemih
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan
sering buang air kecil (BAK). Keadaan ini terjadi pada bulan pertama kehamilan
karena pada saat itu terjadi pembesaran uterus, akan tetapi pada trimester II sudah
menghilang dan timbul lagi pada trimester III karena terjadi penekanan
kandungkemih oleh turunnya kepala bayi. Kita harus memberitahu pada ibu
bahwa jangan mengurangi pemasukan cairan/ minum untuk mengatasi masalah
ini karena ibu hamil membutuhkan cairan yang lebih pada saat kehamilan.
Cara mengatasinya yang dapat kita lakukan untuk mengurangi frekuensi
berkemih ini adalah menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi dan mengurangi
asupan cairan sebelum tidur malam, sehingga wanita tidak perlu bolak-balik ke
kamar mandi ketika tidur.
Oleh karena itu, ibu hamil juga tidak dianjurkan untuk minum kopi ataupun teh
karena kopi dan teh mengandung kafein yang dapat meningkatkan denyut jantung
dan tekanan darah, disamping bisa menyebabkan iritasi lambung. Kafein bersifat
diuretik sehingga ibu menjadi sering buang air kecil akibatnya mengurangi
jumlah mineral penting seperti: kalium, kalsium dan magnesium dalam
tubuh.Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit tubuh padahal
keseimbangan elektrolit tubuh berfungsi menjaga kerja jantung dan alat-alat
tubuh lain dengan baik.
c. Merasa lemah dan letih
Rasa lelah dan capek merupakan tanda umum kehamilan dan akan muncul
sekitar 8-10 minggu pertama kehamilan. Tubuh anda berusaha menyesuaikan diri
dengan perubahan hormon dan metabolisme yang ada. Hormon yang semakin
meningkat pun dapat mengganggu pola tidur anda.
Ada ibu hamil yang menjadi gampang mengantuk atau sebaliknya menjasi sangat
susah tidur di waktu malam hari. Sekitar 90% kasus kelelahan pada wanita
hamila akan menghilang sekitar minggu ke-12 kehamilan. Kelelahan juga dapat
disertai dengan rasa sakit kepala. Sakit kepala yang muncul pada masa awal
kehamilan disebabkan karena adanya peningkatan sirkulasi darah akibat
perubahan hormonal. Metode untuk meredakannya adalah meyakinkan kembali
wanita tersebut bahwa keletihan adalah hal yang normal dan bahwa keletihan
akan hilang secara spontan pada trimester II. Pengetahuan ini akan membantu
wanita untuk sering beristirahat selama siang hari jika memungkinkan hingga
kelelahannya hilang.
Latihan ringan dan nutrisi yang baik juga dapat membantu mengatasi keletihan
ini. Untuk keluhan sakit kepala bisa diatasi dengan beristirahat dan makanlah
dengan porsi makan sedikit tapi sering biasanya dapat menolong. Bila sakit
kepala semakin terasa berat beri tahu ibu untuk secepatnya hubungi dokter atau
bidan (pada kehamilan lanjut sakit kepala dapat menjadi tanda pre-eklampsia,
yang biasanya disertai dengan peningkatan tekanan darah dan kaki-tangan
bengkak).
d. Perubahan mood atau emosi
Pada trimester awal kehamilan terjadi perubahan emosional menjadi tidak stabil,
hal ini karena adanya perubahan hormone. Hal yang bisa disarankan bidan
kepada klien yang mengalami keluhan seperti ini mungkin bidan bisa
memberikan konseling, misalnya menyarankan ibu agar bercerita tentang
perasaannya kepada orang terdekat, bidan atau dokter. Karena ini salah satu cara
untuk mengurangi emosi yang terjadi.
e. Sinkope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini
menghilang setelah umur hamil 16 minggu.Bila ibu sering merasa seperti ingin
pingsan sarankan ibu untuk segera periksa ke dokter karena kemungkinan ibu
mengalami anemia.
f. Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat mengahambat gerak peristaltik usus yang
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar (BAB). Ini biasanya terjadi pada
trimester awal kehamilan. Tablet zat besi (iron) juga biasanya menyebabkan
masalah konstipasi ini selain itu zat besi tablet akan menyebabkan warna
fesesmenjadi kehitaman. Keadaan seperti ini bisa diatasi dengan:
1) Asupan cairan yang adekuat, yakni minum air minimal 8 gelas per hari
dalam ukuran gelas minum.
2) Konsumsi buah atau jus , karena merupakan laktasif ringan alami.
3) Istirahat cukup, hal ini memerlukan periode istirahat pada siang hari
4) Minum air hangat (misal air putih dan teh) saat bangkit dari tempat tidur
untuk menstimulasi peristaltik.
5) Makan makanan berserat, dan mengandung serat alami (misal selada, daun
seledri, kulit padi).
6) Miliki pola defekasi yang baik dan teratur. Hal ini mencakup penyediaan
waktu yang teratur untuk melakukan defekasi dan kesadaran untuk tidak
mengacuhkan dorongan atau menunda defekasi.
7) Lakukan latihan secara umum, berjalan setiap hari, mempertahankan postur
yang baik, mekanisme yang baik, latihan kontraksi otot abdomen bagian
bawah secara teratur. Semua kegiatan ini memfasilitasi sirkulasi vena
sehingga mencegah kongesti pada usus besar.
8) Konsumsi laksatif ringan, pelunak feses, dan supositoria gliserin jika ada
indikasi.
Peran bidan dalam menghadapi klien yang sedang mengalami keluhan-keluhan
diatas, adalah:
1) Bidan harus bisa memberikan solusi dalam mengatasi mual-muntah yang
sangat dirasakan tidak nyaman oleh klien. Misal menyarankan kepada klien
untuk makan sedikittapi sering, jauhkan dari makanan yang baunya
merangsang yang menimbulkan perasaan ingin muntah.
2) Memberitahukan kepada ibu hamil bahwa tidak dibolehkan untuk
mengkonsumsi obat-obatah diluar petunjuk dokter, karena padatrimester I ini
pertumbuhan janin sedang mulai berkembang danada beberapa obat yang bisa
memberi pengaruh buruk pada janin,misal tetrasiklin bisa menyebabkan
kecacatan pada bayi.
3) Memberikan informasi mengenai gizi dan nutrisi apa saja yang baik untuk
dikonsumsi oleh ibu hamil agar kesehatan ibu dan bayinya tetap terjaga.
4. Aktivitas seksual
Kehamilan dan persalinan adalah semua bentuk ekspresi seksualitas perempuan
yang erat kaitannya dengan pengalaman fisiologis dan psikologis. Pasangan dapat
berpartisipasi dalam aktivitas seksual tetapi menahan diri dari hubungan karena
budaya tabuh terhadap aktivitas seksual selama kehamilan atau karena mitos
tentang bahaya hubungan seksual selama kehamilan.

5. General hygiene
Wanita hamil mungkin lebih sering mandi karena pada saat kehamilan, kulit
menjadi lebih berminyak, berkeringat dan terjadi peningkatan keputihan.
Pemberian konseling mengenai personal hygiene sangat penting diberikan dari
awal kehamilan untuk meningkatkan derajat kesehatannya.

6. Promosi kesejahteraan (Promotion of Safety)


Rumah dan tempat kerja dapat menyebabkan ibu hamil terkontaminasi dari
berbagai zat berbahaya. Zat berbahaya tersebut dapat masuk melalui saluran
pernapasan, kontak dengan kulit dan saluran pencernaanyang dapat menyebabkan
gangguan pada perkembangan janin.

7. Konsumsi obat-obatan
Jika saat kehamilan trimester I seorang ibu hamil memiliki kebiasaan buruk
seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, sering memakai obat tanpa resep dokter
hal tersebut dapat membahayakan kehamilannya, dalam hal ini peran bidan
adalah membantu ibu hamil dalam meningkatkan derajat kesehatannya, dengan
memberikan informasi mengenai dampak dari penggunaan kafein, obat bebas,
rokok dan alkohol yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dapat
membantu ibu untuk mengurangi kebisaan buruknya tersebut.

5. Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS


Konseling adalah kebutuhan proses komunikasi dengan pembahasan masalah-
masalah antara individu dengan konselor (orang yang sudah mengikuti
pembelajaran untuk mengatasi masalah PMS)
AIDS adalah Penyakit Menular Seksual yang paling sering didengar yang
disebabkan oleh HIV (Human Imunodeficiency Virus), virus ini menyerang
manusia dan menyerang sistem kekebalan (imun) tubuh, sehingga tubuh menjadi
lemah dalam melawan infeksi dengan kata lain kehadiran virus ini dalam tubuh
akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. Selama ini ketakutan
orang tentang AIDS sangat besar karena sejauh ini belum dapat disembuhkan
oleh obat-obatan yang dapat membantu perawatan mereka tetapi obat-obatan
yang ada pada saat ini belum bisa menyembuhkan hanya dapat menghambat
kerja virus. Di Indonesia bayi maupun orang dewasa banyak yang sudah mngidap
penyakit AIDS karena itu kita harus waspada terhadap bahaya penularan AIDS.
Konseling HIV/AIDS merupakan komunikasi bersifat rahasia antaraklien dan
konselor bertujuan meningkatkan kemampuan menghadapi stresdan mengambil
keputusan berkaitan dengan HIV/AIDS.
Catatan khusus tentang HIV/ AIDS
a) Kita tidak bisa melihat apakah seseorang terkena HIV/ AIDS hanya
berdasarkan penampilannya.
b) AIDS tidak dapat dicegah dengan obat-obatan, suntikan atau jamu-jamuan.
c) AIDS belum dapat disembuhkan dan dapat berakibat kematian.
d) AIDS dapat menular dengan cara yang sama dengan PMS yang lainnya.
e) Penampakan AIDS sama seperti penyakit yang mengenai orang biasa, seperti
TBC, Tumor, Radang paru, Infeksi saluran pencernaan dll.
f) AIDS dapat dicegah dengan cara hanya berhubungan seks dengan seorang
pasangan yang juga hanya berhubungan seksual dengan kita, atau dengan
menggunakan kondom setiap kali berhubungan seksual.
Proses konselingtermasuk evaluasi risiko personal penularan HIV, fasilitasi
pencegahan perilaku dan evaluasi penyesuaian diri ketika klien menghadapi hasil
tes positif. (World Health Organisation) Konseling HIV/AIDS memiliki
perbedaan dengan konseling secara umum dalam hal:
1. Membantu klien melakukan informed consent untuk tes HIV, CD4, atau
Viral load.
2. Layanan konseling pra dan pasca tes.
3. Penilaian mengenai perilaku berisiko klien terhadap infeksi HIV(baik
menularkan atau tertular).
4. Penggalian sejarah perilaku seks dan sejarah kesehatan klien.
5. Memfasilitatsi perubahan perilaku
6. Konfidensialitas klien sangat penting jika menyangkut isu stigma dan
diskriminasi
7. Kelompok-kelompok khusus (pecandu napza, penjaja seks, laki-laki
berhubungan seks dengan laki-laki, waria, pekerja migran, suku asli, dan
pengungsi) menghadapi isu diskriminasi ganda, yaitu sebagai bagian dari
kelompok khusus yang dikucilkan masyarakat dan sebagai orang yang selalu
dianggap berisiko terhadap atau telah terinfeksi HIV.
Konseling HIV/AIDS merupakan proses dengan tiga tujuan umum:
1) Menyediakan dukungan psikologis, misalnya: dukungan yang berkaitan
dengan kesejahteraan emosi, psikologis, sosial dan spiritual seseorang yang
mengidap virus HIV atau virus lainnya.
2) Pencegahan penularan HIV dengan menyediakan informasi tentang
perilaku berisiko (seperti seks aman atau penggunaan jarum bersama)dan
membantu orang dalam mengembangkan keterampilan pribadiyang diperlukan
untuk perubahan perilaku dan negosiasi praktek lebihaman.
3) Memastikan efektivitas rujukan kesehatan, terapi, dan perawatanmelalui
pemecahan masalah kepatuhan berobat.

6. Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan kehamilan


Jadwal kunjungan pranatal yang direkomendasikan:
1) Nulipara Multipara
2) Kunjungan pertama 6-8 minggu
3) Kunjungan kedua dalam 4 minggu setelah kunjungan pertama
4) Kunjungan ketiga 14-16 minggu
5) Kunjungan keempat 24-28 minggu
6) Kunjungan kelima 32 minggu
7) Kunjungan keenam 36 minggu
8) Kunjungan ketujuh 38 minggu
9) Kunjungan kedelapan 40 minggu
10) Kunjungan kesembilan 41 minggu

Menurut WHO minimal ibu hamil melakukan kunjungan kehamilan 4x:


a. Kunjungan I : dilakukan sebelum minggu ke-14 (pada trimester I)
b. Kunjungan II: dilakukan sebelum minggu ke-28 (pada Trimester II)
c. Kunjungan III: dilakukan sebelum minggu 28-36 (pada TrimesterIII)
d. Kunjungan IV: dilakukan sebelum minggu ke-36 (pada TrimesterIII).
tetapi jika ibu mengalami gangguan kehamilannya atau mengalami tanda bahaya
dalam kehamilan maka ibu segera mengunjungi tenaga kesehatan lainnya.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam mengembangkan asuhan yang komprehensif hal perlu diperhatikan adalah:
Menetapkan kebutuhan tes labolatorim Menetapkan kebutuhan belajar Menetapkan kebutuhan
untuk pengobatan komplikasi ringan Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga
profesional lainnya Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory guidance
Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan tahap
perkembangan kehamilan.
B. SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi pembaca kami
menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk penyempurnaan kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/documents/makalah-askeb-kel-14.html

http://sofiecutes-ayusofie.blogspot.com/p/menetapkan-kebutuhan-konsultasi-atau.html?m=1

http://warungbidan.blogspot.com/2016/08/rpp-mengembangkan-perencanaan-asuhan.html?m=1

https://id.scribd.com/doc/142536711/Mengembangkan-Perencanaan-Asuhan-Yang-
Komprehensif

Anda mungkin juga menyukai